Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Lesmana
"Baja tahan karat telah digunakan untuk berbagai aplikasi di industri, kimia, makanan dan rumah tangga. Dalam pembuatan produk atau peralatan dari baja tahan karat, pihak manufaktur umumnya menggunakan proses pengelasan sebagai metode penyambungan utama. Permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan karat adalah terbentuknya fasa karbida yang mengendap di batas butir (sensitasi) yang akan menurunkan ketahanan korosi dan kekuatan sambungan las.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh masukan panas dan perlakuan panas terhadap karakteristik mekanis dan korosi baja tahan karat AISI 304. Dalam penelitian ini digunakan material baja tahan karat AISI 304 yang dilas dengan proses GTAW dengan variasi arus pengelasan 120, 140 dan 160A sebagai variabel masukan panas. Proses pendinginan menggunakan dua metode yaitu pendinginan lambat (udara) dan pendinginan cepat (air). Sebagian sampel pendinginan lambat akan diberikan perlakuan solution annealing pada temperatur 1100°C dengan waktu tahan 30 dan 60 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian tarik, kekerasan, lengkung, XRD dan korosi serta pengamatan makro dan mikro struktur untuk mengetahui karakteristik mekanis dan korosi hasil las baja tahan karat tersebut.
Hasil pengujian menunjukkan penurunan masukan panas akan meningkatkan kekuatan sambungan las baja tahan karat. Proses pengelasan dengan laju pendinginan lambat (udara) akan menimbulkan presipitasi karbida (sensitasi) pada batas butir material stainless steel AISI 304 sedangkan laju pendinginan cepat (air) tidak menghasilkan pembentukan karbida. Fasa karbida yang terbentuk dari hasil pengelasan adalah Cr7C3. Proses solution annealing pada temperatur 1100°C yang diikuti dengan pendinginan cepat dapat melarutkan kembali fasa karbida yang terbentuk pada batas butir. Hasil uji lengkung pada sampel as welded, solution anneal dan sampel quench yang telah menjalani uji korosi intergranular tidak memperlihatkan adanya retak pada permukaan material.

Stainless steels have been used for many industrial, chemical, food and consumer application. In the fabrication of stainless steel products or equipments, manufacturer, in general, employ welding as the principal joining method. The most frequent problems occur in welding stainless steels is carbide formation and precipitation at grain boundaries (known as sensitization) which will reduce corrosion resistance and strength of the welded joint.
The aim of this research is to learn the affect of heat input and heat treatment to mechanical and corrosion characteristics of stainless steel AISI 304. In this research, AISI 304 austenitic stainless steel was welded with GTAW process using welding currents of 120, 140 and 160 A as variable for heat input. The cooling rate use two kind methods: slow cooling (air) and rapid cooling (water). Some of slow cooling samples were treated with solution annealing at temperature 1100°C and hold for 30 and 60 minutes. Further, the samples subjected to tensile, hardness, bending, XRD and corrosion testings as well as macro and micro structure examination.
The results of the tests shows that reducing heat input has increased the strength of stainless steel welded joint. Slow cooling process resulted carbide precipitation (sensitization) in the grain boundary of AISI 304 austenitic stainless steel while rapid cooling process did not form carbide precipitation. The carbide formed in material are likely chromium carbides Cr7C3 type. Solution annealing process at 1100°C followed by quench has dissolved carbide formed in the grain boundary. Bending test performed to as welded, solution anneal and quench samples that have subjected to corrosion intergranular testing did not exhibit fissures at the surface of materials.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Ahmad Haekal
"Klorida mempakan salah satu ion yang secara natural terdapat dalam fluida pada produksi minyak dan gas. Klorida yang larut di air diketahui dapat menyebabkan korosi pitting. Faldor lain yang mempengaruhi laju korosi adalah temperarur. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui laju korosi adalah uji polarisasi. Pengujian ini dilakukan pada material baja tahan karat tipe 304, 316, dan duplex, serta paduan nikel
ripe 825.
Adapun hasii dari penelitian ini adalah Laju korosi pitting pada setiap marerial seaam umum meningkatkan sebanding dengan penambahan konsentrasi klonkia. Pada pengujian tanpa klorida tzkiak terbentuk pitting, sedangkan pada pengujian dengan klorida terbentuk pitting. Nilai Epit - Eprot pada konsentrasi 0.5% klorida berkisar antara 0.11 sampai 0.50 voit. Nilai Epit - Eprot pada konsentrasi 1% klonda berldsar antara 0.11 sampai 0.56 volt. Nilai Epi: - Epror pada konsentrasi 1.5% klorida berldsar antam 0.11 sampai 0.97 volt. Dari hasiipengujian diperoleh bahwa terjadi pemlngkatan laju korosi dari temperatur 28°C ke 60°C, dan kemudian menurun pada temperatur 100°C. Laju korosi pada temperatur 28°C benkisar dari 0,13 mpy sampai 1.23 mpy. Laju Imrosi pada temperatur 60°C berkisar dari 0,07 rnpy sampai 3,64 mpy. Dan laju korosi pada temperatur 100°C berkisar dari 0,04 rnpy sampai 2,77 mpy. Matenhl yang memiliki icetahanan korosi pitting dari rendah ke tinggi aicibar penambahan konsentrasi klorida adalah baja tahan karat tipe 304, 316, paduan nikel tipe 825, dan baja tahan karat tipe duplex"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hartinah
"Abstrak
Gejaia creep mernpa/can peristiwa rnuiurnya .vuatu material yang dapat diakiziri dengan terjadiiiva para/ran akibat pemberian beban konstan pada tennneranir yang cu/mp tinggifengujian creep yang clilakukan memakan wakru _vang xanga/ lama dapat mencapai bertahun-ta/mn untuk pemberian beban yang kecil, karena itu untuk segera mengetalnii karakleristik creep dari suatu material diadakan pengigiian creep yang dnnercepat dengan inengambil beban yang nzendekati titik yield material yang diuji pada ternperatur tinggi (sekitar 0,-I 7},,).
Benda zgi yang dignnakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat austenitik AIS! ripe 304. Alasan penggunaan material ini adalah melihat apfilcasinya yang nienclaminasi penggunaan baja tahan karat Iainnya terutama pada temperatur tinggi dengan beban lertentu.Kedua parameter tersebut sangat menentalran perilalcu creep dari xuatu material disampiirg karakteristik a'ari material iiu sendiri.
Untuk meningkatlcan ketahanan creep material _nada materiai dilakukan proses ani/ dengan nzeinpertirnbangkan pengaruh sensitisasi yang teqadi pada baja ta/Ian karat austenitilc ini. Benda :gi yang diganakan terdiri dari benda uji awai tanpa dianil, benda uji yang dianil 650"C dan 900°C dengan waktu talzan I jam. Yerhadap ketiga benda :gi dilakukan :yi creep sesuai dengan standarBS 3500 pada temperatur 677"C dengan beban sebesar 500 N setelah ilu diia/rulcan pengarnatan .vrrulctur mikro untuk mengamati sensitisasi.
Hasii dari pengujian ini yaitu baja AISI 304 yang diani! pada tenyoeratur 650"C memiiiki ketaiianan creep paling baik diantara lcetiga benda ini. Baja AISI 304 yang dianil pada temperatur 9000 C le/Jih tahan creep dibanding baja yang tidalr dianii. A/can tetapi karena pengaruh sen.s?itisa.si cukup besar yang terjadi .vela/na proses ani), malta baja ini ketahanan creep-nya lebih kecil dibanding bqia yang dianil pada /ernperatur 650° C. Sensitisasi pada baja AISI 304 menyebabkan bagian batas butir baja menjadi keras dibanding butimya yang meluna/c akibat proses anil. Mengerasnya batas butir dilsebabkan karena kram Icarbida yang mengendap bertindak sebagai penghalang gerak dislokasi sehingga dislokasi-
dislokasi lainnya menjadi menumpulc di batas butir dan alchirnya akan rnenyebabkan baja mudah patah ketika diberi beban tarik yang diawali dengan inisiasi retak intergranular pada batas burir. Pada benda uji yang dianii 6500C didapat ketahanan creep yang paling tinggi lcarena adanya presgpital karbida pada matriks yang beifungsi sebagai rintangan bagi gerak dislokasi dan sed!/fitnya _presipitat karbida pada batas butir menyebabkan benda :yi ini mengalami efongasi yang cu/cup panjang sebelum terjadingya iceretakan. Benda :ji ani! 650°C mengalami pertambahan panjang 2% dari elongasi material awa/ sedangiran benda Wi ani! 900°C mengalami penuranan 8%.

"
2000
S41535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Sudarta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Soepranoto
"Di dalam dunia industri pelapisan metal ( metal finishing ) sering dijumpai pada proses electroplating ( Nickel-chrome ataupun zinc) telapi ada satu proses yang jarang diketahui tetapi dapat dijumpai dibanyak tempat terutama dalam industri rumah tangga ataupun otomotW yaftu proses anodizing pada alumunium. Dalam kaitannya dengan ini, penulis berusaha mencoba untuk mempelajari lebih jauh lagi masalah-masalah yang ada pada alumunium product terutama pada proses anodizing dengan pokok bahasan tentang pengaruh ketebalan proses anodizing terhadap daya tahan terhadap korosi pada alumunium serta kepekatan warna sebagai efek visual ( art). Dalam hal pengumpulan data-data, penulis mengadakan percobaan-percobaan secara langsung dan dilakukan langsung analisanya sehingga akan didapatkan sualu bentuk temuan yang baku yang bisa dibuat. Selain dari itu tentunya penulis juga berusaha mendapatkan bahan-bahan untuk referensi guna mendukung dan proses percobaan yang dilakukan. Dan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil data yang cukup beragam dimana dari data tersebut dapat dikembangkan untuk dibuatkan suatu kesimpulan percobaan dan untuk memudahkan pembacaan data dibuatkan beberapa label, grafik, maupun gambar hasil percobaan. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diresumekan sebegai berikut: 1. Tingkat ketebalan anodizing berhubungan langsung dengan waktu proses, dimana semakin lama proses anodizingnya maka akan semakin tebal hasil yang terjadi, sehingga menunjukkan pula semakin kuat ketahanan terhadap korosi 2. Semakin lama proses anodizing akan mendapatkan kepekatan warna semakin baik dikarenakan semakin meratanya permukaan dari alumunium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>