Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Setelah menemukan keunggulan maupun kelemahan algoritma Variable Learning Rate with Momentum, Levenberg-Marquardt dan Resilient Backpropagation, khususnya dalam kasus pengendalian kecepatan motor induksi, diharapkan rancangan dapat memberikan unjuk kerja yang baik dalam kondisi rawan derau dan penggunaan rangkaian tambahan untuk implementasi paralel berskala besar dapat dihindari. Tahap simulasi dan pengujian sistem terdiri atas pencarian arsitektur optimal, pelatihan dengan menyertakan data validasi (penghentian dini) dan data uji serta uji ketahanan terhadap derau. Tahap pertama bertujuan menemukan arsitektur model pengendali yang optimal, dalam arti menghasilkan fungsi kinerja terendah dalam waktu pelatihan yang relatif singkat. Tujuan tahap kedua ialah memeriksa pengaruh data validasi dan uji terhadap unjuk kerja sistem. Pada kedua tahap awal ini, kemampuan model untuk memperkirakan plant acuan diperiksa dengan metode regresi linier. Sementara pada tahap ketiga akan diperiksa pengaruh derau terhadap kemampuan model untuk mengikuti kecepatan rotor acuan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut. Dengan integrasi sistem yang nyaris identik dengan plant acuan, model pengendali hasil pelatihan dengan algoritma Varible Learning Rate with Momentum, Levenberg-Marquardt maupun Resilient Backpropagation mampu mengikuti kecepatan sudut acuan ?r* dengan baik saat disimulasikan. Fungsi kinerja terbaik diberikan oleh model dengan algoritma Levenberg-Marquardt, yaitu 5,49478 x 10-9 rad_/s_ dengan regresi linier A = T ? 0,0254 dimana R = 1. Karena regresi liniernya menurun drastis, yaitu dari A = T ? 0,127 dan R = 1 menjadi A = 1,2T ? 8,06 dan R = 0,954, dan saat disimulasikan memberikan tanggapan yang tidak stabil, pelatihan dengan algoritma Resilient Backpropagation tidak cocok menyertakan validasi dan pengujian; paling tidak dalam kasus model motor induksi ini. Sebaliknya model Levenberg-Marquardt menghasilkan regresi linier yang semakin baik setelah dilatih dengan validasi dan uji, yaitu A = T ? 0,0238 dan R = 1. Dengan frekuensi derau 10 Hz, model pengendali dengan algoritma Varible Learning Rate with Momentum, Levenberg-Marquardt maupun Resilient Backpropagation mampu menunjukkan unjuk kerja yang baik. Semakin tinggi frekuensi dan intensitas daya derau, unjuk kerja sistem cenderung semakin buruk. Model Levenberg-Marquardt menghasilkan galat mutlak rata-rata terendah yakni 4,703 rad/s pada power spectral density derau 10-3 dB/Hz.

Founding advantages and disadvantages of Variable Learning Rate with Momentum, Levenberg-Marquardt and Resilient Backpropagation algorithms, especially on induction motor speed controlling case, the design were hopefully able to give good performance under noise environment and additional circuit for large scale parallel implementations could be avoided. The system?s simulation and testing steps were optimal architecture search, training with validation (early stopping) and testing data, and noise resistance test. The first step?s objective was to find an optimal controller model?s architecture by means of the lowest performance function under relatively short training time. The second?s objective was to check validation and testing influence to system?s performance. On both these steps, the model?s ability to approximate the reference plant was being checked by linear regression method. On the third step, the noise influence to the model?s ability to track the reference rotor speed was being observed. Based on experiments being held, conclusions are enlisted following. With a system integrated closely similar to the reference plant, the controller models of the algorithms? training results are able following reference angular speed ?r* well. The best performance function is 5,49478 x 10-9 rad_/s_ which belongs to Levenberg-Marquardt algorithm?s model, with A = T ? 0.0254 and R = 1 linear regression. Due to linear regression?s drastic reduction from A = T ? 0.127 and R = 1 into A = 1.2T ? 8.06 and R = 0.954 and unstable response when being simulated, validation and testing assistance on training are unfit for Resilient Backpropagation algorithm; at least on this case. On contrary the Levenberg-Marquardt model produces better linear regression after being trained with validation and testing, i.e. A = T ? 0.0238 and R = 1. With 10 Hz noise frequency, all controller models with Varible Learning Rate with Momentum, Levenberg-Marquardt and Resilient Backpropagation algorithms are able to show good performance. The higher the noise frequency and power intensity, the system?s performance tends to get worse. Levenberg-Marquardt model produces the lowest mean absolute error, i.e. 4.703 rad/s on 10-3 dB/Hz noise power spectral density."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahri Rahman Harun
"Salah satu jenis motor yang sangat sering digunakan sebagai penggerak seperti mesin – mesin listrik adalah motor Brushless Direct Current. Oleh karena itu, diperlukan perancangan optimasi suatu design motor BLDC menggunakan metode simulasi dengan perangkat lunak berbasis finite element analysis (FEA). Untuk pembahasan disini, spesifikasi motor yang digunakan adalah motor BLDC dengan 24 slots dan 8 poles. Hasil optimasi yang ingin didapatkan adalah memiliki torsi dan kecepatan yang cukup untuk menjalankan sepeda motor serta memiliki putaran rotor yang mulus dengan mengurangi torsi cogging pada motor tersebut. Hasil tersebut ingin dicapai menggunakan input 72 Volt dan 80 Ampere. Optimasi itu didapatkan dengan memvariasikan ukuran – ukuran dimensi pada motor serta pemberian lubang pada gigi stator. Untuk merealisasikan perancangan tersebut pada sepeda motor, penulis menggunakan ukuran referensi dari sepeda motor Gesits untuk dianalisiskan dengan beban jalan yang akan dialami oleh sepeda motor tersebut.

One of the kinds of motor that is very often used as an acctuator is a Brushless Direct Current Motor. Because of that, there needs to be an optimal design of the BLDC motor from simulation using a finite element analysis (FEA) metode. In this section, the motor spesification that was used is a BLDC motor with 24 slot and 8 poles. The design must be optimized so that the torque and speed can withstand the load of the motorcycle and have a smooth rotation of the rotor by reducing the cogging torque. Those optimizations will do with the input of 72 Volts and 80 Ampere. The optimazation of the design is by vary the dimention of the motor and the addition of holes in the tooth of the stator. To realize the design on the motor, the writer uses the Gesits electric motorcycle as a reference to further the analysis of road loads thats going to apply on the motorcycles motor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"Penelitian fenomena kecepatan benda bergerak di dalam air sudah banyak dilakukan baik yang vertikal maupun yang horisontal dengan berbagai cara. Ada beberapa hal yang masih perlu diteliti untuk dapat menjelaskan studi ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kecepatan jatuh pada bola dalam air dengan menggunakan 2 (dua) buah laser pointer dan 2 (dua) buah receiver. Tiga bola baja dengan diameter berbeda digunakan sebagai alat uji benda jatuh. Ketiga bola tersebut adalah S I (rn5 = 67 gr, ds= 25,4 mm), S2(ms = 80 gr, d5 27,0 mm) dan S3 (ms = 226 gr, ds= 38,1 mm), diukur pada 3 buah keadaan yang berbeda, yaitu jarak jatuh (Ls) 0,675 m ; 0,75 m dan 0,825 m. Dari hasil percobaan ini menunjukkan bahwa bola dengan diameter yang lebih besar mempunyai kecepatan jatuh yang besar.
Secara teoritis, kecepatan jatuh benda dapat dianalisa dengan persamaan Basset-Boussinesq-Oseen yang diselesaikan dengan cara metode numerik. Hasil percobaan tersebut akan diplot ke dalam grafik yang berasal dari persamaan Basset-Boussinesq-Oseen (MO).

The study about the phenomenon of velocity of a free-falling sphere in water has been investigated in vertically or horizontally. It is necessary to research the motion to elucidate this study.
The purpose of this study is to measure the fall velocity of a sphere in water by means of two laser pointers and two receivers. Three spheres in different diameter were tested. The three of sphere are S1 (m5= 67 gr., ds= 25,4 mm), S2 (m5= 80 gr., d5= 27,0 mm) and S3 (ms= 226 gr., ds= 38,1 mm. Which is measured in three different situation, fall distance (L5) 0.675 m; 0.75 m and 0.825 m. From the experimental results, it was shown that the sphere which higher diameter has higher fall velocity.
Theoritically, fall velocity of sphere can be analyzed using Basset-Boussinesq-Oseen equation that solved numerically. The experimental results will be plotted on a graph which from calculated results using Basset-Boussinesq-Oseen equation (BBO).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurraflis Salam
"Sifat-sifat udara yang keluar dari desiceant rotary dehumidiiier dapat diketahui dengan menggunakan metode percobaan dan rnetode teoritis. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai penentuan sifat-sifat udara yang keluar melalui desiccant rotary dehumidifier dengan menggunakan metode percobaan. Percobaan dilakukan dengan beberapa metode yaitu memvariasikan debit udara proses inlet, memvariasikan debit udara regenerasi inlet dan memvariasikan jumlah uap air proses inlet dengan menggunakan nozzle.
Dari data percobaan, variasi debit udara proses dan udara regenerasi dapat mempengaruhi jumlah uap air yang keluar melalui udara proses dan regenerasi. Data percobaan memvariasikan jumlah uap air proses inlet digtmakan untuk membuat gratik yang dapat memprediksi sifat-sifat udara proses yang keluar dari dehumidifier. Untuk memvariasikan jumlah nap air rnaka ditambahkan suatu alat berupa spuyer yang dihubungkan dengan tabung bertekanan yang berisi air dan udara sehingga dapat menyemprotkan uap air.
Dari hasil percobaan diperoleh dna graiik yang dapat menentukan sifat-sifat udara proses outlet pada temperatur ruangan sebesar 2S°C. Grafik ini pada nantinya dapat digunakan sebagai performance antara satu dehumidyier dengan dehumidifer lainnya.

Outlet air properties from desiccant rotary dehumidifier can be defined with experiment method and theoretic method. In this thesis explains about how to determine outlet air properties from rotary desiccant dehumidifier with experiment method Experiments have done with some types such as make variation on debit air process inlet, variation on debit air regeneration inlet and make water vapor variation on air process inlet that used nozzle.
In the experiments found that make variation debit air process inlet and air regeneration inlet influenced humidity ratio on air proses outlet and regeneration outlet. Data from experiment in make variation on humidity ratio on process inlet can be used to predict air process inlet properties. To add water vapor in the air so have to use new component such as nozzle that connected with pressurized tube so it can spray water to air process inlet.
Data jrom experiments can be used to make two graphics that can predict air process outlet properties in ambient temperature about 25°C in the next time, these graphics can be used as performance comparative between two or more desiccant rotary dehumidifier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Widodo
"Pengendali kecepatan motor lingkar tertutup menggunakan nilai kecepatan rotor sebagai umpan baliknya. Sistem pengendalian akan memiliki unjuk kerja yang baik bila nilai kecepatan rotor yang dijadikan umpan balik sesuai dengan kecepatan putar rotor. Kecepatan rotor dapat diukur menggunakan incremental encoder. Semakin tinggi resolusi encoder yang digunakan hasil pengukuran yang diperoleh akan semakin presisi, akan tetapi harga encoder dengan resolusi tinggi sangatlah mahal. Oleh karena itu, dikembangkan berbagai metode pengukuran kecepatan dengan menggunakan encoder resolusi rendah. Pada skripsi ini dijelaskan beberapa metode konvensional untuk mengukur kecepatan dan dirancang pengukuran kecepatan dengan mengaplikasikan pengendali fuzzy. Simulasi dilakukan pada metode konvensional, ""M method"" dan pengukuran kecepatan menggunakan pengendali fuzzy untuk membandingkan hasil pengukuran dari keduanya. Simulasi dilakukan menggunakan SIMULINK MATLAB 6.5. Penggunaan pengendali fuzzy dapat menghasilkan pengukuran kecepatan yang lebih presisi dari metode pengukuran kecepatan konvensional, ""M Method"" baik pada kecepatan rendah maupun pada kecepatan tinggi. Pada skripsi ini juga disimulasikan pengendali fuzzy menggunakan blok s-function pada SIMULINK MATLAB 6.5. Pengendali fuzzy yang disimulasikan ini akan dibandingkan hasilnya dengan pengendali fuzzy yang menggunakan blok FLC pada SIMULINK MATLAB 6.5. Hasil simulasi keduanya menunjukkan hasil yang hampir sama, walaupun metode defuzzikasi keduanya berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Dwi Haryoko
"ABSTRAK
Dalam perancangan motor induksi tiga phasa, informasi mengenai kecepatan motor sangat diperlukan untuk melakukan pengaturan kecepatan motor. Sensor kecepatan yang biasa digunakan mempunyai keterbatasan dalam hal resolusi dan biaya pembelian yang mahal. Oleh sebab itu diperlukan metode lain untuk menentukan kecepatan motor guna menggantikan penggunaan sensor kecepatan tersebut. Model motor yang digunakan adalah model motor induksi dalam kerangka acuan fluks rotor. Varibel yang diestimasi oleh observer adalah arus stator dan fluks rotor, sedangkan kecepatan rotor diestimasi berdasarkan teori lyapunov. Perancangan dan simulasi estimasi kecepatan pada motor induksi tanpa sensor kecepatan dengan full order observer ini menggunakan program C-MEX S-function pada Matlab/Simulink versi R2008a.

ABSTRACT
In the three-phase induction motor design, the information about the motor speed is exceptionally needed to do the controling the speed of the motor. The sensor that has been used to measure the velocity has limitation in the matter of resolution with high expense. Therefore, there?s a need to use another method to replace the velocity sensor?s function to determine the motor speed. The motor modeling that?s used is the induction motor model in the frame of rotor flux reference. Variables are estimated by the observer is the stator current and rotor flux, while the rotor speed is estimated based on Lyapunov Theory. The design and simulation of the velocity estimation in induction motor without speed sensor with a full order observer is using the program C-MEX S-function in Matlab / Simulink R2008a version."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Hidayat
"Motor Induksi tiga fasa merupakan salah satu jenis motor listrik arus bolak-balikyang digunakan sebagai motor penggerak pada bus listrik. Namun motor ini memilikisatu kelemahan yaitu sulit untuk dikendalikan. Dalam mengendalikan kecepatan motor induksi dibutuhkan sistem decoupling agar torsi dan fluks dapat dikendalikan secara terpisah. Sistem pengendalian seperti ini disebut dengan pengendalian vektor medan (Field Oriented Control). Skripsi ini membahas simulasi pengendali kecepatan motor induksi tiga fasa dengan menggunakan metode pengendalian yang berorientasi pada vektor medan rotor (Rotor Field Oriented Control).
Hasil simulasi dari penelitian ini menunjukkan pengendalian kecepatan motor induksi dengan beban yang besar dari bus listrik dapat dikendalikan dengan baik. Sistem ini dapat mencapai kecepatan yang diinginkan yaitu 1400 rpm dalam watu 0.2 detik dengan menggunakan pengendali PID. Hal ini didukung oleh model decoupling tegangan yang tepat sehingga kecepatan motor induksi dapat dikendalikan.

Three phase Induction Motor is one type of alternating current electric motor that is used as a driving motor for electric bus. But induction motor has disadvantage, which is difficult to control. To control the speed of an induction motor, a decoupling system is needed, so that torque and flux can be controlled separately. This control system is called Field Oriented Control. This bachelor thesis discusses the simulation of a three phase induction motor speed controller using the rotor field control method (Rotor Field Oriented Control).
The simulation results from this study indicate the speed control of an induction motor with a large load of electric buses can be controlled properly. This system can reach the desired speed of 1400 rpm in 0.2 seconds using the PID controller. This is supported by the right voltage decoupling model so that the speed of the induction motor can be controlled."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, P. Andeas
"Mesin Arus Search Tanpa Sikat (MASTS) merupakan motor aruas searah yang tidak menggunakan sikat-sikat untuk dan memiliki kecepatan yang sinkron antara medan putar stator dan rotornya. Rotor MASTS adalah magnet permanen sehingga tidak diperlukan kumparan penguat dan tidak ada arus beban yang mengalirinya. Pengaturan kecepatan pada MASTS dengan magnet permanen MASTS-MP) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tanpa umpan batik, dimana pengaturan kecepatan hanya dftentukan oleh nilai catu daya suplainya saja, dan dengan umpan balik dimana pengafuran kecepatannya selain dengan mengatur nilai cata dayanya juga dapat dilakukan dengan variasi duty-cycle dari modulasi Iebar pulsa (Pulse Width Modulatiom PWM. Pengaturan kecepatan MASTIS-MP dengan umpan batik terbagi dua, yakni umpan balik kecepatan yang bertujuan agar motor berputar sesuai dengan kecepatan rejérensf dan umpan balfk aras stator yang bertujuan agar arus pada saat motor bekerja tidak melebihi arus referensinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santy Eka Putri
"Tujuan pembatasan kecepatan adalah untuk menyeimbangkan minat mobilitas dan keselamatan dengan memastikan batas kecepatan yang aman dan sesuai untuk tingkat pengembangan sisi jalan dan kategori jalan Perbedaan karakteristik wilayah, karakteristik lalu lintas, kondisi jalan dan kondisi lingkungannya, berakibat terhadap terjadinya perbedaan dari faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan batas kecepatan maksimumnya. Dengan kriteria penentuan batas kecepatan pada jalan di Indonesia, maka penentuan batas kecepatan pada suatu ruas jalan akan lebih optimal. Menunjuk hal tersebut, sebagai awal, penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus pada jalan Sultan Agung dan jalan Sudirman, Kota Bekasi yang merupakan representasi dari jalan arteri primer dengan karakteristik geometrik jalan adalah jalan empat lajur dua arah t per lajur 3,5 meter, lebar trotoar 1,5 meter dan median < 0,5 meter serta geometrik jalan datar dan lurus.
Metode stastistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari hasil analisis diketahui frekuensi kecepatan perjalanan tertinggi adalah pada selang kelas 36-42 km/jam. Diagram % kumulatif menunjukkan kecepatan pada persentil 85 adalah 42 km/jam dan faktor yang yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan batas kecepatan maksimum adalah hambatan samping dan volume lalu lintas, dengan model hubungan kecepatan adalah y = 45,7385?0,0047xvolume laulintas (smp/jam)-0,0194xhambatan samping.

The purpose of speed limitation is to balance interest of mobility and safety by ensuring a safe and appropriate speed limit for the level of road side development and road characteristics. The differences based on road categories, traffic characteristics, road conditions and environmental conditions, have led to the occurrence of difference factors that must be considered in determining the maximum speed limit. By using the criteria of determining the speed limits on roads in Indonesia, then the speed limit determination on a road would be optimal. In respect in this case, this research was conducted by a case study on Sultan Agung and Sudirman street ? Bekasi, which represent a primary arterial road. The roads geometric characteristics are a divided four-lane two-way road (4 / 2 D), 3.5 meters lane width, 1.5 meters sidewalks width, a median of <0.5 meters and straight flat road geometric.
Statistics methods are used to determine relationship between speed and the influence factors. Analysis results indicated the highest frequency of travel speed is at interval class 36-42 km / hour (25%). Cumulative diagram shows the 85th percentile speed is 42 km / h and factors to consider in determining maximum speed limit is side barriers and traffic volume, with velocity relationship model is y = 45.7385-0.0047 x traffic volume (smp / h)-0.0194 x side barriers."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T28564
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>