Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Widuri
"Lapisan tipis merupakan salah satu produk rekayasa material modern. Keburuhan penggunaan lapisan tipis meluas ke berbagai bidang,terutama bidang elektronik. Cerium Oksida sebagai salah satu material logam tanah jarang memiliki peluang pengembangan yang cukup menjanjikan untuk aplikasi lapisan. tipis di Indonesia. Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan lapisan tipis yang cukup berkualitas adalah teknik sputtering. Teknologi ini relatif mudah dan murah. Penelitian ini berusaha menemukan penga~h durasi waktu pemrosesan terhadap struktur mikro dari lapisan tipis Ce02 Lapisan tipis diperoleh dengan proses deposisi sputtering diatas substrat kaca dengan variabel waktu 1,75 jam, 2 jam dan 3 jam. Suhu substrat 30f1'C. Kemudinn setelah proses deposisi selesai, sampel diberi perlakuan panas 30/fC selama 1 jam untuk memudahkan pengamatan struktur mikronya. Karakterisasi struktur mikro dila/mkon dengan pengujian SEM dan XRD, pengujian EDAXS dilakukan untuk memastikan unsur elemen yang menyusun lapisan tipis. Hasil pengujian dari setiap sampel dibandingkan dari segi krista/initas dan morfologi permukaannya. Dari perbandingan hasil XRD d,an standar JCPDS diperoleh kesesuaian parameter kisi, indeks miller, kemudian komposisi dari variasi ' orientasi kristal yang ada dihitung dari luas daerah dibawah puncak. Hasil penelittan menunjukkan bahwa penurunan variasi orientasi krisJal dan penghalusan butir muncul seirin;i dengan bertambahnya durasi waktu deposisi/pemrosesan. Kristal yang terbentuk adalah polikristalin, kubik dan kompleks (FCC-Iwmp/eks/ non-bravais). Kristalinitas terbaik diperoleh pada sampel 3 jam pada orientas i(200). Selama proses penwnbuhan, terjadi rekristalfsasi dan evolusi bidang kristal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Gunawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, Brian
New York: John Wiley & Sons, 1980
537.52 CHA g;537.52 CHA g (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mattotorang, Ammar Shidqi
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem pelapisan logam menggunakan metode plasma sputtering, salah satu metode deposisi uap fisik (PVD) yang memanfaatkan ionisasi gas argon untuk membombardir target logam, sehingga atom-atom logam terlepas dan mengendap pada substrat yang akan dilapisi. Sistem yang dirancang terdiri dari ruang vakum, sumber tegangan tinggi, dan sistem pengaturan gas. Ruang vakum diperlukan untuk menjaga kestabilan plasma dan meminimalkan kontaminasi. Sumber tegangan tinggi digunakan untuk menghasilkan plasma dengan energi yang cukup untuk proses sputtering, dan pengaturan gas argon dilakukan untuk memastikan konsentrasi yang optimal selama proses berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pelapisan dengan metode plasma sputtering telah berhasil dibangun. Dalam waktu 7,5 menit, tabung vakum dapat mencapai tekanan terendah sebesar 1887 mikron. Plasma mulai tampak pada tabung vakum saat tekanan 37500 mikron dengan tegangan sebesar 12500 Volt. Dengan tegangan 2500 Volt, plasma mulai tampak pada tekanan 19827 mikron. Glow discharge plasma dapat terjadi pada tekanan 4082 mikron. Meskipun endapan tembaga hasil sputtering tidak ditemukan pada substrat, endapan ditemukan pada besi anoda. Nilai hambatan pada kaca preparat sebelum dan sesudah sputtering adalah OL (overload), sedangkan nilai hambatan pada besi anoda berubah dari 0,3 Ohm menjadi 1,8 Ohm, menunjukkan adanya endapan pada besi anoda.


This research aims to design and build a metal coating system using the plasma sputtering method, a physical vapor deposition (PVD) technique that utilizes argon ionization to bombard the metal target, causing metal atoms to be released and deposited on the substrate to be coated. The designed system consists of a vacuum chamber, a high voltage source, and a gas control system. The vacuum chamber is necessary to maintain plasma stability and minimize contamination. The high voltage source is used to generate plasma with sufficient energy for the sputtering process, and the argon gas control ensures optimal concentration during the process. The research results indicate that the metal coating system using the plasma sputtering method has been successfully built. Within 7.5 minutes, the vacuum chamber achieved a minimum pressure of 1887 microns. Plasma appeared in the vacuum chamber at a pressure of 37500 microns with a voltage of 12500 Volts. At a voltage of 2500 Volts, plasma appeared at a pressure of 19827 microns. Glow discharge plasma occurred at a pressure of 4082 microns. Although copper deposition from sputtering was not found on the substrate, deposition was found on the iron anode. The resistance values on the glass slide before and after sputtering were 0L (overload), while the resistance value on the iron anode changed from 0.3 Ohms to 1.8 Ohms, indicating deposition on the iron anode."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadhirah Zulfakhri
"S-CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang banyak digunakan dalam mendegradasi limbah cair. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas s-CGDE dengan memodifikasi reaktor menjadi multi anode-CGDE (m-CGDE). Limbah yang digunakan adalah limbah LAS sintetik dengan konsentrasi awal 100 ppm dalam larutan elektrolit KOH 0,02 M, suhu operasi dijaga 30?60 oC, anoda berjenis tungsten diameter 1,6 mm, dan katoda SS-304 diameter 5 mm. Variasi yang dilakukan adalah tegangan listrik 600 dan 700 V, kecepatan pengaduk 0, 250, 500, 750, dan 1000 rpm, serta jumlah anoda 1, 2, dan 3 anoda. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indicator produksi radikal OH menggunakan titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan persentase degradasi limbah LAS paling besar hingga 99,97% yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengaduk 500 rpm, dan menggunakan 3 anoda (m-CGDE) dengan energi yang dibutuhkan untuk mendegradasi limbah LAS sebesar 1264,2 kJ/mmol.

Single anode Contact Glow Discharge Electrolysis (s-CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is commonly used for waste water degradation. The aim of this research is to increase the effectiveness of s-CGDE through m-CGDE. Waste is synthetic LAS with initial concentration 100 ppm in electrolyte solution KOH 0,02 M, range temperature in 30-60 oC, using wolfram anode 1,6 mm, and SS-304 cathode 5 mm. Variation including voltage on 600 and 700 V, stirrer speed on 0, 250, 500, 750, and 1000 rpm, number of anode 1, 2, and 3. Some of tests in this research are using MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical, and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variables which can reach 99,97% degradation of LAS are voltage on 700 V, stirrer speed 500 rpm, and using 3 anodes, and energy needs is 1264,2 kJ/mmol during 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pelapisan permukaan pelet UO2 dengan zirkonium diborida menggunakan metoda sputtering. Pengembangan teknologi bahan bakar nuklir bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Salah satu solusi yang diajukan adalah penggunaan bahan bakar dengan fraksi bakar (burn up) tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan gas hasil fisi dan reaktivitas teras reaktor nuklir. Untuk mengendalikan kelebihan reaktivitas teras reaktor digunakan bahan bakar terintegrasi penyerap mampu bakar. Sehubungan dengan hal tersebut telah dibuat pelet UO2 berlapis tipis penyerap mampu bakar. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan karakter lapisan zirkonium diborida pada permukaan pelet UO2 yaitu mikrostruktur, struktur kristal dan komposisi kimia. Pelapisan permukaan pelet UO2 dilakukan dengan bahan pelapis ZrB2 menggunakan metoda sputtering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrostruktur pelet UO2 + 0,4% Cr2O3 berupa butir-butir campuran ekuiaksial dan acicular dengan diameter 2,44 mm, sedangkan pelet UO2 + 0,3% Nb2O5 mempunyai struktur butir berupa ekuiaksial dan batang pipih dengan diameter 2,47 mm. Lapisan zirkonium diborida pada permukaan pelet UO2 + 0,4% Cr2O3 dan pelet UO2 + 0,3% Nb2O5 serupa yaitu tipis dan kompak dengan ketebalan 2,71 mm dan 2,82 mm. Identifikasi terhadap pola difraksi sinar-X pada pelet UO2 + 0,4% Cr2O3 dan pelet UO2 + 0,3% Nb2O5 menunjukkan adanya fasa UO2 dengan struktur kristal kubus dan fasa ZrB2 dengan struktur kristal heksagonal. Sementara itu, konsentrasi zirconium dalam lapisan pelet UO2 + 0,4% Cr2O3 dan pelet UO2 + 0,3%Nb2O5 diperoleh masing-masing sebesar 1,82 mg dan 1,90 mg. Adanya unsur zirkonium membuktikan bahwa lapisan ZrB2 terbentuk pada permukaan pelet UO2."
URANIA 22:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam : Elsevier, 1989
530.41 ION
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arwanto
"Penggunaan komposit untuk berbagai komponen peralatan di berbagai industri terus dikembangkan. Flat ini karena kelebihan yang dimiliki komposit antara lain anti korosif, ringan dengan kekuatan yang dapat bersaing dengan material lain. Dalam kaitan perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia, komposit merupakan suatu material yang cukup prospek untuk dimanfaatkan. Hal ini dapat mengurangi masalah korosi yang kerapkali terjadi dan juga tidak membebani, sehingga akan sangat efektif pada penggunaan di anjungan lepas pantai. Untuk itu perlu diketahui ketahanan komposit terhadap lingkungan yang ada, kinerja komposit dalam menahan laju penyerapan fluida serta bagaimana pengaruhnya terhadap sifat fisik dan mekanik. Mengacu pada kondisi di atas telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perendaman GRP (Glass Reinforced Plastic) dalam bensin, solar dan crude oil serta pemaparan GRP di udara. Pengaruh penambahan berat terhadap sifat mekanik menunjukkan untuk fluida udara, relatif sama pada kedua jenis GRP dengan gradien persamaan yang tidak jauh berbeda; E = - 3,82 C + 9,30 untuk glass/polyester dan E = - 1,75 C + 8,55 untuk glasslepoxy. Sedangkan pada perendaman dalam bensin terjadi perbedaan yang sangat besar, dengan E _ - 28,09 C + 9,086 untuk glass/polyester dan E = - 0,812 C + 8,608 untuk glasslepoxy. Glasslpolyester mempunyai persentase penambahan berat terbesar pada perendaman dalam crude oil dan terendah pada bensin. Sedangkan untuk glasslepoxy persentase terbesar terjadi pada perendaman dalam bensin dan terendah pada udara. Persentase penambahan berat pada perendaman dalam solar dan crude oil untuk glasslepoxy, relatif sama. Untuk fluida bensin perbedaan persentase penambahan berat antara glass/polyester dengan glass/epoxy cukup besar dibandingkan dengan fluida lain dan teori yang ada. Hal ini dapat dikarenakan unsaturated polyester resin larut dalam bensin sehingga penambahan berat akibat penyerapan diimbangi oleh adanya resin yang terlarut. Kondisi ini didukung dengan adanya perubahan warna pada bensin untuk perendaman glasslpolyester sementara untuk glass/epoxy serta fluida lain tidak terjadi. Jadi secara umum glass/polyester lebih baik dalam menahan laju penyerapan fluida, namun pengurangan kekuatannya relatif lebih besar dibandingkan glass/epoxy.

The utilization of composite for components of equipment in industries has been expanding. Because composite has many advantages such as: non-corrosion and high in ratio strength to density. Composite is a prospect material for use in both oil and gas industries, because the utilization of composite can reduce of corrosion problem, moreover, composite is light in weight so its very effective in use at offshore. For this reason, we need to know how composite can resist to its environment, how it can hold back the rate of diffusion and absorption, and also how it can effect to mechanical properties. Refer to that condition, we conducted a research about the effect of immersion Glass Reinforced Plastic (GRP) in gasoline, in automotive diesel oil, in crude oil and expose GRP on atmosphere. The result of research shown that GRP exposed on atmosphere, that the effect weight gain to mechanical properties of glass/polyester is relatively the same effect as glass/epoxy does, with equation: E = - 3,82 C + 9,30 for glass/polyester and E = - 1,75 C + 8,55 for glass/epoxy. While for GRP is immersed in gasoline, the effect weight gain to mechanical properties for glass/polyester is difference to glass/epoxy, with equation: E = -28,09 C + 9,086 for glass/polyester and E = - 0,812 C + 8,608 for glass/epoxy. A great deal of quantities of weight gam is happened in crude oil for glass/polyester, and in gasoline for glasslepoxy. On immersion in gasoline, ratio weight gain of glasslepoxy to glass/polyester is high, whereas for another fluid this condition is not happened. This happen because Unsaturated Polyester Resin (UPR) is degradation and soluble in gasoline. so weight gain will reduce. This condition is supported with the change in color of gasoline for glass/polyester. In general glass/polyester is. better than glasslepoxy to hold back of rate of diffusion and absorption, but in decrease of mechanical properties glass/epoxy was better than glass/polyester."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Mesikel
"Uji kontrol kualitas menjamin bahwa peralatan memiliki kinerja sesuai standar dan bekerja dalam kondisi yang baik sehingga menghasilkan kualitas citra yang baik. Penelitian kontrol kualitas ini dilakukan terhadap pesawat PET/CT dengan menggunakan pedoman IAEA (Internasional Atomic Energy Agency) Human Health Series No. 1, yang terdiri dari uji resolusi spasial, uji sensitivitas, uji scatter fraction, uji resolusi energi, uji kualitas citra, dan uji resolusi waktu. Uji resolusi spasial menentukan titik terdekat yang dapat diamati oleh sistem pesawat PET. Uji sensitivitas bertujuan untuk mengetahui kepekaan detektor alat dalam menangkap hamburan foton. Uji scatter fraction untuk mengetahui fraksi dari scatter yang terjadi ketika proses rekonstruksi berlangsung. Uji resolusi energi merupakan bagian dari mengetahui kemampuan detektor dalam membedakan foton dengan energi yang berbeda. Uji kualitas citra bermanfaat untuk melihat hasil citra dengan faktor atenuasi dan hamburan. Uji resolusi waktu digunakan pada pesawat PET yang memanfaatkan aplikasi TOF (time of flight) untuk melihat kemampuan sistem dalam memperkirakan perbedaan waktu kedatangan 2 buah foton.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa resolusi spasial pada radius 1 cm sebesar 9,4 mm (transverse) dan 3,4 mm (axial), sedangkan resolusi spasial pada radius 10 cm sebesar 8,4 mm (radial), 8,3 mm (tangential), 3,3 mm (axial). Nilai sensitivitas alat dari diameter kecil-besar, yaitu 0,071 cps/kBq, 0,074 cps/kBq, 0,070 cps/kBq, 0,063 cps/kBq, dan 0,067 cps/kBq. Hasil dari besaran scatter fraction dari penelitian ini adalah 42,78%. Nilai kualitas citra yang ditunjukkan pada bohlam dari diameter kecil-besar, yaitu 49,60%, 68,21%, 56,43%, 43,28%, 62,94%, dan 70,04%.

Quality control tests is required for controling and monitoring quality of the performance imaging tool that has been installed. Quality control tests carried out on the PET/CT will assist in ensuring a standardized tool functions and comply the rules of usage. Quality control tests in this study using the guidelines IAEA Human Health Series No.1 included tests of spatial resolution, sensitivity, scatter fraction, energy resolution, image quality, and coincidences timing resolution. Spatial resolution test is determine the nearest point observed by PET systems. Sensitivity test aims to determine sensitivity of PET detector to catch photons scattering. Scatter fraction test to determine the fraction of scattering that occurs during process of reconstruction. Energy resolution test is to determine the ability of PET detector to distinguish photon with different energy. Image quality test useful to see the results of the image by a factor of attenuation and scattering. Coincidences timing resolution test used in PET instrument utilizing TOF applications to see ability the system to estimate the difference in arrival time of two photons.
The results of this study indicate that the spatial resolution at 1 cm radius is 9,4 mm (transverse) and 3,4 mm (axial), and the spatial resolution at 10 cm radius is 8,4 mm (radial), 8,3 mm (tangential), 3,3 mm (axial). The sensitivity value from small sleeve to bigger sleeve is 0,071 cps/kBq, 0,074 cps/kBq, 0,070 cps/kBq, 0,063 cps/kBq, and 0,067 cps/kBq. The results of scatter fraction is 42,78%. Image quality value from small sphere to large sphere is 49,60%, 68,21%, 56,43%, 43,28%, 62,94%, and 70,04%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>