Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noor Cahaya Puspitasari
"Semakin hari perjalanan yang melalui ruas jalan Semarang-Bawen semakin meningkat. Dengan makin meningkatnya perjalanan tersebut maka dibeberapa titik ruas jalan Semarang-Bawen sering terjadi kemacetan. Akibatnya waktu tempuh Semarang-Bawen semakin lama. Salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan adalah dengan melakukan pernbangunan jalan tol Semarang-Bawen.
Dengan adanya jalan tol Semarang-Bawen diharapkan dapat mengurangi kernacetan yang telj adi pada ruas jalan Semarang-Bawen. Sehingga waktu tempuh Semarang-Bawen menjadi lebih cepat. Jalan tol Semarang-Bawen sepanjang 24 km merupal-can bagian dari jalan tol Semarang-Solo sepanjang 82,6 km.
Dengan dibangunnya jalan tol Semarang-Bawen maka perjalanan Semarang-Bawen atau sebaliknya mempunyai dua alternatif yaitu melalui jalan tol atau jalan non tol. Akibat keadaan tersebut maka dirasakan perlu untuk menganalisa pelaku perjalanan Semarang-Bawen untuk memilih jalan tol atap non tol rnelalui pemodelan probabilitas.
Pemodelan Probabilitas yang digunakan dalam analisa adalah model logit. Model logit dipengaruhi oleh suatu fungsi utilitas. Fungsi utilitas (variabel tidak bebas) yang didapatkan merupakan suatu hasil regresi linier dari beberapa variabel bebas. Variabel bebas yang akan digunakan dalam analisa fungsi utilitas berdasarkan hasil survey Stated Preference yang dilakukan oleh Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik universitas Indonesia. Variabel bebas (atribut) tersebut terdiri dari karakteristik responden dan karakteristik peljalanan responden. Variabel bebas yang digunakan dalan fungsi utilitas adalah variabel bebas yang mempunyai korelasi yang kuat dengan nilai utilitas (variabel tidak bebas).
Variabel bebas yang mempunyai korelasi kuat dengan nilai utilitas kemudian dibentuk menjadi fungsi utilitas dengan metode regresi kuadrat terkecil. selanjutnya dilakukan analisa terhadap koefisien determinasi (RZ), tingkat signifikansi, uji t dan multikolinieritas untuk mengetahui keakuratan fungsi utilitas yang didapat.
Dalam menganalisa pemodelan probabilitas pelaku perjalanan Jalan Tol Semarang-Bawen, dibagi menjadi 2 jenis yaitu kendaraan pribadi dau bus/truk. Untuk kendaraan pribadi, iimgsi utilitas djpengaruhi oleh biaya transportasi rata-rata per bulan. Sedangkan untuk bus/truk ada 3 variabel bebas yang berpengaruh dalam fungsi utilitas yaitu biaya transportasi rata-rata per bulan, frekuensi melewati jalan tol yang ada sekarang dan beda waktu pexjalanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
"Pembangunan jalan tol Jakarta Ouzer Ring Road (JORR),diharapkan dapat menjadi altematif bagi para pengendara untuk menghindari kemacetan. Untuk mengetahui probabilitas salon pengguna jalan tol JORR dengan kondisi waktu tertentu dan biaya tertentu maka dilakukan suwey dengan mctode Stated Preference Techniques dengan variabelnya berupa beds waklu perjalanan dan beda biaya perjalanan.
Dari hasil survey, data dipisahlmn menurut jenis perjalannya dan kemudian kategori jarak tempuhnya. Lalu dengan bantuan sofiware SPSS ILS dipilih variabel-variabel, yang jika berkorelnsi kuat akan dimasukan kedalam pembentukan fungsi utilitasnya. Fungsi utilitas dibentuk dengan analisa regresi dengan bantuan software SPSS 11.5.
Setelah fimgsi utilitzs didapat kemudian dikembangkan model legit untuk menganalisis probabilitas kesediaan seseorang untuk menggunakan jala.n tol JORR dengan heda waktu tertentu dan biaya tertenlu.
Dari hasil perhilungan dapat disimpulkan bahwa variabel kelomgok usia. ienis kglamin, iumlnh anggola rumah tangg; jenis pekerjaan dan Qengelulrgg rumah langgn tidak mempunyai hubungan yang cukup kunt terhadap preferensi responden. Sedangkan variabel bigga rransgormsi dan [rekuensi Iewar rol ger-@1g@ mempunyai hubungan yang culmp kuat sehingga diikut serlakan dnlam pembentukan fungsi utlitas walaupun hanya di beberapa kategori saja.
Dari persamaan fungsi utilitas yang didapat dapat disimpulkan, pada probabililas pemilihan pengguna tol, variabel biaya perjalanan paling berpengaruh pada jenis perjalanan santai dibandingkan dengan jenis perjalanan rutin maupun dinas, dan variabel beda waktu perjalanan paling berpengaruh pada jenis peljalanan dinas dibandingkan denganjenis perjalanan santai maupun rutin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Firmanto
"ABSTRAK
Tugas akhir ini membahas tentang perencanaan awal dari suatu pembangunan jalan tol yaitu dengan melakukan survey mengenai ketertarikan seseorang terhadap jalan tol tersebut.
Data-data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini diambil langsung dari lapangan yaitu dengan melakukan survey kepada setiap responden.
Setelah dilakukan analisa terhadap data-data yang ada, diperoleh data bahwa masyarakat yang berada di kawasan survey sangat menginginkan bahwa jalan tol Serpong - Bintaro - Ulujami segera dapat beroperasi atau dengan kata lain probabilitas pengguna jalan tol tersebut tinggi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya probabilitas tersebut yaitu jenis perjalanan yang akan ditempuh. Untuk jenis perjalanan, ada beberapa jenis perjalanan yang ditanyakan dalam survey ini, namun yang dapat diolah hanya beberapa jenis perjalanan saja, antara lain perjalanan bisnis/kerja yang dibiayai sendiri, perjalanan santai/rekreasi yang dibiayai sendiri dan perjalanan datam kondisi keuangan terbatas.
Dari analisa diperoleh kesimpulan bahwa seseorang akan sangat menghargai waktunya {saving time) sehingga dia reta untuk mengeluarkan sejumlah uang mendapatkan saving time yang lebih besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Nugroho
"Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar tol (Undang- Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan). Hakekat jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Tetapi pada kenyataanya jalan tol di Indonesia banyak diwarnai oleh kecelakaan lalu lintas.
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam rangka mencoba untuk membuktikan hubungan antara kecelakaan, volume lalu lintas dan karakteristik geometrik dari jaringan jalan. Karena keanekaragaman data frekuensi kecelakaan dari berbagai lokasi akan menunjukkan overdispersion, yang artinya bahwa data memiliki sebuah pemantauan menyimpang yang lebih besar daripada perkiraan penyimpangan yang diberikan oleh pengambilan sample model. Oleh karena itu dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan model negative binomial untuk menentukan model yang dapat memprediksikan kinerja keselamatan jalan tol dalam bentuk Safety Performa Function (SPF), yang selanjutnya dikombinasikan dengan penggunaan aturan bayes dalam melakukan studi "sebelum dan sesudah" dimana data hasil perkiraan dibandingkan dengan data aktual hasil observasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja keselamatan jalan tol Jakarta-Cikampek terhadap pengaruh dari pengembangan jalan tol berupa perubahan jumlah lajur pada jalan tol dan untuk menggambarkan pentingnya menggunakan model prediksi untuk melakukan estimasi keselamatan pada jalan tol. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak terkait berkaitan dengan pentingnya melakukan evaluasi kinerja keselamatan jalan khususnya terhadap jalan tol. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan prediksi terhadap kinerja keselamatan jalan baik dengan skenario pengembangan jalan (do-something) maupun tanpa skenario pengembangan (do-nothing), dimana dari prediksi tersebut dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan untuk melakukan perencanaan skenario pengembangan jalan lebih lanjut."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24685
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Cariawan
"Pembangunan jalan tol di Indonesia dimaksudkan untuk efisiensi transportasi sekaligus sebagai efisiensi dana APBN dalam rangka menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam Repelita Pemerintah selalu mencantumkan rencana program pembangunan jalan tol yang ingin dicapai sepanjang lima tahun mendatang. Berdasarkan evaluasi panjang jalan tol dibuka pada Pelita Keempat, Kelima dan Keenam masing masing hanya mencapai 86,8 %, 43,3 % dan 33,2 % dari target.
Sejak tahun 1987 Pemerintah menetapkan kebijakan untuk melibatkan swasta dalam investasi jalan tol dengan sasaran semaksimal mungkin memanfaatkan dana swasta (masyarakat) serta sehemat mungkin menggunakan APBN. Kondisi ekonomi dan politik yang memang kondusif terhadap investasi telah mendorong Pemerintah untuk meningkatkan target pertumbuhan panjang jalan tol dengan meningkatkan jumlah program jalan tol. Status program pada tahun 1997 adalah konstruksi: 184,6 km, prakonstruksi: 1.365 km, proses penawaran: 485 km. Namun demikian pada kenyataannya pertumbuhan panjang jalan tol rata-rata dari tahun 1987 sampai 1998 hanya 28,2 km per tahun. Hasil proses investasi tersebut hanya 7,27 %. Suatu proses yang tidak efisien.
Berkaitan dengan investasi jalan tol pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan sektoral seperti: studi kelayakan yang dapat dilaksanakan investor setelah ditunjuk oleh pemerintah, tidak memberikan kepastian kenaikan tarif tol, dan penyediaan lahan dengan menggunakan dana investo. Pada tahun 1997 mulai terjadi krisis moneter yang menyebabkan Pemerintah menunda sebagian besar proyek infrastruktur termasuk proyek jalan tol. Untuk mengetahui kombinasi kebijakan yang dapat menghasilkan pertumbuhan panjang jalan tol yang optimal maka pada penelitian ini dilakukan simulasi kebijakan investasi jalan tol. Mengingat perilaku parameter sistem yang dinamis serta kompleksitas permasalahan maka pemodelan dilakukan dengan pendekatan dinamik sistem. Simulasi model dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer. Untuk itu digunakan perangkat lunak Powersim.
Simulasi Model Kebijakan Investasi Jalan Tol dengan menggunakan Dinamika Sistem Pemodelan dibangun atas dasar data historis investasi jalan tol sejak tahun 1987 sampai tahun 1998. Diagram simpal kausal dibangun berdasarkan kerangka konsep siklus proses investasi jalan tol. Setelah melalui proses validasi dan model anggap sahih maka model digunakan untuk simulasi uji kombinasi kebijakan.
Berdasarkan hasil simulasi terhadap tiga skenario kebijakan maka diketahui bahwa kombinasi antara program jalan tol yang selektif yaitu prioritas pada proyek yang sudah layak, penyediaan lahan dengan kombinasi dana investor dan APBN, kepastian kenaikan tarif tol setiap 3 tahun telah memperlihatkan hasil pertumbuhan panjang jalan yang paling optimal sekaligus meningkatkan efisiensi proses investasi jalan tol.

Toll road development in Indonesia is intended for efficiency in transportation and National Budgeting in order to support economic growth. Repelita includes toll mad development program that wants to achieve in the next five years. Based on evaluation of toll road opened on Fourth, Fifth and Sixth Repelita, it is just reached 86,8%, 43,3% and 33,2% from target.
Since 1987 the Government has introduced policy in the toll road investment in order to use private fund for saving in Government Budgeting. Due the national economic growth, the Government has improved the toll mad development by increasing the number of toll road program. By 1997, program status is as follow: construction: 184.6 km, pre-construction: 1.365 km, bid process: 485 km. However, from 1987 to 1998 the actual growth of length of toll road is 28.2 km per year in average. It is' only 7.27% from investment process.
Related with toll road investment, the Government has policies such as feasibility study done by investor who appointed by the Government, uncertainty in toll rate adjustment and use investor's fund for land settlement. In the middle of 7997, monetary crisis was 'started to occur and cause the Government delayed a lot of infrastructure projects including toll road projects.
To recognize the combination of policies that can affect on optimum toll road growth, the simulation of the combination of policies on toll road investment is done. Considering the dynamic behavior, non linter real system parameter and complexibility of the problem, the model was developed by system dynamic approach. In order to ease the simulation model, computer devices is used with Powersim software.
The model is built based on historical data in toll road investment since 1987 to 1998. Causal loop diagram is made based on the frame of investment process cycle. After being validated, the model is used for the policy's test simulation with simulation time 2000-2070.
Based on the model simulation on three scenarios of policy, it is known that the most optimum toll road growth came from the combination among selective toll road program, (the priority on feasible projects), use investor's fund and Government Budgeting for land settlement and periodic toll rate adjustment every three years."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Benhard
"Tingginya tingkat perjalanan dan jumlah kendaraan yang memadati jaringan jalan di Jakarta mengakibatkan kemacetan hampir di seluruh ruas jalan, terlebih pada jam sibuk yang dapat dilihat dari parameter VIC yang mendekati 1. Hal ini mengakibatkan travel time menjadi lebih lama, juga mengakibatkan biaya perjalanan menjadi lebih mahal dan tingkat pencemaran udara yang lebih tinggi.
Untuk mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta hanya sebagai perlintasan dan perjalanan di wilayah DKI Jakarta sendiri maka keberadaan Jakarta Gutter Ring Road sangat diperlukan.
Adapun penelitian ini menganalisis route choice (pemilihan tol-non tol) menggunakan model probit dengan pendekatan simulasi Montecarlo. Sebagai perbandingan, model logit dan model probit dengan pendekatan Clark juga dianalisis. Alat bantu untuk menganalisis dilakukan dengan membangun program Montecarlo menggunakan bahasa VB.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan metoda Stated Preference.
Dari hasil estimasi parameter model yang dibangun terlihat bahwa atribut yang memberikan utilitas positif adalah atribut penghematan waktu dan atribut yang menghasilkan disutilitas adalah atribut biaya.
Model probit simulasi Montecarlo menghasilkan kondisi yang lebih mendekati kondisi lapangan dibandingkan dengan model Logit dan probit Clark, hal ini dapat terlihat dari nilai teta Montecarlo yang selalu lebih kecil dibandingkan dengan model Logit dan probit Clark, dimana hal ini menggambarkan lebih terdistribusinya data model probit dengan menggunakan simulasi Montecarlo. Akan tetapi perbedaan model dengan kondisi aktual menghasilkan model probit dengan pendekatan Montecarlo terbesar yaitu : 4.7 %, untuk model probit dengan pendekatan Clark sebesar 3.6 % dan model Logit sebesar 0.9 %, hal ini dikarenakan model probit dengan pendekatan simulasi Montecarlo menganalisis data dengan membangkitkan data dan memperhitungkan error term
Hal menarik dari penelitian ini adalah ditemukannya parameter lamda yang mengakomodir responden yang captive. Dimana pada kondisi utilitas maksimum masih ada user yang tidak memilih tot. Probabilitas responden captive bervariasi dengan nilai
1. katagori 1 = 18 %
2. katagori 2 = 17 %
3. katagori 3 = 16 %
4. katagori 4 = 15 %
5. katagori 5 = 12 %
6. katagori 6 = 9 %
7. katagori 7 = 9 %
Hal ini menyebabkan pada londisi Utilitas tol = utilitas non tol, probabilitas yang memilih tol 50 %, tetapi turun sebesar probabilitas responden captive.
Sedangkan tarif tol yang ditawarkan untuk masing-masing katagori lebih banyak berada di atas nilai waktu responden. Hal ini mengakibatkan keengganan dari responden untuk memilih tol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Sandianugraha
"Saat ini pemerintah sedang merencanakan pembangunan Jalan tol Jakarta Outer Ring Road II (JORR II) yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah kemacetan yang selalu melanda ibukota DKI jakarta dan sekitarnya. Dalam menentukan besarnya tarif tol harus memperhatikan kepentingan pemakai jalan tol, yaitu keuntungan penghematan biaya operasi kendaraan, keuntungan penghematan waktu, kenyamanan dan keamanan, serta kemauan membayar tol (Willingness to Pay = WTP). Penentuan tarif tol yang berlaku di indonesia saat ini dibuat berdasarkan formulasi BKBOK yang dibuat oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Tarif maksimum yang diizinkan tidak boleh melebihi 70% dari nilai BKBOK (Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan).
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei wawancara langsung ke calon pengguna tol dengan metode revealed preference. Setelah melakukan analisa dari data hasil penelitiandengan metode statistik, kesimpulan yang didapat dari penelitian ini besarnya tarif yang mau dibayar untuk ruas Cengkareng-Kunciran adalah Rp. 4.629. - Rp. 4.880. Besarnya tarif tol berdasarkan 70 % BKBOK adalah Rp. 33.262. Sedangkan mengacu pada tarif tol saat ini yang berada pada kisaran 20-30% BKBOK, maka besaran tarif tol adalah Rp. 9.503 - Rp. 14.255.

The government is currently planning the construction of toll roads in Jakarta Outer Ring Road II (JORR II) which is expected to be the solution to the problem of congestion that always struck the capital city of DKI Jakarta and its surroundings. In determining the toll rates must consider the interests of road user, the benefits of vehicle operating cost savings, the benefits of time savings, convenience and security, and the willingness to pay tolls itself (Willingness to Pay = WTP). The toll rates in Indonesia are based on formulations BKBOK made by PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. The maximum allowed tariffs should not exceed 70% of the value of BKBOK (Vehicle Operating Cost Benefits).
This research was done by conducting a survey and interview the potential users of the toll with Revealed Preference methods. After performing analysis of survey data with statistical methods, the conclusions obtained from this study the tariff for the segment Cengkareng-Kunciran is Rp. 4.629. - Rp. 4.880. The amount of the toll rates based on 70% BKBOK is Rp. 33.262. While referring to the current toll rates in the range of 20-30% BKBOK, then the toll tariff is Rp. 9.503 - Rp. 14.255.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Pramonohadi
"Proses pengambilan keputusan dalam pemilihan suatu sistem transportasi khususnya perubahan jalan tol akan mengakibatkan terjadinya dampak lingkungan baik yang langsung maupun tidak langsung dan akibat positif ataupun negatif. Hal diperlukan suatu pertimbangan dan perhitungan yang tepat dan mendalam. Teori himpunan fuzzy multi kriteria (fuzzy set) berdasarkan suatu penilaian subyektif dan dengan multi kriteria adalah merupakan salah satu cara menentukan suatu keputusan tersebut. Aplikasi dari cara evaluasi tersebut dengan memberikan penilaian pada beberapa kriteria suatu dampak lingkungan yang dihasilkan pada setiap perubahan alinemen jalan tol baru, yaitu dengan adanya beberapa alternatif ruas jalan tol. Hasil dari perhitungan fuzzy (dari seluruh kriteria yang dimaksudkan) serta perhitungan dari pemodelan yang dihasilkan tersebut dapat mewakili penilaian pada tahapan penentuan pembangunan jalan tol baru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Farisi
"Jalan Lingkar Luar Jakarta II (JORR II) akan menjadi solusi yang pas untuk kemacetan di Jakarta dan daerah sekitarnya. Jalan tol ini perlu diberikan tarif karena jalan ini akan dijadikan sebagai jalan tol. Penentuan tarif tol yang berlaku di Indonesia saat ini dilakukan berdasarkan formulasi Biaya Operasional Kendaraan yang dibuat oleh PT. Jasa Marga Persero selaku operator jalan tol. Kemudian penentuan juga menggunakan analisa perhitungan tarif tol dengan pendekatan dengan studi nilai waktu (Time Value) dan studi tentang kemauan membayar (Willingness to Pay). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, besarnya tarif yang mau dibayar adalah Rp 3.849 - Rp 4.340.

Jakarta Outer Ring Road II would be an appropriate solution to traffic congestion in Jakarta and surrounding areas. This toll road tariff should be given because this road will serve as the road toll. Toll tariff prevailing in Indonesia today is based on the formulation of Vehicle Operating Costs made by PT. Marga Services Corporation as the operator of toll roads. Then also use the analysis of the determination of toll rates with the approach to the study of value of time (Time Value) and a study of willingness to pay (Willingness to Pay). Based on that analysis has been carried out, the tariff would be paid is Rp 3.849 - Rp 4.340."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50604
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Yusniar
"Skripsi ini berisi penelitian dan membahas tentang tarif tol Willingness to Pay oleh calon pengguna jasa pada rencana Jalan Tol Lingkar Luar II Jakarta (JORR II) ruas Serpong-Cinere. Studi untuk menentukan kemauan membayar ini dilakukan dengan wawancara door to door di beberapa daerah residensial maupun non-residensial di sekitar wilayah jalan tol yang akan dibangun dengan metode revealed preference. Jalan tol sebagai suatu jasa publik yaitu jasa transportasi jalan pada penentuan tarifnya selama ini selalu diupayakan memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat yaitu operator, pengguna dan regulator. Dari hasil penelitian besarnya biaya operasional di jalan tol lebih murah dibanding di jalan non tol. Hasil data survei revealed preference ini nantinya akan membentuk suatu rentang tarif yang dapat digunakan untuk penelitian tarif tol pada tingkat lanjut dengan metode wawancara stated preference.

This script contains the research and discuss the Willingness to Pay toll rates by prospective service users in plan of Outer Ring Road II Jakarta (JORR II) segment Serpong-Cinere. Studies to determine the willingness to pay is done with the interview door to door in some residential areas and non-residential in the area around the highway to be constructed with Revealed Preference methods. The toll road as a public service that is road transport services in the determination of the charge has always strived to meet the interests of all parties involved i.e operators, users, and regulators. From the results of research on the operational cost of toll roads is more expensive than in the non-toll roads. Revealed preference data results of this survey will form a range of tariffs that can be used for research on advanced toll rates with the method stated preference interview."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>