Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Kurniawati
"Pada penelilian ini diiakukan unrulc mengefalmi efek yang dirimbullran akibar penggzmaan proses wire cuuing EDM. Dan juga mengeiahui pengaruh reinperarur ausrenisasi rerhadap efek yang dihasilkan akibar penggrmaan prases wire curfing EDM Temperaiur ausrenisasi yang digunakan adaiah 930°C. 980°C. I 030°C, I 080°C. Penggunaan dari proses wire cniting EDM ini memberikan ejék yang cu/cup besar. Hal ini dapar diiiha! dar-i hasil penelitian yang telah dilaimkan Bahwa dengan menggunaifan proses wire czrtring EDM akan menghasiikan suaiu /apisan dipermukaannya yang memiiiki niiai kekerasan yang lebih linggi jika dibandingkan dengan nilai lcekerasan pada base mcmlnya. Pada Iemperaiur austenisasi 930°C menghasilkan Iapisan recavr layer yang memiliki niiai ke/cemsan sebesar 588 H PC Scdanglmn pada remperamr ciuwenisasi 980°C menghasiilcan Iapisan yang memiliki nilai peningkalan kekermnn sebesar I5_ 45 % menjadi 679 H V Pada lemperaiur aiislenisasi 1o3o°C mengiursi/lcmz Iapiivan recasl layer yang memiliki nilai kekerasan yang optimum. Peningkamn kelrerasannya .vebesar 15.52 % menjrnii 784' HI( Serra _nada lempcrarm' nusfenisasi l080°C, Iapisan yang diliasiikan memiliki penurunan nilni /re»'fcra.s'an sebesar 3.8 % .vebesar 755 HV. Scdangkan nilai da/'i kekerasnn yung didapatkan pada sampe! yang lidak dilakukan proses pemoiongcm dengan menggunakan wire cutting EDM adalah pada teuqrieratur 930°C ni/ai kekerasmw mcncapai 505 H I/. Sedangkan pada lemperatur misienisasi 980°C, nilai ke/'fera.mn .mmpel yang iidak dilakukan pemorongan dengan menggunakan wire curring EDM meningkat sebesar 1' 6. 7% menjadi 589 H K Niiai ke/ccrasan pada sampe! tems' mcningkat sanipai pada lcmperamr mfstenisasi 1030" C sebcsar 18.9% mcrjadi 70] HV Unmk nilai keusnn, .rrunpel yang relrzli riifakuknii [)!'0.\?C.S` pemonmgrm dengan menggwrakan wire culfing EDM' ringkal kctalrfman Cllf.SlI_}/(I Iebih Iinggi jika dibamlingkan dengan sampel yang iidak diIakul:an proses pemotongan Ha! ini dapa! dilihal dari nilai volume ierabra.s?i, bahwa smnpel yang dilalmkan proses pemorongan rnemiii/ci volume terabrasi yang lebi/2 kecz? daripada sarupe! yang Iidak dilalrukan pro.s'c.s' pemorongan Sampel yung lidak fiilcikrikan proxes pemolongan dengan nienggunakan wire czmfing EDM uufmi/iki niiai impair yang Iebih ringgi jika dibandingkan dengan .mmpef yang lelah dilalmkan prases pemotongan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andreas Reky Kurnia Widhi
"Aplikasi dari baja perkakas JIS SKD 11 sebagai material cetakan amatlah memegang peranan strategis dalam dunia industri. Agar diperoleh baja perkakas kualitas tinggi, maka terus dilakukan berbagai penelitian, salah satu caranya adalah dengan mengatur perlakuan panas. Pada penelitian ini, material baja perkakas diatur perlakuan panasnya dengan Quenching Partitioning Tempering. Dengan variabel yang digunakan adalah perubahan temperatur perlakuan panas yang dilakukan dengan menahan temperatur kuens pada suhu 100oC dan 150oC yaitu antara suhu Ms dan Mf maka akan diketahui pengaruhnya terhadap sifat mekanis, yaitu kekerasan, laju aus, perubahan dimensi serta struktur mikro material baja perkakas JIS SKD 11.
Dalam penelitian ini disimpulkan dengan perlakuan Quenching Partitioning Tempering memberikan pengaruh sifat mekanis dan mikrostruktur baja JIS SKD 11. Nilai kekerasan baja pada perlakuan Quenching Partitioning Tempering (QPT) 950/100 oC pada penelitian ini sanggup mencapai nilai kekerasan 64 HRC. Pada perlakuan panas Quenching Partitioning Tempering (QPT) sifat mekanis kekerasan akan turun bila mana temperatur partitioning bertambah. Perubahan dimensi setelah perlakuan panas pada Quenching Tempering (QT) dan QPT mengalami penyusutan 0.02 mm sedangkan pada perlakuan panas Quenching Partitioning (QP) perubahan dimensi mengalami penambahan/mengembang 0.02 mm. Pada proses QP dan QPT terbentuk fasa martensit dan austenit sisa.

Application of JIS SKD 11 tool steel as the mold and dies material is very important role in many startegic industries. In order to obtain a high quality tool steel , then continued to do various studies, one way is to set the heat treatment. In this study, tool steel material is regulated by the heat treatment of Quenching Partitioning Tempering (QPT). The variable used is the change of temperature of heat treatment done by holding the temperature quenching at temperature of 100 oC and 150 oC at which temperature between Ms and Mf it will determine its effect on mechanical properties, namely hardness, wear rate, dimensional changes and microstructure of materials tool steel JIS SKD 11.
In this study, it is concluded that treatment of QPT influence mechanical properties and microstructure of steel JIS SKD 11. Hardness value of the steel in the treatment of QPT at 950/100 °C in this study could achieve a hardness value of 64 HRC. In the heat treatment of QPT mechanical properties of hardness will drop when partitioning increases. Dimensional change after heat treatment of Quenching Tempering (QT) and QPT shrinkage 0.02 mm, while the heat treatment Quenching Partitioning (QP) experienced a change in the dimensions of the addition 0.02 mm. In the process of QP and QPT, martensite and retained austenite phase are formed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferri Fatra
"Gekause merupakan komponen briket spring kendaraan truk mercedes benz yang mengikat per daun pada roda bagian depan terhadap chasis kendaraan tersebut. Dalam pemakaiannya gehause ini aka mengalami beban tekan, fatik impak dan torsi dimana sifat kekerasan mutlak diperlukan untuk menahan beban yang ada. Peningkatan kekerasan material ini dapat dilakukan dengan proses pengerasan martemper. Proses martemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 850, 950 dan 1050 c dengan waktu tahan 5. 10 dan 15 menit. Setelah austenisasi dilakukan pencelupan dalam media air dan kemudian ditemper pada temperatur 250'c dengan waktu tahan 30 menit. Pengujian kekerasan dan struktur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses pengerasan dan penemperan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyadi
"Baja perkakas SKD 11 merupakan bzy`a perkakas yang banyak digunakan dalam industri karena memiliki si/ar kekerasan yang tinggi dan fahan aus akibat kandungan kromiun yang tinggi sekitar 11-13%. Banyak peralatan per/nesinan yang menggunakan bahan baja perkakas SKD 11 dalam dunia induslri masih impor dari luar negeri, unruk ilu dilakukan penelitian ini sehingga diharapkan dapal mengurangi kelergantungan perkalfas baja SKD I 1' dari luar negeri dan seecara ridalc langsung rnaka biaya produ/ui dapai dikurangi.
Pengoptimalan sU`a! bqia perkakas SKD 11 dapal dilakukan dengan perlakuan panas yang terdiri aras prehearing, ausrenfsasi, quenching dan lemper. Penefilian ini dilakukan unruk mengeta/mf dampak Iempel' lunggaf dan temper ganda terhadap Sifdl kekerasan baja perkakas dan srruktur mi/fro. Proses remper dilaksanakan dalam berbagai Iemperarur. Dari pengujian yang dflakukan didapafkan hasil bah wa baik temper runggal maupun lemper ganda menghasilkan srruktur marrensir temper dan karbida. Kekerasan alfan berkurang dengan meningkalnya lemperarur remper kecuali pada kondisi dimana tedadi prisriwa secondary hardening. Pada kondisi inf baja SKD Il memiliki kekerasan yang tinggi_ Secondary hardening rampal: terjadi jika baja SICD 11 diremper pada 425"C baik pada femper tunggal rnaupun lemper ganda. Temper ganda akan mengahasilkan kekerasan yang cenderung lebih rendah dibandingkan Iemper tunggal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Presly
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuaji NP
"Baja ASSAB XW-42 (vetara dengan AIS! D2) merupakan baja perkakas pengeqaan dingin dengan kadar karbon dan kromium yang tinggi. Untuk aplikasinya. Inga ASSAB XW-42 ini banyak digunalcan umulc afal pemarong, punch dan dies, yung memerlukan kekerasan, ketalzanan aw: yang linggi dun kestabilan dimensi yang baik
Pada penelirian ini digzmakan 3 variabel temperatur au.s'1enisasi yaitu pada 980"C, I010"C dan I040”C, dan dengan 4 kondisi pada musing - masing variabel temperatur yaim as quench, quench lemper, as subzero dan .vubsero rempcr.
Hasil pene/ilian nzemmju/ckan bahwa perlrzkunn subzero meningkalkan kekemxan yailu dari 52,49 HRC menjadi 53,06 HRC pada temperutur 9800C,‘ 52,72 HRC menjadi 52,86 HRC pada temperalw' 101 0” C; 52,29 HRC menjadi 53,37 HRC pada remperalur I0-10” C. Perlakuan subsero juga meningkaflfan ketahanan aus dengan menurzmkan laju aus yairu dari 3, 99xl 04 mm’/mm merjadi 3,-I5xl0" mms/mm pada remperatur 9800C; 4,06x10“ mm"/mm menjadi 3,83.r10'6 mmj/lvnm pada Iempcratur I Ol 00 C; 4,00xI04 mms/mm menjadi 3,94.rl0'6 mm’/mm pada temperatur 10400 C.
Untuk ketanggu/mn, perlalruan subzero juga menirrglrarkan harga impak aim dari 0,033 .loule/mm? menjadi 0,036 Joule/Jwrng padu femperalur 101066: 0,036 Joule/Jmmz menjadi 0,0-I7 Joule/mm2 pada remperarur 10-IOUC. Harga impak rurzm pada temperalur 980° C yaitu duri 0, 038 Joufe/mm? menjadf 0,033 ./oulefinml.
Penfrzgkaran /cefalzanan aus ini disebabkan kareua lerbemzzkrzya karbidu yang Iebih merara dan halus. Dari hasil pengzyiarz dapaf disimpulkan bahwa perlalman .s-ub:ero ram - ram menai/dean 1,1-1% kekeraxan, 7,49% kerahancm aus dan 156%
kerangguhan dibandingkan dengun ranpa perlulruan subsero.
Peningkamn syn: material yang optimal refjadi dengan mclakukan proses remper serefa/1 proses .subzero dilakukcm_
Puda fom mikro fer/ihur srrukfur /mrbida yang febi/1 /wins dan mermu has!!
perlakuan subzero. Perbedaan warm: rnarrilrs cmrara sampel ranpu dan dengan tenyner menwyulrkau adargfa perubahan rrmtrilm yaifu pcrubalzan marrensif menjadi murfensir Iemper. Dari hasil jblo mi/fro tidak dapat diamati per:1ba!1m1 persentase austeni! sisa dun per.s-enlase marlensir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Fato
"Penggunaan Baja SKD 11 dengan penambahan proses pengerasan permukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan umur pakai dan menekan biaya produksi. Perubahan dimensi yang terjadi akibat pengerasan permukaan pada baja perkakas menjadi fokus penelitian ini untuk mendapatkan siklus yang optimum.Pada benda uji baja perkakas SKD11 dilakukan proses perlakuan panas dengan temperatur austenisasi 10300C, dengan 3 variasi kecepatan pendinginan, udara, oli dan sub zero, 2 kali proses temper pada temperatur 550°C, dilanjutkan dengan melakukan nitridasi pada temperatur 530°C, 550°C, dan 570°C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siklus perlakuan panas pada baja perkakas SKD11 dengan temperatur nitridasi 530°C cenderung tidak terjadi perubahan dimensi.

One of the way to increase lifespan and reduce production costs of tool steel is to add the chain of process of surface hardening with SKD 11 steel. The aim of this study is to observe the dimensional changes that occur as a result of hardening tool steel surface to obtain the optimum of heat treatment cycle. Heat treatment process was performed on specimen SKD 11 tool steel with 1030°C austenitation temperature, with 3 variation of cooling rate i.e air, oil, and subzero, with twice tempered process at 550°C, followed by nitriding process at 530°C, 550°C, and 570°C. The results of this study indicate that the heat treatment cycle on SKD11 tool steel with nitriding temperature of 530°C did not make any dimensional changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Yudokusumo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"Die soldering merupakan salah satu cacat proses pengecoran logam dimana cairan logam melekat pada permukaan baja cetakan. Proses ini merupakan hasil reaksi antar muka antara aluminium cair dengan permukaan cetakan. Aluminium dengan kandungan silikon 7 dan 11% serta baja cetakan SDK 61 merupakan hal yang umum digunakan sebagai cairan logam dan material cetakan pada proses pengecoran tekan (die casting) paduan aluminium. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari morfologi dan karakteristik lapisan intermetalik AlxFeySiz yang terbentuk selama proses reaksi antar muka pada saat pencelupan. Sampel uji yang digunakan yaitu baja perkakas jenis SKD 61 hasil annealing, yang dicelup pada Al-7%Si dengan temperatur tahan 680oC dan dicelup pada Al-11%Si dengan temperatur tahan 710oC pada waktu kontak yang berbeda-beda, yaitu 10 menit; 30 menit dan 50 menit.
Hasil penelitian menunjukkan dua lapisan intermetalik terbentuk pada permukaan baja perkakas SKD 61 yakni compact intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFey dan broken intermetallic layer dengan fasa intermetalik AlxFeySiz. Peningkatan waktu kontak pada proses pencelupan baja perkakas SKD 61 baik pada paduan Al-7%Si maupun Al-11%Si akan meningkatkan ketebalan lapisan intermetalik yang terbentuk sampai titik optimum kemudian menurun kembali. Sedangkan nilai kekerasan mikro dalam setiap lapisan intermetalik AlxFeySiz tergantung dari kadar Fe di dalamnya. Semakin meningkat kadar Fe maka kekerasan intermetallik akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar Fe akan berakibat pembentukan partikel fasa intermetalik AlxFeySiz mejadi lebih cepat.

Effect of Contact Time on Interface Reaction between Aluminum Silicon (7% and 11%) Alloy and Steel Dies SKD 61. Die soldering (die sticking) is a defect of metal casting in which molten metal ?welds? to the metallic die mold surface during casting process. Die soldering is the result of an interface reaction between the molten aluminum and the die material. Aluminum alloy with 7 and 11% silicon and SKD 61 die steel are the most common melt and die material used in aluminum die casting. This research is done to study the morphology and the characteristics of the formed AlxFeySiz intermetallic layer during interface reaction at dipping test. The samples of as-anneal SKD 61 tool steel was dipped into the molten of Al-7%Si held at temperature 680oC and into molten Al-11%Si held at temperature 710oC with the different contact time of 10 minutes; 30 minutes; and 50 minutes.
The research results showed that the interface reaction can form a compact intermetallic layer with AlxFey phase and a broken intermetallic layer with AlxFeySiz phase on the surface of SKD 61 tool steel. The increasing of the contact time by the immersion of material SKD 61 tool steel in both of molten Al-7%Si and Al-11%Si will increase the thickness of the AlxFeySiz intermetallic layer until an optimum point and then decreasing. The micro hardness of the AlxFeySiz intermetallic layer depends on the content of the iron. Increasing of the iron content in intermetallic layer will increase the micro hardness of the AlxFeySiz. This condition happened because the increasing of Fe content will cause forming of intermetallic AlxFeySiz phase becomes quicker.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>