Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Rangkaian Low Drop Out Regulator atau umum disingkat sebagai LDO, merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan suatu tegangan DC yang stabil dengan perbedaan antara tegangan output dan input yang rendah. Rangkaian LDO sendiri terdiri dari berbagai macam bagian seperti penguat (amplifier), komponen pengatur (pass device), rangkaian referensi, dan rangkaian feedback. Setiap bagian memegang peranan penting dalam bekerjanya LDO dan perubahan yang terjadi pada satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan kerja serta efisiensi yang dihasilkan oleh LDO. Salah satu bagian penting dari LDO tersebut adalah komponen pengatur (pass device), yaitu transistor yang umumnya lebih banyak digunakan sebagai pass device pada LDO. Dengan banyaknya pilihan penggunaan transistor, memungkinkan didapatkannya hasil yang berbeda pada LDO. Pada riset ini, pass device yang digunakan difokuskan pada MOSFET baik NMOS maupun PMOS. Simulasi yang dilakukan dengan melakukan uji coba baik menggunakan NMOS maupun PMOS pada rangkaian. Kemudian akan diambil dua parameter utama yakni tegangan output (Vo) dan tegangan sumber (Vs) dengan tujuan untuk melihat dan membandingkan tegangan antara kedua jenis MOSFET yang paling baik untuk digunakan. Faktor yang akan mempengaruhi nilai Vo dan Vs selain MOSFET yang digunakan adalah rangkaian feedback (feedback network). Feedback network berupa dua buah hambatan R1 dan R2 terhubung seri yang akan mempengaruhi nilai Vo dan Vs. Simulasi dilakukan baik pada PMOS maupun NMOS untuk 3 jenis keadaan yatu R1 R2, R1 = R2, dan R1 R2.Berdasarkan teori dari referensi yang dipakai sebagai panduan simulasi ini, nilai Vo dan Vs yang lebih optimal akan didapatkan pada harga R1."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA2640
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Damara Armanda
"Penurunan intensitas lux pada ruangan dapat terjadi karena Voltage Drop atau penurunan tegangan. Penurunan tegangan ini mempengaruhi standarisasi lux yang ada pada ruangan sehingga tingkat pencahayaan pada suatu ruangan tidak optimal. Pada penelitian ini, lux yang dibutuhkan untuk ruang laboratorium lembaga pendidikan sebesar 500 lux untuk satu ruangan. Dalam skripsi ini akan dilakukan pengujian berupa variasi tegangan, daya, dan jumlah lampu untuk mendapatkan hasil yang optimum dalam penerangan. Pengujian ini menggunakan lampu Philips tipe CFL (Compact Flouresecent Light) pada variasi 23 Watt, 32 Watt, dan 42 Watt yang dipusatkan pada satu titik lampu. Tegangan yang diberikan memiliki rentang antara 220 Volt sampai 150 Volt dengan interval tegangan sebesar 5 Volt untuk tiap-tiap sampel. Untuk mencapai lux yang diinginkan (500 lux), maka diperlukan penambahan titik lampu sehingga intensitas lux yang diberikan akan semakin besar dan dapat memenuhi standar. Selain itu, dapat diketahui seberapa besar konsumsi Watt yang akan digunakan untuk memenuhi standar 500 lux sehingga tidak memerlukan biaya yang besar untuk konsumsi daya listrik.

Decreasing of lux intensity in the room can happen because Voltage Drop. This Voltage Drop had given an effect to lux standardization in room so that light intensity in the room can?t be optimal. In this research, lux which obtained for education laboratory equals to 500 for one room. In this script, the research will be tested with voltage, power, and lamps to get the optimal result for lighting. This test used CFL (Compact Flouresecent Light) Philips Lamps with 23 Watt, 32 Watt, and 42 Watt variations which centralized on one focus in the middle of room. The voltage is given between 200 Volt to 150 Volt with 5 Volt interval for its sample. To get the required lux (500 lux), needed spot light added so that lux intensity that given will be increased and the lux can reach the standard. Moreover, the consumption of electrical power can be known to reach 500 lux so that no need the high cost to consume much electrical power."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3162
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA2484
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
TA177
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinawati
"Penggunaan alat kontrasepsi oleh PUS (pasangan usaha subur) sangat penting tetapi banyak mengalami drop out. Drop out penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor individudan lingkungan adalah faktor program yaitu pelayanan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) dan kualitas pelayanan kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh KIE (macam KIE KB dan macam konseling KB) dan kualitas pelayanan kontrasepsi (pilihan metode kontrasepsi, kemudahan pelayanan dan pemberian informasi) terhadap terjadinya drop out penggunaan alat kontrasepsi. Jenis penelitian ini explanatory survey degan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah PUS yang menjadi apsektor KB dan tercatat pada bulan Desember 2002-Desember 2003 di Desa Setupatok. Besar sampel sebanyak 119 orang yang diambil secara acak sistematik. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik (araf signifikasn 95%) diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh macam KIE KB terhadap drop out (p=0,024), ada pengaruh macam konseling terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh pilihan metode kontrasepsi terhadap drop out (p=0,008), tidak ada pengaruh kemudahan pelayanan terhadap drop out (p=0,186), ada pengaruh pemberian informasi terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (0,002), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (p=0,002) serta probabilitas terjadi drop out sebesar 38% pada ekspektor KB yang memperoleh konseling yang tidak lengkap dan informasi yang tidak memadai. disarankan kepada petugas pemberi pelayanan KB untuk memberikan pelayanan KIE KB yang teratur, pemberian materi KIE yang lengkap, pemberian konseling yang lengkap dan pemberian informasi yang memadai."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Background: Trends of prevalence contraceptive rates is increasing in the last few years. However, the discontinuation of contraceptives prevalence is still stagnant. Goals: To obtain factors influencing discontinuation of contraceptives in couples of childbearing age 10–49 years. Methods: Population this research are women of childbearing age 10–49 years who are married. Sample in this research are all couples of childbearing age of 10–49 years who had ever used contraception and using contraception. The data was analysed using statistic test of logistic regression multivariate use SPSS version 15nd STATA version 10. The analysed used primary sampling unit and weight to adjust based on survey design. Result: Proportion of discontinuation of contraceptives in women of childbearing age 10–49 years is 32%. In comparison between regions, the highest prevalence of discontinuation of contraceptives is on outer Jawa Bali II (33.6%) than outer Jawa Bali I (32.9%) and Jawa Bali (30.5%). The most frequent reason of discontinuation of contraceptives are do not need contraceptives (31%), want to have child (26%), fear of side effects (14%) and do not want anymore (10%). Based on the multivariate analysis show odds ratio of discontinuation of contraceptives is twice as higher among married women age above 35 years compare to the younger group (OR adjusted 2.150; 95% CI = 2.041–2.265). The odds ratio of discontinuation of contraceptives is also higher among couples who have less children (0-1 child) compare to those who has 3 or more children (OR adjusted 1.486; 95% CI = 1.373–1.568). Couples who have children in the same sex have higher discontinuation of contraceptives than couples who have both male and female children (OR adjusted 1.398; 95% CI = 1.333–.466). Conclution: The main contributing factors of discontinuation of contraceptives are age of wife, number of children and sex composition of children with the control variables education of husband and wife, living area, household expenditure per capita, wife’s menstrual history, and wife and husband’s knowledge in health."
613 BULHSR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mufdlilah
"Family planning program has a very strategic, comprehensive and fundamental meaning in creating a healthy and prosperous Indonesian human being. However, recently the incidence of drop out is quite high for several reasons. This study was conducted to determine the influential factors that cause acceptors to drop out. It is descriptive research. The populations in the study were contraceptive acceptors who dropped out for 3 consecutive months, and not being pregnant. The numbers of sample were 100 people. The data collection employed closed and open questionnaires; data presented in descriptive form. Influential factors of drop out contraceptive acceptors due to side effects were 38%, wanting children 18%, others (changing the method/ expired) 14%, without husband support in using contraception 22%, and others 22%. The period of using contraception after dropout 34% (3-10 years); express unlimited time (one day later) and unwilling to use contraception anymore after dropping out 23%. It is suggested that health professionals can increase the handling of family planning side effects, improve counseling, information and education related to the choice of short term non-hormonal contraceptive devices related to the selection of contraceptives for pre-menopausal age so that the decision making can be taken more appropriately, increase the competence of health professionals, increasing husband support, improving mentoring and monitoring acceptors who have dropped put to use contraceptives again willingly."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>