Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Arie Ambary
"ABSTRAK
Number Portability merupakan salah satu langkah yang harus dicapai menuju tercapainya tujuan utama deregulasi dan lingkungan kompetisi layanan telekomunikasi. Kemampuan pelanggan untuk tetap menggunakan nomor telepon mereka walaupun sebenamya mereka telah pindah dari pcnyelenggara telekomunikasi yang satu menuju penyelenggara yang lain, mutlak diperlukan dalam lingkungan kompetisi yang sesungguhnya. Dengan Number Portability, pelanggan dapat dengan leluasa memilih dan menentukan sendiri penyelenggara telekomunikasi yang diinginkan berdasarkan tarif, service dan service feature yang diberikan, tanpa harus menanggung resiko perubahan nomor telepon. Salah satu jenis portability adalah Service Provider Portability dimana pelanggan dapat menentukan sendiri penyelenggara telekomunikasi yang diinginkan.
Skripsi ini akan membahas mengenai implementasi Local Sevice Provider Portability dimana daerah atau wilayah yang dapat dilayani Number Portabilrty adalah suatu daerah tertentu dalam sua.u kode area tertentu. Metode yang akan digunakan dalam implementasi adalah Location Routing Number yang merupakan metode berdasarkan Intelligent Network. Dalam skripsi ini .iuga akan dianalisa mengenai proses atau tahapan dan skenario implementasi Local Service Provider Portability, dampak implemetantasi terhadap jaringan penyelenggara dan perencanaan sistem penomoran. Selain itu akan dianalisa juga mengenai masalah interkoneksi jaringan dan kesiapan infrastruktur jaringan penyelenggara.

"
2000
S39726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Asikin Ardiyanto
"ABSTRAK
Sistem penomoran konvensional pada jaringan telepon PSTN maupun seluler menuntut perubahan nomor telepon yang digunakan pelanggan pada saat pelanggan tersebut berpindah tempat tinggal/memindahkan lokasi kegiatan bisnisnya, berpindah dari satu penyelenggara layanan telepon ke pcnyelenggara lain atau memutuskan untuk mengganti layanan telekomunikasi misalnya dari layanan analog ke layanan digital.
Number portability memungkinkan pelanggan untuk tetap dapat menggunakan nomor telepon yang telah digunakannya. Dalam layanan location number portability, meskipun pelanggan berpindah tempat tinggal/mernindahkan lokasi bisnisnya ke tempat lain. nomor lama masih dapat digunakan oleh pelanggan. Location Number portability merupakan salah satu upaya operator jaringan untuk meningkalkan pelavanan kepada pelanggan, dimana pelanggan dapat berpindah lokasi tanpa resiko perubahan nomor telepon.
Penerapan IN menjadi salah satu solusi pengimplcmcntasian number portability pada jaringan telekomunikasi. Dengan konsep sentralisasi database dan kesedcrhanaan manajemen jaringan, penerapan IN memiliki nilai lebih untuk diterapkan sebagai pcndukung number portability.

"
2000
S39781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Bonar
"Pada skripsi ini dianalisa mekanisme signaling dan routing komunikasi voice pada interkoneksi jaringan PSTN dengan jaringan IP. Mekanisme yang dianalisa adalah proses integrasi signaling kedua jaringan dengan sistem pengalamatan yang berbeda. Integrasi kedua jaringan dijembatani oleh protokol ENUM yang merupakan protokol pengalamatan. Adanya integrasi kedua jaringan memungkinkan interkoneksi antara terminal-terminal pada kedua jaringan. Interkoneksi ini dilakukan dengan mengintegrasikan dua protokol signaling yang berbeda yaitu SS7 dan SIP. Sistem signaling kedua jaringan dibahas untuk menganalisa bagaimana pesan-pesan signaling dapat dipetakan dari satu protokol ke protokol yang lain. Dianalisa juga proses signaling yang melibatkan protokol ENUM untuk mendapatkan alamat yang dituju pada jaringan yang lain yang memiliki sistem pengalamatan yang berbeda. Hasil analisa studi literatur yang dilakukan menyatakan bahwa secara teknis implementasi ENUM untuk mengintegrasikan jaringan PSTN dengan jaringan IP sebagai core network pada generation network dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Eka Suarjaya
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pelanggan seluler terbesar di Dunia. Saat ini tingkat penetrasi pasar seluler di Indonesia sudah mencapai diatas 100%, hal ini menunjukkan pasar seluler sudah mengalami tingkat jenuh, pertumbuhan pelanggan operator seluler sudah tidak signifikan lagi jika dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu. Hal ini berdampak terhadap persaingan yang ketat antar operator dalam hal menarik jumlah pelanggan dengan cara penurunan tarif yang signifikan namun tidak diikuti dengan kualitas layanan yang ditawarkan. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan tingkat churn paling tinggi di Asia yaitu diatas 10%. Melihat kondisi tersebut, layanan Mobile Number Portability (MNP) dapat dijadikan salah satu alternatif solusi bagi pemerintah untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan seluler, mendorong persaingan yang sehat antar operator ditengah pasar seluler yang mulai jenuh dan mengurangi tingkat churn yang berdampak terhadap pemborosan blok nomor. Mobile Number Portability (MNP) merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan untuk berpindah operator tanpa mengganti nomor telepon yang mereka miliki. Dengan implementasi MNP pelanggan seluler diuntungkan dengan kebebasan memilih operator dan tetap mempertahankan nomornya, serta mendapatkan tarif layanan yang lebih baik. Bagi operator, Mobile Number Portability akan mendorong untuk memperbaiki dan memberikan kualitas jaringan yang lebih baik bagi pelanggan, serta menawarkan iklim yang lebih kompetitif diantara operator yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan implementasi MNP di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan metode Cost Benefit Analysis dengan obyek penelitian operator GSM.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa untuk kepentingan publik dan operator seluler dengan periode investasi 5 tahun, implementasi MNP ini layak untuk wilayah Jabodetabek. Sedangkan berdasarkan analisis sensitivitas diperoleh bahwa variabel tingkat porting dan nilai tukar (Dollar) merupakan variabel yang paling sensitif yang berpengaruh terhadap kelayakan implementasi MNP tersebut.

Indonesia is one of country with the largest number of mobile subscribers in the world . Currently the mobile market penetration rate in Indonesia has reached above 100 % , it indicates the mobile market has experienced saturation levels, the growth of mobile operator customers are no longer significant when compared to 5 years ago . This has implications for the intense competition between operators in terms of attracting subscribers with a significant decrease in rates but not followed by the quality of services offered. Indonesia is also one of the countries with the highest churn rate in Asia is above 10 %. Based on these conditions, Mobile Number Portability (MNP) services can be used as an alternative solution for the government to provide the best service for mobile customers, encouraging healthy competition among mobile operators amid market begins to saturate and reduce churn rate affecting waste block number. Mobile Number Portability is a service that allows customers to switch operators without changing their phone numbers. With the implementation of MNP, mobile customers benefit from the freedom to choose operators and retaining the number, good price and better service. For operators, Mobile Number Portability would push to improve and provide better network quality for customers, as well as offering a more competitive climate among existing operators. This study aims to analyze the feasibility of implementing MNP in the Greater Jakarta area using the Cost Benefit Analysis with the object of research GSM operators.
This study gives the conclusion that the public interest and the mobile operator with an investment period of 5 years, MNP implementation is feasible for the Greater Jakarta area. While based on the sensitivity analysis shows that the variable porting rate and exchange rates (Dollar) is the most sensitive variables that affect the feasibility of the implementation of MNP."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Hastoro
"Mobile number portability adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengguna layanan seluler bcrpindah ke penycdia layanan seluler yang lain tanpa perlu mengganti nomer kontaknya. Mobile number portability merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kompetisi antar penyedia layanan seluler yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan telematika suatu negara. Ada berbagai solusi yang dapat dipilih untuk menerapkan mobile, number portability dalam suatu sistem seluler. Salah satu solusi yang tersedia untuk menerapkan mobile number portability dalam jaringan seluler GSM (Global System for Mobile Communication) adalah solusi signalling, relay. Pada skripsi ini akan diberikan analisis mengenai cara kerja solusi signalling relay dalam mendukung mobile number portability di jaringan GSM terutama layanan telefoni dan pesan singkat. Hasil yang didapatkan dari analisis adalah unit signalling relay dapat digunakan sebagai solusi mobile number portability karena kemampuannya memanipulasi pesan-pesan MAP dengan keuntungan mmurmya ubahan terhadap jaringan namun juga memiliki kenigian yaitu bertambahnya waktu pengolahan layanan dan implementasinya yang terbatas pada jaringan GSM saja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taofik Haryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikky Wenang Purbojati
"Location based service atau LBS adalah kemampuan untuk mencari lokasi geografis dari mobile device dan menyediakan layanan informasi berdasarkan lokasi keberadaan mobile device tersebut . Implementasi LBS sudah mulai dilakukan di Indonesia, namun dalam skala yang tidak terlalu besar. LBS ini diterapkan dengan menggunakan jaringan GSM yang dipunyai oleh operator GSM. Model penerapan ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu mahalnya biaya pengembangan infrastrukturnya, kemampuan pelacakan lokasi yang memiliki tingkat keakuratan rendah (10 Km), dan tidak mampu digunakan di dalam ruangan tertutup. Tugas akhir ini bermaksud untuk mengusulkan sebuah solusi sistem LBS yang tidak memiliki kelemahan-kelemahan tersebut diatas dan sekaligus mampu dioperasikan dalam ruangan tertutup. Solusi yang diajukan adalah sebuah sistem LBS yang menggunakan Bluetooth dan web service. Sensor Bluetooth digunakan untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang memiliki telepon seluler, sedangkan metode location sensing atau pelacakan lokasi yang digunakan adalah metode proximity. Teknologi web service digunakan di sisi penyedia layanan informasi. Performa yang diukur selama pengujian ditunjukkan oleh tingkat response time. Response time diukur dari saat pengguna meminta layanan sampai dengan layanan tersebut ditampilkan di layar telepon selulernya. Seluruh pengujian menunjukkan bahwa permintaan layanan informasi dan lokasi dari pengguna berhasil untuk dieksekusi. Pengujian response time yang memiliki hasil paling baik adalah sebesar 20,72 detik. Sedangkan hasil yang paling buruk adalah 44,64 detik. Walaupun pengujian yang dilakukan belum memberikan cerminan lingkungan nyata dengan baik, hasil dari pengujian sistem LBS ini memberikan indikasi baik bahwa sistem ini dapat digunakan di dalam lingkungan tertutup."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Muttaqin
"WEB conference merupakan suatu aplikasi yang memberikan layanan komunikasi kepada dua orang atau lebih untuk dapat berinteraksi. Interaksi yang terjadi dalam bentuk video dan audio. Pada skripsi ini melakukan pengukuran dan analisa web conferencing pada suatu jaringan LAN dengan media wireless 802.11n. Pada perancangan ini menggunakan transmisi wireless 802.11n. Quality of Service merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan pada perancangan ini. Hal ini guna memberikan kepuasan pada pengguna dan tidak terjadi kesalahan apabila diterapkan di berbagai bidang. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan adalah Delay, Packet Loss Ratio, dan throughput. Cara pengukuran adalah dengan menambahkan jumlah pengguna yang melakukan web conferencing. Hasil yang didapatkan pada saat konferensi lima orang pengguna adalah throughput sebesar 224KBps, delay 30 ms, dan packet-loss yang relatif sedikit.

Web conferencing is an application that allow communication services for two or more persons to be able to interact. Interactions that occur in form of video and audio. In this paper the measurement and analysis of web conferencing on a local area network with 802.11n. In this design 802.11n is use as wireless transmission. Quality of Service is the most important thing in this design. This is to give satisfaction to the user and error does not occur when applied in various network. Parameters that need to be considered is Delay, Packet Loss Ratio, and throughput. Mechanism method is to add the number of users who do web conferencing. The results obtained during the user conference is a five-person registration 224KBps throughput, delay 30 ms, and packet-loss is relatively small."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51247
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Thiotrisno
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Quality of Service di jaringan IMS. IMS memiliki mekanisme Quality of Service yang dapat menjamin layanan IMS untuk beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi Quality of Service dilakukan dengan memodelkan suatu jaringan IMS yang memberikan prioritas paket terhadap aplikasi VoIP dibanding VoD dengan menggunakan open source router.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan program Wireshark untuk mengamati parameter Quality of Service seperti delay, jitter, dan packet loss. Setelah dilakukan implementasi Quality of Service, parameter-parameter QoS aplikasi VoD menunjukkan peningkatan delay sebesar 42 ms, jitter sebesar 47 ms, dan packet loss 39 % dibandingkan tidak dilakukan implementasi QoS untuk bandwidth 384 kbps. Aplikasi VoIP menunjukkan penurunan delay 42 ms, jitter 75 ms, dan packet loss 5% untuk bandwidth 16 kbps ketika dilakukan implementasi QoS dibandingkan dengan tidak adanya QoS di jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi QoS di jaringan IMS telah berjalan sesuai teori.
Selain itu, dilakukan sebuah percobaan tambahan yang mengvariasikan durasi gangguan dari VoIP terhadap VoD. Hasil yang diperoleh menunjukkan performa VoD yang terpengaruh oleh variabel durasi gangguan sedangkan performa VoIP tidak terganggu oleh gangguan dari VoD baik dengan variasi durasi 45 detik dan 2 menit dimana delay VoIP bernilai tetap di angka 20 ms.

This thesis described the implementation of Quality of Service in IMS network. IMS has Quality of Service mechanism which can guarantee the IMS services to operate as expected. Quality of Service is implemented by modeling an IMS network that gives packet priority VoIP application better than VoD with open source routers.
Data of this experiment was taken using Wireshark program to analyze Quality of Service parameters such as delay, jitter and packet loss. After impelementing Quality of Service, VoD's QoS parameters increase 42 ms in delay, 47 ms in jitter, and 39 % in packet loss compare with no QoS implementation for 384 kbps bandwidth usage. VoIP application show decreasing trend, 42 ms in delay, 75 ms in jitter, and 5 % in packet loss compare with no QoS implementation for 16 kbps bandwidth usage. It shows that the implementation of QoS in IMS network has suited with the theory.
Besides, there's an additional experiment with VoIP interruption duration variable. The results of this experiment show that VoD is affected by this duration variable while VoIP is not affected by this durational variable, VoIP delay is constant at 20 ms delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Daryanto
"Tujuan utama dari tesis ini adalah merancang sebuah sistem adaptive transcoding yang mampu membaca kondisi bandwidth yang dilewati oleh data multimedia Streaming sehingga memenuhi standar Quality of Service (QoS) untuk data multimedia streaming. Pada sistem adaptive transcoding tersebut proses transcoding yang digunakan, sesuai dengan kapasitas dari bandwidth yang dilewati oleh data multimedia streaming pada jaringan Local Area network (LAN). Transcoding sendiri adalah sebuah suatu proses untuk mengkoversi file dengan bit rate yang tinggi ke file dengan bit rate yang lebih rendah dan sebaliknya berdasarkan penurunan dari bandwidth consumer sampai dengan bandwidth efficient.
Sistem adoptive transcoding dirancang dengan menggunakan algoritma prioritas yang melakukan proses pengecekan jumlah bit loss dan packet loss yang diterima oleh pengguna (client). Untuk menghitung jumlah bit loss adalah mencari nilai selisih dari bit data yang dikirim oleh server dengan bit data yang di terima oleh client. Jika didapatkan bit loss lebih besar dari 10% dari total data bit yang dikirimkan oleh server, maka sistem adoptive transcoding akan melakukan penurunan prioritas transcoding ke level yang lebih rendah. Dimana kualitas format encoding video dan audio dari hasil transcoding lebih rendah dari prioritas sebelumnya.
Berdasarkan analisa pada sistem tersebut didapatkan nilai packet loss rata-rata sebesar 4,2% dari total paket data yang dikirim oleh server ke client, jumlah tersebut masih memenuhi standar minimum QoS sebesar 5% sampai dengan 10%. Jumlah packet loss semakin menurun seiring dengan bertambahnya kapasitas bandwith yang dipakai, delay rata-rata pada sistem ini sebesar 7 ms. Sistem adoptive transcoding bekerja dengan baik jika bandwidth yang digunakan sebesar 1024 kbps. Sistem adaptive transcoding yang dirancang hanya mampu mencapai nilai frame rate maksimum sebesar 10 fps, dimana nilai tersebut masih dibawah standar Quality of Service (QoS) untuk frame rate video streaming sebesar 15 fps.

The main target of this thesis is developing and analyzing an adaptive transcoding system is capable of adapting the forwent of multimedia traffic traversing network to which fulfill the standard of Quality of Service (QoS) for multimedia streaming data. Transcoding is a process to convert file with high bit rate into a lower bit rate and via-versa, based on degradation from bandwidth consuming format to bandwidth efficient format.
The adaptive transcoding system has been developed using priority algorithm which perform the process of checking quantity of bit loss and packet loss. To count the number of bit loss is to find difference of value of bit data sent by server with bit data accepted by client. If in one condition bit loss is bigger than 10%, than adaptive transcoding system degrades priority transcoding to lower level. On the contrary bit loss is lower than 10%, than adaptive transcoding system up grade priority transcoding to higher level.
Based on the analysis the system has average value of packet loss equal to 4,2% which is below of minimum QoS standard between to 5% to 10%. The amount of Packet loss is decreasing progressively along with the increasing of bandwidth capacities. The average delay on this system is equal to 7 ms. An adaptive transcoding system works better if bandwidth equal to 1024 kbps. However maximum value of frame ratethat can be achieved is equal to 10 fps, which is below the standard of Quality of Service (QoS) for frame rate video streaming (15 fps).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>