Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Poltak Paul P.
"Pada umumnya keadaan infrastruktur jaringan di Indonesia termasuk jaringan telekomunikasinya belum memadai. Sedangkan kebutuhan akan pertukaran informasi yang cepat dan tepat untuk menunjang pembangunan dalam memenuhi kebutuhan manusia makin mendesak. Oleh sebab itu untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang salah satunya adalah kebutuhan akan pelayanan pita lebar, perlu dikembangkan suatu teknologi yang tepat. Walaupun jaringan pelanggan pita lebar pada saat ini belum ada di Indonesia, dengan menggunakan teknologi tertentu layanan pita lebar (broadband service) sudah dapat diperoleh. Caranya adalah dengan mengimplementasikan teknologi Hybrid Fiber Coax (IFC) pads jaringan akses lokal pelanggan. Pelanggan yang berpotensi dapat memperoleh layanan pita Iebar dengan teknologi HFC tersebut adalah pelanggan perumahan di daerah urban dan metropolitan dan pelanggan bisnis dengan skala kecil. Dalam Tugas Akhir ini akan dibuat suatu analisa mengenai penyediaan layanan pica lebar ke pelanggan perumahan dan bisnis dengan mengimplementasikan teknologi Hybrid Fiber Coax (HFC) dalam jaringan akses lokal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Priyanto
"HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax. Pada dasarnya HFC adalah suatu perangkat yang digunakan untuk jaringan telekomunikasi dan merupakan penggabungan dari teknologi fiber optic, optoelektronik dan teknologi kabel coaxial tradisional sehingga merupakan suatu teknologi "hybrid". Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karena secara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) seperti telephony, Internet, cable TV dan Video-On-Demand (VOD). Kemampuan jaringan HFC untuk menyalurkan layanan voice merupakan peluang bisnis bagi operator-operator TV Kabel, termasuk operator-operator TV Kabel di Indonesia. Tapi di sisi lain, peluang untuk menyalurkan layanan voice pada jaringan HFC merupakan ancaman bagi operator layanan voice yang selama ini telah ada, khususnya bagi PT.Telkom yang saat ini masih menguasai layanan voice terbesar di Indonesia. Jadi bukan tidak mungkin di tahun-tahun mendatang akan banyak pelanggan telepon eksisting beralih ke operator TV Kabel lain (yang bukan milik PT.Telkom) untuk mendapatkan layanan voice. Saat ini jaringan HFC telah dikembangkan sehingga mempunyai bandwidth jaringan sebesar 862 MHz dan dapat memberikan layanan yang bersifat distributif (TV dan radio FM Broadcast) dan interaktif (VOD, data, dan telepon). Alokasi frekuensi layanan interaktif yang disediakan pada jaringan HFC baik untuk upstream (5-65MHz) maupun downstream (550-862). Dengan tingkat penetrasi untuk layanan data 20%, layanan telepon 100% dan layanan video on demand 10%, bandwidth yang terpakai hanya 7,1% dari total alokasi frekuensi upstream untuk layanan data, telepon dan video on demand. Dan dari total kebutuhan bandwidth sebesar 4,26 MHz dalam satu boundary area fiber node, maka dapat diperkirakan kebutuhan fiber node paling optimal dalam sate servis area, yaitu sekitar 14 fiber node."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zaidan Nadjib
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S38394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
DeCusatis, Casimer
"The 4th edition of this popular Handbook continues to provide an easy-to-use guide to the many exciting new developments in the field of optical fiber data communications. With 90% new content, this edition contains all new material describing the transformation of the modern data communications network, both within the data center and over extended distances between data centers, along with best practices for the design of highly virtualized, converged, energy efficient, secure, and flattened network infrastructures.
Key topics include networks for cloud computing, software defined networking, integrated and embedded networking appliances, and low latency networks for financial trading or other time-sensitive applications. Network architectures from the leading vendors are outlined (including Smart Analytic Solutions, Qfabric, FabricPath, and Exadata) as well as the latest revisions to industry standards for interoperable networks, including lossless ethernet, 16G Fiber Channel, RoCE, FCoE, TRILL, IEEE 802.1Qbg, and more."
London: Academic Press, 2014
e20427068
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Utama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antares Abdillah Wahid
"Kemajuan teknologi mengakibatkan kebutuhan kecepatan data meningkat. Sehingga perlu dirancang suatu jaringan backbone serat optik yang handal berkapasitas tinggi. Pada skripsi ini, akan didesain suatu jaringan backbone berkapasitas 40G*80 kanal yang menghubungkan kota Bandar Lampung dan Palembang. Jaringan yang dirancang memiliki panjang total 566 Km dan melewati kota Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, dan Palembang. Jaringan dibuat menggunakan serat optik SMF-28 premium buatan Perusahaan Corning dan Unitrans ZXWM M920 dari Perusahaan ZTE. Menghasilkan jaringan yang mampu membawa minimal 7 kanal hingga 80 kanal dengan OSNR berkisar antara 32dB hingga 42 dB.

Technology advances make the demand of bit rate increase. So we need to design a reliable fiber optic backbone network with high-capacity. In this paper, a backbone network will be designed with a capacity of 40G * 80 channel that connects the city of Bandar Lampung and Palembang. Designed network has a total length of 566 km and pass through Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, and Palembang. Network created using SMF-28 premium from corning incorporated and Unitrans ZXWM M920 from ZTE coorporation. This network able to operate at 7 to 80 channel with ONSR value 34dB to 42dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Oniwati Susanti
"Kesenjangan digital di Indonesia merupakan wicked problem yang membutuhkan proses kolaborasi dalam penyelesaiannya. Dalam hal ini, pemerintah menyelenggarakan Proyek Strategis Nasional berupa pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring yang menggunakan konsep KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). 
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan tata kelola kolaboratif proyek penyelenggaraan jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring saat ini dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan post positivist yang menggunakan teori tata kelola kolaboratif Emerson dan Nabatchi (2015) sebagai pisau analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses collaborative governance dalam Proyek Penyelenggaraan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Palapa Ring di Indonesia belum berjalan secara maksimal karena terdapat beberapa elemen kolaborasi yang belum terpenuhi dengan baik.

The digital divide in Indonesia is a wicked problem that requires a collaborative process in its resolution. In this case, the government is implementing a National Strategic Project in the form of building a Palapa Ring fiber optic backbone network infrastructure using the concept of PPP (Government and Business Entity Cooperation).
This study aims to analyze how the current collaborative governance of projects implementing the implementation of the Palapa Ring fiber optic backbone network and what factors influence it. The research method used is qualitative with a post positivist approach that uses Emerson and Nabatchi's collaborative governance theory (2015) as a knife of analysis.
The results showed that the collaborative governance process in the Palapa Ring Fiber Optic Backbone Network Implementation Project in Indonesia has not run optimally because there are several elements of collaboration that have not been properly fulfilled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T55040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Hardiyana
"Seiring dengan kemajuan dunia telekomunikasi saat ini, kemampuan peralatan telekomunikasi untuk menghantarkan informasi semakin canggih. Kecanggihan ini diiringi juga dengan kebutuhan dan permintaan informasi yang semakin besar sehingga memicu peningkatan kebutuhan bandwidth. Universitas Indonesia yang merupakan salah satu Universitas terbesar di Indonesia memiliki jaringan komunikasi tersendiri yang dikenal dengan Jaringan Universitas Indonesia Terpadu (JUITA). Untuk mengantisipasi adanya peningkatan kebutuhan bandwidth, JUITA membutuhkan perencanaan sistem transmisi serat optik yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Pada skripsi ini, akan dilakukan analisis perencanaan sistem transmisi serat optik CWDM Jaringan Universitas Indonesia Terpadu (JUITA), dengan melihat dari kecenderungan pertumbuhan kebutuhan bandwidth pada layanan Metro Ethernet JUITA yang meningkat dimulai dari periode tahun 2008 sebesar 98 Mbps sampai tahun 2012 yang mencapai 1023 Mbps atau 1,23 Gbps. Berdasarkan data yang diolah dengan metode regresi linier, diketahui bahwa adanya pola peningkatan kebutuhan bandwidth terhadap waktu.
Perhitungan power link budget dan rise time budget digunakan untuk menentukan apakah perencanaan yang dilakukan sudah memenuhi kriteria untuk diimplementasikan di lapangan. Hasil yang didapat dalam proses perhitungan menunjukkan bahwa perencanaan ini telah memenuhi kriteria untuk diimplementasikan di lapangan. Hal ini dibuktikan dengan power link budget dapat menjangkau jarak tempuh transmisi sejauh 54 km, sedangkan jarak tempuh link JUITA sejauh 32,776 km sehingga tidak dibutuhkan penguat optik. Selain itu, power budget sistem perencanaan juga menghasilkan nilai yang sesuai yaitu daya yang dideteksi oleh detektor sebesar -19,238 dBm masih lebih besar dibandingkan sensitivitas pada penerima (-30 dBm). Sedangkan, pada nilai rise time budget perencanaan telah memenuhi nilai rise time sistem sebesar 1125 ps.

Along with the progress of today's telecommunications world, the ability of telecommunications equipment to conduct information is more sophisticated. The sophistication is accompanied also by necessity and demand information getting to be a great. Its trigger bandwidth needs to increase. The University of Indonesia who is one of the largest universities in Indonesia has its own communications network known as the integrated network of the University of Indonesia (JUITA). In anticipation of an increase in bandwidth needs, JUITA requires planning optical fiber transmission system in accordance with existing conditions.
In this thesis, would have done the analysis of fiber-optic transmission system planning CWDM, by looking at the trend of growth of bandwidth needs on Metro Ethernet service is increasing, starting from the 2008 period amounting to 100 Mbps until 2012 to reach the 1023 Mbps or 1.23 Gbps. Based on data that is processed by the method of linear regression, it is noted that the existence of a pattern of increased bandwidth needs with respect to time.
Calculation power link budget and rise time budget used to determine whether the planning are appropriate to implemented. The result of calculation showed that this planning is appropriate to implemented. This is evidenced by the power link budget can reach as far as transmission mileage 54 km, while the distance traveled as far as JUITA link 32,776 km so that optical amplifier is not needed. In addition, power budget planning system also generates a value that corresponds to the power detected by a detector-19,238 dBm is still greater than the sensitivity in the receiver (-30 dBm). Meanwhile, the value of the rise time budget planning meets the value rise time systems of 1125 ps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lacy, Edward A.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1982
621.380.414 LAC f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Primdas Suhandra
"Komunikasi serat optik merupakan komunikasi yang menjanjikan banyak keunggulan dan fleksibilitas pelayanan jaringan telekomumikasi yang mengarah pada pelayanan terpadu pits lebar (B-ISDN). Penerapan Komunikasi serat optik pada jaringan lokal merupakan prasyarat dalam evolusi menuju B-ISDN. Keuaggalan serat optik sebagai media transmisi yang mempunyai redaman rendah, bandwith yang lebar serta kecepatan yang tinggi dan kegaggalan lainnya belum dapat secara optimal. Dengan teknologi koheren, saatu sistem transmisi yang disebut Optical Frequency Division Multiplexing dapat m lan jumlah kanal yang beset degas penggurtaan serat optik yang optimum OFDM dibatasi fakor ketidak linearan dalatn serst opt& yang disebut Four-wove mixing 0TV- ). Ini membatasi jumlah kanal yang bisa disedudm dan jarak maksimum yang diijinkan. Kapasitas sistem di optzmasi dengau penguat optic EDFA. Pada skripsi mi dibahas pengaruh FWM terhadap daya sinyal sebagai fungsi jarak, daya sinyal dan jamlah kanal. Model matematis digunakan untuk menggambarkaa karakteristik sistem OFDM dengan FWM. SNR yang tinggi dan kapasitas optimum merupakan tujuan dari pemodelan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>