Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Prastyo S.
"Pembuatan baja berkekuatan tinggi (high strength steel) mulai dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satu dari jenis baja berkekuatan ganda (dual phase steel/duplex ferit-matensit).
Baja fasa ganda adalah baja karbon rendah yang mengalami proses perlakuan panas, sehingga diperoleh struktur martensit yang terdispersi dalam matriks ferit. Kekuatan yang tinggi terutama diperoleh dari adanya struktur martensit ini.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan semakin meningkatnya temperatur maka kekuatan dan kekerasan bahan meningkat, sedangkan regangan menurun. Fraksi volume martensit mengalami peningkatan dengan semakin tingginya temperatur anil interkritis, sehingga meningkatkan kekuatan dan kekerasan bahan. Temperatur anil interkritis adalah antara 723-850°C. Dapat dikatakan bahwa temperatur optimum anil interkritis adalah 790 °C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Aryo Wijoseno
"Scale adalah lapisan protektif terhadap korosi yang terjadi oleh karena adanya garam Ca ataupun Mg dalam air yang menempel pada permukaan dari logam. Mungkin scale bisa menguntungkan karena menahan laju korosi dari material dengan cara membentuk lapisan protektif, tapi apabila pendeposisiannya terlalu berlebih maka akan sangat merugikan karena dapat menyumbat aliran dari fluida yang mengalir pada pipa. Sebagai contoh pada suatu sistem boiler dilakukan perlakuan secara kimiawi baik untuk mengurangi korosi dan juga untuk mengurangi pembentukan dari scale yang dapat mempengaruhi transfer panas dari boiler tubes. Perlakuan kimia pada suatu sistem biasanya mengunakan suatu zat yang disebut inhibitor, Inhibitor yang digunakan pada penelilian ini ialah inhibitor scale X. Lingkungan yang menjadi fokus penelitian ialah larutan CaC03 10 ppm+ Na2CO3 dengan konsentrasi 100 ppm, 1000 ppm dan 6000 ppm. Material yang digunakan ialah baja karbon rendah karena aplikasinya yang banyak digunakan. Sampel yang digunakan berbentuk plat baja yang dipotong berbentuk kupon. Sebelum dilakukan perendaman pada larutan terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel dan penimbangan berat awal kemudian sampel direndam pada larutan CaCO3 10 ppm+ Na2C01 dengan ditambahkan inhibitor sebesar O ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm. Perendaman dilakukan selama 8 hari yang kemudian ada hari 3,6 dan 8 dilakukan pengukuran perubahan berat dan perhitungan persen berat pada masing-masing sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oada lingkungan CaCO3 10 ppm + Na2CO3 ppm efisiensi inhibitor akan naik dan pengurangan berat akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi inhibitor (0-100 ppm), namun pada konsentrasi inhibitor 1000 ppm terjadi penambahan berat. Pada lingkungan CaCO3 10 ppm + Na2CO3 1000 dan 5000 ppm efisiensi inhibitor akan naik dan penambahan berat akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi inhibitor (0-1000), namun dengan seiringnya waktu maka efisiensi inhibitor juga akan menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang
"ABSTRAK
Salah satu ancaman yang mengakibatkan kerugian yang aangat besar dalam bidang metalurgi adalah korosi. Korosi juga mengancam industri metalurgi di Indonesia terutama karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri atas lautan sehingga banyak konstruksi logam yang berada dalam lingkungan air laut.
Air laut banyak mengandung ion-ion klorida, suliida dan bromida yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pitting yang cukup parah sehingga yang hams diperhatikan saat memilih material untuk aplikasi dalam lingkungan air laut adalah material tersebut harus tahan terhadap korosi pitting. Temperatur operasi juga sangat menentukan tingkat kerusakan yang terjadi karena semakin tinggi temperatur operasi maka maka serangan korosi pitting akan semakin merusak.
Pemrograman ini dilakukan untuk mempercepat mendapatkan nilai potensial pitting, potensial reversible, rapat arus pasif dan laju korosi material tanpa harus melalui tahapan-tahapan prosedur pengujian yang rumit dan memakan waktu lama. Melalui nilai-nilai pemakai dapat menentukan sendiri tingkat ketahanan material terhadap korosi pitting pada temperatur operasi tersebut sehingga dapat memutuskan apakah material tersebut layak digunakan dalam kondisi lingkungan tersebut atau tidak.
Metode yang digunakan dalam membangun model matematis ini adalah metode interpolasi kuadratik Newton, yaitu suatu metode untuk mendapatkan nilai dari sebuah kelompok data dengan satu variabel bebas dengan cara membuat garis lengkung yang menguhubungkan tintik-titik dalam kelompok data tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode regresi linear yang digunakan hanya pada baja duplex SAF 2304.
Dengan memasukkan jenis material, komposisi kimia dan temperatur operasi pada program, maka akan diperoleh potensial lids pitting, potensial reversible, rapat arus pasif, laju korosi dan nilai PRE Pitting Resistance Equivelent) material.
Semua ang dihasilkan berdasarkan data percobaan sangat akurat karena memiliki kesalahan relalif yang sangat kecil terhadap hasil percobaan, yaitu sekitar 0-0,2%. Dengan demikian model matematis ini cukup akurat dalam hal estimasi ketahanan korosi material pada temperatur operasi tertentu dalam lingkungan air laut Jawa."
2000
S41578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hibbatullah Al Fajri
"Baja tahan karat 316L banyak digunakan di industri. Salah satu aplikasinya adalah sebagai material untuk pipa penyalur gas atau kimiawi. Baja tahan karat ini memiliki kombinasi sifat mekanik dan ketahanan korosi yang baik dikarenakan komposisi kimia dan karakteristik struktur mikro. Selain itu, baja tahan karat ini memiliki sifat mampu las yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh masukan panas terhadap bentuk hasil lasan, struktur mikro, dan karaktristik mekanis baja tahan karat austenitik 316L. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan dengan metode GTAW dengan logam induk adalah baja tipe 316L ketebalan 8 mm, menghasilkan lasan bead-on-plate. Proses pengelasan tanpa menggunakan logam pengisi, dan menggunakan gas argon sebagai gas pelindung. Pengaturan masukan panas divariasikan dengan mengatur arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan. Setelah proses pengelasan dilakukan pengukuran geometri lasan, pengujian metalografi dengan mikroskop optik, dan uji kekerasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya masukan panas berpengaruh terhadap bentuk hasil las, menghasilkan penetrasi las semakin dalam dan melebar sehingga menaikkan rasio D/W. Daerah HAZ mengalami pertumbuhan butir yang meningkat seiring dengan kenaikan masukan panas. Sampel dengan masukan panas tinggi terjadi penurunan nilai kekerasan pada daerah logam las dan HAZ karena perubahan struktur mikro.

Stainless Steel 316L is widely used in industry. Such as materials for pipe in chemical or gas distribution. This stainless steel has a good combination of mechanical properties and corrosion resistance due to its chemical composition and characteristics of microstructure. This stainless steel also has good weldability properties.
The purpose of this research is to study of influence on heat input of GTAW process on the weld shape, microstructure, and hardness. This research use GTAW method on SS 316L materials with 8 mm thickness to produce bead-on-plate welded, using no filler metal and argon as shielding gas. Heat input varied by adjusting the current, voltage, and welding speed. After welding process the weld geometry was measured, metallographic examination using optical microscopy, and hardness test.
The results shown that with increasing heat input affects to weld shape, produce more width and depth penetration hence increasing D/W ratio. HAZ was found that the extent of grain coarsening in the heat affected zone increased with increase in the heat input. The specimen with the high heat input has decreased hardness in weld metal and HAZ due to change on microstructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhril Maula
"Menyambut MP3EI 2025, industri manufaktur merupakan salah satu penopang utama dalam memenuhi target MP3EI 2025. Pengembangan pengelasan terutama metode las busur semakin penting untuk dilakukan agar proses manufaktur berjalan efisien. Metode las busur yang memiliki kualitas bagus hingga saat ini adalah metode las TIG. Pada pengelasan baja tahan karat biasanya mengalami sensitisasi yang berakibat pada rentannya baja tersebut terserang korosi intergranular dan korosi pada temperatur tinggi, salah satu cara untuk mencegah sensitisasi ini adalah dengan cara solution treatment dengan temperatur di atas 1000 ⁰C.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui temperatur dan waktu tahan optimum dengan variasi temperatur 1050, 1100 dan 1150 ⁰C serta waktu tahan 30, 60 dan 90 menit. Karakterisasi pada penelitian ini adalah uji foto mikro dan kekerasan dan membandingkan pengaruh variasi temperatur dan waktu tahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur solution treatment semakin rendah kekerasannya dan semakin lama waktu tahan solution treatment semakin rendah nilai kekerasannya. Hal ini juga didukung oleh foto mikro yang menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur solution treatment struktur austenit pada hasil lasan baja tahan karat AISI 316 semakin dominan dan endapan kromium karbida terdifusi, begitu juga dengan waktu tahan semakin lama waktu tahan struktur austenit semakin terbentuk sempurna dan endapan kromium karbida terdifusi. Berdasarkan hasil di atas dapat diambil kesimpulan bahwa temperatur solution treatment untuk lasan baja tahan karat AISI 316 adalah 1150 ⁰C dengan waktu tahan 90 menit.

To face MP3EI 2025 designed by Indonesian Monetery Ministry, manufacture industries are one of the main support to reach MP3EI target in 2025. Development of welding especially arc welding is one of the important welding to get more efficient manufacturing process. An arc welding methode which has best quality is tungsten inert gas (TIG) welding. One of the problem in welding stainless steel is sensitization that occurs in the area of heat affected zone. One of the methode to prevent this sensitization is by doing treatment with temperature more than 1000 ⁰C.
The goal of this research is to know optimum solution treatment condition, a combination of temperature and holding time,with temperature variation are 1050, 1100 and 1150 ⁰C, holding time variation are 30, 60 and 90 minutes. The microstructure observation and hardness less were carried out to examine the optimal solution treatment conditions. This research characterization are microstructure and hardness test and comparate effect of temperature and holding time variation.
The results show that increasing solution treatment temperature, hardness value decrease and increasing holding time, hardness value decreases also. Micro photoghraphs support the result above which show that increasing solution treatment temperature, austenit structure in stainless steel AISI 316 weldment was more dominant and chromium carbide deposit undergo diffusion. It was also found that at a certain temperature, increasing the holding time will result in more austenite on the microstructure. According the result above, it can be conclude that the temperature solution treatment for stainless steel AISI 316 weldment is 1150 ⁰C with holding time of 90 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustari Lamma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dan perubahan struktur mikro dari beberapa tipe elektroda yang dipakai pada plat baja kapal produksi PT. Krakatau Steel dengan bcrbagai macam variasi arus. Adapun tipe elcktroda yang dipilih pada penelitian ini adalah elektroda A, elektroda B dan elektroda C, sedangkan pengelasan dilakukan dengan menggunakan SMA Welding.
Tipe las yang dipilih pada penelitian ini adalah las tumpul dengan posisi datar, sedangkan variasi arus yang dipilih adalah 90 A, 97,5 A, 105 A, 112,5 A dan 120 A. Untuk mengetahui perubahan sifat mekanik dan struktur mikro dari benda uji lasan, dilakukan pengujian seperti uji tank, uji kekerasan, uji bending, uji impak serta uji metalografi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa elektroda C mempunyai kuat tank, kuat iuluh, kekerasan dan ketangguhan yang paling tinggi, kemudian diikuti oleh elektroda B dan elektroda A.
Perbedaan sifat mekanik dan uji metalografi dari ketiga macam elektroda tersebut disebabkan oleh perbedaan masukan panas dan laju pendinginan yang menyebabkan perubahan struktur logam induk dari ferit dan perlit menjadi struktur lain seperti Widmanstaten, bainit atau martensit. Hal lain yang menyebabkan perbedaan sifat mekanik adalah perbedaan ukuran butiran dari ketiga macam elektroda. Ketiga macam elektroda yang digunakan sebagai bahan penelitian memenuhi standar yang ditetapkan oleh Biro Klassifikasi Indonesia (BKI )."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Setianto
"ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri baja saat ini maka manusia berusaha menemukan baja dengan ketangguhan yang tinggi. Salah satu dari metode yang digunakan untuk meningkatkan ketangguhan baja tersebut adalah pengerolan terkendali dengan mekanisme penguatannya adalah butir forit yang sangat halus. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan pengetulalian yang sangat ketal terhadap parameter pencanaian panas, antara lain temperalur, regangan, laju regangan dan waktu tahan. Parameter-parameter tersebut digunakan dalam persamaan matematis untuk menghitung kinetika kekristalisasi austenite dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses.
Penelitian ini menggunakan material baja C-Mn dengan pencanaian
panas pada temperature 1020 °C, dimana material sebelum dicanai diholding di dapur pada temperatur 1100 °C selama 1 jam. Reganga yang digunakan sebesar 0,3 dan O, 5 dengan waktu tahan masing-masing 2, 5, 10, dan 20 detik. Penelitian diarahkan untuk menunjukan l0,5 dan t0,95 serta konstanta A' dalam persamaan pertumbuhan butir yang merupakan fungsi waktu dan temperatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, l0,5 dan t0,95 cenderung semakin kecil dengan menit waktu regangan yang diberikan. Semakin lama waktu tahan yang diberikan maka ukuran butir akhir (grain growth) semakin besar, dan semakin regangan ukuran butir semakin mengecil. Nilai konstanta A' yang diperoleh dalam penelitian sebesar 5,8x10 33 (untuk regangan 0,3) dan 1,4 x 10 33 dengan menggunakan Qgg sebesar 400 kJ/mol.

"
2001
S41489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Diniarto Hamid
"ABSTRAK
Baja HSLA atau baja paduan rendah kekuatan tinggi memiliki keunggulan karena kekuatan dan keuletannya yang tinggi serta mampu las yang baik. Mekanisme penguatan pada baja ini diperoleh melalui penghalusan butir selama transformasi austenit menjadi ferit.
Untuk mengetahui perilaku pertumbuhan butir ferit selama transformasi , maka dilakukan pemanasan ulang (austenisasi) pada temperatur 1200°C selama 2 jam, lalu didinginkan di udara hingga menca.pai temperatur 750, 800 dan 850°C dan ditahan selam 20, 40 dan 60 menit pada temperatur tersebut setelah itu d icelup dalam air.
Ukuran butir jerit yang dihasilkan selama transformasi isotennal pada temperature 750°C lebih kecil dibandingkan hasil transformasi pada temperature 800 d an 850°C. Laju pertumbuhan butir ferit sangat besar pada temperature 850°C laju pertumbuhan pada temperature 750 d an 800°C.
"
2000
S41610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>