Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penggunaan heat exchanger atau alat penukar kalor merupakan suatu hal yang sangat panting dalam industri sekarang ini. Kondenser, salah satu jenis dan heat exchanger, merupakan alat penukar kalor yang merubah fluida gas menjadi cair. Unjuk kerja kondenser yang optimal merupakan hal yang panting dalam menurunkan biaya operasional Salah satu parameter unjuk kerja kondenser adalah
Angka Kondensasi. Pada percobaan ini, sebuah pipa kondenser tembaga dltempatkan secara vertikal di dalam sebuah labung kaca. Pipa kondenser tersebut dihubungkan dengan tiga buah termokopel yang menghitung temperatur rata-rata permukaan kondenser dan dua buah termokopel yang menghitung besar temperatur air pendingin keluar dan masuk dalam kondenser. Di dalam tabung kaca, air yang berada pada dasar tabung dipanaskan hingga temperatur saturasi uap. Uap tersebut mengalir ke atas dan mengenai permukaan kondenser dan diserap kalornya oleh air pendingin yang mengalir di dalam kondenser. Percobaan ini dilakukan dengan mengatur besar laju air pendingin yang masuk ke dalam kondenser. Angka Kondensasi merupakan fungsi dari koefisien perpindahan kalor dan Angka Reynolds. Angka Kondensasi dapat diketahui melalui parameter koefisien perpindahan kalor dan beda temperature…
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Feri Ardi
"Penyegaran udara merupakan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Kebanyakan unit pengkondisi udara digunakan untuk kenyamanan (comfort air conditioning), yaitu untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi orang yang berada di dalam suatu ruangan. Saluran udara (ducting) merupakan bagian dari sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mendistribusikan udara dingin ke ruangan yang akan dikondisikan. Fenomena kondensasi pada textile ducting terjadi pada ducting yang digunakan. Kondensasi pada textile ducting terjadi pada permukaan lapisan bagian dalam dan luar dari ducting dan dapat berupa tetesan air yang jatuh dari ducting yang digunakan. Textile ducting dapat dibuat dari material permeable dan impermeable yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian. Cara untuk mengetahui fenomena kondensasi pada textile ducting yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada textile ducting yang digunakan untuk melihat tetesan air yang jatuh dari ducting yang digunakan.

Air refresher is a process to cool the air so as to achieve the ideal temperature and humidity. Most air conditioning units is being used for comfort (comfort air conditioning), which is to create a comfortable air conditions for people who are in a room. Air duct (ducting) is part of the air conditioning system which serves to distribute cool air into the room to be conditioned. The phenomenon of condensation on the ducting occurs in textile ducting used. Condensation on the textile ducting occurs on the surface of the inner and outer layers of the ducting and can be either water droplets falling from the ducting being used. Textile ducting can be made of permeable and impermeable materials that are tailored to user needs. How to know the phenomenon of condensation in textile ducting is to make direct observations on textile ducting used to see water droplets falling from the ducting being used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1255
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian
"Menara pendingin adalah salah satu fasilitas yang terdapat di unit pembangkit yang layak mendapatkan perhatian khusus yang disebabkan antara lain karena letaknya di luar sehingga udara sekitar bisa menyebabkan keadaan yang tidak diinginkan dan disamping itu kelalaian dalam melaksanakan kegiatan maintenance routine dapat mengakibatlcan pengaruh yang besar terhadap biaya operasi dan juga akan mempercepat kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen yang disebabkan oleh korosi. Menara pendingin memindahkan panas dari air sirkulasi ke udara sekitar melalui proses evaporasi. Hal terpenting untuk memperkecil peluang terjadinya kerak dan korosi yang terjadi adalah dengan melaksanakan program maintenance yang sesuai terhadap perlakuan air (water treatment). Program inspeksi yang terjadwal juga adalah salah satu kunci untuk mengetahui lebih awal problem yang akan terjadi. Dalam rangka untuk mengoptimalkan fungsi kerja menara pendingin, maka dilakukan pengevaluasian terhadap menara pendingin dan dilakukan setelah menara pendingin ini dioperasikan selama periode tertentu. Dalam melakukan pengevaluasian untuk menghitung kinerja digunakan pengevaluasian secara thermal (thermal test). Dari hasil pengevaluasian dapat dikatakan bahwa kinerja menara pendingin ini masih cukup baik (96%). Penurunan kinerja disebabkan oleh terganggunya proses perpindahan panas yang terjadi akibat terbentuknya kerak atau kotoran yang melekat pada paking-paking, nosel-nosel distribusi air, dan drift eliminator selama empat tahun beroperasi. Pembersihan maksimum yang clilakukan terhadap kerak atau kotoran yang terbentuk hanya dapat dilakukan pada saat unit pembangkit tidak beroperasi.

The cooling tower is a part of power plant facility deserves special attention because it is located outdoors, the weather and atmospheric may lead to unexpected damage. The neglect of necessary routine maintenance can have a big impact on cost of operation and an early component failure through corrosion. Cooling tower transfer heat from circulating water to the atmosphere through evaporation, The maintenance of a proper water treatment program is important in order to minimize scale built-up and corrosion. A regular inspection program is also a key to early problem detection. The evaluation of cooling tower is done after it is operated on certain period in order to optimize performance of cooling tower. A thermal test is used to determine cooling tower performance. The result of test is still acceptable (96%). The performance degradation is caused by scale built-up on packing, water distribution nozzles and drift eliminators over four years operation, as a result in heat and mass transfer process is disturbed. The maintenance schedule program to clean cooling tower can be done when the unit shut-down."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Research to nanofluida have a lot of conducted to indicate that nanofluida has a great potency for
better heat transfer. Nanofluida is mixture between solid particle of nanosize with the based-fluid.
Nano particle suspended in based-fluid permanently which is because of eristence of Brownian eject.
Before nanofluida can be applied in commercial purpose, the furthermore experiment is needed. In this
research conducted the measurement of heat transfer coefficient jilm condensation which used vertical
condenser and nanofluids Al2O3-water as cooling fluids With variation of flow rote of cooling fluid and
volume concentration of nanofluid as well, the experimental result shows the enhancement of
condensation heat transfer coefficient with nanofluid compared to base fluids : 12- 19% for 1% particles
concentration and 23-33 % for 4% particles concentration.
"
Jurnal Teknologi, 19 (1) Maret 2005 : 1-9, 2005
JUTE-19-1-Mar2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang Pengrajin Perak dan Bordir dilakukan di Kelurahan Gempeng Kecamatan bangil Kabupaten Pasuruan,Provinsi jawa Timur. Dipilihnya desa ini karena di wilayah ini banyak dijumpai pengusaha maupun tenaga atau perajin perak dan bordir...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Suryandhito
"Timbal masih digunakan secara luas sebagai bahan material aktif untuk baterai asam timbal. Timbal dan auric chloride (PbCl3) digabungkan untuk menjadi komposit timbal-emas sebagai usaha untuk meningkatkan performa baterai asam timbal. Perilaku elektrokimia dari komposit Pb-Au dalam larutan asam sulfat diselidiki. Au diilih sebagai penguat karena sifatnya yang memiliki konduktivitas tinggi dan ketahanan terhadap reaksi kimia. Penyampuran bubuk Pb dan auric chloride (PbCl3), dan metode hot-press digunakan untuk membuat komposit Pb-Au. Karakterisasi struktur material  dilakukan dengan teknik X-Ray Diffraction (XRD). Perilaku elektrokimia dari sampel diselidiki dengan teknik Cyclic Voltammetry (CV) dan Linear Sweep Voltammetry (LSV) di dalam larutan H2SO4 dengan variasi temperatur 10°, 25°C, and 40°C. Hasil menunjukkan bahwa struktur kristal dari komposit Pb-Au adalah face-centered cubic (FCC) dengan ukuran kristal bernilai antara 63,31 dan 79,54 nanometer. Selain itu, penambahan Au juga menggeser ICorr, ECorr, dan potensial reduksi dan oksidasi. Laju korosi dari komposit Pb-Au bernilai antara 0,081 dan 2,706 mm/tahun. Reaksi elektrokimia irreversibel dari komposit Pb-Au telah diamati.

Lead is still widely used as an active material for lead-acid batteries. Lead and auric chloride (PbCl3) solution were mixed to become lead-gold composite in efforts to improve the performance of lead-acid batteries. The electrochemical behaviors of Pb-Au composite in sulfuric acid solution were investigated. Au was chosen as reinforcement because of its high conductivity and resistance to chemical reaction. The mixing of Pb powders and auric chloride (PbCl3) solution, and hot-pressing method was applied to fabricate Pb-Au composites. Material structure characterizations were performed using X-ray diffraction technique. The electro-chemical properties of the samples were investigated by cyclic voltammetry technique (CV) and linear sweep voltammetry technique (LSV) in H2SO4 solution with various solution temperature 10°, 25°C, and 40°C. The results show that the crystal structure of lead-gold composite are face-centered cubic (FCC) structure with crystallite size of around 63.31 to 79.54nm. Also, the addition of Au shift the Icor, Ecor and the oxidation and reduction potential. The corrosion rates of Pb-Au composites are found to be around 0.081 and 2.706 mm/year. The irreversible electrochemical reaction Pb-Cu composite have been observed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Syafriady
"Emas dikatakan sebagai alat investasi yang cukup aman selama periode krisis. Tetapi bagaimanakah kondisi instrumen investasi lain seperti saham perusahaan yang masih terkait dengan emas pada periode tersebut juga. Penelitian ini mencoba untuk melihat pola pengaruh dari komoditas emas terhadap saham emiten yang terkait dengan pertambangan logam emas pada tingkat pengembalian (return). Kesimpulan yang dicapai pada penelitian ini, bahwa terdapat pengaruh yang positif dari pengembalian (return) komoditas emas terhadap pengembalian(return) saham emiten yang terkait dengan pertambangan logam emas.

Gold is told as a safe investment instrument during the crisis period. But what about other investment instrument like the stock of gold related company during the same period. This research is trying to see the effect from the gold commodity and stock from emiten whose related to gold mining on return level. Conclusion is reached by this research, that there is positive effect from the gold return to return from issuers whose related to gold mining."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32171
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Fithriana F.S.
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran emas sebagai hedge dan safe haven asset di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand pada periode 1996-2012. Hedge merupakan aset yang tidak bergerak bersamaan dengan aset lain secara rata-rata, sedangkan safe haven asset berperan sebagai hedge saat pasar berada dalam kondisi ekstrim. Terdapat tiga pendekatan periode pasar ekstrim yang digunakan, yaitu return pasar saham, volatilitas return pasar saham, dan periode krisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emas secara umum tidak bertindak sebagai hedge dan safe haven di negara berkembang. Penggunaan data harian, mingguan, dan bulanan memberikan hasil temuan yang berbeda pada tiap sampel negara. Hal ini terjadi akibat adanya dinamika pada data harian, mingguan, dan bulanan.

The focus of the study is to analyze gold as hedge and safe haven asset in Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, and Thailand during period 1996-2012. Hedge is asset that does not move along with the other assets on average, while safe-haven asset serves as a hedge when the market is in extreme conditions. There are three approaches used as extreme market periods: stock market returns, volatility of stock market returns, and periods of crisis. The results showed that gold doesn?t act as a hedge or safe haven in emerging country. Daily, weekly, and monthly data leads to different result because of the dynamic of each data."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setia Sukma
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan memperoleh model peramalan harga emas terbaik antara model GARCH dan EWMA. Variabel dependen adalah harga emas Antam sedangkan variabel independen terdiri dari harga emas dunia, IHSG dan JIBOR. Penelitian menggunakan data harian periode Agustus 2010 - September 2012. Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga emas Antam dan secara simultan diperoleh R-Square sebesar 97,7375%. Model dalam pendekatan pola adalah GARCH (2,1) sedangkan pada pendekatan kausal GARCH (1,1). Nilai MAPE peramalan harga emas Antam bulan Oktober 2012 menggunakan pendekatan kausal sebesar 1,9114%, pendekatan pola 4,4379% dan EWMA 10,618824%. Dengan demikian, dalam penelitian ini model GARCH lebih akurat dibandingkan EWMA.

ABSTRACT
The study aimed at obtaining the best gold price forecasting model between GARCH and EWMA models. The dependent variable is the price of Antam's gold while the independent variables consist of world gold prices, IHSG and JIBOR. The study uses daily data in August 2010 until September 2012. Independent variables significantly influence the Antam’s gold price and simultaneously acquired R-Square of 97.7375%. Models in the pattern approach is GARCH (2.1) whereas the causal approach GARCH (1,1). MAPE values of ​​Antam's gold price forecasting in October 2012 using the causal approach 1.9114%, the pattern approach 4.4379% and EWMA 10.618824%. Thus, in this study GARCH models are more accurate than EWMA."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>