Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Budianto
"Pengendalian proyek adalah suatu proses pengelolaan proyek untuk mengambil tindakan-tindakan yang spesifik berdasarkan pada analisa dari laporan status proyek dan penyimpangan yang terjadi, serta melaporkan status tindakan lanjutan yang telah dilakukan dalam mengarahkan pekerjaan agar proyek memenuhi biaya, jadwal, dan kualitas yang telah direncanakan semula. Proses perencanaan yang sebagian besar disusun berdasarkan perkiraan dan asumsi keadaan yang akan datang belum tentu dapat menjamin sebuah proyek dapat berjalan dengan lancar atau sering terjadi penyimpangan.
Penyimpangan yang terjadi dapat kita tinjau dalam beberapa aspek, antara lain material, alat, tenaga kerja, biaya overhead, dan subkontraktor. Masalah pengendalian biaya material merupakan masalah yang umum terjadi dan sering sulit dikendalikan pada proyek konstruksi. Dampak penyimpangan umumnya ditandai dengan kondisi cost overrun dimana hal ini dapat terjadi dikarenakan tidak cukup tersedianya data dan informasi mengenai tingginya tingkat resiko pada manajemen material dan juga dikarenakan munculnya masalah-masalah yang dapat menurunkan kinerja dari material.
Dibutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tingkat resiko (level of risk) dari berbagai sumber resiko dan berapa besar peluang munculnya suatu resiko dalam pengendalian biaya material serta diperlukan suatu tindakan koreksi untuk dapatmengantisipasi resiko yang mungkin dapat terjadi sehingga suatu kondisi cost overrun pada suatu proyek konstruksi dapat kita hindari.
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa berbagai sumber resiko dalam suatu regresi dengan menggunakan software komputer SPSS dan dilakukan simulasi dengan bantuak program Crystal Ball, sehingga dapat diketahui level of risk dari sumber resiko yang dapat menyebabkan kinerja proyek mengalami cost overrun. Dengan menganalisa berbagai sumber resiko, kita dapat menentukan sumber-sumber resiko manakah yang memiliki dampak dan pengaruh yang tinggi terhadap kinerja biaya proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Iswoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninna Faradilla Keumaladewi
"Aspek finansial merupakan salah sam sumber utama timbulnya risiko yang umum untuk setiap proyek konstruksi. Salah satu risiko yang dapat timbul adalah buruknya kinerja biaya proyek. Yang menjadi parameter dalam menentukan keberhasilan kinerja biaya proyek dalam aspek finansial adalah rencana biaya dan realisasinya di lapangan.
Hal tersebut dipengaruhi oleh:
- Ketersediaan dana dan kecukupan asuransi
- Penyediaan aliran kas yang cukup
- Kehilangan akibat kontlaktor I supplier
- Fluktuasi nilai lukar dan inflasi
- Perpajakan
- Suku bunga
- Biaya pinjaman
Karena ketidakpastian elemen-elemen tersebut di atas bukan saja mempengaruhi pendapatan tetapi juga dapat menentukan kelangsungan berjalannya suatu proyek. Penyelesaian permasalahan diatas dengan pengidentifikasian risiko. Identifikasi terhadap bagian-bagian yang kritis dari risiko adalah Iangkah perlama untuk melaksanakan penilaian risiko dengan berhasil. Skripsi ini membahas pengaruh risiko aspek finansial yang telah diidentifikasi tersebut terhadap kinerja biaya pada proyek jasa konstruksi.
Dari hasil pengidentifikasian, didapatkan lima sumber risiko aspek finansial yang menyebabkan tingkat risiko tertinggi yang akan dialami oleh suatu proyek jasa konstruksi, yaitu:
1. Ketersediaan dana
2. Penyediaan aliran kas yang cukup
3. Kehilangan akibat subkonlmktor / supplier
4. Fluktuasi nilai tukar dan inflasi
5. Kecukupan asuransi
Dari hasil korelasi, didapatkan bahwa sumber risiko tersebut berpengaruh
negatif terhadap kinerja biaya proyek. Bila tingkatan risiko tersebut bertambah
maka kinerja biaya akan mengalami penurunan, sebaliknya jika tingkatan risiko
itu berkurang maka akan didapatkan kinerja biaya yang maksimal.

A financial aspect represents one of main source of appearing a risk which is
common to every construction project. One of the risk that can be appeared is the badness of project cost performances. The parameters in determining the successful performances of project cost of a financial aspect is a budget plan and its realization on the field.
Those are influenced by the following matters:
- The availability of fund and the sufficiency of insurance
- Cash flow availability
- The effects of loosing caused by subcontractors and suppliers
- Exchange rate fluctuation and inflation
- Taxation
- Rate of interest
- Loan expenses
Because the uncertainty of elements mentioned above is not only to influence eamings but also to determine the continuity of project. Problem solving above is implemented by identifying the risks. Identifying to critical parts of risk is a first step to do risk evaluation successfully. This research describes the influencing of risks of financial aspect that have been identified to cost performance on project construction.
Having been observed is obtained five sources of financial aspect risk which causes a highest level which will be experienced by a project of construction service, namely:
1. The availibility of fund
2. The sufficiency of cash flow availability
3. The effects of loosing caused by subcontractors I suppliers
4. Inflation and rate of interest fluctuation
5. The sufficiency of insurance
From result of correlation, it is obtained that the source of those risks have negative influences to cost performance. If the risk level increases, the cost performance will decrease, on the other hand if the risk level decreases, the cost performance will increase maximally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Riazaldi
"Pada proses konstruksi, tahap pelaksanaan merupakan salah satu tahap konstruksi yang memegang peranan penting dari hasil akhir suatu konstruksi, seperti biaya, kualitas dan waktu. Sementara itu dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah modal besar yang harus dikeluarkan di mana rentan terhadap resiko kegagalan.
Sedangkan kegiatan-kegiatan konstruksi terdiri dari beberapa bagian pekerjaan yang membentuk struktur mekanisme berlapis-lapis dengan adanya sifat saling ketergantungan, di mana diperlukan suatu mekanisme yang baik supaya mewujudkan sistem koordinasi, pengelolaan, pengawasan dan pengendalian terarah yang memperhatikan tujuan, sasaran yang telah ditetapkan. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai berbagai aspek yang terlibat dengan beberapa batasan yang ada.
Berdasarkan jurnal ASCE dari Naoum, Shamil G (1994), penulis menjadikan biaya sebagai acuan kinerja proyek, sedangkan sebagai parameter yang akan ditinjau berdasarkan Keppres No. 16 Tahun 1994 dan faktor yang mempengaruhi kualitas pada pelaksanaan konstruksi hasil jurnal penelitian ASCE oleh Arditi, David dan Gunaydin, H. Murat (1998).
Dengan menggunakan berbagai metode pengolahan data statistik dapat diperoleh suatu pola hubungan pengaruh antara pelaksanaan proyek sebagai variabel terikat dengan kinerja biaya akhir proyek sebagai variabel bebas. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penulis mempergunakan bantuan software SPSS 10.1 untuk membuat berbagai perhitungan pengolahan data statistik tersebut menjadi lebih cepat, mudah dan akurat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan 3 faktor utama yang mempengaruhi terhadap kesuksesan kinerja biaya proyek, di mana pengadaan material merupakan faktor dominan. Adapun ketiga faktor tersebut adalah kualitas pengadaan material, kualitas pengadaan dana dan kualitas project manajer yang _memimpin pelaksanaan proyek tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ayip Rosyadi Y.
"Pada proses konstruksi, tahap pelaksanaan mempakan salah satu tahapan yang memegang peranan penting serta menentukan tercapainya tujuan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pelaksanaan konstruksi adalah waktu, biaya, dan kualitas. Ketiga hal tersebut menjadi ukuran keberhasilan suatu proyek konstruksi. Untuk dapat mengakomodasi ketiga hal tersebut diperiukan profesionalisine dalam melakukan tugas dan tanggung jawab. Keberadaan Management konstruksi (MK) menjadi sangat penting untuk memenuhi kriteria tersebut. MK memegang peranan penting dalam tahapan pelaksanaan proyek diantaranya adalah pengelolaan waktu, biaya, dan mutu.
Skripsi ini membahas peran dan tanggung jawab MK pada tahapan pelaksanaan proyek dalam rangka meningkatkan kinerja biaya akhir proyek. Dengan menggunakan pengolahan data statistik, diperoleh suatu pola hubungan antara pengaruh peran MK dalam tahap pelaksanaan sebagai variabel tetap dengan kinerja biaya akhir proyek sebagai variabel bebas. Pengolahan data menggunakan sofhvare SPSS 11.1 sehingga perhitungan dan pengolahan data statistik menjadi lebih cepat mudah dan akurat. Hasil pengolahan data adalah peran MK yang paling dominan dalam tahap pelaksanaan proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakki Wasthon Nusantara
"Dalam perencanaan suatu proyek seringkali dihadapkan pada kendala sumber dana yang terbatas. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pemilihan material dan metode pelaksanaan serta dengan menerapkan kemampuan kreatif pada setiap perencanaan, dilakukan usaha untuk mengembangkan sejumlah altematif yang dapat memenuhi fungsi yang diperlukan dengan penampilan yang sama atau lebih baik dengan biaya seminimal mungkin agar biaya yang dikeluarkan oleh pemilik proyek menjadi optima]. Usaha tersebut dikenal sebagai Value Engineering yang merupakan salah satu teknik yang memilild potensi keberhasilan cukup besar dalam menghasilkan penghematan biaya.
Skripsi ini membahas optimasi biaya berdasarkan studi kasus pada proyek Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia. Metode yang digunakan adalah Value Engineering, dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi jenis struktur pelat lantai mana yang memberikan nilai (value) terbaik antara cast in situ (pelat beton bertulang) dengan Hollow Core Slab (HCS) untuk digunakan pada proyek tersebut.
Dalam melakukan optimasi biaya struktur pelat lantai dengan metode Value Engineering ini pertama-tama dilakukan pengumpulan informasi dengan memilah-milah data yang diperlukan untuk menetapkan fungsi dasar dari pelat lantai serta taksiran biayanya (tahap informasi). Setelah fungsi dasar didefinisikan dengan jelas, dikembangkan sejumlah altematif lain yang memungkinkan tercapainya fungsi dasar tersebut (tahap spekulasi). Altematif-altematif yang ada diurutkan berdasarkan besarnya potensi penghematan dan dibandingkan keuntungan serta kerugian dari setiap alternatif (tahap analisis). Dari alternatif-alternatif yang ada dipilih yang dianggap terbaik untuk proses pengembangan selanjutnya (tahap pengembangan). Pada proses ini disiapkan saran-saran akhir untuk alternatif terpilih sebagai bahan pertimbangan kemungkinan implementasi. Kemudian alternatif terpilih diformulasikan dan diajukan sebagai rekomendasi (tahap penyajian)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Bahmid Muhamad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Atmoko Adi Kusuma
"Dalam mendesain suatu struktur selain untuk dapat berfungsi dengan baik pada kondisi beban-beban yang bekeda juga harus direncanakan agar struktur tersebut mempunyai nilai daya Iayan, kekuatan, fungsi, estetika dan ekonomi yang bersaing. Supaya dapat memberikan Jaya layan dan kekuatan yang baik, struktur beton bertulang harus mempunyai defleksi dan deformasi yang tidak terlalu besar pada kondisi beban kerja. Selain itu terdapat unsur lain yang juga berkaitan dengan kekuatan struktur, yakni daktilitas. Unsur ini penting mengingat struktur harus memiliki perilaku ductile dalam menahan beban luar terutama yang direncanakan untuk menahan beban gempa. Penelitian ini akan melihat pengaruh overreinforced terhadap daktilitas balok. Overreinforced adalah balok yang memiliki persentase tuIangan di atas tulangan balok dalam kondisi balance. Dalam penelitian ini digunakan balok beton _c' = 33,2 Mpa dengan penampang 200x150mm dan bentang 2010mm. Untuk tulangan baja pada balok digunakan tulangan Baja 08mm polos dengan fy = 321,2 Mpa, dan D10mm ulir dengan fy = 535,5 Mpa. Adapun variasi persentase tulangan berdasarkan p adalah p = p..kc , p = 105%pmt, P ` 110%pmak,, p = 115%pmd,, p = 140%per. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola runtuh dari balok overreinforced, hubungan lendutan - beban, regangan, tegangan dan nilai daktilitas dari balok overreinforced Keruntuhan yang terjadi pads saat pengujian bersifat underreinforced, dikarenakan persentase tulangan yang diambil masih kurang dari p balance. Pola keruntuhan yang diperoleh dari penelitian berupa keruntuhan tekan dikarenakan kegagalan lentur (flexural failure). Hubungan lendutan - beban yang didapat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar lendutan yang terjadi maka semakin besar beban yang diberikan pada balok uji. Kondisi ini merupakan kondisi balok sebelum mengalami keruntuhan. Kurva lendutan - beban yang terjadi berguna untuk mencari nilai daktilitas dari tiap balok uji. Namun nilai ini bukanlah kondisi struktur yang sebenarnya, karena pada kondisi lapangan kondisi balok belum mengalami keruntuhan. Nilai daktiIitas dari tiap balok uji ini kemudian dibandingkan untuk dilihat balok uji dengan persentase penwnbahan tulangan berapa yang memiliki nilai daktilitas paling tinggi.

When designing a structure, besides it has to be functionable for working load condition, it also planed that the structure has to have power service value, function, aesthetics and competitive economic. In order to give service power ang good strength, reinforced concrete structure has to have deflection and deformation which is not to big on working load condition. Besides that there is another element which is related to stuctural strength, called by ductility. This element is important, remembering that the structure has to have ductile behaviour in restraining outside load, especially which is planed to hold up the earthquake load. This research will observe overreinforced influence to beam ductility. overreinforced is a beam that has reinforcement percentage beyond beam reinforcement in balance condition. In this research, concrete beam fc' = 33,2 Mpa with longitudinal section of 200x150mm and landscape of 2010mm is being used For the steel reinforcement in the beam, O8mm plain of steel reinforcement with fy = 321,2 Mpa and DIOmm thread of a screw with fy = 535,5 Mpa is being used. Moreover reinforcement percentage variation based on p is p = p,,,Q"" p = 105fpm,,b, p= l 10%p,,,,ks, p= 115%p..b, p= 1 CIO_/apmaxs Aim of this research is to know collapse pattern from overreinforced beam, deformation - load relation, strain, stress and ductility value from the overreinforced beam. The collapse that occur in the time of testing has underreinforced characteristic, because of reinforcement percentage which is taken is still less than p balance. Achievement collapse pattern from the research shaped of pressure collapse that been caused by flexural failure. Deformation - load relation which is get from the research result showing that bigger deformation occur then bigger load should be given to the testing beam. This condition is a beam condition before collapse occur. Deformation - load curve that occur used to find ductility value from each testing beam. However, this value is not the real conditon of the structure, because in the field condition, bean isn't done the collapse. Ductility value from each testing beam later being compared to see which testing beam with added reinforcement percentage will have the most highest ductility value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Saleh
"Suatu proyek merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Masing - masing kesatuan tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek. Di dalam pelaksanaan suatu proyek umumnya dan selalu mempunyai penyimpangan yang tak terduga yang antara lain disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara divisi yang satu dengan yang lainnya. Akibat kurang komunikasi inilah yang akan berakibat fatal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek karena data informasi yang diperoleh kurang akurat dan ketika diterapkan di lapangan menjadi hal yang sulit karena kondisi yang berbeda dengan keadaan yang real dengan informasi yang telah diperoleh. Maka di dalam perencanaan proyek diperlukan suatu data informasi yang akurat.
Di dalam suatu proyek sudah menjadi hal yang wajar jika terjadi suatu penyimpangan dalam hal biaya pelaksanaan. Biaya - biaya pelaksanaan tersebut diantaranya adalah biaya alat, biaya material, biaya tenaga kerja, biaya subkontraktor, dan biaya overhead. Penyimpangan tersebut ditandai dengan adanya biaya yang membengkak/membesar jika dibandingkan dengan biaya pada waktu perencanaan. Untuk menghindari hal tersebut terjadi maka dibutuhkan suatu manajemen yang baik yaitu adanya suatu perencanaan yang tidak terlepas dari pengendalian biaya - biaya yang bersangkutan, setelah itu baru dianalisa / dicari penyebab dari pembengkakan biaya yang sangat besar itu. Di dalam pelaksanaan suatu proyek pada khususnya yang perlu diperhatikan adalah masalah pengendalian dari pelaksanaan proyek. Hal yang dikendalikan dalam pelaksanaan proyek ada tiga hal yang meliputi: Mutu Waktu Biaya Dan yang akan dianalisa adalah mengenai pengendalian biaya.
Dari beberapa biaya dalam pelaksanaan proyek yang telah disebut diatas, yaitu biaya material, biaya tenaga kerja, biaya alat, biaya subkontraktor, dan biaya overhead. Dan yang menjadi sorotan utama yang akan dianalisa adalah mengenai biaya alat. Di dalam komponen biaya alat itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yang akan dibahas seperti kepemilikan, perawatan, perbaikan, sewa dan lain-lain. Sebagai tindak lanjut untuk meminunalisasi dampak negatif yang timbul dari beberapa factor di dalam pelaksanaan proyek yang mengakibatkan cost overrun adalah dengan melakukan manajemen yang baik di segala bidang baik itu pada tahap awal maupun akhir. Manajemen yang baik sangat didukung oleh penggunaan komputer yang akan dapat menghindari kemungkinan kesalahan yang akan terjadi yang disebabkan oleh manusia (human error). Disamping itu dibutuhkan suatu system informasi data yang akurat antara perencanaan dengan keadaan riil di lapangan ketika pelaksanaan proyek tersebut akan dilaksanakan.
Analisa pendekatan sumber - sumber yang mengakibatkan timbulnya cost overrun dianalisa dengan menggunakan metode statisrik. Karena dengan metode ini dapat mengurangi variable yang sangat banyak menjadi hanya beberapa variable saja. Dan dari Variable itu akan mewakili variable yang banyak tadi. Dari beberapa variable yang telah di dapat tadi akan membenruk suatu pemodelan bentuk kinerja dari pelaksanaan proyek. Jadi setiap proyek akan memiliki pemodelan bentuk yang berbeda. Setelah model kinerja dari suatu pelaksanaan proyek tersebut terbentuk maka akan dapat diketahui tingkat resiko {Risk Level) dari setiap factor yang dapat menyebabkan Cost Overrun danjuga menyebabkan penurunan dari kinerja suatu proyek. Model ini nantinya juga dapat digunakan sebagai antisipasi dalam mengetahui tingkat resiko (Risk Level) pada pelaksanaan proyek di masa yang akan datang.
Di dalam analisa penelitian ini juga menggunakan program montecarlo yang nantinya dapat membantu penyelesaian data-data yang ada. Jadi yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan proyek adalah kontribusi yang diberikan setiap bagian proyek kepada proyek, hal ini dapat terjadi dengan dukungan manajemen yang bagus. Manajemen yang bagus dapat tercipta jika terjalin kerjasama antara bagian yang satu dengan yang lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Kurnia Listiyanto
"Proses pengadaan material pada proyek adalah proses pengadaan material dari luar proyek guna terlaksananya proyek. Risiko-risiko yang tidak dilakukan tindakan selama proses pengadaan dapat menyebabkan penyimpangan biaya proyek sehingga kinerja biaya proyek tidak tercapai. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa risiko pada tahap pengadaan proyek EPC yang berpengaruh pada biaya proyek.
Dalam penelitian ini digunakan data primer hasil dari kuesioner terhadap responden yang kemudian dianalisa dengan menggunakan qualitative risk analysis untuk memperoleh risiko dengan level tertinggi untuk setiap fasenya dari 30 faktor risiko. Dari hasil penelitian ini, diperoleh 6 faktor risiko tertinggi dari 3 fase pada pengadaan proyek EPC.

Material procurement processes is the process of carry resource from outside for success of project. Unmitigated risk on the processes will result the discrepancy of Cost Performance Index. Therefore, this research will analyse all the associated risk on the Procurement Process that take effect to Cost Performance Index.
The study uses primary data from questionnaires ‎and analysed using Qualitative Risk Analysis to generate the highest level of risk for all procurement phases from 30 risk factors. Form the study, 6 highest risk factors coming from 3 phases of Procurement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S67939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>