Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rocky Yanu Mahendra
"Formwork or concrete matrix is one of vltal paris ln physical erection of concrete-based building. As most formwork is prepared manually by hand, the degree of denslty ln each edge varies, resulted ln different quality of concrete. Examination on this matter is required to see the differences in strength and stllfness of beam having different size of crevice.
This work ls conducted by using two types of fonnwork, which were formwork made from wood with different crevice size : 3 mm, 5 mm and 10 mm, and another fonnwork made from fully steel without crevice.
The result suggested that there are considerable effect of crevice within fon'nwork to the strength of structure. Venous tests of the effect of crevice occurring In fonrlwork to the strength of concrete had been performed which were compressive strength, spllttlng tensile, shear strength and flexural strength. It was suggested that the bigger the size of crevice, the bigger the declining of strength of me ooncrete. From this result, lt Is recommended to ellmlnate or prevent crevice formation ln formwork connection In the construction work. Crevlce will only be allowed for 3-5 mm, because this crevice size will glve a strength and stllfness nearly the same with concrete without crevice.
This Investigation will not only to observe the effect of the crevice but also to see the differences of the degree of strength ln every layer (upper, middle and lower layers) of the formwork with crevlces. After conducting test on the different layers, the middle layer performed the most stable tightness, nearly the same as nomdal. Analysis to this middle layer suggested that there was evenness of raw materials, compared to those of other layers.

Beklstlng atau cetakan beton merupakan salah satu baglan yang vltal pada pelaksanaan flslk bangunan beton. Menglngat balok pengaku yang banyak dlpakal dlpasang secara manual dengan tenaga manusia dan tingkal; kerapatan tiap-tiap slsi yang berbeda-beda maka dlrasakan terdapat pengamh ketldakrapalzn beklstlng terhadap mutu beton. Oleh karena Itu perlu dllakukan penelltian dengan tujuan membandingkan kekuatan dan kekakuan balok dengan Iebar celah yang berbeda-beda.
Penelltlan Inl menggunakan 2 tipe beklsting yaltu : belsltlng dengan bahan kayu yang beroelah dengan varlasl Iebar celah 3 mm, 5 mm dan 10 mrn serta beklstlng baja (Mly steel) tanpa celah.
Penelltlan lnl membuktlkan adanya pengaruh celah pada bekistlng balok terhadap kekuatan struktumya. Dan setelah dllakukan pengujlan terhadap perilaku beton yaltu uji tekan (compressive strength), uji tarik (splitting tensile), ui geser (shear strength) dan ujl lentur (flexural strength) maka semakln lebar celah sernakin tumn kekuatan darl suuktur tersebut. Maka sebalknya dlhlndarkan adanya celah-celah pada sambungan beklstlng di lapangan. Toleransl Iebar celah yang dlzlnkan yaltu 3 - 5 mm karena dengan rentang celah ini dldapat kekyatan dan kekakuan yang mendekatl strylctur tanpa celah.
Penelltlan lnl tldak hanya membedakan Iebar celah tetapl juga lngln mellhat perbedaan kekuatannya dari tiap-tlap layer (layer atas, tengah dan bawah) pada rnaslng-maslng beldsdng bercelah. Dan setelah dllakukan pengujlan maka untuk layer tengah nllal tegangannya paling stabil dan kenalkannya hamplr mendekati dengan normalnya. Sehlngga setelah dlanallsa untuk layer tengah material penyusunnya tarnpak hornogen dlbandlng dengan layer Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijaya Candra Husin
"Cetakan memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas dari produk cor yang dihasilkan. Salah satu metode pembuatan cetakan yang banyak digunakan saat ini adalah cetakan kulit (shell molding), yang menggunakan resin sebagai bahan kimia pengikat butir-butir pasir. Pada penelitian ini dicari hubungan antara temperatur dan waktu pemanasan terhadap sifat mekanis dan permeabilitas pasir silika lapis resin berkadar 3 % sebagai bahan pembuat cetakan dan inti beberapa jenis produk coran. Kemudian dicari kondisi cetakan yang paling optimal. Temperatur pemanasan yang digunakan adalah 240, 260, 280 dan 300 °C, sedangkan waktu pemanasan yang digunakan adalah 1,5 ; 2 ; 2,5 dan 3 menit. Adapun hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan mekanis dan permeabilitas cetakan yang paling optimal dicapai pada kondisi temperatur pemanasan 300 °C dengan waktu pemanasan 3 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Heddyanto Tedjo
"ABSTRAK
Proses pengecoron cerokon permcmen Sebago! soloh so?tu merocio pengeoorun yung dlpergunokon doiom lndusfrf seccvo Iucrs fefutcmo dcfcm pembuoron komponen oromoril sepe/1! piston. Cetokon /ogomnyo mompu memberikon srmkfur coron yung ooik don oefxexumm lrnggl, cffscmpfng roleromi cttmensf yung cukup keror.
Dolom proses produksl plsfon disel 6D16, nllcl kekercrson merupokon sarah smu mcrsczloh yung cllhodcrpl dI!T?rOf}O GYUGDGY suofu vorfos' mio! kekercwn don terkcdcmg kekeroscrn prooifk Ieblh rendoh don* sfcndor kualhos yang dfferapkon. Coco? kekercsan fnlloh ycrlg Cfsebuf sebogcl kerrdcxkseilfclcn kekeroscn { hardness ou1}.
Parameter proszzs prodyksi berpomn panting dcfom memt>er!kcrn korczmerfs!/k coron, yung dldomlnos' ofeh ICQDCIFUSUFI srruktur merologrcrl yung tefbenfuk sefomo pemoekuan. T?.{7'1,CS&VUTfJf cerokon merupokon rokror penrfng yang mompu mengoengomhl rqfu pembekuon, yung dengan sencfrmya berpengoruh rerhodcrp korakferlsfik comm. Temperalur cetokon yung lfnggl okon memperrombut Icju pemoekuon don merongsnng remenrbxnyo kekcsoron srrukfur whlnggo menurunkcn kekevoson produk. Pengomrorl Ssfern pendlngln cefokun don wckru Sklus yung YGDGJ' dqoar cffrokukon unruk mengendcmcn femperorur cerokon dolam menghosilkan corcm dengon kuomw yung konston.

"
1996
S41183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Alan John
"Bekisting didefinisikan sebagai suatu struktur temporer yang berfungsi untuk membentuk dan menunjang beton segar hingga beton tersebut mampu menahan bebannya sendiri. Bekisting banyak digunakan dalam pelaksanann konstruksi bangunan gedung struktur beton, khususnya sebagai kotak cetak beton dalam sistem pengecoran di tempat.
Berkaitan dengan kinerja waktu proyek bangunan bertingkat struktur beton, ada tiga pekerjaan yang saling terkait, yaitu pekerjaan pembesian, pekerjaan beksiting dan pekerjaan cor. Dari ketiga kegialan tersebut, pekerjaan bekisting amat penting karena pekerjaan beksting memerlukan biaya terbesar dan memakan waktu terlama. Sehingga untuk meningkatkan kinerja waktu proyek secara signifikan diperlukan penanganan pekerjaan bekisting secara tepat.
Saat ini bekisting sistem makin banyak ragamnya, dan salah satu yang dikenal di Jakarta adalah Bekisting Peri. Ada banyak proyek bangunan bertingkat yang telah menggunakan bekisting Peri seperti BNI City, Wisma BRI 1, Wisma Mulia, dan Mid Plaza, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa bekisting Peri telah dikenal dikalangan praktisi konstruksi di Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor dalam penggunaan bekisting Peri yang dapat mempercepat kinerja waktu proyek. Lingkup proyek bekisting Peri yang terjaring dalam kuesioner tersebar di Jakarta, Jawa Barat, dan Palembang. Hal ini menyatakan bahwa penggunaan bekisting Peri telah meluas tidak hanya di Jakarta, tapi juga di beberapa kota lain di Indonesia.
Dari 36 kuesioner yang disebar, didapat 26 data yang diolah dengan analisa statistik dengan bantuan software SPSS. Dari hasil analisa tersebut didapat bahwa variabel dominan dalam penggunaan sistem bekisting Peri adalah variabel Interaktif-maltiplikatif antara variabel Cakupan Alat Bantu Mekanik seperti Crane dengan variabel Ketersediaan Tenaga Kerja pada Pelaksanaanl Selling Beksiting Balok dan Pelat. Kemudian juga didapat 1 variabel dummy yaitu kualitas shop drawing bekisting.
Persamaan regresi yang didapat diuji kembali melalui simulasi Monte Carlo dengan bantuan perangkat lunak Crislal Ball. Dilakukan pada 300 sampel proyek dengan 10 kali pengulangan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa model regresi bersifat stabil pada jumlah pengulangan yang banyak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T11488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Dwiono Sidik
"Pada umumnya semua struktur beton bertulang didesain dengan umur rencana tertentu. Namun banyak di antara struktur beton bertulang yang tidak dapat mencapai umur rencananya. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor seperti pembebanan pada struktur yang melewati beban rencana akibat pengaruh lingkungan. Struktur beton juga memerlukan perbaikan-perbaikan pada tempat-tempat tertentu sehingga struktur tersebut dapat mencapai umur yang diinginkan. Pengukuran nilai regangan sebagai salah satu indicator utama kualitas kondisi beton saat ini diantaranya menggunakan strain gage. Strain gage apabila mengalami regangan akan mengalami perubahan dalam nilai tahanan listriknya. Melalui perubahan nilai tahanan listrik inilah regangan yang terjadi dapat kita hitung berdasarkan nilai gage factor dan strain gage tersebut. Namun strain gage juga memiliki beberapa kendala seperti mahalnya garga strain gages, sulitnya didapatkan jenis perekat yang dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama dan alat pembaca strain gages yang relatif mahal.
Untuk mengatasi kendala dalam penggunaan strain gases, maka dicarilah metode lain yang hampir sama namun lebih praktis serta murah. Beton pintar adalah suatu material beton, dimana material tersebut mampu memberikan perubahan sifat jika terjadi perubahan regangan pada struktur tersebut. Beton pintar merupakan beton dengan self sensing yaitu dengan membuat beton tersebut sensitive terhadap perubahan hambatan yang akhirnya akan didapatkan nilai perubahan regangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan serbuk karbon ke dalam campuran beton. Dengan penambahan serbuk karbon ini maka nilai tahanan listrik beton akan berkurang sehingga beton akan lebih sensitive terhadap tegangan dan regangan. Pada penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh variasi persentase tulangan balok terhadap perilaku balok beton dengan penambahan karbon batubara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perubahan nilai tahanan listrik terhadap variasi persentase tulangan balok pada balok yang diberi karbon batubara. Mutu beton yang digunakan adalah K-300 dengan variasi tulangan balok 0%,1% dan 2% dengan ukuran balok uji 15x30x120 cm3. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran hambatan awal balok dan mengukur perubahan hambatan dan lendutan balok ketika dibebani.
Dari hasil pengukuran hambatan awal balok, penambahan persentase tulangan balok menurunkan hambatan awal balok. Hal ini dikarenakan besi tulangan merupakan bahan konduktor yang baik dan memberikan intervensi sifat kekonduktifannya terhadap balok beton. Sedangkan nilai gage factor yang diperoleh dari masing-masing balok uji berbeda-beda, hal ini dikarenakan penampang balok yang tidak homogen sehingga perubahan hambatan yang terukur juga memiliki pola perubahan yang berbeda-beda pula."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Respati N.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan membuktikan pengaruh penggunaan bahan tambahan (admixture) jenis fibrin 23 yang dicampurkan di dalam adukan beton, terhadap nilai kuat tekan beton.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada umur beton 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari, penggunaan bahan tambahan fibrin 23 mengakibatkan meningkatnya kuat tekan beton. dengan kenaikan sebesar 19 % pada umur 1 (satu) hari, dan 13,5 % pada umur 3 (tiga) hari. Setelah umur beton mencapai 7 (tujuh) hari, penggunaan bahan tambahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang nyata.
Meskipun penggunaan fibrin 23 telah terbukti meningkatkan kuat tekan beton pada umur 1 (satu) hari, namun besarnya peningkatan tersebut tidak sebesar yang diharapkan, yakni 70%.
Dari hasil penelitian ini, juga dapat disimpulkan, bahwa kenaikan tekan yang terjadi pada umur 1 (satu) hari, merupakan tanda adanya adhesi yang terjadi antara pasta semen dengan serat fibrin serta kemampuan tarik dari serat tersebut mampu menahan perubahan volume (penyusutan) serta keretakan plastis. Dengan demikian serat-serat fibrin 23 berfungsi sebagai tulangan susut beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Pesatnya pembangunan gedung -gedung tinggi dengan menggunakan material beton sebagai bahan utama di dalam suatu kegiatan konstruksi struktur, terutama pada pekerjaan lantai basement yang mana dalam hal ini volume baton yang dicor relalif sangat besar dengan pemakaian beton dalam jumlah yang besar pengecoran dilakukan secara terus-menerus atau (kontinue), misalnya untuk pekerjaan pondasi pelat basement yang tebalnya mencapai 2 sampai 3 meter.
Masalah beton yang paling utama dalam pengecoran beton massa (Mass Concrete) adalah pemakaian volume belon dalam jumlah yang sangat besar dan masif, maka temperatur yang terjadi pada waklu pengecoran dan pengerasan baton akan sangat tinggi. Seperti yang kita ketahui tingginya temperatur ini terjadi akibat dari panas hidrasi semen dalam volume besar dan tertahannya kehilangan temperatur (Temperature Loss). Temperatur yang tinggi dalam beton massa ini akan menimbulkan perubahan volume pada beton massa dan akibat dari
pcrubahan volume ini akan menimbulkan tegangan tarik dalam beton. Apabila tegangan tarik tersebut melebihi tegangan tarik yang diijinkan, maka akan terjadi retak pada beton. Selain itu cuaca yang panaspun turut mendukung meningkatnya suhu beton sebelum berlahan-lahan turun, dimana suhu beton yang tinggi pada
awal umur beton ini dapat mempengaruhi kwalitas dari beton yang telah dicor.
Dalam karya tulis ini, penulis bermaksud akan melakukan penelitian dari data-data dilapangan mengenai pengaruh perubahan temperatur terhadap pengecoran mass concrete rail foundation dengan cara evaluasi, monitoring dan
analisa perubahan temperatur
Daiam hal ini penulis juga dapat menentukan tebal leyer (lapisan) dan interval waktu pengecoran mass concrete raft foudation serta suhu yang disyaratkan oleh ACl-Code sehingga pengontrolan terjadinya retak-retak pada
beron dapat dihindari, Selain itu perawatan diatas permukaan beton setelah selesai pengecoran harus direncanakan karena beton langsung menerima cahaya matahari, sehingga pada saat memonitoring suhu yang tcrjadi dalam beton dapat diatasi dengan cara pemakaian thermocouple dan suhu beron dapa! diiihat dan
berangsur-angsur turun dalam periode waktu yang lama.
Usaha yang biasa dilakukan dalam mengurangi naiknya temperature beton selama curing dengan mengunakan air dingin atau memasang pipa pendingin didalam pelat beron. Cara lain adalah mengunakan insulator untuk mengurangi beda temperature didalam beron. Temperature yang terjadi di dalam beton juga dimonitor dengan memasang thermocouple di lokasi-lokasi yang diperlukan.
Akan tetapi, usaha diatas belum cukup untuk memastikan apakah terjadinya retak di dalam beton atau tidak. Kondisi beton biasanya di perkirakan dari hubungan-hubungan empiris antara beda temperature dengan terjadinya retak.
Cara pengujian temperature dan regangan (strain) pada kondisi didalam massa beton yang besar secara terpadu di ukur langsung dan dimonitor selama waktu di perlukan dengan menggunakan Thermistor dan Vibrating Wire Strain
Gage (VW Strain Gage) yang dipasang pada lokasi-iokasi krisis sebeium pelat dicor.
Sehubungan dengan pengecoran mass concrete Raft Foundation dalam hai ini memiliki ketebalan yang bervariasi yaitu 1.5 m - 1.8 rn dan 2.0 m - 2.5 m dengan volume beton kurang lebih 3621 m3.
Apabila semuanya ini dapai dilaksanakan dengan perencanaan yang teliti dan akurat, maka pekerjaan struktur bawah ini dapat dipertanggungjawabkan dan pekerjaan struktur atas bisa dilaksanakan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Tulisan ini memuat hasil penelitian yang dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia tentang peranan mikrosilika sebagai aditif mineral dalam meningkatkan ketahanan beton, dalam hal ini beton mutu sedang, terhadap lingkungan agresif yang mengandung garam sulfat, dalam rangka usaha untuk lebih mendayagunakan beton sebagai bahan bangunan di bawah tanah, terutama sehubungan dengan banyaknya rencana pembangungan infrastuktur bawah tanah di Jakarta. Ternyata penambahan mikrosilika dalam dosis yang tepat pada campuran beton dapat meningkatkan ketahanan beton terhadap agresi garam sulfat, sebagaimana disampaikan dalam kesimpulan penelitian di bagian akhir tulisan ini."
Fakultas Teknik , 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>