Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ristanto
"Gelembung adalah gas terperangkap dalam fluida yang salah satunya dihasilkan dengan menyuntikkan 'gas lieatau fluida melalui suatu nriiis (nossel) dan bergerak karena gaya apung (buoyancy). Bentuk gelembung berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya Bentuk gelembung mempengaruhi bentuk lintasan dan kecepatan arah vertikalnya.
Gelembung berperan pada beberapa hal, yang walaupun terlihat jarang diperhntikan namun peranannya sangat signifikan dalam bidang-bidnng tertentu. Gelembung sangat diharapkan keberaclaannya pada pros-es~proses seperti pabrikasi bahan kimia, interaksi udara terhadap laut dan pencampuran gas dengan fluida.
Gaya apung dan tegangan permukaan merupakan faktor mama pembentuk gelembung. Keseimbangan dari kedua gaya inilah yang menyebabkan terbentuknya gelembung. Akibatnya, karena setiap fluida mempuuyai nilai tegangan permukaan yang berbeda, mal-ca gelernbung yang terbentuk untuk setiap Huidn yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama akan berbeda. Pada percobaan kali ini fluidanya adalah air dan gasnya adalah udara.
Pengambilan daia dilakukan pada parameter-parameter yang konstan, hanya debit aliran udara dan diameter nossel yang divariasikan. Laju aliran air pendorong udara diatur dengan pengatur aliran pada selang dan diukur oleh gelas ukur. Data yang didapat adalah gambar atau video pergerakan gelembung yang direkam dengan handycam. Setelah pengarnbilan data, hasilnya dianalisa menggunakan software image processing dan akan didapatkan gambaran fisik dari gelembung tersebut secara detiL seperti diameter, bentuk, kecepatan, proses pembentukannya, proses menghilangnya serta bentuk lintasan yang ditempuhnya.
Hasil yang didapat dari peroobaan adalah bahwa jika diameter nossei makin besar maka diameter gelembung yang terbentuk akan semakin besar pula. Debit aliran udara pembentuk gelembung tidak signitikan pengaruhnya terhadap diameter gelembung tetapi lebih condong kepada besar irekuensi gelembung (keseringan gelembung muncul per satuan waktu).

Bubble is gas snared in fluid which is one of them yielded by inseminating gas into a fluid or dilution through an or-#ice (nozzle) and make a move that caused by float force (buoyancy). Bubble form dwrent each other as according its characteristic. Bubbleform influence trajectory form and velocity of its vertical direction.
Bubble share at several things, what although seen seldom be paid attention but its role very significant in certain fields. The Bubble 's existence is very expected to processes like in chemical's fabrication. air interaction to sea and mating of gas with fluids.
Buoyancy and surface tension represent the main factor of bubbles former. The Balancing both of these forces cause to be formed of bubbles. As a result, because every fluid have dwrent value of surilce tension, hence formed bubble to each differentfluid but in same condition will be dWrent. At this attempt the fluid is water and the gas is air.
Intake of data done at constant parameter, only air stream debit and nozzle diameter which are variated The water 's flowrate that push the air arranged with stream regulator at hose and measured by measured tube. The accepted data are pictures or videos of bubbles movement, recorded by handycam. After intake of data, its result is analysed using image processing software and will be got image physical bubble in detail, such as diameter; shape, velocity, forming process, its disappearing process and also form of its trajecton.
Result of which is gotten from attempt are that if the nozzle diameter is bigger hence formed bubble diameter will be ever greater also. The debit of air flow of bubble former is not signyicant at influence to bubble diameter but it is more attend to bubble frequency (ojen bubble emerge per set of time).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Setiawan
"Massa partikel ringan merupakan massa yang mudah untuk dialirkan dengan udara yang kompresibel melalui sebuah nosel. Penghantaran massa partikel ringan dapat diaplikasikan kedalam banyak hal, salah satunya ialah vaksinasi dalam hal kesehatan. Proses vaksinasi dengan udara kompresibel membutuhkan kecepatan udara yang besar, sehingga pada penelitian ini menggunakan konsep nosel yang ditemukan oleh Carl de Laval. Carl de Laval menemukan nosel yang memiliki dua bagian, yaitu converging dan diverging. Penemuan nosel ini sangat membantu proses penghantaran massa partikel ringan dalam visualisasi aliran udara yang kompresibel. Saat masa partikel ringan keluar melalui nosel, akan terjadi penurunan kecepatan yang signifikan dan penyebaran massa partikel ringan, sehingga jarak tembak jarak output nosel dengan objek memiliki pengaruh besar terhadap hasil persebaran dan gaya tekan dari massa partikel ringan.

Light particle mass is an easy mass to flow with compressible air through a nozzle. Delivery of light particles mass can be applied on many things, such as vaccination for health service. The process of vaccination using compressible air requires a great air velocity, so in this study using the nozzle concept found by Carl de Laval. Carl de Laval found a nozzle that has two parts, which are converging and diverging. This discovery greatly facilitates the process of mass particle delivery in the visualization of compressible airflow. When the light particle mass out through the nozzle, there will be a significant decrease in velocity and the spreading of the mass of the light particles, so the shooting range distance between the nozzle output and object has a major influence on spreading and thrust force from light particle mass.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faridz Athaya
"Pertemuan United Nations Climate Change Conference of the Parties (COP26) mempunyai agenda utama, yaitu mengevaluasi COP21, dimana target utama COP21 adalah untuk mempertahankan perubahan suhu global di bawah 2 derajat Celsius (KLHK, 2021). Indonesia berkomitmen untuk bebas emisi karbon pada tahun 2060, dan target bauran energi terbarukan pada 2025 sebesar 23%. Potensi energi terbarukan Indonesia sebesar 443 GW (Indonesia Energy Outlook 2019, DEN), namun tidak semua energi terbarukan dapat digunakan di beberapa daerah yang memiliki permasalahan medan. Turbin pikohidro cocok untuk dipilih, karena turbin ini mempunyai suplai yang relatif konstan, dapat ditempatkan di waduk maupun sungai, dan juga tidak bergantung cuaca. Di antara beberapa jenis pikohidro, turbin Turgo merupakan turbin yang cocok dipilih karena memiliki biaya konstruksi dan perawatan yang murah, serta hanya membutuhkan head yang rendah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan sudut masuk dan jarak nozzle terhadap efisiensi hidrolik dari turbin turgo dengan sudu batok kelapa. Dilakukan variasi sudut masuk, yaitu 10°, 20°, 30° dan variasi jarak, yaitu 100 mm, 150 mm, 200 mm. Berdasarkan hasil studi, dapat disimpulkan bahwa efisiensi hidrolik terbesar adalah pada variasi sudut masuk 10° dengan jarak nozzle 100 mm, yaitu secara numerikal sebesar 49%, dan secara eksperimental sebesar 41,8%.

The United Nations Climate Change Conference of the Parties (COP26) has a main agenda, namely evaluating COP21, where the main target of COP21 is to maintain global temperature changes below 2 degrees Celsius (MoEF, 2021). Indonesia itself is committed to zero carbon emissions by 2060, and the target of a renewable energy mix by 2025 is 23%. Indonesia's own renewable energy potential is 443 GW (Indonesia Energy Outlook 2019, DEN), but not all renewable energy can be used in some areas that have terrain problems. Picohydro turbines are suitable for choice, because these turbines have a relatively constant supply, can be placed in reservoirs and rivers, and are also not dependent on weather. Among several types of picohydro, the Turgo turbine is a suitable turbine to choose because it has cheap construction and maintenance costs, and only requires a low head. This study aims to determine the effect of changes in the inlet angle and nozzle distance on the hydraulic efficiency of turgo turbines with coconut shell blades. Variations in the entry angle are carried out, namely 10°, 20°, 30° and distance variations, namely 100 mm, 150 mm, 200 mm. Based on the results of the study, it can be concluded that the greatest hydraulic efficiency is at a variation in the entry angle of 10° with a nozzle distance of 100 mm, that is, numerically by 49%, and experimentally by 41.8%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agum Gumelar Soinandi
"Biodiesel merupakan salah satu sumber energi masa depan yang berasal dari campuran antara trigliserida dan alkohol melalui reaksi tansesterifikasi. Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara utama penghasil biodiesel masa depan. Namun, masih terdapat inefisiensi pada reaksi transesterifikasi yang dilakukan selama ini dalam memproduksi biodiesel secara komersial. Inefisiensi tersebut terdapat pada proses pencampuran antara trigliserida yang memiliki viskositas tinggi dan alkohol yang memiliki viskositas rendah dan ketidaklarutan antara keduanya. Jet column merupakan salah satu alat yang mampu mencampurkan dua fluida dengan karakter viskositas yang jauh berbeda dengan menciptakan entrainment pada aliran fluida tersebut. Campuran reaksi disirkulasi melalui nosel, ditembakkan ke bawah untuk membentuk jet. Adanya shear stress ini dapat memaksimalkan reaksi dengan memanfaatkan mekanika fluida dari proses tersebut. Nozzle akan mempengaruhi pencampuran secara pasif dengan membentuk sebuah profil aliran yang memanfaatkan shear stress antara fluida statis dan yang keluar dari jet. Pada penelitian kali ini, akan didapat konversi dan yield metil ester dari tipe nozzle yang digunakan. Variasi nozzle yang digunakan adalah v-major notched nozzle dan circular nozzle. V-major notched nozzle menghasilkan konversi tertinggi pada rasio 161:1 dengan nilai 74,49% pada menit ke 60, dan circular nozzle menghasilkan konversi tertinggi dengan rasio 1:611 dengan nilai 50,52%. Untuk yield v-major notched nozzle terbaik pada rasio 161:1 sebesar 71,24% pada menit 60 dan circular nozzle sebesar 33,374%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan v-major notched nozzle dapat meningkatkan konversi dan yield dari trigliserida menjadi metil ester dibanding circular nozzle.

Biodiesel is a future energy resources from blend procesing betweeen trigliceride and alcohol passed through transesterification reaction. Indonesia predicted become the one of main country of producing biodiesel. Yet, there is still an indication of inefficiency to transesterification reaction that has been done recently in producing biodiesel commercially. There is inefficiency in transesterification reaction between trigliceride with high viscosity and alcohol with low viscosity. Jet column is an instrument that used to mix up two quite far difference viscosity of fluids with producing entrainment around the reactions. Reactions fluids will be circulated from nozzle, then mixed highly to form jet fluids. Nozzle will affect the blending pasively with forming turbulent flow by creating shear stress between the static fluid and the fluid that comes out of the jet. The existence of this shear stress can maximize the reaction by utilizing the fluid mechanics of the process. In this experiment, will be obtained conversions and yield of methyl ester with difference type of nozzle. Variant of nozzle used is v-major notched nozzle and circular nozzle. V-major notched nozzle produce the highest conversion ratio of 161 : 1 with a value of 74,49 % at 60th minute, and the circular nozzle produces the highest conversion ratio of 161 : 1 with a value of 50,517 %. The best yield is achieved by v-major notched nozzle at a ratio of 161 : 1 at 71,24 % on 60th minutes and 33,374 % by the circular nozzle. This shows that the use of v-major notched nozzle can increase conversions and yield of triglycerides into methyl esters than circular nozzle."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Furjiyanto
"Pengaruh dari rasio gap-diameter nosel terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidan disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal.
Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel, letak vortex generator) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar dan udara). Data mentah yang didapatkan pada penelitian ini adalah perbedaan ketinggian pada manometer bahan bakar dan udara, yang selanjutnya dikonversi menjadi data kecepatan bahan bakar dan udara dengan menggunakan persamaan yang didapat dari proses kalibrasi.
Hasil eksperimen menunjukan bahwa limit stabilitas nyala akan naik dengan mengurangi rasio gap-diameter nosel pada berbagai posisi vortex generator pada nosel. Dan nyala paling stabil didapat pada L/d = 2.16 dan letak vortex generator pada jarak 2d dari ujung nosel, karena pada kondisi ini fluks momentum udara yang dibutuhkan paling tinggi untuk membuat nyala padam. Visualisasi nyala menunjukan bahwa mendekati kondisi padam, nyala api didominasi oleh nyala api biru. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan debit aliran udara yang semakin tinggi, maka warna kuning karbon, lama kelamaan akan melemah. Dan dengan kecepatan yang tinggi akan terbentuk nyala api biru, dimana pada nilai kecepatan tertentu akan terjadi padam.

Effects of nozzle diameter-gap ratio on characteristics of counter flow diffusion flame have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. This experiment, also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved.
Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter, position of vortex generator). Raw data that had been got in this experiment were height difference (Δh) on fuel and air U-tube manometer. The data were then converted to air and fuel velocity, using equation which have been obtained by calibration process.
Experiment result showed that stability limit increases with decreasing ratio of gap-nozzle diameter, with various distance of vortex generator at nozzle. And the most stable flame obtained at L/d = 2.16 and location of vortex generator at distance 2d from tip of nozzle, because at this condition, momentum flux of air that is needed to make extinction was the highest. Visualization showed that near extinction, flame was dominated by blue flame. That indicated, with higher flow rates of air the yellow carbon zone becomes weaker and with fast flows the flame becomes blue and then at a certain critical flow would be extinct.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37354
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendar Kusnandar
"ABSTRAK
Popularitas water mist saat ini semakin meningkat untuk berbagai aplikasi
khususnya dalam bidang proteksi kebakaran dan pendinginan permukaan bahan
bakar. Penelitian ini berfokus studi eksperimen dan permodelan dari karakteristik
water mist dan pemadaman kebakaran jenis pool fire untuk sebuah nosel dan
interaksi dari dua nosel pada variasi jarak yang ditentukan. Full-cone nosel
dioperasikan pada tekanan yang bervariasi dengan volume diameter droplet ratarata
diharapkan 110 um. Karakteristik dari spray water mist didefinisikan dengan
menggunakan derajat keabu-abuan (gray level) pada daerah tertentu. Pengukuran
menunjukkan bahwa panjang diameter spray atau coverage area lebih besar
dicapai pada tekanan yang lebih besar. Dalam kasus interaksi dua nosel, interaksi
penggabungan spray yang seragam dihasilkan pada jarak yang lebih pendek dari
ujung nosel pada tekanan lebih tinggi. Hasil eksperimental dan simulasi
menunjukan bahwa efektiitas pemadaman kebakaran pool fire bergantung pada
posisi nosel, jumlah nosel, momentum yang diberikan. Sebuah teknik pengukuran
yang sederhana telah dikembangkan dalam pekerjaan ini.

Abstract
Popularity of water mist is rising for a variety of applications, especially in
the field of fire protection and cooling surface fuel. This study focuses to
experimental and modeling of the characteristics and water mist fire suppression
for pool fire of a nozlle and the interaction of two nozzle variations of a defined
distance. Full-cone nozzle is operated at a pressure that varies with the volume
average droplet diameter of 110 um is expected. Characteristics of a water spray
mist is defined by using gray level in certain areas. Measurements showed that the
length of the diameter of spray or a larger coverage area is achieved at greater
pressure. In the case of two-nozzle interaction, the interaction of a uniform pattern
resulting in a shorter distance from the nozzle tip at higher pressure. Experimental
and simulation results show that effectiveness pool fire suppression depends on
the nozzle, number of nozzle, the momentum is given. A simple measurement
technique has been developed in this work."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30163
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Putra Santoso
"Kemampuan Gene gun untuk menghantarkan massa partikel ke dalam sel dimanfaatkan untuk vaksinasi DNA pada mamalia. Nosel merupakan bagian terpenting pada Genegun karena membantu mengarahkan arah tembak dan menaikan kecepatan penghantaran massa partikel. Pada penelitian ini dikembangkan nosel, converging-diverging dengan ukuran diameter output nosel diverging 4 mm. Untuk mengetahui kemampuan nosel dalam menghantarkan massa partikel, digunakan agar dengan beberapa konsentrasi. Agar yang divariasikan menjadi 3 jenis konsentrasi yaitu 0.1285, 1.0432, dan 1.028 g/ml. Untuk massa partikel digunakan aluminium berukuran 0.5 mm. Berdasarkan percobaan, agar dengan konsentrasi 1.028 memiliki nilai viskositas mendekati dengan kulit mamalia. Dengan tekanan awal 6 x 105 kg/m.s2 dan jarak tembak 0.03 m pada nilai 0.0008 m atau sekitar 8 mm. Pengembangan nosel sangat penting untuk pengembangan Gene gun sebagai sistem penghantaran vaksin DNA.

The ability of Gene gun to deliver mass of particles into cells is used for DNA vaccination in mammals. The nozzle is the most important part of Gene gun as it helps to direct the shooting direction and increases the mass delivery speed of the particles. In this study, the type of nozzle used converging diverging with the diameter of 4 mm diverging nozzle output. To determine the ability of the nozzle in delivering the mass of particles, it used 3 types of concentrations of 0.1285, 1.0432, and 1.028 g ml. Mass of particles used aluminum with 0.5 mm in size. Based on the experiment, the concentration of 1,028 has a viscosity value close to the skin of mammals. With an initial pressure of 6 x 105 kg m.s2 and a firing range of 0.03 m at a value of 0.0008 m or about 8 mm. Nozzle development is essential for the development of Gene gun as a DNA vaccine delivery system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Mahdy Qardhawi
"

Pentingnya air bersih lebih sering diabaikan di negara berkembang. Banyak orang memahami pentingnya air, namun orang-orang ini cenderung tidak sepenuhnya memahami pentingnya air bersih itu. Di Indonesia, ancaman akan kurangnya air bersih tiap tahunnya selalu meningkat. Berdasarkan data World Resources Institute (WRI) mengenai sumber daya air tawar yang dimiliki oleh setiap negara di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-51 dengan tingkat krisis level resiko tinggi (High 40-80% possibility). Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan memanfaatkan air laut membutuhkan pengembangan teknologi penjernihan air atau dikenal dengan desalinasi. Saat ini Proses desalinasi saat ini memanfaatkan proses termal dan membrane untuk menjernihkan air laut. Proses ini terus dikembangkan namun belum dapat mengatasi kelemahan utama pada kedua metode tersebut. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat metode alternatif yang memanfaatkan fenomena air entrainment. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan mengenai microbubble dan kemampuannya untuk melakukan flotasi digabungkan dengan penelitian tentang atomasi fluida menjadi dasar dalam perancangan metode ini. Penelitian ini akan merekayasa air laut dengan air garam lalu dipompa melewati nozzle dengan diameter yang divariasikan sehingga menjadi kabut atau uap air. Uap air yang terbentuk kemudian akan dialirkan menuju alat air entrainment akan dikondensasikan oleh microbubble. Beberapa variasi parameter penelitian ini adalah diameter nozzle, jumlah nozzle, nozzle orifice dan tekanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter nozzle mempengaruhi debit alitan dan karakteristik semprotan air.

 


The importance of clean water is often overlooked in developing countries. Many people understand the importance of water, but these people tend not to fully understand the importance of clean water. In Indonesia, the threat of a lack of clean water is increasing every year. Based on data from the World Resources Institute (WRI) regarding freshwater resources owned by every country in the world, Indonesia is in the 51st position with a high level of crisis level of risk (High 40-80% possibility). To meet the need for clean water by utilizing sea water requires the development of water purification technology, known as desalination. Currently, the current desalination process utilizes thermal and membrane processes to purify seawater. This process continues to be developed but has not been able to overcome the major weaknesses of the two methods. Therefore, this study aims to create an alternative method that utilizes the water entrainment phenomenon. This research is a follow-up study on microbubble and its ability to perform flotation combined with research on fluid atomation as the basis for designing this method. This research will engineer seawater with salt water and then pump it through a nozzle with varying diameters so that it becomes mist or water vapor. The water vapor that is formed will then flow into the water entrainment device to be condensed by microbubble. Some variations in the parameters of this research are nozzle diameter, number of nozzles, nozzle orifice and pressure. The results showed that the nozzle diameter affected the flow rate and the characteristics of the water spray.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvanda Adam Pramono
"ABSTRAK
Gelembung memiliki peran penting dalam proses pemisahan seperti desalinasi dan flotasi. Salah satu cara menghilangkan gelembung adalah air entrainment. Fenomena air entrainment pada jet terjun vertikal telah diteliti dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nozzle terhadap kedalaman penetrasi gelembung, laju air entrainment, dan area dispersi gelembung. Pengaturan alat eksperimental adalah dalam bentuk sistem perpipaan air yang terdiri dari pompa, nozzle, downcomer, flowmeter air, flowmete udara, dan kolam pengamatan. Data visual berupa video dan foto diambil dengan menggunakan kamera digital dengan metode backlighting. Data visual kemudian diproses dengan program pengolah gambar untuk memperoleh data kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa diameter nozzle mempengaruhi air entrainmen. Kedalaman penetrasi, laju air entrainment, dan nilai dispersi gelembung dipengaruhi oleh ukuran nozzle.

ABSTRACT
Bubble has an important role in separation processes such as desalination and flotation. One way to produce bubble is water entrainment. Water entrainment phenomena on vertical plunging jet has been studied with the aim to know the effect of nozzle and down comer size on bubble penetration depth, gas entrainment rate, and bubble dispersion area. Experimental setup is in the form of water piping system consisting of pump, nozzle, downcomer, water flowmeter, air flowmeter and water box. Visual data in the form of video and photograph taken by using digital camera with backlighting method. Visual data is then processed with the image processing program to obtain quantitative data. The results show that the nozzle diameter affects the water entrainment. Depth penetration, gas entrainment rate and bubble dispersion values are affected by the nozzle size."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>