Ditemukan 136661 dokumen yang sesuai dengan query
Fajar Ardiyanto Margono
"Mesin Arus Searah Tanpa Sikat (MASTS) merupakan motor arus searah yang tidak menggunakan sikat-sikat untuk komutasinya dan memiliki kecepatan yang sinkron antara medan putar stator dan rotomya. Rotor MASTS adalah magnet permanen sehingga tidak diperlukan kumparan penguat dan tidak ada arus beban yang mengalirinya. Metode pengaturan kecepatan pada MASTS ada 2 macam, yaitu pengaturan tegangan catu dan pengaturan percepatan sudut fasa (phase advance angle). Pada pengaturan percepatan sudut fasa, kecepatan optimal dapat diperoleh ketika arus dan ggl bersamaan dalam waktu atau dengan kata lain sefase. Model simulasi MASTS menggunakan SIMCAD versi 4.1 untuk prediksi unjuk kerja MASTS yang dikendalikan oleh PWM inverter. Berdasarkan simulasi diperoleh kecepatan optimal pada percepatan sudut fasa 45_ dan apabila percepatan sudut fasa terus ditingkatkan maka kecepatan akan menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40082
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sitorus, P. Andeas
"Mesin Arus Search Tanpa Sikat (MASTS) merupakan motor aruas searah yang tidak menggunakan sikat-sikat untuk dan memiliki kecepatan yang sinkron antara medan putar stator dan rotornya. Rotor MASTS adalah magnet permanen sehingga tidak diperlukan kumparan penguat dan tidak ada arus beban yang mengalirinya. Pengaturan kecepatan pada MASTS dengan magnet permanen MASTS-MP) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tanpa umpan batik, dimana pengaturan kecepatan hanya dftentukan oleh nilai catu daya suplainya saja, dan dengan umpan balik dimana pengafuran kecepatannya selain dengan mengatur nilai cata dayanya juga dapat dilakukan dengan variasi duty-cycle dari modulasi Iebar pulsa (Pulse Width Modulatiom PWM. Pengaturan kecepatan MASTIS-MP dengan umpan batik terbagi dua, yakni umpan balik kecepatan yang bertujuan agar motor berputar sesuai dengan kecepatan rejérensf dan umpan balfk aras stator yang bertujuan agar arus pada saat motor bekerja tidak melebihi arus referensinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40138
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anjar Widodo
"Pengendali kecepatan motor lingkar tertutup menggunakan nilai kecepatan rotor sebagai umpan baliknya. Sistem pengendalian akan memiliki unjuk kerja yang baik bila nilai kecepatan rotor yang dijadikan umpan balik sesuai dengan kecepatan putar rotor. Kecepatan rotor dapat diukur menggunakan incremental encoder. Semakin tinggi resolusi encoder yang digunakan hasil pengukuran yang diperoleh akan semakin presisi, akan tetapi harga encoder dengan resolusi tinggi sangatlah mahal. Oleh karena itu, dikembangkan berbagai metode pengukuran kecepatan dengan menggunakan encoder resolusi rendah. Pada skripsi ini dijelaskan beberapa metode konvensional untuk mengukur kecepatan dan dirancang pengukuran kecepatan dengan mengaplikasikan pengendali fuzzy. Simulasi dilakukan pada metode konvensional, ""M method"" dan pengukuran kecepatan menggunakan pengendali fuzzy untuk membandingkan hasil pengukuran dari keduanya. Simulasi dilakukan menggunakan SIMULINK MATLAB 6.5. Penggunaan pengendali fuzzy dapat menghasilkan pengukuran kecepatan yang lebih presisi dari metode pengukuran kecepatan konvensional, ""M Method"" baik pada kecepatan rendah maupun pada kecepatan tinggi. Pada skripsi ini juga disimulasikan pengendali fuzzy menggunakan blok s-function pada SIMULINK MATLAB 6.5. Pengendali fuzzy yang disimulasikan ini akan dibandingkan hasilnya dengan pengendali fuzzy yang menggunakan blok FLC pada SIMULINK MATLAB 6.5. Hasil simulasi keduanya menunjukkan hasil yang hampir sama, walaupun metode defuzzikasi keduanya berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40160
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iqbal Nusya Perdana
"Pada umumnya batasan kerja dari motor dengan variasi kecepatan diset berdasarkan batasan kerja dari motor dengan satu kecepatan, dimana pembatasannya berupa arus rating dan daya rating output. Pembatasan arus rating digunakan pada kecepatan di bawah kecepatan basis, sedangkan pembatasan daya rating output digunakan pada kecepatan di atas kecepatan basis. Hal tersebut akan mengakibatkan motor bekerja di bawah performa maksimal yang mampu dicapai ketika bekerja di bawah kecepatan basis dan mengakibatkan motor kehilangan rugi-rugi daya yang sangat besar di atas kecepatan basis. Constant Power Loss (CPL) merupakan suatu konsep yang digunakan dalam menentukan batasan kerja motor sinkron magnet permanen. CPL akan memberikan hasil maksimum yang optimal pada unjuk kerja motor sinkron magnet permanen dan juga akan menghindarkan motor sinkron magnet permanen dari kehilangan rugi-rugi daya aktif yang sangat besar. Unjuk kerja motor sinkron magnet permanen dengan strategi pengontrolan yang berbeda-beda akan dianalisis dan dibandingkan dibawah metode Constant Power Loss. Sehingga penurunan dari kecepatan maksimum, arus maksimum yang dibutuhkan, torsi maksimum yang dibutuhkan dan kriteria unjuk kerja lainnya dihasilkan berdasarkan konsep dari Constant Power Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40139
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yoga Dwi Haryoko
"
ABSTRAKDalam perancangan motor induksi tiga phasa, informasi mengenai kecepatan motor sangat diperlukan untuk melakukan pengaturan kecepatan motor. Sensor kecepatan yang biasa digunakan mempunyai keterbatasan dalam hal resolusi dan biaya pembelian yang mahal. Oleh sebab itu diperlukan metode lain untuk menentukan kecepatan motor guna menggantikan penggunaan sensor kecepatan tersebut. Model motor yang digunakan adalah model motor induksi dalam kerangka acuan fluks rotor. Varibel yang diestimasi oleh observer adalah arus stator dan fluks rotor, sedangkan kecepatan rotor diestimasi berdasarkan teori lyapunov. Perancangan dan simulasi estimasi kecepatan pada motor induksi tanpa sensor kecepatan dengan full order observer ini menggunakan program C-MEX S-function pada Matlab/Simulink versi R2008a.
ABSTRACTIn the three-phase induction motor design, the information about the motor speed is exceptionally needed to do the controling the speed of the motor. The sensor that has been used to measure the velocity has limitation in the matter of resolution with high expense. Therefore, there?s a need to use another method to replace the velocity sensor?s function to determine the motor speed. The motor modeling that?s used is the induction motor model in the frame of rotor flux reference. Variables are estimated by the observer is the stator current and rotor flux, while the rotor speed is estimated based on Lyapunov Theory. The design and simulation of the velocity estimation in induction motor without speed sensor with a full order observer is using the program C-MEX S-function in Matlab / Simulink R2008a version."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1372
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ridwan Gunawan
"Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq. Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.
Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis, therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives better performance than the reduced order observer."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andik Suprayogi
"Motor arus searah tanpa sikat (BLDC) magnet permanen saat ini banyak digunakan pada dunia industri karena performanya lebih baik daripada motor induksi. Banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan kinerja dari motor BLDC. Penelitian ini bertujuan untuk mencari rancangan motor yang paling optimal. Kejenuhan (kerapatan fluks) dapat terjadi pada bagian-bagian motor, terutama pada gigi inti stator yang merupakan jalur aliran fluks. Peningkatan panas menyebabkan kerusakan pada motor BLDC. Aliran fluks mengalir melalui celah udara diantara rotor dan stator. Lebar celah udara dapat mempengaruhi besar kejenuhan. Dengan memvariasikan lebar celah udara, maka akan diperoleh rancangan motor BLDC yang optimal. Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi motor tanpa beban dan dengan beban. Simulasi menggunakan finite element analysis (FEA) untuk menganalisis aliran fluks dan persebaran fluks. Nilai torsi dan efisiensi setiap desain dibandingkan untuk mengetahui desain motor BLDC yang memiliki performa terbaik. Pada penelitian ini, desain 1 dengan lebar celah udara 0,2 mm memiliki rata-rata torsi tertinggi sebesar 6,26 Nm dan efisiensi tertinggi sebesar 91,46% dibanding desain lainnya.
Permanent magnet BLDC motors currently used in the industrial world because the performance is better than induction motors. Many research to improve the performance of the BLDC motor. Saturation (flux density) can occur in motor parts, especially on the core of tooth stator which is a flux flow path. Increased heat causes damage to the BLDC motor. The flow of flux flow through the air gap between the rotor and stator. The width of the large air gap can affect saturation. By varying the width of the air gap, it will obtain the optimal design of the BLDC motor. This research is done by running no-load analysis and load analysis. Simulation using finite element analysis (FEA) to analyze the flow of flux and spread of flux. The torque value and efficiency of any design comparison to determine the BLDC motor design that has the best performance. In this study, design 1 with a width of 0.2 mm air gap has an average highest torque amounting to 6.26 Nm and the highest efficiency amounting to 91.46% compared to other designs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63403
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38691
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38629
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Tugas akhir ini menyajikan suatu perancangan dan pembuatan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor induksi satu fasa dengan menggunakan komputer. Rangkaian pokok pada pengaturan kecepatan putaran motor ini terdiri dari rangkaian interface RS 232 rangkaian mikrokontroler ATC89MCS51, rangkaian driver, rangkaian inverter dan snubber, motor induksi satu fasa, rangkaian encoder dan perangkat kaiak . Bahasa assembly berfungsi untuk mengatur frekuensi keluaran inverter sebagai pengatur kecepatan putaran motor induksi sates fasa. Melalui sebuah metode switching , mikrokontroler digunakan untuk mentrigger pasangan transistor pada inverter."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40142
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library