Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sistem penahan beban lateral yang biasa digunakan adalah momen resisting frames (MRF) dan concentrically braced frames (CBF) yang menyediakan solusi ekonomi untuk salah satu dari dua persyaratan tetapi tidak keduanya; momen resisting frames daktail tapi seringkali terlalu fleksibel untuk secara ekonomi memenuhi persyaratan kontrol simpangan, sedangkan concentrically braced frames kaku tetapi memiliki kemampuan disipasi energi yang terbatas. Belakangan, eccentrically braced frame (EBF) sudah berkembang sebagai suatu solusi ekonomi untuk masalah disain gempa. Eccentrically braced frame adalah suatu sistem portal yang umum dimana gaya aksial yang muncul pada brace ditransfer ke kolom ataupun balok melalui geser dan lentur dalam suatu bagian dari balok. Bagian balok yang kritikal ini disebut ''active link'' atau hanya ''link'' dan akan didisain disini dengan panjangnya e. Link ini bekerja untuk melepas sejumlah besar energi input dari kejadian gempa yang parah melalui pelelehan material. Peraturan gedung secara umum tidak memberikan petunjuk untuk penyeleksian ukuran batang dan untuk suatu kumpulan gaya gempa yang diberikan, dimungkinkan untuk mendisain portal dengan beberapa kombinasi kekakuan yang berbeda. Tetapi, perilaku dari EBF dengan beberapa kombinasi kekakuan yang berbeda menurut panjang link belum diketahui secara jelas. Disamping itu, untuk melaksanakan analisa inelastik dari EBF, yang bergantung pada leleh geser atau momen dari elemen link, pemodelan yang akurat dari perilaku dari elemen ini penting. Dalam penelitian ini perilaku dari EBF menurut panjang link dianalisa untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi terhadap elemen struktur akibat menerima beban lateral. Dengan mengetahui perilaku setiap elemen terhadap perubahan panjang link, diharapkan memberikan masukan yang berarti dalam mendisain elemen tersebut sehingga dapat mencapai tujuan disain yaitu struktur yang cukup mempunyai kekakuan dan kekuatan serta ekonomis."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor Jonathan
"Mengukur tingkat kerusakan struktural akibat gempa telah dipelajari oleh banyak peneliti karena sulit untuk memastikan apakah struktur bangunan yang dirancang untuk bertahan hidup. Dalam penelitian sebelumnya, metode deteksi kerusakan struktural menggunakan frekuensi alami untuk mengindikasikan kerusakan. Namun, metode ini tidak spesifik secara spasial, juga tidak sensitif terhadap kerusakan. Dengan demikian, indeks kerusakan diperkenalkan sebagai alat untuk mengukur kerusakan pada skala tertentu dari nol hingga satu. Di antara berbagai jenis indeks kerusakan, indeks kerusakan Park-Ang digunakan.
Model struktur bangunan yang akan dianalisis adalah struktur baja dengan sistem rangka yang diperkuat secara eksentrik. Sistem EBF memiliki karakteristik luar biasa yang memiliki ketangguhan energi gas buang yang tinggi dan kekakuan yang cukup untuk mencegah tekuk. Ini memiliki karakteristik saat memegang bingkai dan bingkai yang diperkuat secara konsentris.
Model 2D bangunan EBF dengan variasi jumlah cerita (satu, tiga dan lima cerita) diidentifikasi tentang perilaku, indeks kerusakan dan frekuensi alami. Perilaku bangunan EBF diidentifikasi dengan mengamati analisis push-monotonik dan semi-siklik. Indeks kerusakan struktur bangunan EBF diidentifikasi menggunakan program OpenSees. Selanjutnya, frekuensi alami yang juga mengukur tingkat kerusakan diidentifikasi menggunakan SAP2000. Dengan menentukan indeks kerusakan dan frekuensi alami, tingkat kerusakan dapat diidentifikasi dan juga korelasi antara keduanya dapat diamati.

Measuring the level of structural damage due to an earthquake has been studied by many researchers because it is difficult to ascertain whether the structure of the building that is designed to survive. In previous studies, structural damage detection methods use natural frequencies to indicate damage. However, this method is not spatially specific, nor is it sensitive to damage. Thus, the damage index was introduced as a tool to measure damage on a specific scale from zero to one. Among the various types of damage index, Park-Ang damage index is used.
The building structure model to be analyzed is a steel structure with an eccentrically reinforced frame system. The EBF system has exceptional characteristics that have high exhaust energy toughness and enough stiffness to prevent buckling. It has the characteristics of a moment holding frame and concentrically reinforced frame.
2D models of EBF buildings with variations in the number of stories (one, three and five stories) identified about behavior, damage index and natural frequency. The behavior of EBF buildings is identified by observing push-monotonic and semi-cyclic analyzes. The EBF building structure damage index was identified using the OpenSees program. Furthermore, natural frequencies that also measure the level of damage are identified using SAP2000. By determining the damage index and natural frequency, the level of damage can be identified and also the correlation between the two can be observed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eartha Khairunnissa Ramadhanty
"Pada penelitian ini akan dilakukan analisis pada struktur baja dengan sistem concentric braced frameterhadap ketahanannya mengatasi progressive collapse saat terjadinya penghilangan kolom. Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis statis linear dan nonlinear dengan maksud untuk mengetahui efektivitas dari kedua metode analisis. Variasi pada jumlah lantai dan lokasi penghilangan kolom dilakukan untuk mengetahui hubungannya dengan proses terjadinya progressive collapse.
Model yang digunakan adalah model berdasarkan jurnal acuan dan model berdasarkan hasil desain sesuai dengan SNI 1726:2012. Penggunaan standar desain bangunan gempa dilakukan pada tahap desain untuk menentukan ketahanan struktur bangunan di Indonesia terhadap progressive collapse.  Nilai demand capacity ratio dan overload factorakan digunakan untuk mengetahui dampak terjadinya penghilangan kolom terhadap struktur terhadap kekokohan struktur. Didapatkan bahwa semakin banyak jumlah lantai, semakin kuat struktur terhadap progressive collapse. Struktur berdasarkan hasil desain SNI memberikan struktur yang lebih kuat terhadap progressive collapse. 

In this study an analysis of steel structures with a concentric braced frame system will be carried out to analyze the resistance to progressive collapse during column removal. The analytical method that will be used is static linear and nonlinear analysis with a view to knowing the effectiveness of the two analysis methods. Variations on the number of floors and locations of column removal were carried out to determine the relationship with the progressive collapse process.
The models used are based on reference journals and based on design results in accordance with SNI 1726: 2012. The use of earthquake building design standards was carried out at the design stage to determine the resistance of building structures in Indonesia to progressive collapse. The value of the demand capacity ratio and overload factor will be used to determine the impact of the removal of columns on the structure against the robustness of the structure. It was found that the higher the structure, the stronger the structure regarding progressive collapse. The structure based on SNI design result provides a structure that is resistance towards progressive collapse.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akhmad Zaki Firdaus
"ABSTRAK
Di Indonesia telah terjadi pergantian peraturan untuk Struktur Bangunan Baja, dimana perubahan peraturan ini mengacu pada AISC 360-10. Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah metode desain, yang bepengaruh untuk menentukan kuat perlu dan kuat tersedia dari suatu struktur. Metode yang tersedia pada peraturan baru ini adalah Direct Analysis Method DAM yang merupakan metode utama, Effective Length Method ELM , First Order Analysis dengan Amplifikasi ELM orde pertama . Selain metode dalam peraturan ini, terdapat cara lain untuk menganalisa suatu struktur yang cukup sulit dilakukan karena membutuhkan perhitungan untuk non-linear geometry dan material yaitu Advanced Analysis. Untuk Advanced Analysis sendiri dilakukan untuk menentukan batasan suatu struktur hingga terjadi sendi plastis, sehingga terjadi efek non-linear pada struktur. Advanced Analysis ini merupakan salah satu pendekatan analisa yang paling mendekati kondisi asli. Pada struktur baja dengan breising konsentris, yang mana merupakan struktur yang cukup kaku namun kurang daktail dibandingkan dengan dengan breising eksentris dan meningkatkan kekakuan aksial. Pada penelitian ini akan menganalisa pengaruh perbedaan metode DAM, ELM dan ELM orde pertama dengan megacu Advanced Analysis pada struktur baja dengan breising konsentris pada lantai 1,3, dan 5. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa struktur yang dianalisis dengan dua dimensi dan diasumsikan tidak bergoyang K=1 memiliki perbedaan untuk tiap metode relatif sama dan metode yang paling mendekati dengan Advanced Analysis adalah DAM dan ELM, dimana hasil setiap metode relatif dekat dengan Advanced Analysis. Sedangkan jika struktur dua dimensi dianggap dapat bergoyang tegak lurus dengan struktur nilai K bervariasi >1 memiliki hasil yang relatif lebih berbeda dibandingkan dengan asusmsi tidak bergoyang. Dimana hasil ini menunjukkan bahwa DAM lebih mendekati hasil Advanced Analysis. Dari kedua percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada tahap menentukan kuat perlu relatif kecil, dimana efek dari orde kedua, notional load dan reduksi kekakuan tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Sedangkan perbedaan yang terjadi lebih diakibatkan dari menentukkan kuat tersedia struktur dimana nilai K berpengaruh secara signifikan untuk struktur yang relatif langsing pada struktur yang dianggap bergoyang pada sumbu minornya. Sedangkan untuk tahap desain struktur 4 lantai dengan breising konsentris, perbedaan antar metode terlihat pada lantai 1 dan 2. Dimana hasil desain untuk kolom tekan memiliki perbedaan untuk DAM dan ELM. Namun hasil desain dari DAM maupun ELM memiliki kinerja struktur yang kurang baik setelah dievalusi dengan metode pushover.

ABSTRACT
The Indonesian National Standard Council BSNI Have changed the rules for specification design of steel building, which is this change based on AISC 360 10. One of the biggest changes is method of design that can influences for determine required strength and available strength. There are three methods to design the stability that is Direct Analysis Method DAM which is the main analysis design, Effective Length Method ELM , and First Order Analysis with Amplification ELM first order . Besides those method, there is another method for analysis the structure that is Advanced Analysis. Advanced Analysis is the method which the closest with real condition because this method consider the effects of non linear geometry and material. So that, this method can be the limit of structure for get the loads and be a reference for other methods. For concentric braced frame, that is the stiff structure enough but less ductile than eccentric braced frame and increase the axial stiffness for structure. On this study, would discusses about the differences of three method that rsquo s DAM, ELM and ELM first order with refers to result of Advanced Analysis on concentric braced frame for one, three and five story. The results of this study show that the structures analyzed in two dimensions and assumed no sway K 1 have the differences for each methods relatively same and the method with closest result to Advanced Analysis is DAM and ELM, which the results for each methods are relatively close to Advanced Analysis. Meanwhile, if the two dimensions structure assumed as sway to perpendicular of structure K value is variety 1 have the result relatively more differences than if the structure is no sway. Which the results show that DAM is closer to Advanced Analysis. from both test show that the differences occurring for determine required strength are relatively small. Which mean that the effect of second order analysis, notional load and the stiffness reduction are not significantly give affect for the differences. While the differences are influenced by determine available strength which is the value of K significantly influence for the structure that relatively slender and assumed sway to perpendicular of structure. Furthermore, the design step for steel structure 4th story with concentric braced frame show that the differences occur in 1st and 2nd story. Which the result of design for compression column have differences only for DAM and ELM. But the design from DAM or ELM have performance that not good after evaluated with pushover.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fatihah Nugroho
"Pengaruh terbesar dari gelombang gempa pada bangunan gedung seringkali diperhitungkan berdasarkan gaya lateral yang diterima. Akibat adanya gaya lateral yang diterima, struktur akan mengalami pergerakan. Pergerakan yang terjadi pada struktur bangunan akibat gaya lateral dapat direkayasa dengan berbagai jenis struktur baja tahan gempa. Salah satunya adalah struktur dengan sistem Eccentrically Braced Frame-Vertical Shear Link karena memiliki daktilitas, kekakuan, dan kekuatan yang baik. Selain itu, Deformasi inelastik yang ekstrim terlokalisasi pada elemen Vertical Shear Link, sehingga tidak terjadi kerusakan pada elemen utama. Jenis rekayasa struktur ini dapat memberikan pengaruh pada indeks kerusakan pada struktur. Indeks kerusakan merupakan salah satu metode untuk mengetahui tingkat kerusakan yang diterima struktur. Teori indeks kerusakan yang umum digunakan adalah Indeks Kerusakan Park&Ang, karena memiliki konsep fisika yang jelas yaitu kombinasi dari deformasi tiap siklus dan daktilitas atau parameter kapasitas penyerapan energi. Perhitungan indeks kerusakan dapat dilakukan dengan menganalisis grafik hasil pembebanan monotonic dan semisiklik pada struktur. Indeks kerusakan memiliki nilai 0 hingga 1, 0 untuk menyatakan struktur dalam konsdisi utuh dan 1 ketika struktur mengalami keruntuhan atau telah mencapai deformasi kontrol. Dengan bertambahnya tingkat kerusakan struktur, maka kekakuan struktur akan berkurang, hal ini karena sendi-sendi plastis pada struktur mengalami perlemahan. Fenomena ini menyebabkan frekuensi alami struktur berkurang seiring meningkatnya kerusakan struktur. Pada skripsi ini ditemukan korelasi antara indeks kerusakan dan frekuensi alami struktur yaitu memiliki hubungan yang berbanding terbalik.

The greatest influence of earthquake waves on buildings is often calculated based on the lateral force received. As a result of the lateral force being received, the structure will experience movement. Movements that occur in building structures due to lateral forces can be engineered with various types of earthquake resistant steel structures. One of them is an Eccentrically Braced Frame-Vertical Shear Link system because it has good ductility, stiffness, and strength. In addition, extreme inelastic deformation is localized to the Vertical Shear Link element, in order to avoid damage to the main element. This type of structural engineering can have an effect on the damage index on the structure. A method to determine the level of damage received by the structure is Damage index. Park & Ang's Damage Index is a Damage index commonly used because it has a clear physics concept that is a combination of deformation per cycle and ductility or energy absorption capacity parameters. Damage index calculation can be done by analyzing the results of monotonic and semi-cyclic loading graphs on the structure. Damage index has a value of 0 to 1, 0 to indicate the structure in a complete condition and 1 when the structure has collapsed or has reached deformation control. As the level of structural damage increases, the structural stiffness will decrease due to the plastic joints in the structure are weakened. This phenomenon causes the natural frequency of the structure to decrease with increasing structural damage. This thesis has found the correlation between the damage index and the natural frequency of the structure which has an inverse relationship."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Rengganis
"Indonesia merupakan wilayah yang memiliki titik gempa paling banyak karena berada di pertemuan empat lempeng tektonik dunia. Belakangan ini semakin sering terjadi gempa. Akibatnya pemerintah berencana mengganti peraturan gempa SNI 03-1726-2002 dengan RSNI 03-1726-201x. Selain itu, perencanaan bangunan yang selama ini berdasarkan kekuatan struktur bangunan, mulai beralih menjadi berdasarkan level kinerja, dengan metode analisis pushover statik nonlinear. Objek penelitian ini adalah sistem struktur penahan gaya lateral berupa rangka bresing eksentris. Sistem struktur dimodelkan dalam bangunan tiga dimensi dengan menggunakan program ETABS ver. 9.7. Terdapat variasi tinggi bangunan dan model pemasangan bresing untuk dapat membandingkan perilaku struktur dan kinerja bangunan.
Hasil yang didapat adalah pemasangan bresing model B memiliki perilaku struktur yang lebih baik daripada model A. Bangunan rendah (6 lantai) dan bangunan tinggi (12 dan 18 lantai) sama-sam mengalami kelelehan pertama saat kondisi plastis. Namun, model keruntuhan pada bangunan rendah lebih baik daripada bangunan tinggi. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk bangunan struktur baja yang berada di Jakarta pada tanah lunak.

Being at the meeting point of four tectonic plates, Indonesia has the most earthquake-point in the world. Lately, more and more earthquakes frequently happen. As a result, the government plans to replace the earthquake regulations of SNI 03-1726-2002 with RSNI 03-1726-201x. In addition, design of the building which has been based on structural strength, began to switch to based on level of performance, with nonlinear static pushover analysis method. Object of this study is structural system of retaining the lateral force with eccentrically braced frames. The structure is modeled in three-dimensional buildings using ETABS ver.9.7. There are variations in height of the building and in the model of the bracing to compare the structural behavior and performance of the buildings.
The results obtained are bracing with model B has a better structural behavior than the model A. Low building (6 floors) and tall building (12 and 18 floors) have first yielding in the same conditions, plastic conditions. Eventhough the collapse process of the low building models are better than tall buildings. The results of this study apply only to building steel structure that was in Jakarta on soft ground."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Forma Sebazky
"Progressive Collapse merupakan penyebaran kegagalan lokal awal dari elemen ke elemen yang mengakibatkan keruntuhan seluruh struktur atau sebagian besar struktur. Pada penelitian ini, dilakukan linear static analysis dan nonlinear static analysis untuk mengetahui potensi terjadinya progressive collapse. Validasi terhadap linear static analysis dilakukan pada bangunan yang ada pada UFC 04-023-03. Studi parametrik dilakukan pada bangunan baja dengan sistem eccentrically braced frame yang diambil dari jurnal dan bangunan yang dirancang berdasarkan SNI 1726:2012. Terdapat tiga macam variasi, yaitu variasi jumlah lantai (4, 8, dan 15 lantai), variasi skenario penghilangan kolom (kolom pinggir dan kolom tengah) dan perbedaan metode analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin banyak jumlah lantai maka semakin kuat suatu bangunan. Skenario penghilangan kolom pinggir juga akan menghasilkan keadaan yang lebih parah dibandingkan dengan penghilangan kolom tengah. Nilai demand capacity ratio akibat linear static analysis lebih besar dibandingkan dengan nonlinear static analysis.

Progressive Collapse is the initial spread of local failure from element to element which results in the collapse of all structures or a disproportionately large part of it. In this study, linear static analysis and nonlinear static analysis were performed to determine the potential for progressive collapse. Validation of linear static analysis method was carried out on a building in UFC 04-023-03. Parametric studies are carried out on steel buildings with eccentrically braced frame taken from journal and buildings designed based on SNI 1726: 2012. There are three variations, variation in the number of floors (4, 8, and 15 floors), variation in column removal scenarios (edge columns and middle columns), and variation in analysis methods. The conclusion of this study is the more number of floors, the stronger a building is. The scenario of removing the edge column will also produce a more severe condition than the removal of the middle column. The value of the demand capacity ratio due to linear static analysis is greater than nonlinear static analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchsinah
"Dalam tugas akhir ini akan diberikan karakterisasi dari graph blok B(G), yaitu suatu graph yang didefinisikan atas suatu bentuk subgraph tertentu dari graph G yaitu blok. Akan dibahas pula karakterisasi dari 3 bentuk perluasannya yang masing-masing diberi nama dengan :
1. Blok-vertex tree bp(G),
2. Graph blok-semitotal Tt,(G), dan
3, Graph blqk-total Tb
Dalam hal, khusus kita akan memandang ketiga bentuk perluasan graph blok di atas dari graph G yang berbentuk tree, dimana bisa ditunjukkan bahwa n ada sifat i somor-f i sma antara ketiga bentuk tersebut dengan beberapa konsep graph yang lebih umum dikenal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Karena berada di wilayah rawan gempa, struktur bangunan di Indonesia harus didesain tahan terhadap gempa. Salah satu sistem struktur yang memenuhi persyaratan sebagai struktur penahan gempa berdasarkan ?Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung RSNI 03-1726-201x? adalah sistem rangka baja dengan bressing eksentris (Eccentrically Braced Frames (EBF)). K-Split dipilih sebagai salah satu dari bentuk EBF yang diteliti karena memiliki geometri yang simetris sehingga terhindar dari masalah full moment connection pada kolom. Perilaku inelastis berupa kekuatan, kekakuan, dan daktilitas serta kinerja model struktur K-Split EBF saat terjadinya gempa diuji dengan metode analisis statik nonlinier beban dorong (Pushover Analysis) dengan bantuan perangkat lunak ETABS 3D Nonlinier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model struktur K-Split EBF dengan link beam sepanjang 1,2 meter memiliki persentase terbesar pada parameter kekuatan dan daktilitas antara lain 24,32% dan 44,71% relatif lebih besar terhadap model dengan link beam sepanjang 0,6 meter. Sedangkan pada parameter kekakuan, model dengan link beam 1,2 meter memiliki persentase 34,2% relatif lebih kecil dibandingkan model dengan link beam sepanjang 0,6 meter.

The building structure in Indonesia must be designed to resist the earthquake load since it is located in the earthquake region. According to Indonesian design code for earthquake structure resistance RSNI 03-1726-201x, Eccentrically Braced Frames (EBF) is one of structure system for steel structure that meet the earthquake resistance requirements. K-Split is one kind of EBF System which has symmetric geometry, adjacent thus preventing full moment connection to be developed at the column. Study to investigate the behavior of K-Split EBF System toward earthquake loading was conducted. Nonlinear static pushover analysis with ETABS was carried out to study inelastic behavior of strength, stiffness, and ductility of K-Split EBF building. Two variations of link with length of 0,6 meter and 1,2 meter was compared. The result showed that model with a 1,2 meter length has strength and ductility of 24,32% and 44,71% higher than that with 0,6 meter length. Meanwhile the stiffness of link 1,2 meter length is 34,2% smaller than 0,6 meter of length."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43248
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>