Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 134425 Document(s) match with the query
cover
cover
Tengku Edo Nugraha Anshara
"Proses peleburan merupakan salah satu proses diatara, berbagai macam proses pabrikasi otomotif. Permasalahan yang sering dialami oleh industri yang menggunakan proses peleburan terutama peleburan alumunium adalah sifat dari alumunium yang reaktif sehingga pada temperatur tinggi cepat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida disamping itu afinitas alumunium terhadap gas hidrogen pada temperatur tinggi cukup tinggi, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya cacat porositas pada produk. Sedangkan pada temperatur penuangan yang rendah laju pembekuan alumunium menjadi tidak seragam dan mengakibatkan sifat mampu alirnya menjadi kurang baik, sehingga dapat menimbulkan cacat shrinkage pada produk. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh komposisi material umpan (300% ingot: 0% scrap, 60% ingot: 40% scrap, 50% ingot: 50% scrap, dan 40% ingot: 60% scrap), penambahan Grain refiner (0,05 % - 0,6%), dan penambahan modifier(0,001% -0,02%) terhadap nilai fluiditas dengan menggunakan variasi temperatur tuang (680_C, 700_C, 720_C, 735_C, dan 750_C) dari 2 ingot lokal alumunium tuang AC2B. Kemudian dilakukan pengujian SEM dan EDAX untuk melihat kadar dan jenis inklusi yang terdapat pada kedua ingot lokal (kondisi 100% ingot) dan juga pada scrap sebagai material tambahan dalam charging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk ingot A memiliki nilai fluiditas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ingot B pada kondisi 100% ingot. Sedangkan rasio charging pada kedua ingot memiliki nilai fluiditas optimal yang berbeda-beda pada ingot A nilai fluiditas optimal berada pada komposisi 60% ingot (40% scrap) sedangkan pada ingot B nilai optimum fluiditas didapat pada komposisi 40% ingot (60% scrap). Pada penambahan grain refainer AlTiB dari kadar 0,05 - 0,8 %, dari kedua ingot nilai fluiditas optimum dicapai saat penambahan 0,6%.. Sedangkan penambahan modifier AlSr dari kadar 0,001 0,02 %, untuk ingot B nilai fluiditas optimum dicapai saat penambahan 0,01%. Sedangkan ingot A tidak memberikan pengaruh penambahan nilai fluiditas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Christian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Utomo Subagyo
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Dengan terjadinya krisis ekonomi, PT. Wijaya Karya-DPM sebagai perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri komponen otomotif alumunium casting telah
mengalami dampak negatif. Volume pasar industri otomotif mengalami penurunan tajam
pada periode 1997-1998, sehingga kini pasar domestik hanya tersisa 15-20% saja. Pada
tahun 1997 volume produksi kenaaraan dalam industri otomotif masih mencapai 388.876
unit, namun pada tahun 1998 telah menurun menjadi hingga hanya sebesar 58.079 unit.
Berbeda dengan kondisi pasar domestik, potensi dan peluang di pasar internasional,
khususnya Amerika Serikat sangat memberi harapan.
Pasar Industri otomotif Amerika Serikat yang merupakan pasar otomotif terbesar di
dunia, pada tahun 1998 mempunyai volume pasar 15.515.000 unit kendaraan. Sekitar
75% dari total olume pasar tersebut di pasok oleh industri otomotif yang berlokasi di
Amerika Serikat sendiri. Industri otomotif Amerika Serikat saat ini dikuasai oleh Tlze
Big Three (GM, Ford dan Chrysler) dengan pangsa pasar 78%.
Dalam memenuhi kebutuhannya, Amerik Serikat telah mengimpor komponen otomotif
dari beberapa negara di dunia termasuk ASEAN dengan total nilai impor sebesar 54,27
milyar US dollar. Pemasok utama komponen otomotif Amerika Serikat adalah Meksiko
(27% total impor). Negara ASEAN memasok komponen senilai 1,236 milyar dollar
atau 2,3%. Diantara negara ASEAN, Indonesia menempati urutan ke-4 dari 7 negara
dengan nilai 204 juta dollar. Impor komponen otomotif dari Indonesia pada periode
1997-1998 telah mengalami peningkatan 14,6%. Dalam lima tahun terakhir, diantara
negara ASEAN, laju pertumbuhan impor dari Indonesia mengalami kenaikan yang
paling tinggi.
Dengan mernanfaatkan kapabilitas dan keunggulan bersaing di pasar domestik serta
didukung faktor keunggulan nasional, PT. Wijaya Karya-DPM menyiapkan langkah
strategis untuk menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat.
Kapabilitas yang dimiliki PT. Wijaya Karya-DPM meliputi fasilitas dan kemampuan
produksi pengecoran mulai dari teknologi cor sederhana, cetakan pasir (sand casting),
cor gravitasi (gravity casting) sampai dengan teknologi cetak tekan (die casting) dengan
kapasitas total jika diukur dalam tonase adalah sebesar 3.240 ton pertahun. Selain itu,
PT. Wijaya Karya-DPM untuk mengendalikan dan menjamin mutunya telah menerapkan
sistem pengendalian muth ISO 9000. Keunggulan lain yang dimiliki PT. Wijaya Karya-
DPM adalah reputasi (brand image) dan SDM.
Faktor Nasional yang mendukung keunggulan bersaing PT. Wijaya Karya-DPM meliputi
ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja, tingkat persaingan domestik, kebijakan
pemerintah dan depresiasi Rupiah terhadap Dollar.
Strategi yang disiapkan PT. Wijaya Karya-DPM untuk menembus pasar Amerika Serikat
difokuskan pada strategi membangun dan rneningkatkan keunggulan bersaing melalui
peningkatan mutu biaya dan kualitas bahan baku serta peningkatan sistem mutu
dengan menerapkan sistem mamjemen mutu QS 9000. Dalam memasuki pasar Amerika
Serikat dikembangkan strategi ekspor secara langsung dan tak langsung.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sukendar
"Produktivitas yang tinggi dari industri komponen otomotif dengan menggunakan material AC 4B dalam rangka memenuhi tingginya tingkat kebutuhan dari industri kendaraan bermotor mengalami gangguan akibat tingkat cacat yang tinggi. Tingkat cacat yang tinggi tersebut umumnya didominasi oleh cacat misrun maupun shrinkage, di mana salah satu penyebabnya adalah akibat fluiditas paduan AC 4B yang kurang baik Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan parameter yang optimal, yaitu berupa penggunaan temperatur tuang dan konsumsi modifier sodium yang tepat, sehingga dihasilkan fluiditas cairan paduan AC 48 yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusman Kosasih
"Efisiensi produksi di Industri Casting alumunium untuk komponen otomotif saat ini hanya berada di angka 65%, dari target 85%. Ke tidak efisien an terbesar adalah adanya waktu produksi yang hilang akibat kerusakan pada cetakan, yaitu sekitar 14%. Masalah utamanya adalah Over heat, Insert pin rusak/ patah, dan kesulitan pergantian cetakan. Kerusakan Insert pin yang terbuat dari material SKD61 menyebabkan terhentinya proses produksi dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 4 jam produksi), akan mengakibatkan penurunan produktifitas yang signifikan bagi pabrikan.
Pulsed Laser Deposition (PLD) adalah teknik pelapisan khusus untuk deposisi uap secara fisik (PVD) yang menggunakan plasma yang dibentuk oleh interaksi antara sinar laser dan bahan target. PLD saat ini digunakan untuk menghasilkan film tipis berkualitas tinggi untuk superkonduktor, lapisan listrik, aplikasi medis, lapisan magnet, dan lapisan coating. Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian PLD yang bertujuan untuk menemukan coating terbaik dengan PLD yang dapat meminimalkan kerusakan pada insert pin baja perkakas berbahan SKD61 yang digunakan sebagai komponen cetakan pada pabrik Alumunium Die Casting. Penyebab utama kerusakan Pin SKD61 adalah terjadinya fenomena Die soldering pada permukaan pin yang bersentuhan dengan alumunium cair pada kecepatan aliran yang tinggi. Cara yang paling efektif saat ini untuk mengatasi die soldering adalah melapisi permukaan dies dengan material coating, sehingga meminimalkan terjadinya kontak langsung antara material alumunium dengan cetakan. Lapisan coating yang baik didapatkan dari pemilihan material coating yang tepat, dan penggunaan metode coating yang maksimal.
Material Al, Ti, dan gas N2 digunakan sebagai bahan pelapis dikarenakan kemampuannya untuk mencegah terjadinya soldering dengan menaikkan temperature kritis terjadinya soldering. Pemakaian komposisi AlTi 50/50, AlTi 40/60 dan AlTi 30/70 digunakan untuk melihat pengaruh kandungan Ti terhadap hasil coating. Pada metode PLD digunakan laser Nd:YAG Q switch dengan panjang gelombang 532 nm dan 1064 nm dan energi 50 mJ sampai 140 mJ. Sedangkan tekanan pada ruang vakum berkisar 1,16 -1,35 Torr, yang dilengkapi dengan gas N2 uhp. Selanjutnya hasil coating di annealing pada temperatut 6000 C pada kondisi vacuum dengan gas inert Nitrogen UHP selama 2 jam. Karakterisasi secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscope – Energy Dispersion Spectroscopy (SEM - EDS), Field Emission Scanning Electron
Microscope (FESEM), Hardness tester, Surface tester dan Projector profile. Simulasi dan Uji Aplikasi pada cairan aluminium ADC12 juga dilakukan di bagian produksi Casting PT X untuk membuktikan hasil uji Laboratorium pada kondisi produksi sebenarnya di temperature cairan Al 6500 C~6800 C dan waktu proses 60 detik.
Lapisan yang dihasilkan memiliki morfologi partikel Al-Ti-N amorf berukuran 10-20 nm dengan kekerasan permukaan dalam kisaran 333-384 mHv, dan setelah anil terjadi peningkatan kekerasan dalam kisaran 410 - 455 mHv Hasil coating terbaik dalam penelitian ini diperoleh pada penggunaan Panjang gelombang 1064 nm dan energi 120 mJ dengan lama deposisinya 20 menit pada frekuensi 10 Hz. Kekerasan permukaan memiliki hubungan yang erat dengan kandungan% Ti dan pemberian gas N2 pada proses PLD. Semakin tinggi % Ti cenderung menurunkan kekerasan permukaan coating karena gumpalan yang semakin banyak tapi tidak merata, sedangkan gas N2 memungkinkan terbentuknya senyawa nitride AlTiN yang menaikkan kekerasan permukaan. Kenaikan % Ti, relatif tidak berpengaruh terhadap tingkat adhesivitas. Proses anil meningkatkan kekerasan dan kekasaran, sedangkan tingkat adhesivitas kurang terpengaruh. Tingkat adhesivitas dari riset ini dipengaruhi oleh keberadaan gas N2 yang membentuk senyawa AlTiN yang lebih adhesive dari senyawa AlTi. Pengujian simulasi dan aplikasi menunjukkan bahwa pin dengan lapisan PLD AlTiN dapat memperpanjang umur tool dua kali hingga ketiga kalinya daripada pin standar. Umur insert pin PLD adalah sekitar 60.000 injeksi. Sedangkan umur insert pin standar hanya 20.000 injeksi. Hasil ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan penambahan seperti pemanas pada substrat dan sistem holder substrat yang disesuaikan dengan bentuk substrat untuk memperoleh optimasi dari proses PLD.

The aluminum casting industry for automotive components achieves only 65% of the targeted 85% production efficiency. Approximately fourteen percent of production time is wasted due to mold damage. Overheating, damaged/broken Insert pins, and difficulty changing molds are the primary issues. Damage to an insert pin made of SKD61 material causes the production process to be stopped for an extended period of time, as changing pins, repairing, and replacing molds requires the use of special techniques to protect the mold, the product components, and the safety of maintenance personnel. Extended stops in the production process (more than four hours) will result in a significant decrease in the manufacturer's productivity.
Pulsed Laser Deposition (PLD) is a particular kind of physical vapour deposition (PVD) that utilises plasma generated by the interaction of laser light and the target material. Today, PLD is used to create high-quality thin films for superconductors, electric layers, medical applications, magnetic layers, and resistant coatings. This round of of PLD research aims to identify the most effective PLD coating for minimised damage to SKD61 tool steel instruments used in Aluminium Die Casting manufacturing. Die soldering, which occurs when the pin's surface comes into contact with molten aluminium at rapid flow rates, is the primary cause of injury to the SKD61 Pin. The most effective approach to die soldering is to protect the surface of the die with a coating material, thereby minimising direct contact between the aluminium and mould. The selection of a suitable coating material and the application of the optimum coating method results in the formation of an excellent coating layer.
Al, Ti, and N2 gas are utilised as coating materials due to their ability to prevent soldering by raising the soldering temperature critical point. AlTi 50/50, AlTi 40/60, and AlTi 30/70 were used to determine the effect of Ti percentage on coating performance. The PLD technique applies a Nd: YAG Q switch laser with a wavelength between 532 nm and 1064 nm and an energy with 50 mJ up to 140 mJ. While the vacuum chamber's pressure ranges from 1.16 to 1.35 Torr, it is equipped with UHP N2 gas. In addition, the coating results were annealed for two hours at 600 degrees Celsius under vacuum conditions with UHP Nitrogen inert gas. Using Scanning Electron Microscope – Energy Dispersion Spectroscopy (SEM-EDS), Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), Hardness tester, Surface tester, and Profile projector, qualitative and quantitative characterization was carried
out. Simulation and Application tests in ADC12 Alumunium molten have also been conducted at casting section PT X to validate the Laboratory test result under actual production conditions of 650o C to 680o C and a 60-second cycle time.
The surface coatings have morphology of amorphous Al-Ti-N particles varying in size from 10 to 20 nm, with surface hardnesses between 333 and 384 mHv; after annealing, the hardness increases around 410 and 455 mHv. In this study, the best coating results were obtained with a wavelength of 1064 nm, an energy of 120 mJ, a deposition time of 20 minutes, and a deposition frequency of 10 Hz. N2 gas causes the formation of AlTiN nitride compounds, which increase the surface hardness, whereas an increase in the percent of Ti decreases the surface hardness of the coating due to an increase in agglomerate in a surface area. The increase in percent Ti has no significant impact on the intensity of adhesion. The annealing procedure increases hardness and surface roughness while adhesion is affected less. The presence of N2 gas, which generates AlTiN compounds that are more adhesive than AlTi compounds, affects the adhesiveness of this research. Simulations and application tests indicate that a pin with a PLD AlTiN coating can double or triple the tool life of a standard pin. A PLD pin has a tool life of approximately 60,000 shots, whereas a standard pin only has a tool life of 20,000 shots. To optimize the PLD process, these findings are anticipated to serve as a reference for future research involving modifications such as substrate heaters and a substrate holder system
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Zulfia
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0502
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Hotma, Julius
"Kegiatan ini diarahkan untuk mempelajari dan berupaya !mJuk meneliti dan meningkatkan sifat mampu air paduan aluminium cor dimana cacat yang puling banyak terjadi adalah cacat purositas lebih banyak dialribalkan karena masuknya gas H ke dalam cairan aluminium terutama jika temperatur tuang terlalu tinggi. Sedangkan. cacat shrinkage lebih banyak diakibatkan aleh 'gating system' yang lcurang sesuai at au sifat mampu alir (llowability) aluminium cor yang kurang baik. Sifat mampu alir aluminium cair akan meningkat dengan kenaikan temperatur luang, namun hal ini justru akan berakibat pada masuknya gas hidrogen dalam jumlah yang besar pada aluminium cair. fJl Metode pengujian dilakukan dengan pengujian fluitas terhadap temperatur baban baku ingot dari suplier A, B. C dan D dari temperatur 640-75(/'C. dengan temperatur cetakan 28Cf'C Kemudian dibandingkan nilai fluiditas tiap ingot setelah itu dilanjutkan dengan pengujian SEM dan EDAX untuk mengetahui pengotor yang terdapat dalam ingot. Setelah itu dilakukan penambahan grain refiner untuk penghalus butir dan untuk optimatisasi ditambahkan selain grain refiner (I'IB) juga ditambahkan Modifier (Sr) untuk menghalu.tkan dan membulatkan mikrostruktur sililwn dengan rasio charging 45 ingot: 55 scrapt. diharapko.n nilai fluidi!as dari campuran ini akan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syabika Muhammad
"Penelitian ini merupakan upaya untuk memprediksi hasil akhir dari ukuran butir pada paduan A356 aluminium dalam proses pendinginan. Analisa termal dilakukan utamanya menggunakan curva pendinginan, dengan bantuan software buatan sendiri yang mengandalkan media pemrograman yakni MATLAB/MathWorks dalam pengerjaannya. Selain itu, pengolahan data eksperimen empiris melalui metode statistika juga dilakukan untuk dapat memformulasikan rumus untuk melakukan prediksi ukuran butir usai dilakukan pendinginan, agar mendekati perhitungan asli. Software yang telah selesai dibuat digunakan untuk memproses hasil perekaman dari data logger dan thermocouple, sehingga menjadi sajian visual agar memudahkan proses Analisa. Perhitungan parameter dan prediksi ukuran butir dibuat sedemikian rupa agar pengerjaannya otomatis di dalam software, sehingga pengguna hanya perlu melakukan interpretasi. Dalam kasus ini, parameter yang dipakai adalah KF16, lereng grafik dari Al, tf, serta laju pendinginan keseluruhan. Meskipun pada akhirnya, tf adalah yang paling efektif untuk dijadikan parameter.

This research is an attempt to predict the final result of grain size in A356 aluminum alloy in the cooling process. Thermal analysis is carried out mainly using a cooling curve, with the help of homemade software that relies on media programming, namely MATLAB/MathWorks in its execution. In addition, empirical experimental data processing is also carried out to be able to formulate a formula for predicting grain size after cooling, so that it is close to the original calculation. The software that has been completed is used to process the production results from the data logger and thermocouple, so that it is visual to facilitate the analysis process. The calculation parameters and grain size predictions are made in such a way that the processing is automated in the software, so that users only need to interpret. In this case, the parameters used are KF16, the slope of Al, tf, and the total cooling rate. Although in the end, tf is the most effective for parameterization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Libyawati
"Tantangan industri berupa biaya produksi lebih rendah, pendeknya waktu produksi dengan kualitas produk tinggi, salah satunya dapat dicapai dengan adanya peluang untuk menyatukan DFMA dalam model kompleksitas produk dan proses El-Maraghy, yang memiliki pendekatan yang sama yaitu feature. Penggabungan dilakukan dengan memasukkan parameter DFMA langsung ke dalam model kompleksitas produk dan proses. Tujuan penelitian ini adalah pemaparan metodologi penggabungan dan pengujian metodologi pada contoh kasus produk sand casting. Hasil penelitian menunjukkan metode gabungan mampu mengindekskan komponen otomotif hasil sand casting secara mudah dan parameter DFMA tergambar lebih detail, sehingga memudahkan analisa apabila terjadi perubahan desain produk.

Worldwide industrial challenges are low cost, short time, and high quality, can be achieved by fulfilling an opportunity to merge DFMA in to product and process complexity. Both DFMA and El-Maraghy complexity modeling, are using feature approach. The merger is conducted by inputting DFMA parameter directly in to complexity model. The purpose of this research, are: exposing step by step of merging method, and testing the unification method to index sand casting product. The outputs are: the method can simply index automotive component made by sand casting process, and the DFMA parameter is clearly shown so it can ease product design changes analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28310
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>