Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Ahmed
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hermawan
"Mild Steel banyak digunakan dalam industri, konstruksi, kimia dan lain sebagainya.Karena alasan ketahanan korosi E308 dapat digunakan sebagai lapisan pada mild steel. Untuk mengetahui sifat pelapisan yang baik antara E308 dan Mild Steel dilakukan beberapa variabel pelapisan dengan metode GTA W, menggunakan gas argon sebagai pelindung.
Variabel pengelasan yang dilakukan antara lain adalah jumlah lapisan, kuat arus (90, 95, 100 Ampere) dan kecepatan las (1,2,3 mm/det). Setelah itu dilakukan serangkaan pengujian meliputi; pengujian struktur makro, pengujian komposisi kimia, dan kekerasan. Adanya dilusi antara logam lnduk dan logam pengisi, Serta jumlah masukan panas pada saat pengelasan sangat mempengaruhi hasil pelapisan.
Struktur makro hasil pelapisan terbentuk dua kelompok geometri logam lasan, geometri logam yang memiliki penetrasi yang dalam tapi menyempit dan geometri lasan yang memiliki penetrasi yang dangkal tapi lebar hasil pelapisannya.
Semakin besar Arus, semakin lebar hasil lasan.Semakin tinggi kecepatan las, semakin menyempit hasil lasan. Proses pelapisan dapat terbentuk dengan memberikan masukan panas yang lebih rendah yaitu arus terkecil, kecepatan terbesar dibanding dengan masukan panas yang diperlukan untuk proses pengelasan yaitu arus terbesar kecepatan terkecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nabil Fairuza Zahran
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia membutuhkan banyak penyambungan material dengan berbagai metode pengelasan yang efektif. Teknologi ini dikembangkan untuk dapat melakukan pengelasan logam berbeda jenis atau umum disebut Dissimilar Metal Welding (DMW), seperti baja karbon dengan baja tahan karat. Proses ini dapat dilakukan menggunakan metode pengelasan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) dengan kontrol masukan panas yang efisien. Penyambungan A36 dengan SS316L menggunakan logam pengisi ER309L menjadi opsi yang dapat dilakukan untuk membentuk material unggul yang benefisial dan aplikatif. Hasil pengelasan DMW akan mempengaruhi sifat mekanik yang dihasilkan dengan memperhatikan dilusi dan sudut kampuh sebagai faktor yang mempengaruhinya, seperti V Groove 75 ̊, V Groove 60 ̊, dan Single Bevel Groove 30 ̊. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa semakin besar sudut kampuh akan menghasilkan persentase dilusi yang semakin rendah dengan pembentukan kandungan delta ferit yang semakin besar.

Infrastructure development in Indonesia requires a lot of material joining with various effective welding methods. This technology was developed to be able to weld different types of metals or commonly called Dissimilar Metal Welding (DMW), such as carbon steel with stainless steel. This process can be performed using Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) method with efficient heat input control. Joining A36 with SS316L using ER309L filler metal is an option that can be done to form superior materials that are beneficial and applicable. DMW welding results will affect the mechanical properties produced by considering dilution and the angle of the seam as influencing factors, such as V Groove 75 ̊, V Groove 60 ̊, and Single Bevel Groove 30 ̊. Based on the test results, it is found that the larger the angle of the groove will result in a lower percentage of dilution with the formation of a larger delta ferrite content. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anatasya Novritas Putri
"Aplikasi pengelasan dengan material yang berbeda mendapatkan keuntungan dari segi ekonomis. Pada penelitian ini digunakan material antara baja tahan karat austenitik dan baja karbon rendah SS 400 dengan jenis kawat las yang berbeda yaitu ER 309 dan ER 316 dengan metode GMAW. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari sifat mekanis material. Untuk mengidentifikasi fase penyusun pada sambungan las tak sejenis dilakukan melalui mikroskop optik (OM), dan untuk menguji kekerasan dilakukan menggunakan micro Vickers untuk mendapatkan sifat mekanik lasan yang terdiri dari logam dasar (BM), daerah terpengaruh panas (HAZ), dan logam las (WM). Dari hasil percobaan didapatkan bahwa nilai kekerasan tertinggi ada pada daerah WM dan HAZ sebab memiliki butir yang lebih halus dibandingkan dengan logam induk. Butir yang halus ini akan membuat semakin banyak batas butir sehingga memiliki kekerasan yang lebih tinggi. Struktur mikro yang didapat pada BM dan HAZ SS 316 memiliki fasa austenit sedangkan BM dan HAZ SS 400 memiliki fasa ferit dan perlit. Pada daerah logam las (WM) dengan kawat las ER 309 memiliki kekerasan tertinggi sebesar 258 Hv dibandingkan dengan nilai kekerasan logam las menggunakan kawat las ER 316, 253 Hv, hal ini disebabkan karena adanya kandungan Cr yang lebih tinggi pada ER 309 (23,5%), dibandingkan dengan menggunakan kawat las ER 316 (19,25%).

Welding applications with different materials have an economic advantage. In this study, materials between austenitic stainless steel and SS 400 low carbon steel were used with different types of welding wire, namely ER 309 and ER 316 with the GTAW method. It aims to see the effect on the mechanical properties of the welded joints. To identify the constituent phases of dissimilar welded joints, an optical microscope (OM) was carried out, and the hardness testing, micro Vickers was used to obtaining the mechanical properties of the weldment, which consists of base metal (BM), heat affected zone (HAZ), and weld metal (WM). The experimental results show that the highest hardness values are in the WM and HAZ regions because they have finer grains than the parent metal. These fine grains will create more grain boundaries so that they have higher hardness. The microstructure obtained in BM and HAZ SS 316 has an austenite phase, while BM and HAZ SS 400 have ferrite and pearlite phases. In the weld metal (WM) area with ER 309, the highest hardness is 258 Hv compared to the hardness value of welding metal using ER 316, 253 Hv. This is due to the higher Cr content in ER 309 (23.5 %) than ER 316 (19.25%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rezky Iriansyah Anugrah
"ABSTRAK
Seringkali teljadi kegagalan pada konstruksi umum yang diakibatkan kegagalan dalam proses pengelasan. Kegagalan yang dimaksud berasal dari kualitas lasan yang rendah, sehingga perlu adanya usaha untuk menghindarinya dengan cara rnempelajari falctor-faktor yang dapat memperbaiki kualitas hasil pengelasan.
Salah satu teknilc untuk memperbaiki kualitas hasil lasan adalah meningkatkan rasio atau perbandingan kedalaman penetrasi terhadap lebar penetrasi dari suatu lasan hingga mendekati satu. Untuk im perlu dipelajari hal-hal apa saja yang bisa meningkatkan rasio tersebut.
Skxipsi ini membahas faktor-faktor yang dapat rneninglcatkan rasio kedalaman penetrasi terhadap lebar penetrasi hasil lasan dengan memanfaatkan interaksi yang terjadi antara arus pengelasan dan aliran gas pelindung (dalam penelitian ini yang dipakai adalah argon) unruk menciptakan proses pengelasan TIG yang beljalan dengan balk pada pengelasan di atas pelat baja karbon rendah karena material ini paling baik kemampuan untuk dilasnya dan banyak dipakai pada konstruksi umum.
Yang dapat dikemukakan dari skripsi ini adalah ams dan laju alir gas pelindung memiliki interaksi yang Cukup kuat dimana keduanya dihubungkan oleh suatu parameter yang disebut viskositas. Arus berbanding lurus dengan viskositas, demikian pula dengan laju alir gas pelindung, tetapi kemudian berbanding terbalik saat mencapai Iaju 45 cfh (cubic fee! per hour), karena telah teljadi aliran turbulen yang mengakibatkan kedalaman penetrasi mengalami penurunan. Selain hal tersebut, skripsi ini memberi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan bahwa rasio D/W yang paling bajk dicapai saat melakukan proses pengelasan dengan menggunakan ams 200 A, dan laju alir gas pelindung 35 cih, yakni sebesar 0,28942.

"
2000
S41568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>