Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perencanaan persimpangan ditujukan untuk mengurangi titik konflik di persimpangan jalan, mengurangi kecelakaan lalu lintas, mengurangi waktu tundaan dan mengoptimalkan arus lalu lintas. Proses perencanaan persimpangan memerlukan waktu dan tingkat keahlian dari perencana. Sehingga adanya perangkat pendukung yang memadai akan membantu serta mengoptimalkan perencanaan persimpangan dan waktu yang dibutuhkan untuk merencanakan persimpangan tersebut. Tujuan pengembangkan perangkat lunak uni adalah untuk membantu perencanaan geometrik persimpangan tidak sebidang empat kaki simpang.Yang dimaksud dengan perencanaan geometrik adalah meliputi perencanaan jumlah dan lebar lajur, jarak pandang, kelandaian, daerah penggabungan (merge) dan pemisahan (diverge), dan penentuan radius ramp serta radius loop. Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 5.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan pengembangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan geometrik persimpangan tidak sebidang, dengan menggunakan standar-standar dan referensi yang memiliki kelebihan-kelebihan dan dapat diterapkan di Indonesia seperti standar Bina Marga, standar AASHTO, standar Inggris TD 22/92. Hasil pengembangan program Intersign 5.0 yaitu merencanakan geometrik persimpangan tidak sebidang empat kaki simpang sehingga dari suatu bentuk persimpangan didapat perencanaan geometriknya berupa lebar dan jumlah lajur, jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap, jari-jari ramp, jari-jari loop, kelandaian, bentuk daerah penggabungan dan pemisahan, dimensinya serta gambar detail per titiknya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu persimpangan tidak sebidang dirancang untuk memberikan tingkat kehandalan yang tinggi dalam menampung arus laiu lintas yang memasuki suatu persimpangan Hntersection). Kondisi optimum adalah tidak terjadinya gangguan atau kontiik pada setiap komponeh arah pergerakan -pada setiap kaki simpang sedemikian rupa sehingga tundaan yang terjadi minimum. Tetapi faktor biaya konstruksi dan ketersediaan iahan kerap menjadi kendala dalam pemilihan suatu persimpangan. `OIeh karena itu pemilihan tipe persimpangan empat kaki simpang tidak sebidang atau simpang susun (interchanges) empat kaki simpang hams dilakukan secara akurat untuk memperoleh fungsi yang optimal dari suatu persimpangan.
Perancangan persimpangan khususnya pada tahap pemilihan poia persimpangan tidak sebidang merupakan suatu pekeljaan yang memakan waktu dan hal ini memerlukan tingkat keahlian tertentu dan seorang insinyur perencana. Selain dari banyaknya variabel yang harus diperhitungkan _ dalam perencanaannya, suatu algoritma pemilihan yang baku belum ada. Pada penelitian ini dicoba disusun suatu algontma pendekatan untuk pemilihan tipe persimpangan empat kaki simpang tidak sebidang dengan variabel utama volume Ialu lintas. Berdasarkan referensi yang digunakan, terdapat 32 bentuk umum yang sering digunakan. Algoritma yang dirancang digunakan untuk memilih salah satu bentuk dari ke-32 bentuk tersbut_ Bentuk-bentuk lain yang mungkin muncul akan diarahkan ke salah satu bentuk (dan 32 bentuk umum)
yang paling mendekati. Kriteria pemilihan berdasarkan kurva pemilihan jenis persimpangan dari Transport and Road Research Laboratory 1991.
Suatu bentuk simpang susun terdiri dari gabungan Iintasan-Iintasan lurus, Iintasan belok kiri dan lintasan belok kanan dari setiap kakinya. Lintasan-Iintasan ini amat khas baik bentuk maupun daya tampung arus kendaraannya. Hal inilah yang mendasari pemilihan bentuk simpang susun. Variasi Iintasan-lintasan tersebut diinterpretasikan ke dalam bentuk matriks sehingga proses pemilihan dapat dilakukan secara numerik.
Algonlma yang dirancang telah diaplikasikan dalam suatu perangkat lunak Intersign 5.0 yang ditulis dalam bahasa pemrograman Microsoft” Visual Basic 5.0"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Persimpangan Bundaran dapat dikatakan merupakan tipe persimpangan yang jarang digunakan. Hal ini terjadi karena kekurang-tahuan masyarakat akan keuntungan dan kerugian dari penggunaan persimpangan bundaran itu sendiri. Skripsi ini menjelaskan tipe-tipe bundaran, karakteristik tiap tipe-tipe tersebut serta perencanaan geometrinya. Tipe-tipe bundaran yang terdapat pada skripsi ini adalah Normal Roundabout, Mini Roundabout, Double Roundabout, Ring Junction, One Bridge Roundabout, Two Bridge Roundabout dan Signalised Roundabout. Perencanaan geometrik yang dikembangkan dalam perangkat lunak ini adalah meliputi perencanaan jumlah dan lebar lajur, jarak pandang, kelandaian, diameter pulau, lajur pemisahan belok kiri dan marka jalan. Adapun standar yang digunakan adalah TD 42/84 dan peraturan - peraturan lainnya yang diperlukan dalam perhitungan kapasitas dan tundaan yang terjadi pada persimpangan bundaran. Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 5.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan pengembangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan geometrik persimpangan bundaran. Perangkat lunak ini diberi nama Intersign S.O. Hasil penggunaan Intersign 5.0 dapat memberi rekomendasi perencanaan geometrik persimpangan dari tipe-tipe persimpangan bundaran untuk tiga kaki simpang atau lebih."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alloysius Joko P.
"
ABSTRAK
Pemilihan jenis persimpangan dan perencanaan geometrik persimpangan sebagai elemen dari perencanaan persimpangan tidak sebidang harus dirancang dengan cermat agar persimpangan dapat berfungsi secara optimal. Proses perencanaan persimpangan tidak sebidang memerlukan waktu dan tingkat keahlian pada perencana. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang terbaik pada perencanaan persimpangan tidak sebidang, khususnya tiga kaki simpang, maka dikembangkan perangkat lunak yang bersifat interaktif untuk perencanaan persimpangan tidak sebidang tiga kaki simpang.
Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 3.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan perancangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan persimpangan yaitu pemilihan jenis persimpangan dan perencanaan geometri persimpangan. Tahap-tahap ini merupakan modul terpisah yang dapat disatukan dan diatur dengan membuat satu program utama. Secara keseluruhan paket perangkat lunak perencanaan ini diberi nama Intersign 1.1
Hasil penggunaan intersign 1.1. dapat memberikan rekomendasi pola persimpangan tidak sebidang tiga kaki simpang dan perencanaan geometri persimpangan tersebut. Intersign merupakan perangkat lunak yang bersifat terbuka dan dapat dimodifikasikan secara mudah sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat mendapatkan prototipe yang lebih komprehensif dan handal untuk perencanaan persimpangan.
"
1997
S34536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemilihan jenis pesimpangan, perencanaan geometrik persimpangan dan perencanaan pengaturan lampu lalu lintas serta bundaran, sebagai elemen dari perencanaan persimpangan hams dirancang secara cermat agar persimpangan berfungsi secara optimal dengan biaya yang ada. Proses perencanaan biaya persimpangan ini memerlukan waktu dan tingkat keahlian dari perencana. Untuk itu dibuat suatu model pemrograman untuk membantu perencana dalam merencanakan biaya persimpangan yang paling menguntungkan, baik dari segi kualitas dan efisiensi biaya yang dipakai. Pengembangan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 5.0. Proses pengembangannya meliputi konsep dan perancangan program yang dibuat berdasarkan tahap-tahap perencanaan persimpangan yang selanjutnya dihitung biaya persimpangannya. Tahap-tahap ini merupakan modul terpisah yang dapat disatukan dan diatur dengan membuat program utama. Secara keseluruhan paket perangkat lunak perencanaan biaya persimpangan ini diberi nama Intersign versi 5.0. Hasil penggunaan Intersign memberikan rekomendasi besarnya biaya persimpangan. Intersign merupakan perangkat lunak yang bersifat terbuka dan dapat dimodifikasikan secara mudah sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendapatkan prototipe yang lebih komprehensif dan handal untuk perencanaan biaya persimpangan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Wisnu Pranowo
"Perencanaan suatu persimpangan adalah sesuatu yang sangat penting, karena dengan mengatur persimpangan maka kita juga dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi dan mengefektifkan persimpangan tersebut. Salah satu cara untuk merencanakannya adalah dengan mengendalikan signal setting. Untuk membantu seorang perencana mendesain signal setting suatu persimpangan, maka dibuatlah perangkat lunak untuk perencanaan signal setting. Kesulitan yang terjadi dalam perhitungan waktu lampu lalu lintas adalah karena arus lalu lintas yang terjadi pada suatu ruas jalan mengalami suatu fluktuasi yang cukup besar terutama fluktuasi antara peak hour dengan waktu-waktu antaranya. Hal ini menyebabkan perhitungan lampu lalu lintas secara pre setting cycle time tidak akan mampu menghasilkan suatu sistem persimpangan yang optimum, karena dapat menimbulkan kemacetan dan delay (tundaan) yang akan mengganggu pengguna jalan tersebut. Untuk mensiasati hal tersebut, maka pendesainan lampu lalu lintas ini dapat dilakukan dengan memperhitungkan demand yang ada pada simpang tersebut. Cara yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode demand responsive. Sehingga perangkat lunak yang dibuat ini khusus hanya memperhitungkan perencanaan lampu lalu lintas secara demand responsive. Dalam pengembangan perangkat lunak ini dipakai bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 5 karena sifatnya yang user friendly dan memiliki tampilan gratis yang cukup baik. Sedangkan program yang dihasilkan yaitu Intersign versi 5.0 adalah pengembangan dari program Intersign versi 1.0 yang telah ada sebelumnya. Perangkat lunak ini merupakan suatu program yang bersifat terbuka dan mudah untuk dimodifikasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih handal."
1999
S34921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Maharani Ardiasih
"
Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel prediktor. Model regresi yang sering digunakan adalah model regresi linier dengan asumsi variabel respon berdistribusi normal. Pengembangan dari model regresi linier adalah Generalized Linear Model (GLM). Salah satu komponen dari GLM adalah fungsi penghubung yang digunakan untuk menghubungkan variabel respon dengan prediktor linier. Pemilihan fungsi penghubung ini bergantung pada jenis variabel respon. Pada variabel respon kategorik di mana tidak ada keterurutan (nominal), salah satu GLM yang dapat digunakan adalah model dengan fungsi penghubung probit. Namun, model ini tidak dapat digunakan untuk variabel respon kategorik dengan keterurutan (ordinal). Untuk itu, dikembangkan model ordered probit untuk menganalisis variabel respon ordinal dengan fungsi penghubung probit. Namun, jika kategori 0 memiliki observasi yang lebih banyak dibandingkan kategori lainnya, maka terjadi zero-inflation pada data respon. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya overdispersi yang berakibat pada kesalahan interpretasi model dan kesalahan pengambilan kesimpulan. Untuk itu, diperlukan pengembangan dari model ordered probit, yaitu model zero-inflated ordered probit. Estimasi parameter model zero- inflated ordered probit dilakukan menggunakan metode maximum likelihood. Implementasi dari model zero-inflated ordered probit digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan cedera akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan data kecelakaan lalu lintas. Sebagai variabel respon ordinal pada model zero-inflated ordered probit adalah tingkat keparahan cedera yang memiliki tiga kategori, yaitu tidak terjadi cedera berat, cedera serius, dan cedera fatal. Pada data tersebut, kategori tidak terjadi cedera berat (0) memiliki observasi yang lebih banyak dibandingkan kategori lainnya sehingga terjadi zero-inflation. Sebagai variabel prediktor pada model zero-inflated ordered probit adalah jumlah kendaraan yang terlibat dan jumlah korban jiwa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model zero-inflated ordered probit dengan jumlah kendaraan yang terlibat sebagai inflation variable dan jumlah korban jiwa sebagai variabel prediktor merupakan model terbaik. Model ini memberikan prediksi yang sesuai dengan nilai sebenarnya dengan akurasi 85,36%. Diperoleh pula nilai AIC dari model ini sebesar 2614,282.

Regression analysis is a statistical method used to determine the pattern of relationship between a response variable and one or more predictor variables. The regression model that is often used is the linear regression model with the assumption that the response variable is normally distributed. The development of the linear regression model is the Generalized Linear Model (GLM). One of the components of GLM is a link function which is used to connect response variables with linear predictors. The choice of this connecting function depends on the type of response variable. For categorical response variables where there is no ordering (nominal), one GLM that can be used is a model with probit link function. However, this model cannot be used for categorical response variables with ordinal order. For this reason, ordered probit model was developed to analyze ordinal response variables with a probit link function. However, if category 0 has more observations than other categories, then zero-inflation occurs in the data response. This can cause overdispersion which results in misinterpretation of the model and wrong conclusions. For this reason, it is necessary to develop ordered probit model, namely zero- inflated ordered probit model. Zero-inflated ordered probit model parameter estimation was estimated using maximum likelihood method. The implementation of zero-inflated ordered probit model is used to predict the severity of injuries resulting from traffic accidents based on traffic accident data. As an ordinal response variable in the zero- inflated ordered probit model is the severity of injury which has three categories, namely slight injury, serious injury, and fatal injury. In this data, the category of slight injury (0) has more observations than other categories, resulting in zero-inflation. As predictor variables in the zero-inflated ordered probit model are the number of vehicles involved and the number of casualties. The results of this research conclude that the zero-inflated ordered probit model with the number of vehicles involved as the inflation variable and the number of fatalities as the predictor variable is the best model. This model provides predictions that match the actual values with an accuracy of 85,36%. The AIC value of this model was also obtained at 2614,282."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Rachmat Fauzi
"Salah satu permasalahan transportasi di Indonesia adalah semakin meningkatnya jumlah kecelakaan yang dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu pengemudi, kendaraan, jalan raya dan lingkungan. Selama ini antisipasi pencegahan kecelakaan dilakukan berdasarkan data kecelakaan yang telah terjadi. Sedangkan suatu kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya kecelakaan luput dari pengamatan dan dianggap kejadian biasa. Kecepatan yang di atas rata-rata juga akan dianggap normal jika tidak menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu telah dikembangkan suatu metode yaitu Traffict Conflict Technique (TCT) yang didesain untuk dapat memberikan gambaran tentang tingkat keselamatan. TCT adalah salah satu metode untuk mengobservasi yang dilakukan dengan cara mendata kecelakaan yang hampir terjadi (near-missed accident) serta melihat pola terjadinya kecelakaan. TCT dikembangkan oleh Department of Traffic Planning and Engineering di Lund University di Swedia. Analisis yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode TCT yang diaplikasikan pada data pengamatan titik-titik lalu lintas yang memiliki potensial terhadap terjadinya kecelakaan, meskipun titik-titik lalu lintas tersebut berdasarkan data historis dari kepolisian atau Direktorat Lalu Lintas (DITLANTAS) selama ini belum menunjukkan terjadinya kecelakaan.
Penelitian menggunakan data sekunder dan hasil survey. Data sekunder yang digunakan adalah data kecelakaan yang diperoleh dari kepolisian setempat atau Direktorat Lalu Lintas (DITLANTAS). Lokasi studi adalah persimpangan Jl. Margonda - Jl. Siliwangi Depok Jawa Barat yang memiliki jumlah kejadian kecelakaan yang relatif sedikit, sehingga penggunaan metode TCT yang dilakukan adalah dalam skala mikro yang bertujuan mencapai - zero accident -. Namun demikian, hasil dari penggunaan metode TCT dapat dikembangkan untuk skala tingkat kejadian yang lebih besar dan dapat diterapkan di lokasi lain. Berdasarkan data kecelakaan dari Satuan Lalu Lintas Wilayah Depok diketahui bahwa kecelakaan pada persimpangan Jl. Margonda - Jl. Siliwangi tidak terdeteksi selama kurun waktu 3 tahun terakhir, sehingga tidak dapat diketahui bahwa persimpangan ini berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran untuk memperkirakan kecelakaan sehingga akan dapat dilakukan upaya-upaya atau tindakan preventif untuk peningkatan keselamatan lalu lintas yang bertujuan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan dengan cara mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi.

One of transportation problem in Indonesia is the increasing number of accidents which are caused from some factors; driver, machine and environment. At present, the anticipation or prevention of accidents is usually conducted by observing the previous accident data. In observation, the events where accident is almost happened are neglected and even considered as common events. The vehicle speed above average will also be considered normal if it is not resulting into an accident. Therefore, there is a method which designed to give an illustration about the traffic safety level, which so called Traffic Conflict Technique (TCT). TCT is a method to observe the traffic which conducted by counting some data where accident is almost happened (near-missed accident) and also by observing the accident pattern. TCT was developed by the Department of Traffic Planning and Engineering, Lund University in Sweden. The analysis was carried out by applying TCT method to the observation data of potentiallyaccident traffic points, even though the historical data from the Police Office or from Direktorat Lalu Lintas (DITLANTAS) (Directorate of Traffic) shows that there is no accident formerly happened in that traffic points.
This analysis was based on secondary data and survey results. The secondary data which was used is the accident data from the local Police Office or from DITLANTAS. The location of the study, Jl. Margonda ' Jl. Siliwangi Intersection in Depok, West Java, has a small number of accidents. Therefore TCT method in this study was conducted in micro scale which aims to reach 'zero accident'. However the result of this study can also be implemented in bigger scale and in other location. According to the data from Satuan Lalu Lintas (Traffic Unit) Depok region, the accident was not found during the last 3 years.
Results of this research are expected to be able to provide an illustration to estimate an accident so that some preventive actions can be conducted to increase the traffic safety which at the end aiming to increase the safety and comfortability of the road users by mitigating the risk probability."
2008
S35321
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Prayuda
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>