Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatut Kustoyo
"PT. Mulia Safety Glass (MSG) merupakan perusahaan kaca mobil yang baru berdiri pada tahun 1997 di bawah naungan Mulia Industri. Sebagai sebuah perosahaan baru maka di beberapa tempat masih memungkinkan dilakukan perubahan-perubahan yang bisa meningkatkan kapasitas produksi. Sejalan dengan peningkatan permintaan mak:a penulisan tugas Akhir ini dibuat untuk mengetahui dengan jalan bagaimana peningkatan pennintaan tersebut dapat dipenuhi. Dalam penulisan ini, metode yang digunakan adalah dengan rnenghitung waktu standar pada setiap proses dengan mempertimbangkan faktor kelonggaran dan faktor penyesuaian, yang pada akhirnya digunalcan untuk merancang produksi dalam menghadapi peningkatan pennintaan tersebut. Dalam perhltungan ternyata dapat diketahui bahwa peningkatan permintaan tersebut dapat dipenuhl dengan menambahkan jam lembur sebanyak 4 shift dalam sebulan untuk bagian pemotongan, penambahan group pada bagian bending dari 3 group menjadi 4 group sehtngga diperlukan penambahan 4 orang karyawan, penambahan shift pada bagian lay up dari 2 shiftlhari menjadi 3 shift/hari sehingga diperlukan penambahan 16 orang karyawan serta melemburkan karyawan pada bagian finishing sebanyak 2 shift dalam sebulan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Darmawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Siti Rohana
"Dalam perusahaan yang bergerak dibidang apapun kepuasan konsumen menjadi bahasa persaingan yang harus dilakukan. Untuk itu setiap perusahaan perlu memenuhi kebutuhan konsumen sehingga kepuasan konsumen terjaga. Dalam hal ini masalah pengendalian produksi dan keseimbangan lintas produksi merupakan salah satu kunci untuk menjawab pemecahan permasalahan tersebut.
Pengendalian produksi yang dilakukan adalah dengan menganalisa situasi setiap seksi produksi (seksi pembuatan body, pengecatan, pemasangan interior, finishing) pada suatu periode dengan mengamati kemajuan produksi dan rencana yang ditargetkan dengan menggunakan metode garis keseimbangan (Line of balance) pada periode yang disidik, sehingga dapat diambil analisis dan tindakan untuk perbaikan selanjutnya bila terjadi penyimpangan yang berlaku pada saat disidik.
Output produksi potensial yaitu kapasitas produksi pada lintas produksi dengan keadaan fasilitas peralatan, metode kerja dan tata letak pada saat ini. Produksi potensial ini dihitung per seksi dan diteliti keseimbangannya berdasarkan rencana yang telah dibuat. Bila terdapat seksi yang mempunyai output produksi dibawah batas minimum, sedapat mungkin akan ditingkatkan dengan menambah jumlah tenaga kerja.
Dari hasil analisa produksi dengan metode garis keseimbangan hanya pada seksi pembuatan body telah optimal sedangkan pada seksi pengecatan, pemasangan interior dan finishing diperoleh hasil baahwa terdapat keterlambatan dari target produksi untuk mengatasi hal tersebut perlu penambahan tenaga kerja agar target produksi tercapai.

Almost companies always compete to get satisfaction from consumer regarding the situation each company have to fullfill the need of consumer for keeping consumer satisfaction. One of the keys to keep consumer satisfaction is "production schedulling" and "line of balance"
Implementation production scheduling is to analyze situation each of production section (Body Manufacturing, Painting, Interior Installing, and Finishing) during the periods with "line of balance". Methods of observation period. After observing and getting analysis, the action will be done to maintain if there are deviations during the observation periods.
Potential production output is production capacity at production line with condition tools facility, work methods and layout at the line observation. Potential production is calculate each section and observed the balance's based on the the actual planning, if there are sections have production output below the minimum limited, it will be correction with additional workforce.
Result from production analyze with line of balance is only at section Body Manufacturing has been optimal. In the several sections such as Painting, Interior Installing and Finishing, there are delaying of production target. The problem could be solved with additional workforce to reach production target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
A. Miranda Hermansyah Thaher
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sambas Sundana
"ABSTRAK
Pelaksanaan produksi di PT ?X? sering mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan dari konsumennya dikarenakan kondisi permintaan yang selalu berfluktuatif. Dengan demikian perusahaan perlu membuat suatu srategi proses produksi dalam mengantisipasi permintaan tersebut dengan mempertimbangkan biaya produksi yang paling minimal.
Dalam menentukan strategi proses produksi diterapkan metode Chase Strategy, Assigned Workforce Levels dan Level Strategy dengan kriteria minimasi ongkos totalnya. Variabel-variabel ongkosnya meliputi ongkos tenaga kerja langsung, ongkos rekrut, ongkos PH, ongkos jam kerja normal, ongkos lembur, ongkos simpan, ongkos backorder dan ongkos lost sales.
Dengan bantuan program Quantitative systems (QS) version 3.0 dipilih metode terbaik dari ketiga metode yang diusulkan. Secara keseluruhan didapat strategi yang terbaik yaitu dengan memakai metode Assigned Workforce Levels yang memberikan ongkos total kumulatif tenaga kerja per tahun sebesar Rp. 9.945.847,- sedangkan ongkos total produksi per tahun untuk Audio part sebesar Rp. 83.723.960,- TV part sebesar Rp. 133.800.216,- Rak Nasional sebesar Rp. 720.194.496,- Rak Sanyo sebesar Rp. 764.004.288,- Rak Mitsubitshi seb.car Rp. 836.290.560,- MDF 2500 sebesar Rp.887.041.472,- dan MDF 3000 sebesar Rp. 1.190.621.440,-

ABSTRACT
The carrying out of production at PT. 'X' frequently find it difficult to meet the demand of its consumers, because of the demand's condition which is very fluctuate. The company needs a kind of process production strategy to anticipate the demand by considering the minimum production cost.
In determining the process production strategy, method of Chase strategy, Assigned Workforce levels and Level strategy are implemented with the criteria of minimized total cost. The cost variables include regular workforce cost, hiring cost, firing cost, regular man hours cost, overtime cost, inventory cost, backorder cost and lostsales cost.
With the help of Quantitative Systems (QS) version 3.0, the best method is chosen of the three ones proposed. As it turn out, the Assigned Workforce Levels method proved to be the most applicable, by giving the total cumulative workforce cost per year is 9,945,847 rupiahs, while the total production cost per year for Audio part is 83,723,960 rupiahs, TV part is 133,800,2I6 rupiahs, Rack National is 720,194,496 rupiahs, Rack Sanyo is 764,004,288 rupiahs Rak Mitsubitshi is 836,290,560 rupiahs, MDF 2500 is 887,041,472 rupiahs and MDF 3000 is 1,190,521,440 rupiahs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1979
S8816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henri Dunan Achiruddin
"ABSTRAK
PT. Kapurindo Sentana Baja (KSB) memiliki beberapa customer yang telah
melakukan pembelian secara rutin, diantaranya perusahaan air minum, waste water treatment,
pabrik-pabrik peleburan baja, pabrik-pabrik gula rafinasi, concrete dan lain-lain. Konsumen
utama dari KSB ini adalah pabrik peleburan baja PT. Krakatau Steel (KS) yang melakukan
pembelian berupa Quick Lime. Pada bulan Juli tahun 2006, KS menghentikan pembeliannya
dari KSB karena KS sudah memiliki Bisnis Unit (pabrik) yang dapat menghasilkan sendiri
produk Quick Lime. Walaupun demikian KS tetap membeli Quick Lime dari pemasok-
pemasok kecil lain yaitu industri tradisional yang menggunakan metode pembakaran
konvensional. Padahal sebagian besar penjualan KSB ditujukan kepada KS. Akibatnya KSB
saat ini mengalami permasalahan yaitu kehilangan pasar utamanya dan kapasitas mesin idle
sebesar 68,5% dari seluruh kapasitas produksinya.
KSB berdiri pada tahun 1990 yang merupakan anak perusahaan dari KS. Pada saat
terjadi krisis ekonomi tahun 1998, KSB dinyatakan pailit dan vakum selama kurang lebih
setahun. Pada tahun 1999 pihak manajemen KSB menjual saham-sahamnya kepada group
Wasa Mitra Engineering sebanyak 80% dan kepada Narakita Mitra Sarana sebanyak 20%.
Kemudian perusahaan kembali berproduksi pada bulan Mei tahun 2000 sampai dengan
sekarang. Di bawah Pengelolaan manajemen baru KSB berkomitmen untuk berupaya
menghasilkan produk-produk kapur yang berkualitas tinggi (High Grade Lime Product) dan
memberikan service yang Iengkap untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan.
Kehilangan utilisasi kapasitas produksi ini mendorong perusahaan untuk melakukan
tindakan antisipasi yang dapat mengembalikan perusahaan kepada kondisi awal dan
menciptakan profit. Manajemen KSB dihadapkan oleh dua inisiatif yang mungkin dapat
dijalankan bersamaan yaitu menawarkan produk Slaked Lime secara Iebih agresif dan tetap
bersaing dengan perusahaan kapur tradisional dengan tetap menjual Quick Lime."
2007
T21235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Leo Obima
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S49936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osriman Oesman
"ABSTRAK
Sektor kelistrikan merupakan salah satu bidang usaha yang tergolong
atraktif, selain sifatnya yang dapat dikatakan vital bagi suatu negara juga termasuk
sektor ekonomi yang mendukung sektor-sektor lainnya. Bagi Indonesia sendiri
sektor ini menjadi salah satu prioritas yang harus terus dibangun, agar mampu
mengimbangl lajunya pembangunan nasional.
Dunla usaha terutama kalangan swasta mengalami terjadinya perubahan
kebijakan pemerintah dalam pengaturan masalah kelistrikan ini, momentum penting
yang terjadi adalah diijinkannya swasta menggarap proyek-proyek yang kita kenal
sebagai listrik swasta. Berbagai peraturan dan kebijakan diterbitkan pexnerintah
untuk mendorong pertumbuhan sektor ini dan menanggulangi masalah kekurangan
daya yang terjadi selama ini.
Kondisi ini merubah lingkungan usaha dan pasar yang makin terbuka
mernaksa para pelaku pasar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
sategi bisnisnya, agar tetap mampu bersaing dan survive.
PTSI sebuah perusahaan joint venture yang bergerak dalam industri peralatan
kelistrikan ini menjadi obyek yang dianalisa, situasi perusahaan ini yang sedang
tumbuh dan mengembangkan usahanya tidak lepas dan terpaan ketatnya
persaingan dan gejolak perubahan lingkungan usaha yang digeluti.
Analisa karya akhlr ini dimulal dan analisa lingkungan usaha/ industri,
Ingkungan internal, analisis SWOT dan anailsis pemilihan strategi balk secara
korporasi ¡naupun unit bisnis. Data-data dan informasi yang dijadikan dasar dalam
pembahasan yang dilakukan merupakan data dan informasi resmi balk dan instarisi
pemerintah ataupun swasta serta dan para nana sumber perusahaan.
Pasar Indonesia merupakan sebagian pasar regional atau pasar ASEAN, atau
pasar Asia, yang pada dekade ini dan juga untuk dekade depan diramalkan tetap
menjadi pusat gravitasi pasar dunia, karena pertumbuhaninya yang pesat jauh diatas
negara-negara industri dan negara lainnya.
Mengelola penyesuaian dalam strategi merupakan tantangan tersendiri bagi
PTSI yang merencanakan untuk menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam
sektor kelistrikan ini di Indonesia. Pada bagian akhir tulisan ini disajilcan beberapa
kesimpulan serta saran-saran yang dapat menjadi pilihan bagi pengambilan
keputusan lebth lanjut.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>