Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Khusnul Mustakim
"Ban merupakan bagian terpenting dalam industri otomotif. Dalam struktur ban terdapat suatu kawat yang mempunyai tujuan untuk memperkuat fire bead ban, yang dapat mempengaruhi ban tersebut dalam segi keamanan, kekuatan serta keawetannya pada saat digunakan. Untuk meningkatkan kekuatan dari kawat tersebut dilihat dari penggunaannya, salah satu proses itu adalah dengan cara melapisinya dengan perunggu (bronze/Cu-Sn). Dengan memberikan Iapisan perungu tersebut pada permukaan kawat, akan dihasilkan kemampuan adhesi yang meningkat antara kawat tadi dengan ban tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecepatan proses pelapisan dengan metode electroless bronze plating dapat mempengaruhi sifat adhesi antara kawat dengan ban dengan menggunakan bahan-bahan seperti H2504 sebagai media pickling dan rinsing, air sebagai media rinsing dan C nS0,¢ serta SnSO4 (masing-masing dalam bentuk garam hidrainya) sebagai media pelapis pada proses electroless tersebut. Penelitian dilakukan dengan memvariasika kecepatan proses electroless secara keseluruhan mulai dari 90, 120, 150, 180, 210 dan 230 meter/menit.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kekuatan adhesi yang maksimum (67, 5 4 kg/5cm) didapalkan pada saat kecepatan dari proses sebesar 120 m/menit dan sifat adhesi minimum (61,256 kg/5cm) didapatkan pada kecepatan 230 m/menit.
Dari hasil tersebut dapat dilihat dari kecenderungan bila proses yang dilakukan terlalu cepat, akan dihasilkan sifat adhesi yang menurun yang dapat disebabkan karena persiapan nninlc permukaan yang akan dilapis terlalu cepat (kurang bersih) dan juga akan menghasilkan lapisan yang sangat tipis pada saat setelah proses eieciroless bronze. Keadaan ini juga berlaku untuk kecepatan proses yang terlalu rendah, yang disebabkan karena..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sugianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quintanto Sambodo
"Ban pneumatic (pneumatic fire) saat ini tampil dalam berbagai fungsi yang sangat esensial pada operasi hampir seluruh transportasi yang ada di dunia. Secara umum ban diklasifikasikan melipuli ban mobil, truk, Offroad, ban kendaraan pertanian, ban pesawat lerbang dan ban mobil balap yang memiliki hmgsi-fungsi yang spesifik. Fungsi-fungsi tersebut secara umum sebagai pendukung pada penahan beban kendaraan, memenuhi kenyamanan dalam berkendara yang berdayatahan, baik dalam kondisi permukaan jalan mya yang kering, basah atau bersalju sekalipun, merendahkan kebisingan dari kendaraan pada jalan raya dengan vibrasi tertentu, menjaga kestabilan dimensi serta yang terpenting pula bagi pemakai ban adalah memenuhi massa pakai yang lama dari segi ekonomi.
Di antara komponen pendukung ban, terdapat bagian yang juga memiliki peran penting yaitu keberadaan bead wire yang terletak pada fire head. Salah satu fungsi atau pemenuhan kebutuhan bagi sualu bead wire selain harus memiliki mechanical properries yang baik, juga harus memiliki piczring properties yang baik pula. dimana bend wire dilapis dengan lapisan bronze (Cu + Sn) yang difungsikan untuk meningkatkan sifat adhesi antara kawat dengan karet. Muara dari semua ini adalah bahwa adhesi antara bead wire dengan rubber layer bergantung dari kualilas pickling (ilepennfv on the plating qnriiiiv) dan kehomogenan pluiing (hornngeneous plming). Lebih khusus lagi tixngsi Sn sebagai pemadu pada lapisan bronze perlu untuk diketahui dan ditelili, sehingga kehadiran Sn dalam pialing tersebut memiliki peran yang signifikan baik sebagai pemadu Cu secara khusus maupun sebagai peningkat kekuatan sifat adhesi yang ditimbulkan.
Pada penelitian ini menggunakan material logam kawat jenis high carbon sreel wire 0-67 %, dengan proses pickling dan cleaningnya menggunakan larutan asam sulfat 300 gram per liter (gpl), sedangkan pada larutan bronzing mcnggunakan CUSO4 dan SnSO4 serta H3804 masing-masing 18 gpl, 0,7 gp! dan 35 gpl. Nilai pull our yang optimum sebagai parameter sifat adhesi diperoleh dengan nilai 79,725 kg/1,5 cm dengan penambahan Sn 25 gram dan kecepatan proses yang dipergunakan 210 m/mcnit pada bath electroiess bronze yang bervolume l500 liter. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferryansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekardi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonnie Ardhianto
"Industri pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi seperti yang akan dilakukan oleh PT. AT dalam pabrik baja nir karat di Pomalaa termasuk kegiatan industri manufaktur. Kegiatan pembuatan produk merupakan bagian utama yang menopang kelangsungan hidup industri manufaktur dan keunggulannya ditentukan oleh proses produksinya.
Terdapat berbagai pilihan jenis peralatan yang dapat digunakan dalam perencanaan proses produksi baja nir karat. Pemilihan jenis peralatan harus memperhatikan berbagai macam faktor dan interaksi antara faktor tersebut agar dapat berfungsi bersama alat lain dan lingkungan sekitarnya dengan baik.
Pengambilan keputusan pilihan alat produksi dapat dilakukad dengan berbagai cara, Salah satunya adalah dengan proses hirarki analitik. Proses hirarki analitik menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan sistem sehingga memungkinkan untuk menstruktur sistem dan lingkungannya dalam ke dalam bagiannya masing-masing. Bagian-bagian yang saling berinteraksi tersebut kemudian disintesis dengan mengukur dan membuat peringkat pengaruh bagian-bagian tersebut terhadap keseluruhan sistem.
Penggunaan proses hirarki analitik dalam perencanaan proses produksi baja nir karat untuk pabrik PT. AT di Pomalaa, menghasilkan rencana proses produksi yang diharapkan akan bekerja dengan baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Maru
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsanul Fikri Fakhrurrozi
"Proses Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) merupakan turunan dari proses Friction Spot Welding (FSSW) ysng digunakan pada pengelasan material berupa pelat dengan ketebalan relatif tipis. Pengelasan ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pengelasan konvensional lainnya. Salah satu keunggulannya adalah hasil lasan memiliki kualitas yang lebih baik serta distorsi yang terjadi yang relatif rendah. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui data pengukuran evolusi temperatur dan kecepatan putar pahat saat proses pengelasan, kekuatan tarik dan kekerasan. Pada penelitian ini parameter yang divariasikan adalah geometri pahat yang terdiri dari 3 tool dengan setiap dimensi pin yang berbeda yaitu small taper pin (tool 1), medium taper pin (tool 2) dan Two stage shoulder (tool 3). Pengambilan data in situ bertujuan untuk mengetahui karakteristik perubahan temperatur dan kecepatan putar pahat pada saat proses pengelasan berlangsung. Kekuatan tarik diketahui dari hasil pengujian tarik hasil pengelasan. Kemudian kekerasan hasil pengelasan diketahui dari hasil pengujian microhardness.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengambilan data in situ, peak temperatur tertinggi terjadi pada tool 3 dengan temperatur 330.7 ℃. Pada pengujian cross-section dari ketiga tool yang ada, terdapat daerah stir zone (SZ), thermo-mechanically affected zone dan heat affected zone serta terjadi pembentukan hook. Kemudian hasil pengujian tarik menghasilkan nilai kekuatan tarik maksimum pada tool 3 dengan kekuatan tarik sebesar 379.89 N. Sedangkan pada pengujian kekerasan, nilai kekerasan rata-rata tertinggi dari daerah stir zone yang diindentasi terdapat pada tool 3. Pada semua pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lebar diameter shoulder maka akan menyebabkan distribusi temperatur semakin tinggi akibat gaya friksi panas yang hal ini menimbulkan meningkatnya nilai kekuatan tarik dan kekerasan hasil lasan.

The Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) process is a derivative of the Friction Spot Welding (FSSW) process which is used for welding materials in the form of plates with relatively thin thickness. This welding has several advantages over other conventional welding methods. One of the advantages is that the welds have better quality and relatively low distortion. In this study, the parameters varied were tool geometry which consisted of 3 tools with different pin dimensions. They are small taper pin (tool 1), medium taper pin (tool 2) and Two stage shoulder (tool 3). In situ data measurement was used to determine the evolution of temperature changes and tool rotational speed during the welding process. Tensile strength is known from the results of tensile testing of welds. Then the hardness of the welds is known from microhardness testing. The results showed that in in situ data measurement, the peak temperature occurred at tool 3 with 330.7 ℃ . In macrostructural testing, there are stir zone (SZ), thermo-mechanically affected zone and heat affected zone and hook formation occurs. Then the results of the tensile test produce the maximum tensile strength value on tool 3 with a tensile strength of 379.89 N. Meanwhile, in the hardness test, the highest average hardness value of the indented stir zone area was found in tool 3. In all these tests it can be concluded that the wider the diameter of the shoulder will cause the temperature distribution to be higher due to heat friction, which causes an increase in the value of tensile strength and hardness of the welds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ida Prihatin Oktavia Roselina
"This study describes the behavior of particle board with plate count of aseptic box that uses phenol formaldehyde particleboard subjected to a couple of concentrated load. Particle board is made of aseptic material which is a material used for packaging beverages that are difficult to recycling. Aseptic material contains a type of silica contained in the aluminum layer of aseptic packaging. Section allows to increase the strength of particle board. For test in particle board used in accordance with regulations JIS (Japanese Industrial Standards) A 5908-2003 and SNI 03 - 2105 - 2006 on particleboard. From this research, the review is the power of board particle counting aseptic box is burdened by the a couple of concentrated load. For the mix design calculations using trial and error method in order to get the composition that produces the greatest strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S38
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Risbianto
"Untuk membuat suatu komponen automotif, pada umumnya benda kerja tube atau pipa dipotong menurut ukuran komponen yang ingin dibuat dari suatu bahan baku tube yang panjang. Dari hal ini, seringkali terdapat perbedaan karakteristik dan sifat-sifat mekanis maupun fisik dari material tube bagian ujung dan bagian tengah sebagai akibat dari proses produksi. Perbedaan sifat itu juga bisa menyebabkan perbedaan besaran springback yang mungkin terjadi ketika material tersebut dilakukan proses banding. Pengujian dilakukan terhadap sampel setiap panjang 250 mm dari tube sepanjang 6 meter. Pengujiian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keseragaman sifat-sifat mekanis dari material tube dan pengaruhnya terhadap besarnya springback pada proses bending. Pengujian yang dilakukan adalah uji bending untuk mengetahui besarnya springback pada setiap sample;uji tarik untuk mengetahui nilai tegangan tarik maksimum, tegangan Iuluh dan regangan dari material; uji kekerasan untuk mengetahui besarnya nilai kekerasan pada nilai springback yang berbeda; dan pengamatan metolografi untuk mengetahui perubahan bentuk butir sesudah proses bending dan untuk menghitung ukuran butir. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam satu buah tube DIN 2391 terdapat ketidak seragaman sifat-sifat mekanis. Ketidak seragaman sifat-sifat mekanis tersebut menyebabkan ketidak seragaman besar springback yang terjadi pada proses bending. Nilai springback tertinggi ditemukan pada group C sebesar 9° dan nilai springback terendah ditemukan pada group D sebesar 0.5º. Nilai springback cenderung berbanding lurus dengan nilai tegangan luluh, tegangan tarik maksimum, tegangan dan kekerasan. Sementara besarnya springback berbanding terbalik dengan besar butir. Hubungan besar butir dengan springback sebenarnya merupakan hubungan yang tidak langsung dimana variasi ukuran butir akan berpengaruh pada ketidak-seragaman sifat-sifat mekanis yang pada akhirnya ketidak-seragaman sifat-sifat mekanis tersebut akan mempengaruhi perbedaan nilai springback."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>