Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartanto Seto Guntoro
"Masalah yang sering terjadi pada sumur produksi minyak bumi dengan menggunakan sistem water injection adalah adalah terbentuknya endapan kerak (scale) pada dinding bagian dalam tubing water injection. Kerak merupakan fenomena deposit kimia yang terjadi karena konsentrasi garam terlarut melampaui batas jenuh dan biasanya merupakan hasil dari senyawa kimia yang berlebih dalam larutan yang bisa terjadi karena penguapan atau perubahan temperatur. Endapan kerak (scale) yang terbentuk dapat menyebabkan berkurangnya diameter dalam dari tubing sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada tubing dan dapat mengganggu efektifitas dari produksi minyak bumi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan yang terjadi serta mengetahui faktor-faktor penyebab dari terbentuknya kerak (scale) pada tubing. Dalam penelitian ini, sampel tubing JENE 47 dan sampel air injeksi (Wi D375 dan Stt W1) diperoleh dari lapangan. Sedangkan pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain pengumpulan data dan infomasi, pengamatan visual dari sampel tubing, pengujian komposisi material tubing, pengujian kandungan anion dan kation dari sampel air, pengujian resistivitas sampel air, pengujian metalografi, pengujian produk kerak dengan menggunakan EDX dan XRD, pengujian laju korosi dengan polarisasi serta perhitungan indeks korosifitas dari sampel air. Berdasarkan pengujian-pengujian yang telali dilakukan beserta analisanya maka komposisi anion dan kation dari sampel air injeksi memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan Langelier Indeks (LI) dan Ryznar Indeks (RI). Berdasarkan nilai yang diperoleh dari Langelier indeks, untuk kedua sampel sama-sama mengindikasikan akan membentuk endapan (LI > 0) yaitu sebesar 2.34215 untuk sampel Wi D375 dan 2.28965 untuk sampel Stt Wl. Dari nilai Ryznar Indeks untuk kedua sampel sama-sama mengindikasikan terbentuknya heavy scale (RI < 5.5) yaitu sebesar 4.3157 untuk sampel Wi D375 dan 4.4207 untuk sampel Stt Wl. Dari pengujian XRD, senyawa kerak (scale) yang terbentuk berupa senyawa besi sulfida (phirotite -FeS), senyawa kalsium silika (truscotite - Ca14Si24058(OH)8 2H2O) dan besi oksida (hematite -Fe2O3). Endapan kerak FeS merupakan interaksi antara ion Fe2+ dan S2-. Ion sulfur diperoleh dari aktifitas bakteri pereduksi sulfat (SRB) karena dalam sumur JENE 47 tidak ditemukan kandungan gas H2S. Untuk menekan laju pembentukan endapan kerak pada tubing, perlu dilakukan treatment untuk air yang akan diinjeksi berupa penambahan biocide untuk mencegah perkembangan bakteri serta dilakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap sistem water injection untuk mengetahui sejauh mana air injeksi terkontaminasi oleh bakteri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adyutatama
""Analisa kegagalan pada water injection tubing dengan ukuran 1 7/8"" dan ketebalan 0.217"" (0,551 cm) dilakukan untuk menyelidiki penyebab kegagalan pada tubing tersebut dan untuk mencari material pengganti material tubing yang gagal tersebut. Sampel material water injection tubing digunakan.pada kondisi operas! down hole dibawah packer dengan temperatur operas! dan tekanan tubing produksinya adalah 264 _F dan 2627 psig. Kegagalan pada sampel disebabkan oleh korosi uniform yang meratayang disertai dengan korosi terlokalisasi. Jenis baja yang digunakan ditentukan dengan hasil pengujian komposisi, tank dan kekerasan yang dibandingkan dengan literatur. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap kecepatan korosi diuji dengan pengujian polarisasi. Untuk pengaruh gas CO2 dan pemilihan material pengganti dilakukan dengan pengujian polarisasi menggunakan air injeksi dan air Nad 10000 ppm yang dilakukan pada temperatur 90 _C disertai dengan blowing CO2. Produk korosi diuji dengan EDX (Energy dispersive X-ray spectroscopy) dan XRD (X-ray diffraction). Pengujian lainnya yang dilakukan adalah pengujian resist ivitas dan pengujian komposisi air injeksi. Hasil pengujian menunjukan bahwa material sampel adalah baja API 5CT N80 dengan produk korosi Fe2O3, FeS, dan FeCO3. Penyebab korosi material tersebut adalah adanya komposisi CO2 pada water injection, temperatur operasi yang tinggi (264 _F). Jenis material pengganti tersebut adalah API 5 CT L80-9Cr, API 5CT L-80. dan API 5CT J55. Kecepatan korosi material tersebut menggunakan air injeksi dengan blowing CO2 adalah API 5 CT L80-9Cr (23.095 mpy), API 5CT L-80 (25.051 mpy). dan API 5CT J55 (70,879 mpy} sehingga material API 5 CT L80-9Cr digunakan sebagai material pengganti.""
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andhika
"Penggunaan sumber Panas bumi melibatkan pendinginan pada fluida Panas bumi dengan cara mengekstrak panasnya. Pada kasus fluida Panas bumi suhu tinggi, pengendapan amorphous silika dari larutan membentuk kerak silika adalah masalah utama dalam efisiensi ekstraksi panas. Pengurangan atau bahkan penghilangan pembentukan kerak silika dengan penanganan yang tepat pada air dapat membuka kesempatan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber Panas bumi suhu tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pembentukan kerak silika dari contoh air Panas bumi lapangan panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara dan cara-cara pencegahannya dengan menggunakan pengaturan pH dan scale inhibitor. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya pengkerakan silika maka dilkakukan sejumlah perlakuan dengan volume larutan 300 ml dengan memvariasikan pH sampel kontrol 3,4,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Kemudian sampel ditambahkan NaCl hingga konsentrasi NaCl menjadi berturut-turut 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 10000 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengkerakan dengan menggunakan asam borat dan memvariasikan penambahan asam borat berdasarkan variasi berat, yaitu: 1, 5, 10, 20, 50 miligram. Semua perlakuan, baik variasi pH maupun penambahan NaCl dan uji inhibisi dengan asam borat, diakhiri dengan menjenuhkan larutan dengan pemanasan hingga volumenya kira-kira 100 ml.
Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa pengkerakan paling besar terjadi pada pH 7 dang kandugngan NaCl 10000 ppm. Sedangkan untuk uji inhibisi yang paling efektif pada penambahan berat asam borat sebanyak 50 mg dengan volume sampel 300 ml. Kata Kunci: Pengkerakan silika, Scaling, scale inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Imanasa Azof
"Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga panas bwni memanfaatkan uap panas yang berasal dari dalam bumi untuk menggerakkan turbin. Sehingga apabila uap yang digunakan dalam proses ini kurang baik atau tidak berjalan lancar (mengandung banyak pengotor/tidak murni) maka produksi listrik yang diinginkan pun tidak tercapai. Oleh karena itu demi mendapatkan kualitas uap yang memenuhi standar maka dibutuhkanlah fasilitas pencuci uap yang berperan dalam menjaga kemurnian uap panas tersebut. Saat penginspeksian rutin yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2005, ditemukan bahwa dua buah nozzle (3007C dan 3011C), yang berasal dari fasilitas pencuci uap, mengalami kerusakan yang cukup berarti. Dari pengamatan visual yang dilakukan saat itu tampak bila nozzle-nozzle ini mengalami pengikisan yang cukup dalam di bagian permukaan logamnya. Banyak asumsi mengenai penyebab kegagalan pada nozzle berdasarkan kerusakan yang ditimbulkan. Sehingga agar dapat diketahui penyebab kerusakan yang sebenarnya perlu dilakukan metode analisa kerusakan, Setelah melewati serangkaian pengujian dan analisa maka dapat disimpulkan bahwasanya nozzle 3007 C dan 3011C mengalami pengikisan akibat korosi impingement. Dari semua data hasil pengujian yang diperoleh, data yang paling mendukung kesimpulan ini adalah fakta bahwa tingginya kecepatan dari uap yang melewati nozzle selama beroperasi (200 - 900 m/s) serta adanya ion agresif (Cr) dan O2 terlarut pada lingkungan nozzle. Selain itu korosi galvanis juga terjadi pada bagian socket nozzle, sebagai akibat dari perbedaan tingkat kemuliaan antara socket (ASTMA105) dan bete fog nozzle (316 SS)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astary Mulandari
"Minyak mentah yang mengalir dalam pipa penyalur minyak mempunyai kandungan air kira-kira sehesar 90% dari volume total. Air tersebut mengandung unsur-unsur kimia yang dapat membentuk kerak. Kerak merupakan fenomena deposit kimia di bawah permukaan pipa yang terjadi karena konsentrasi garam terlarut melampaui batas jenuh dan biasanya meropakan hasil dari senyawa kimia yang berlebih dalam larutan yang bisa terjadi karena penguapan atau perubahan temperatur. Pembentukan kerak pada pipa menghambat lajunya aliran minyak, disamping tentu saja menyebabkan kerusakan pada pipa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kecenderungan pembentukan kerak berdasarkan hasil analisa kualitas air serta perbandinganya pada temperatur 25,5°C (78°F) dan 71°C 160°F).
Pengujian komposisi kimia meliputi pengujian kation, yang dicari konsentrasinya dengan metode AAS, pengujian anion dengan metode titrimetric pengujian pH menggunakan pH meter dan indikator universal serta pengujian turbiditas air yang menggunakan metode spektrometri. Kemudian hasil pengujian didata dan dihitung untuk kemudian ditentukan indeks stabilitas karbonat, indeks stabilitas suljat serta indeks agresifitas air.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa air mempunyai kecenderungan untuk membentuk kerak. Meningkatnya temperature akan memperbesar kemungkinan terbentuknya kerak, mengingat kelarutan senyawa rata-rata akan menurun pada temperatur tinggi (kondisi operasional kira-kira 100°C. Selain itu dari perhitungan indeks agresifitas, diketahui pula bahwa air berada pada taraf korosifitas medium pada pH 8,83 dan 9,00 serta berada pada taraf cenderung tidak korosif pada pH 10. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai pH air, semakin berkurang pula kecenderungan air untuk bersifat korosif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul M. S. Baroos
"Tidak diragukan lagi bahwa gangguan kesehatan mental karyawan dapat menimbulkan akibat-akibat yang serius bagi perusahaan maupun industri. Sebagai contoh: depresi, kehilangan harga diri, tekanan darah tinggi, kecanduan alkohol ataupun ketergantungan obat semuanya memperlihatkan hubungan dengan kesehatan mental (Ivancevich & Matteson,1980). Kesemua hal yang disebutkan ini berpengaruh langsung terhadap perusahaan baik dari segi sumberdaya manusia maupun keuangan perusahaan.
Demikian juga halnya dengan penyelam, adanya gangguan kesehatan mental pada penyelam akan memberikan pengaruh yang sangat serius tidak saja bagi diri penyelam itu sendiri tetapi juga kerugian pada perusahaan yang mempekerjakan penyelam tersebut secara operasional maupun moral, yang akhirnya bermuara pada kerugian finansial. Seberapa besar kemungkinan seorang penyelam mendapat gangguan kesehatan mental paling tidak dapat disimpulkan dari gambaran tentang pekerjaan serta lingkungan kerja yang digeluti seorang penyelam yang bekerja pada operasi perminyakan di lepas pantai sebagaimana yang digambarkan berikut ini.]
Penyelam adalah suatu profesi yang tidak dapat dikesampingkan dalam operasi pencarian dan pengeksploitasian lapangan minyak dan gas bumi di lepas pantai. Lingkungan pekerjaan dan cara-cara melakukan tugas yang harus dilaksanakan dengan menyelam di dalam laut sangatlah berbeda dengan lingkungan pekerjaan dan cara-cara bekerja yang dilakukan orang di darat. Lingkungan pekerjaan di dalam air menuntut ketahanan fisik dan kesehatan seorang penyelam tetap prima serta membutuhkan peralatan khusus yang harus dapat melindungi para penyelam dari pengaruh lingkungan kerja yang mengelilinginya. Beberapa perlengkapan selam yang dikenakan pada tubuh seperti pengatur aliran udara untuk bernafas, tangki cadangan udara, pakaian selam yang melindungi penyelam dari penurunan suhu badan, alat pemberat yang membantu penyelam untuk turun ke kedalaman yang lebih besar, sepatu selam dengan ship dan lain-lain peralatan, menuntut kemampuan penyelam untuk menyesuaikan diri dalam menggunakannya.
Pada pekerjaan menyelam yang membutuhkan waktu relatif lama serta kedalaman yang lebih besar, teknik dan peralatan yang digunakan lebih khusus lagi. Selain itu diperlukan pula suatu proses treatment terhadap penyelam untuk mengembalikan kondisi fisiknya kepada keadaan normal setelah baru saja mengalami tekanan-tekanan fisik ketika berada di kedalaman laut. Treatment dilakukan baik ketika sedang menyelam yaitu berupa penggunaan gas-gas campuran untuk meringankan pernafasan, maupun setelah selesai menyelam yaitu dengan proses dekompresi secara bertahap untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ tubuh penyelam seperti pecahnya paru paru, pendarahan otak, keracunan gas dan lain-lain. Demikian pula lingkungan kerja di dalam laut yang sifatnya sangat berbeda dengan kondisi lingkungan kerja di darat, seperti ombak, arus laut, suhu yang dingin, tekanan air terhadap tubuh, bouyancy, visibility, maupun ancaman dari binatang laut merupakan stresor yang dapat memberikan tekanan secara fisik maupun psikis kepada penyelam. Di samping itu dibutuhkan kemaanpuan untuk dapat bekerja sendiri di dalam air karena keterbatasan jarak pandang serta adanya hambatan-hambatan untuk dapat berkomunikasi antara seorang penyelam dengan penyelam lainnya.
Bentuk pekerjaan yang dilakukan para penyelam pada operasi eksploitasi minyak dan gas bumi di lepas pantai sebagian terbesar merupakan pekerjaan-pekerjaan yang banyak hubungannya dengan pemasangan konstruksi bawah laut. Pemasangan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak dan gas bumi, penempatan anjungan-anjungan produksi maupun anjungan pemboran pada posisinya yang tepat di dasar laut, pemeriksaan dan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terdapat pada fasilitas bawah air karena adanya keretakan pada sambungan las kaki-kaki anjungan, kebocoran pipa-pipa alir minyak dan gas maupun kerusakan-kerusakan yang ada pada dinding kapal yang ada di bawah permukaaan air. Jenis pekerjaan yang diutarakan di atas melibatkan ukuran maupun bentuk benda-benda yang besar dan rumit dengan berat yang tidak biasa bila dibandingkan dengan ukuran, bentuk maupun berat benda-benda yang biasa ditangani di darat? "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
"Tesis ini meneliti tentang kegagalan yang terjadi di sistem boiler feed water (BFW) di sebuah industri petrokimia. Kegagalan terjadi akibat adanya penipisan lokal pada ujung saluran injektor inhibitor dari pipa BFW, yang menyebabkan pipa mengalami kebocoran.
Untuk mengetahui penyebab kegagalan, dilakukan pengujian-pengujian menurut prosedur umum analisis kegagalan, yang mencakup pengujian-pengujian kekerasan, komposisi kimia, fraktografi/metalografi, produk korosi, polarisasi, efek pH, dan simulasi aliran.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan, komposisi kimia, dan struktur mikro pipa sesuai dengan spesifikasi material yang digunakan (ASTM A 106 grade B). Hasil pengujian produk korosi menunjukkan bahwa permukaan pipa terkorosi karena produk korosi mengandung elemen-elemen yang korosif. Pengujian polarisasi dan efek pH membuktikan bahwa laju korosi menurun dengan penambahan inhibitor dan peningkatan pH pada BFW. Pengujian simulasi menunjukkan bahwa terjadi turbulen pada aliran yang melewati nozzle check valve, tetapi pada ujung saluran injektor inhibitor tampak adanya daerah depresi dengan arah terbalik.
Berdasarkan hasil pengujian-pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa karena lokasi ujung injektor yang terletak di daerah depresi aliran, terbentuk caustic sebagai akibat reaksi antara inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) dengan air (BFW). Caustic menyebabkan ujung saluran injektor menjadi getas (embritllement) sehingga dengan aliran air yang rendah saja sudab dapat melepas lapisan caustic di ujung saluran injektor.
Untuk menghindari terjadinya caustic pada ujung saluran injektor inhibitor, maka posisinya disarankan untuk dijauhkan dengan jarak minimum 4 kali diameter luar pipa BFW, yaitu 1300 mm dari sumbu check valve. Dari simulasi aliran untuk jarak tersebut bebas dari daerah depresi aliran dan inhibitor langsung terbawa dan larut (diluted dengan BFW yang mengalir), dengan posisi pipa injektor tegak (90°).

The thesis is to investigate the failure happened in a boiler feed water (BFW) system of a petrochemical industry. The failure happened as cause of local thinning at the vicinity of inhibitor injector of BFW pipe, which cause the pipe leaked.
To find out the causes of the failure, some tests have been carried out based on the general procedure of failure analysis, which consist of hardness testing, chemical composition, fractography / metallographic, corrosion products, polarization, pH effects, and flow simulation.
Hardness Testing, chemical composition and micro structure show that the pipe material used are in accordance with the standard specification (ASTNE A 106 grade B). The test result of corrosion products show that the pipe surface corroded because the corrosion products contain corrosive elements. Tests of polarization and pH effects proved that the corrosion rate decrease by adding inhibitor and increase pH value. Test of flow simulation show that turbulence-created after the flow passed the nozzle check valve, but at the vicinity of inhibitor injector seem to be a depression area with a reversed flow.
Based on these tesis, it is concluded that the inhibitor injector located at the depression area, which created caustic as the chemist reaction between inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) and water (BFW). The caustic cause the vicinity of inhibitor injector become brittle, then only with low velocity of flow, the caustic layer can be removed.
Avoiding caustic happen at the vicinity of inhibitor injector, it is proposed that the inhibitor injector is located at least 4 times outside diameter of BFW pipe, i.e. 1300 mm, from the check valve axis. Results of flow simulation of some injector designs at the distance of 1300 mm, show that the injector is free from depression area and the inhibitor is diluted directly with flowing BFW, with the injector is vertical to the BFW pipe (90°)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Prabowo
"Pengaruh pola aliran dari multi phase fluida yang terdiri dari gas, air, dan minyak bumi dengan kecepatan yang tinggi, perbedaan material antara dudukan gasket dan material master block dan adanya kandungan CO2 di dalam fluida dapat menjadi penyebab kerusakan pada peralatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kerusakan pada sub sea tree SA-21. Kerusakan yang terjadi adalah kebocoran yang terjadi pada bagian keluaran dari master block."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25141
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanu Budhi Dharmika
"[ABSTRAK
Analisis terhadap penerapan pengelolaan air terproduksi minyak bumi dengan menerapkan sumur injeksi sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan terutama dampak yang ditimbulkan dari penerapan pengelolaan air terproduksi Tujuan dari riset ini untuk menganalisis apakah penerapan dari pengelolaan air terproduksi dari usaha migas yang telah dilakukan oleh perusahaan yang berada di Pulau Salawati berdampak terhadap perusahaan lingkungan dan masyarakat Penelitian ini menggunakan metode kuesioner untuk melihat pengelolaan terhadap limbah air terproduksi lingkungan kerja lingkungan sekitar tempat kerja komitmen perusahaan dan persepsi pekerja dan masyarakat Metode lain juga dilakukan untuk mengukur beban lingkungan dan menganalisis keekonomian perusahaan yang merupakan dampak dari penerapan sumur injeksi Penelitian ini juga membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari komitmen perusahaan terhadap penerapan pengelolaan air terproduksi dan lingkungan kerja Pengelolaan air terproduksi yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sekitar tempat kerja dan lingkungan tempat kerja berpengaruh terhadap persepsi pekerja dan masyarakat Penerapan sumur injeksi berpengaruh terhadap keekonomian perusahaan dengan cara peningkatan produksi minyak dan tekanan dari sumur sumur produksi serta mengurangi dampak pencemar ke lingkungan.

ABSTRACT
Analysis of the application of petroleum produced water management by wells injection has not been implementation until now especially the impact of the implementation of the produced water management The purpose of this research was to analyze whether the application of the produced water management from oil and gas operations which have been carried out by companies that are on the Salawati Island give an impact to the company the environment and society This research uses a questionneire to see to the produced water waste management workplace environment outside of workplace environment commitment of the company and the perception of workers and the society Other methods are also performed to see the environmental burden and the economic impact of the company 39 s which the wells injection implementation The study also proves that there is significant influence of the company 39 s commitment to the implementation of the produced water management and the working environment Produced water management has a influence with the work environment and the workplace environment and the workplace environment gives affects to the perception of workers and the society Implementation of well injection gives affect to the economics of the company by increasing oil production and maintain the pressure of production wells and reduce the impact of pollutants into the environment. , Analysis of the application of petroleum produced water management by wells injection has not been implementation until now especially the impact of the implementation of the produced water management The purpose of this research was to analyze whether the application of the produced water management from oil and gas operations which have been carried out by companies that are on the Salawati Island give an impact to the company the environment and society This research uses a questionneire to see to the produced water waste management workplace environment outside of workplace environment commitment of the company and the perception of workers and the society Other methods are also performed to see the environmental burden and the economic impact of the company 39 s which the wells injection implementation The study also proves that there is significant influence of the company 39 s commitment to the implementation of the produced water management and the working environment Produced water management has a influence with the work environment and the workplace environment and the workplace environment gives affects to the perception of workers and the society Implementation of well injection gives affect to the economics of the company by increasing oil production and maintain the pressure of production wells and reduce the impact of pollutants into the environment. ]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dunggio, Muhammad Yusuf Ramly
"ABSTRAK
Pada perhitungan Scalling Index biasanya dilakukan analisis sepuluh ion (Ten Ion Analysis) untuk menganalisis air formasi. Analisis sepuluh ion adalah serangkaian analisis kuantitatif yang meliputi 5kation yaitu : Ca , Mg , Ba , Sr , dan Na serta 5 anion yaitu : SO4 , Cl , OH , HCO3 , CO3 termasuk didalamnya pH, kerapatan jenis (Specific Grafity) dan resistivitas. Hasilnya kemudian diolah secara perhitungan untuk mengetahui dampak dari keberadaan ion tersebut terhadap kecenderungan pembentukan senyawa-senyawa dengan kelarutan kecil yang dapat menyebabkan terbentuknya kerak.
Masalah yang seringkali timbul akibat pembentukan kerak adalah penyempitan pipa-pipa pengeboran yang berakibat pada berkurangnya kapasitas produksi, selain kerusakan dini peralatan pengeboran. Kedua hal tersebut jika ditinjau dari segi ekonomi sangatlah tidak ekonomis dan cenderung merugikan. Untuk itu banyak upaya dilakukan guna mencegah timbulnya kerak ataupun menghilangkan kerak yang pernah terbentuk."
2008
TA1696
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>