Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresnandar
"Penelitian ini membahas pemilihan lift pada gedung perkantoran yang memiliki 25 lantai. Sistem lift digunakan sebagai alat transportasi vertikal untuk menampung penumpang yang ingin pindah dari satu lantai ke lantai yang dituju, dimana semua penumpang yang ada di dalam gedung tersebut dapat terangkut. Di dalam penelitian ini diperlukan perhitungan traffic analysis untuk mendapatkan jumlah unit, kapasitas, dan kecepatan yang sesuai dengan kriteria pemilihan lift, dimana kriteria pemilihan lift harus memenuhi interval dan handling capacity. Hasil yang diperoleh dalam perhitungan traffic analysis untuk lift low zone 4 unit lift, kapasitas 1150 kg dan kecepatan 2.5 m/s, sedangkan untuk high zone 5 unit lift, kapasitas 1150 kg dan kecepatan 5 m/s.

This research explains about elevator selection at office tower which has 25 floors. The system of elevator is used as vertical transportation for taking in the passenger who wants to move from one floor to another floor, which is all passengers, can be lifted. In this research, is needed the formula of traffic analysis to obtain the total of unit, capacity, and speed which is suitable with the criteria of elevator chosen, which the criteria of elevator chosen has to fulfill the interval and handling capacity. The result from the calculation of traffic analysis for low zone is 4 units, 1150 kg capacity, and 2.5 m/s speed and high zone is 5 units, 1150 kg capacity, and 5 m/s speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wiendarto
"Gedung bertingkat dibangun untuk mengatasi ketersediaan lahan yang semakin terbatas setiap waktu. Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni bangunan menyangkut arus sirkulasi vertikal, lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai karena keterbatasan tenaga manusia, sistem lift digunakan untuk mengatasi masalah ini. Pemilihan sistem lift yang baik berpengaruh pada kualitas suatu gedung dari segi pelayanan transportasi vertikal, jika pemilihan yang dilakukan kurang baik maka akan berdampak pada fungsi gedung, masalah menyangkut fungsi gedung ini adalah sangat penting terutama pada rumah sakit karena sering sekali terjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani dan mungkin berhubungan dengan nyawa manusia.
Terdapat beberapa ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan kualitas sistem lift, yaitu interval (waktu tunggu rata-rata) dan jumlah penumpang yang diangkut dalam waktu lima menit (Handling Capacity). Variabel yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh nilai Interval dan Handling Capacity adalah kapasitas dan kecepatan dari Car. Metode perhitungannya yaitu harus mengetahui lebih dulu nilai Round Trip Time. Dilakukan beberapa kali perhitungan dengan variasi kapasitas dan kecepatan Car sehingga dapat dilihat Interval dan Handling Capacity yang memenuhi kriteria. Jumlah Car yang paling sedikit, Interval yang rendah dan Handling Capacity yang tinggi adalah parameter dari sistem yang dipilih.

Storey buildings are built to cope the land availability which has been decreasing every time. The problem that arises in this regard is the mobility of the building occupants regarding vertical traffic flow, higher floors are usually would be more difficult to be reached due to the limitations of human energy, lift system is used to solve this problem. Selection of a good lift system affects the quality of the building in terms of vertical transportation services, if the selection is done poorly then it will have an impact on the function of the building, issues concerning the function of the building is critical especially in hospitals due to emergency conditions that occur oftenly and needed to be adressed as fast as possible and maybe human lives are at stake in this matter.
There are several standards to assess the quality of a lift system, the Interval (average waiting time) and number of passengers carried in five minutes (Handling Capacity). Variables that are used on the calculation to obtain the value of Interval and Handling Capacity are Car Capacity and Car Speed. The method of calculation is to know the value of Round Trip Time (RTT) first. Calculations performed several times with variations in capacity and speed so Interval and Handling Capacity that satisfy the criteria can be seen. Least Car numbers, low Interval and high Handling Capacity are the parameters of selected system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarto
"ABSTRAK
PT. Maha Keramindo Perkasa (MKP) adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pembuatan keramik lantai. Di PT. MKP sampai saat ini masih mengalami kendala dalam penerapan pelaksanaan pengendalian persediaan bahan baku (raw material).
Tujuan penulisan skripsi ini adalah membuat perencanaan sistem pengendalian persediaan raw material di PT. MKP sehingga diharapkan akan dapat memperbaiki pola pengendalian yang telah ada. Disamping itu bertujuan pula untuk menekan biaya simpan dan meminimalkan persediaan raw material.
Sistem pengendalian persediaan yang diterapkan pada tugas akhir ini yaitu sistcm MRP, karena sistem ini merupakan sistem yang sering digunakan padar saat ini, dibanding dengan sistem yang lain. Dan diharapkan akan tercipta kesinambungan proses produksi, karena MRP menawarkan suatu kesinambungan antara supply dan demand.
Sebelum penganalisaan pada MRP dilakukan, terlebih dahulu membuat master production schedule (MRP), dimana acuan yang dibuat untuk MPS berdasarkan hasil peramalan. Dan pola peramalan yang dipakai untuk tugas akhir ini dipilih dari dua pola, yaitu pola konstan dan linier, dimana pola linier yang akhirnya dipilih karena mempunyai kesalahan standar terkecil.
Pada penganalisaan MRP, terdapat beberapa teknik lotting yang digunakan pada tugas akhir ini. Dan dari analisa didapat bahwa pada masing-masing raw material menggunakan teknik lotting yang berbeda-beda pula, dan hal tersebut dikarenakan jumlah total cost yang dipilih adalah yang terkecil.
Dan Sistem MRP yang diterapkan pada tugas akhir ini adalah MRP dengan safety lead lime. Agar supaya rencana waktu pemesanan barang yang diharapkan sesuai dengan waktu kebutuhan bersih yang diperlukan.

"
2000
S37261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bagus Novan Sugiono
"Perkembangan bisnis antar wilayah atau pulau mendorong kebutuhan akan alat transportasi penunjang yang cepat dan dapat menjangkau banyak wilayah, dan transportasi udara dinilai sebagai jenis transportasi tercepat. Sewa pesawat jet pribadi telah menjadi pilihan beberapa perusahaan di Indonesia dalam menjalankan aktivitas bisnis antar pulau mereka, khususnya untuk level eksekutif perusahaan. Pada akhir tahun 2019, PT Pelita Air Service akan membuat rencana proyek pengembangan Corporate Air Transport Services (CATS), dan berencana untuk membeli satu unit pesawat jet baru. Terdapat empat jenis pesawat jet yang dipertimbangkan, yaitu Embraer Legacy 650, Dassault Falcon 2000LX, Bombardier Challenger 605, dan Gulfstream G650. Untuk itu, penelitian ini berfokus pada pemilihan pesawat jet untuk menunjang bisnis sewa pesawat yang melayani kebutuhan transportasi bisnis perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan studi kasus pada PT Pelita Air Service. Peneliti mencoba  menganalisis beberapa kriteria dan subkriteria apa saja yang dapat mempengaruhi pemilihan beberapa alternatif pesawat jet untuk PT Pelita Air Service dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dan kemudian melakukan pemilihan dan pemeringkatan alternatif pesawat dengan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil perhitungan AHP menunjukkan bahwa terdapat 4 kriteria dan 20 subkriteria terpilih. Selanjutnya, metode TOPSIS menunjukkan bahwa pesawat jet yang terpilih adalah Embraer Legacy 650.

Business expansion and development in Indonesia has driven the need of business transportation that can reach many regions and islands, and air transportation is considered as the fastest type of transportation in order to support business development in Indonesia. Jet aircraft charter service has become alternative transportation of several companies to support their inter-island business activities in Indonesia, especially among of company executives. In the end of year 2019, PT Pelita Air Services will make a business project for Corporate Air Transport Services (CATS), and plans to buy a new jet aircraft unit. There are four types of ajets which are considered as an option for CATS, namely Embraer Legacy 650, Dassault Falcon 2000LX, Bombardier Challenger 605, and Gulfstream G650. For this reason, this research only focuses on the selection of jet aircraft to support the aircraft charter for corporate business transportation of companies in Indonesia with a case study at PT Pelita Air Services. The researcher tries to analyze some criteria and subcriteria which affect the selection of several alternative jet aircraft for PT Pelita Air Service with Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The researcher not only select but also rank the alternative aircraft with Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method. AHP calculation results show that there are 4 criteria and 20 sub-criteria selected. Furthermore, the TOPSIS method shows that the chosen jet is the Embraer Legacy 650."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Pasha
"Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia memiliki jumlah perjalanan yang tinggi yang didominasi oleh moda kendaraan pribadi. Disisi lain, tingginya perjalanan tersebut merupakan bagian dari sektor dengan kontribusi terbesar pada tingginya emisi karbon yang dihasilkan pula pada DKI Jakarta. Dalam sekian banyak rencana terkait penyelesaian masalah tersebut, terdapat rencana elektrifikasi armada bus Transjakarta untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh layanan transportasi Transjakarta. Namun, rencana tersebut membutuhkan biaya investasi yang besar, sementara kondisi keuangan Transjakarta saat ini menunjukkan ketergantungan pada pembiayaan eksternal dalam kegiatan investasi karena besarnya peran subsidi dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Dari situasi tersebut, mekanisme kredit karbon dapat menjadi solusi dalam memperoleh alternatif pembiayaan berdasarkan jumlah emisi karbon yang berhasil diturunkan dibandingkan dengan kondisi baseline. Simulasi dengan pendekatan sistem dinamis diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang variabel eksogen dan perkiraan kontribusi subsidi kredit karbon sebagai bagian dari kebutuhan investasi. Tiga jenis skenario disimulasikan bersama dengan dua alternatif kebijakan, yaitu penggunaan mekanisme kredit itu sendiri dan desain target rasio Battery Electric Bus berdasarkan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK DKI Jakarta. Setelah simulasi, kontribusi subsidi kredit karbon sebagai bagian dari kebutuhan investasi tambahan berkisar antara 2,75% hingga 4,51% berdasarkan skenario relatif ‘terbaik’ dan ‘terburuk’ dalam studi ini.

DKI Jakarta as the epicentrum of the Indonesian economy has a high number of trips which are dominated by private vehicles. On the other hand, the magnitude of the trips is a part of the most contributing sector to the carbon emissions produced in DKI Jakarta. Of the many plans to solve these problems, there is a plan to electrify the Transjakarta bus fleet to reduce emissions generated by Transjakarta transportation services. Meanwhile, the plan requires a large investment cost, while the current Transjakarta’s financial condition indicates a dependency on external financing in investment activities due to the large role of subsidy in financing its current operational activities. From that situation, the carbon credit mechanism may fit to be a solution in obtaining alternative financing based on the amount of carbon emissions that have been successfully reduced compared to the baseline condition. Simulation with a dynamic systems approach is needed to gain knowledge about exogenous variables and the possible contribution of carbon credit subsidies as part of investment needs. Three types of scenarios are simulated together with two alternative policies, namely the use of the credit mechanism itself and the design of the BEB ratio target based on the DKI Jakarta RAD. After simulation, the contribution of carbon credit subsidies as part of additional investment needs ranges from 2.75% to 4.51% based on the relative 'best' and 'worst' scenarios in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Sudibyo S.
"ABSTRAK
Pada peralatan komputer atau elektronika prinsip dasarnya adalah rangkaian digital. Pada sistem digital, keluaran maupun masuknya hanya berupa 1 atau 0. Dengan prinsip ini, menggunakan rangkaian gerbang digital, seperti NOR, NAND, Inverter dan XOR dapat dirancang peralatan yang sangat berguna bagi kebutuhan manusia.
Perancangan simulasi lift yang diimplementasikan ini merupakan salah satu aplikasi dari teknologi digital. Rangkaian digital terdiri dari gerbang-gerbang logika digital, maupun yang lebih kompleks lagi, yakni Comparator, D-flip-flop, dan yang lainnya.
Penelitian ini terutama membahas perancangan rangkaian simulasi lift, yang dibangun dari rangkaian Comparator, D-flip-flop, Counter, Decoder, Encoder dan gerbang lainnya. Kemudian di gambar layout CMOS dari rangkaian tersebut. Dalam hal ini yang digambarkan dan dijelaskan yaitu adalah : analisa layout CMOS-nya yakni rangkaian Comparator yang merupakan salah satu komponen utama dari simulasi lift."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Reinnette
"Kondisi lingkungan yang semakin dicemari oleh emisi gas buang atau yang biasa dikenal sebagai emisi gas rumah kaca telah semakin memprihatinkan. Sedemikian memprihatinkannya hingga negara-negara di dunia memutuskan untuk mengambil langkah serius dalam penanganan emisi GRK dengan suatu perjanjian yang berlandaskan hukum internasional, yang dikenal sebagai UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).
Salah satu produk yang tercipta dari UNFCC untuk penanganan emisi GRK adalah CDM (Clean Development Mechanism). Produk ini dapat diterapkan pada keekonomian proyek bus BBG. Hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat dari emisi reduksi yang didapat dari pergantian moda bus berbahan bakar solar menjadi bus BBG dapat diperdagangkan atau lebih dikenal dengan sebutan carbon trading.
Tahapan yang dilakukan adalah dengan menganalisa kelayakan keekonomian dari proyek bus BBG ini dengan tujuan menarik banyak perhatian dari investor untuk menanamkan modal. Sisi lainnya adalah dari reduksi emisi yang dihasilkan dapat menghasilkan keuntungan tambahan dari penjualan CER atau Certified Emission Reduction.
Dari sisi keekonomian penggantian moda menjadi bus BBG telah dapat menghemat pengeluaran yang dikeluarkan oleh operator bus, disebabkan perbedaan biaya bahan bakar yang 55% lebih murah. Bila dilihat dari sisi NPV, IRR dan PBP, tanpa adanya manfaat CDM telah berhasil membawa keuntungan bagi operator. Hal ini dapat terlihat dari IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga (IRR > 17%). Hal ini telah memberikan nilai NPV dan PBP yang layak. Dengan menerapkan manfaat CDM telah berhasil meningkakan IRR sebesar 10%.
Kelayakan IRR juga didapat dari penentuan harga tarif per kilometer yaitu untuk IRR 18% maka harga tarif untuk Kalideres-Depok Rp 9.340,-, Bekasi-Blok M Rp 9.090,- dan Cibinong-Grogol sebesar Rp 9.647,-.

Greenhouse gas emission has been increasing rapidly nowadays. It had brought many serious concerns among nations in this world. For this reason, nations gathered together to discuss about this matter and came out with the result to establish an international treaty called UNFCCC. This treaty will bind the member's countries to find a way to lessen the greenhouse gas emission into certain level.
One of this treaty?s product is CDM (Carbon Development Mechanism). This product could be implemented on this CNG Bus Fleet Project. The reduction of emission that was gained from the substitution of diesel bus to CNG bus could be sold to gain benefit. This method also known as Carbon Trading. The main result of this analysis is to simulate the economic value of this project in order to get attention from investors especially those who are buses operator to invest in this project. Besides that, this analysis offer the CDM?s benefit as an extra revenue that was gained from the selling of CER (Certified Emission Reduction). From the economics of replacing the bus CNG mode has been able to save expenses incurred by bus operators, due to differences in fuel costs are 55% cheaper. When viewed from the side of the NPV, IRR and PBP, without the benefit of the CDM has succeeded in bringing benefits to operators. This can be seen from the IRR is greater than the interest rate (IRR> 17%).This has given the value NPV and PBP are eligible. By applying the benefits of the CDM has succeeded in meningkakan IRR of 10%. Feasibility IRR also obtained from the determination of the price-per-mile rate for the IRR is 18% the tariff rates for Kalideres-Depok Rp 9340, -, Bekasi-Blok M Rp 9090, - and Cibinong-Grogol Rp 9647,-."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Virdaroza Fauzi
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S27383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>