Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137354 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didit Hermawan
"Material Alumunium khususnya seri 6xxx merupakan material alternatif untuk proses pembentukon tempa panas dikarenakan karakteristik logam paduan alumunium ini sangat baik untuk ditempa diantara paduan Alumunium heat-treatable, mampu las yang baik, kekuatan dan kekerasan yang cukup baik dan paduan ini juga merupakan logam ringan sehingga beberapa alat-alat industri maupun rumah tangga yang selama ini umumnya terbuat dari besi sudah dapat digantikan dangan Alumunium. Salah satunya adalah bagian tabung gas yaitu neck-ring dibuat secara tampa panas dengan bahan bakunya Alumunium paduan 6066 dan 6063, Sehubungan dengan itu penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan tempa dari material seri 6xxx khususnyo AI 6066 dan AI 6063 yang berhubungan dengan proses pembuatan neck-ring tabung gas. Tampa panas dilakukan pada temparatur 500 "'C dengan memvariabelkan perbandingan tinggi awal dan diameter awal dari sampel. Terhadap produk tempo dilakukan pangujian distribusi kekerasan, pengukuran akhir dari produk setelah ditempa pengamatan metalogrofi mikro dan makro serta cacat-cacat yang mungkin terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Yusuf
"Material aluminium, khusunya seri 6xxx meurpakan material alternatif untuk proses pembentukan tempa panas dikarenakan karakteristik logam paduan alumunium ini yang sangat baik untuk ditempa diantara paduan alumunium yang heat-treatable, mampu las yang baik. Kekuatan dan kekerasa yang cukup baik dna juga paduan alumunium merupakan logam ringan (light metal) sehingga beberapa alat-alat industri atau rumah tangga yang selama ini umumnya terbuat dari besi sudah dapat digantikan dengan aluminium, salah satunya adalah tabung gas.
Sehubungan dengan itu penelitian ini membahas kemampuan tempa (forgeability) dari material alumunium 6066 yang berhubungan dengan proses pembuatan neck-ring dari tabung gas. Penelitian dilakukan dengan pengujian komposisi, proses tempa, pengujian metalografi dan pengujian kekerasan. Hal yang akan dipelajari adalah pengaruh temperatur pemanas dan ukuran material dan distribusi kekerasan serta cacat-cacat yang mungkin terjadi.
Hasil proses tempa menunjukkan kemampuan tempa alumunium 6066 terbaik diperoleh pada kondisi H/D 1,7 dan temperatur 500℃ yaitu tinggi sample 19,25 mm, tebal piringan 8,55 mm dan diameter piringan 73,45 mm. Deformasi terbesar untuk perubahan ketinggian dan perubahan diameter juga terjadi pada sampel ukuran H/D 1,7 dan temperatur tempa 500℃ yaitu 66,81% dan 116,03%. Distribusi kekerasa memperlihatkan bahwa kekerasan secara umum relatif lebih besar pada daerah piringan dibanding daerah silinder. Cacat yang terjadi pada hasil tempa disebabkan oleh keadaan sampel awal yang kurang baik dan juga akibat terlalu tingginya temperatur tempa sehingga batas butir menjadi besar, rapuh dan tidak bisa terdeformasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setyadi
"Permasalahan mampu tempa merupakan hal yang banyak ditemukan pada proses penempaan cetakan tertutup. Kesulitan yang dihadapi berkaitan erat dengan pola aliran-butir (grain flow patterns) yang tidak sesuai, cetakan yang tidak terisi sepenuhnya (lack of die fill) dan kwalitas produk (sifat mekanik, struktur mikro yang tidak sesuai dengan keinginan enjiniring atau standar).
Penelitian mampu tempa baja S48C dalam kasus pembuatan komponen gear dengan cetakan tertutup, telah dilakukan dengan mengkarakterisasi aliran tegangan material S48C terhadap perubahan temperatur melalui pengujian tarik panas serta mempelajari pengaruh parameter proses, dalam hal ini temperatur penempaan dan rasio tinggi awal terhadap diameter awal bahan baku (ho/Do) yang dikaitkan dengan mampu tempa produk gear yang dihasilkan.
Pengujian tarik panas dilakukan pada variasi temperatur 850, 900, 950°C dan laju regangan 0,01 dan 1 detik^-1, sedangkan pengujian penempaan gear dilaksanakan dengan variasi temperatur 1000, 1100, 1200°C dan variasi rasio ho/Do 1,58; 2,13; 2,41.
Hasil pengujian tarik panas menunjukkan semakin tinggi temperatur akan menurunkan tegangan tarik maksimum (UTS) dan tegangan alir baja S48C. Penurunan UTS paling tinggi terjadi pada temperatur 950°C sebesar 85% dari kondisi temperatur kamar, sedangkan penurunan tegangan alir paling tinggi terjadi pada temperatur pengujian 950°C sebesar 31 % dibanding temperatur 850°C, regangan (ε) 0,23 & laju regangan (ε) 1 detik^-1 dan sebesar 27% dibanding temperatur dan regangan yang sama tetapi ε 0,01 detik^-1 . Untuk kenaikkan lain regangan dari 0,01 detik^-1 menjadi 1 detik^-1 pada kisaran temperatur 850-950°C akan meningkatkan UTS sebesar 33 - 50 % dan tegangan alir sebesar 46-53%.
Hasil pengujian penempaan menunjukkan semakin tinggi temperatur dan semakin besar rasio ho/Do akan meningkatkan kekerasan rata-rata, yaitu tertinggi pada temperatur 1200°C dan ho/Do 2,13 sebesar 223 HB dan yang terendah pada temperatur 1000°C dan ho/Do 1,58 sebesar 204 HB. Peningkatan temperatur dan rasio ho/Do ini menyebabkan pertumbuhan butir austenit yang besar saat penempaan, namun secara bersamaan butir hasil rekristalisasipun bertambah.

Forgeability problems are found frequently in closed die forging. Forging difficulties closeness of the relationship with poor grain flow patterns, lack of die fill, and product quality (like as mechanical properties, microstructure that not suitable with engineering standard).
The research of the carbon steel (S48C) forgeability for manufacturing gear component in closed die forging has been done by characterized influence of temperature for flow stress of S48C with hot tension testing and studied influence of process parameters (like as forging temperature and ratio of initial height for initial diameters ho/Do) for the forgeability of the gear product.
The hot tension testing was performed on temperatures and strain rates variation (T 850, 900, 950°C and ε 0,01; 1 second^-1), while the gear forging testing was performed on forging temperatures and ratio ho/Do variation (T 1000, 1100, 1200°C and ratio ho/Do 1,58; 2,13; 2,41).
The result of hot tension testing showed that increasing temperature decreases ultimate tensile strength (UTS) and flow stress of S48C. The higher decreasing of UTS is on 950°C about 85% from room temperature condition, while the higher decreasing of flow stress has occured on 950°C about 31 % compare to conditons of temperature 850°C, strain (ε) 0,23 & srain rate (ε) 1 second^-1 and about 27% compare to the same conditions but ε= 0,01 second^-1 . For increasing strain rate from 0,01 to 1 second^-1 on the temperature range (850-950°C) increases UTS about 33 - 50% and flow stress about 46-53%.
The forging testing showed that increasing temperature and ratio ho/Do increases the average hardness, i.e., the higher hardness has occurred on 1200°C & ratio ho/Do 2,13 about 223 HB, while lower hardness has occurred 1000°C & ho/Do 1,58 about 204 HB. Increasing temperature and ratio ho/Do cause increasing austenite grain growth, but while amount of grain from recrystallization also has added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
"Paduan Alumunium merupakan bahan yang banyak digunakan untuk aplikasi teknik karena memiliki beberapa keunggulan sifat yaitu : ringan, tahan karat, ulet, mampu permesinan yang baik dan lain sebagainya. Alumunium seri 6063 adalah paduan alumunium dengan unsur paduan utama Mg dan Si. Paduan ini memiliki sifat mampu tempa yang paling baik di antara jenis paduan alumunium heat treatable lainnya.
Dengan sifat mampu tempa yang tinggi disertai kekuatan mekanis dan ketahanan korosi yang memuaskan menyebabkan paduan tersebut banyak dipakai pada aplikasi komponen kendaraan bermotor dan pesawat terbang.
Tulisan ini membahas sifat mampu tempa paduan 6063 pada pembuatan shock absorber cover cup kendaraan bermotor dengan cara tempa panas. Pembahasan menitik beratkan pada pengaruh temperatur tempa pada 360°C, 410°C dan 460°C, ratio Do/ho sebesar 0,4 ; 0,5 dan 0,6 serta volume bahan awal yaitu 115% dan 125% terhadap tingkat deformasi, nilai kekerasan dan keberhasilan produk tan pa cacat.
Dari hasil pengujian didapatkan.bahwa dengan semakin tinggi rasio Do/ho, volume bahan dan temperatur proses tempa maka tingkat deformasi yang dihasilkan juga semakin besar. Sedangkan nilai kekerasan paduan bahan menurun dengan meningkatnya temperatur proses karena dimungkinkannya terjadi proses rekristalisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
King, Luter
"Aluminium 6063 merupakan paduan aluminium dengan magnesium dan silikon sebagai paduan utama. Paduan ini merupakan paduan aluminium yang dapat diperlakukan panas untuk meningkatkan sifat mekanisnya. Pengelasan pada paduan aluminium umumnya rentan terhadap proses retak pembekuan. Tingginya kecenderungan terjadinya retak pembekuan disebabkan karena besarnya konduktifitas dan koefisien ekspansi panas dari logam aluminium . Oleh karena itu semakin ringgi masukan panas yang diterima oleh logam aluminium ini malca akan semakin besar kecenderungan terjadinya retak pembekuan. Terjadinya retak pembekuan adalah merupakan basil kombinasi antara tegangan panas yang diterima oleh logam aluminium pada saat dilas dengan tegangan penyusutan aluminium pada saat pembekuan dimulai, Hasil kombinasi tersebut akan menimbulkan kontraksi yang tidak dapat diimbangi dengan kemampuan penyesuaian struktur atom dalam logam basil las dan logam induk, yang pada akhimya akan menimbulkan retak: pembekuan. Retak. pembekuan tersebut membujur searah dengan arab lasan dikarenakan pada arab membujur ini akan terbentuk konsentrasi tegangan kritis terbesar yang akan mendorong terbentuknya retak pembekuan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa retak pembelruan saogat dipengaruhi oleh besaroya masukan panas yang diterima oleh logam hasil lasan. Masukan panas yang tinggi akan meningkatkan terbentuknya tegangan termal serta tegangan penyusutan dari logam hasillasao. Karena masukan panas yang diterima berbanding terbalik terhadap besamya kecepatan pengelasan maka dengan semakin rendah kecepatan pengelasan yang digunakan maka akan semakin besar masukan panas yang diterima dan hal ini tentunya akan memperbesar kecenderungan terbentuknya retak pembekuan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PYM Wibowo Ndaruhadi
"Geometri prabentuk merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kualitas produk yang akan dihasilkan pada tempa panas, sehingga perlu dirancang agar dapat dihasilkan produk dengan kualitas sesuai dengan yang dikehendaki. Metoda trial and error masih banyak digunakan dalam melakukan hal tersebut, namun biasanya dibutuhkan waktu dan biaya besar. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode komputasi.
Dalam penelitian ini dilakukan perancangan geometri prabentuk dari produk blank gear dengan menggunakan konsep volume konstan dan proporsionalitas aliran volume material serta dengan kondisi tiga kelompok kisar temperatur penempaan.
Analisa dilakukan berdasarkan tuntutan trend distribusi kekerasan dari produk blank gear dengan mengamati trend distribusi tegangan yang terjadi yang diperoleh dari hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Ansys. Dari hasil perancangan dan analisa yang dilakukan, diketahui bahwa model rancangan geometri prabentuk III adalah yang terbaik, trend distribusi tegangan hasil simulasi pada setiap kondisi temperatur mempunyai kesesuaian yang baik dengan trend distribusi kekerasan yang diinginkan.
Preform geometry is the one factor that influenced of product quality could be produced by hot forging, then it needs design on order to produce the product quality requirement. Trial-and-error methods has used to be applied in this case, but ussualy required along time and expensive? Iris condition could be handled by computational methods. This research apply preform geometry design of blank gear product using constant volume concept and proportional flow volume consist are 3 groups of ranges forging temperature.
The analysis has based on hardness distribution requirement by observing stress distribution of simulation by using Ansys software. From results of design and analysis have done so preform geometry model III is the best, was know which stress distribution of /rend simulation result on each forging temperatures condition fixed on with hardness distribution trend requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T11491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caing
"Penelitian ini bertujuan mencari material yang c°Cok untuk digunakan pada proses produksi kemasan kaleng dua bagian berkarbonasi dengan ketebalan yang diturunkan dari 0,280 mm menjadi 0,270 mm, dalam rangka penghematan biaya produksi. Paduan aluminium AA3104 telah lama digunakan sebagai bahan baku kemasan kaleng minuman bertekanan dengan proses penarikan dalam (deep drawing) yang dilanjutkan dengan penipisan dinding (wall ironing) agar dapat mencapai ketinggian yang diinginkan. Dengan adanya tekanan dari produk minuman, maka kekuatan kaleng mutlak diperlukan agar tidak terjadi deformasi, terutama pada bagian bawahnya (dome). Kekuatan kaleng menahan tekanan dari dalam akan melemah apabila ketebalan material diturunkan, sehingga perlu dilakukan pengembangan material untuk mencari paduan aluminium yang kuat tetapi tetap mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Pada penelitian ini dilakukan percobaan terhadap 3 macam material paduan aluminium AA3104 dengan komposisi titanium berbeda, yaitu 0,00%, 0,010% dan 0,013%. Pengujian yang dilakukan adalah analisis komposisi kimia, kekasaran permukaan, struktur mikro, senyawa yang terbentuk, dan analisis statistik. Di samping itu juga dilakukan uji mekanik yaitu uji tarik, LDR, dan mampu bentuk. Setelah kaleng dibentuk dilakukan pula uji kekutan dome, kekuatan badan kaleng, dan pengukuran dimensi kaleng. Selanjutnya data hasil pengujian badan kaleng diolah untuk mendapatkan grafik rata-rata, grafik R, dan indeks Cpk. Sebagai simulasi dalam proses produksi badan kaleng, pengujian tarik dan kekuatan badan kaleng dilakukan sebelum dan setelah pemanasan 210°C selama 10 menit. Hasil analisis kekasaran permukaan menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase titanium dalam paduan aluminium AA3104 semakin halus tingkat kekasaran permukaannya. Hasil analisis struktur mikro menunjukkan bahwa titanium meningkatkan presipitasi sehingga juga akan meningkatkan kekuatan bahan. Hasil analisis dengan XRD menunjukkan bahwa pada sampel yang mengandung titanium terbentuk senyawa Ti3Al yang tersebar lebih merata pada sampel dengan kandungan titanium 0,013%. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase titanium akan semakin meningkatkan kekuatan luluh (yield strentgh), kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan (elongation) dari paduan aluminium AA3104. Dengan bertambahnya yield strength dan tensile strength akan menambah kekuatan badan kaleng dan bertambahnya regangan mengindikasikan sifat mampu bentuk yang lebih baik. Percobaan pembentukan kaleng dengan proses penarikan dalam dan penipisan pada bagian dinding (drawn wall ironing) menunjukan bahwa tingkat kegagalan pembentukan (tear off rate) turun dari 60 kaleng/sejuta menjadi 23 kaleng/sejuta, kekuatan kaleng menahan tekanan dari dalam (dome reversal pressure ? DRP) naik 4,3% dan kekuatan kaleng menahan gaya vertikal (axial load) naik 6,74%. Setelah pemanasan 210°C selama 10 menit terjadi penurunan kekuatan tarik, kekuatan luluh, dan penambahan regangan. Hal yang sama, terjadi penurunan terhadap kekuatan kaleng baik dome reversal pressure maupun axial load. Selanjutnya, dalam analisis kelayakan penggunaan material paduan aluminium AA3104 dengan kandungan titanium 0,013% secara komersial, terutama kaitannya dengan parameter yang berhubungan dengan material tersebut, menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria standar yang diinginkan pelanggan. Dengan demikian, maka paduan aluminium AA3104 yang mengadung titanium 0,013% dengan tebal 0,270 mm layak untuk digunakan sebagai bahan baku badan kaleng minuman bertekanan.

The purpose of this research is to find a suitable aluminum alloy for two-piece carbonated soft drink can body material in order to reduce the material thickness from 0.280 to 0.270 mm and thus a production cost. Aluminum alloy AA3104 has been used for many years as a carbonated soft drink can material through deep drawing pr°Cess followed by wall ironing pr°Cess until a specific desired can height is obtained. Due to inside pressure on the filled can, the can need to have enough strength to prevent deformation, especially on the bottom area of the can (dome). By reducing material thickness, the strength of the can will also reduce dramatically. For this reason, the material needs to be developed to get a suitable strength, while at the same time retains its good formability. In this research, aluminum alloy AA3104 containing 3 variations of titanium composition were prepared, i.e. Ti 0.00%, Ti 0.010% and Ti 0.013%. The analysis including chemical composition, surface roughness, microstructure, and precipitate resulted from the addition of titanium were carried out. Mechanical properties including tensile, LDR, and formability also have been done. Analyses on the final cans including dome reversal pressure, axial load, and can dimension were also included. The can body measuring data to find the average chart, range chart and Cpk index were done by using a commercial software. As a production pr°Cess simulation, the strength test also has been done after heating the material at 210°C for 10 minutes. Surface roughness analysis shows that the addition of titanium results in better sheet surface of aluminum alloy AA3104. Microstructure analysis shows that the addition of titanium promotes precipitation on aluminum alloy AA3104. XRD analysis shows that the addition of titanium forms Ti3Al precipitate while the sample containing 0.013% of titanium has better distribution of Ti3Al precipitate. Mechanical properties test results show that the addition of titanium increases yield strength, tensile strength and elongation of aluminum alloy AA3104. By increasing the yield strength and tensile strength will also increase the strength while increasing of elongation will increase formability of aluminum alloy AA3104. On the deep drawing and wall ironing pr°Cesses simulation by using aluminum alloy AA3104 containing 0.013% titanium with 0.270 mm thickness, the results show that the tear off rate reduces from 60 ppm to 23 ppm, dome reversal pressure increases 4.3% and axial load increases 6.74%. Heating the material at 210°C for 10 minutes reduces the yield strength, tensile strength, increases the elongation, and reduces the dome reversal pressure and axial load. Stability and capability study case with 0.270 mm thickness indicates that the material confirms customer requirements. It then can be concluded that the aluminum alloy AA3104 containing 0.013% of titanium with the thickness of 0.270 mm can be used in commercial production for two-piece carbonated soft drink cans."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D990
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Rosyadi
"ABSTRAK,
Suatu studi tentang pembuatan dengan proses roll-welding dilakukan dengan menggunakan paduan aluminium 5052 dan 6063. Mula-mula dilakukan pengerolan dalam kondisi dingin (terperatur kamar), namun tidak berhasil mendapatkan sambungan karena keterbatasan mesin rol dengan kemampuan reduksi maksimum hanya sebesar 40%. Kemudian dilakukan pengerolan panas, dengan variasi temperatur pengerolan pada level 200 °C, 300 °C, dan 400 °C dan prosen reduksi pada level 40%, 50%, dan 60%. Semua pengerolan bisa menghasilkan sambungan, kecuali untuk kondisi pengerolan 200 °C - 40% dan 200 °C - 50%. Dengan naiknya temperatur pengerolan danlatau prosen reduksi, dari pengamatan dengan SEM, pengujian geser (lap-shear), dan pengamatan SEM fraktografi, masing-masing diketahui bahwa kondisi sambungan semakin rapat, kekuatan ikatan semakin meningkat, dan titik-titik sambungan yang terbentuk semakin banyak sehingga kualitas sambungan makin baik."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron Rosyadi
"Suatu studi tentang pembuatan alclad dengan proses roll-welding dilakukan dengan menggunakan paduan aluminium 5052 dan 6063. Mula-mula dilakukan pengerolan dalam kondisi dingin (temperatur kamar), namun tidak berhasil mendapatkan sambungan karena keterbatasan mesin rol dengan kemampuan reduksi maksimum hanya sebesar 40%. Kemudian dilakukan pengerolan panas, dengan variasi temperatur pengerolan pada level 200 °C, 300 °C, dan 400 °C dan prosen reduksi pada level 40%, 50%, dan 60%. Semua pengerolan bisa menghasilkan sambungan, kecuali untuk kondisi pengerolan 200 °C - 40% dan 200 °C - 50%. Dengan naiknya temperatur pengerolan dan/atau prosen reduksi, dari pengamatan dengan SEM, pengujian geser (lap-shear), dan pengamatan SEM fraktografi, masing-masing diketahui bahwa kondisi sambungan semakin rapat, kekuatan ikatan semakin meningkat, dan titik-titik sambungan yang terbentuk semakin banyak sehingga kualitas sambungan makin baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T41003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>