Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anjar Legowo
"Berkembangnya suatu kota dapat dilihat dari kegiatan ekonominya. Saat ini kita melihat adanya suatu perkambengan besar dalam bisnis retail dl kota Bandung dengan menyebamya Factory Outlet di berbagai sudut kota Bandung, misalnya saja di JI. Ir. H. Juanda, JI. Otten, JI. Setiabudi, JI. Sukajadi, JI. R.E. Martadinata. dll. Fenomena bisnis retail di bidang garmen int mutai bermunculan pada saat keadaan ekonomi di negara ini mengalami masa kemunduran, krisis moneter. Kegiatan komarsial yang bisa mencapai omset pakalan sampai 100.000 potong ini atau ratusan ribu rupiah perharinya, merupakan usaha yang menjanjikan di tengah keadaan ekonomi negara yang buruk, sehingga bukan hat yang mengherankan jika kondisi menjamurnya Factory Outlet juga secara Iatah muncul di kota-kota besar Iainnya di P. Jawa termasuk Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charinna Agus Prabawati
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 7 Bogor dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Agustus 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Apotek Kimia Farma No. 7 telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah Monitoring Efek Samping Obat MESO .

ABSTRACT
Internship at Kimia Farma Pharmacy Number 7 Bogor was held at August 2016. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in pharmacy, understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Kimia Farma Pharmacy number 7 are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 35 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Pharmacy. Clinical pharmacy activities in Kimia Farma number 7 that are not done is monitoring of drugs side effect."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Iqbal Iraqia
"ABSTRAK
Nama:Aziz Iqbal IraqiaProgram Studi:Profesi ApotekerJudul:Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 7 Jl. Ir. H. Juanda No. 30 Bogor Periode Bulan September Tahun 2016 Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 7 Jl. Ir. H. Juanda No. 30 Bogor Periode Bulan September Tahun 2016 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggungjawab Apoteker dalam pengelolaan Apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika yang berlaku dan memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di Apotek. Kata Kunci : Praktek Kerja, Rumah Sakit, ApotekerHalaman : xiv 42 halaman 14 lampiran Daftar Pustaka : 7 1997 ndash; 2016

ABSTRACT
Name Aziz Iqbal IraqiaStudy Program Profesi ApotekerTitle Internship at Apotek Kimia Farma No. 7 Jl. Ir. H. Juanda No. 30 Bogor Periode on September 2016 Internship at Apotek Kimia Farma No. 7 Jl. Ir. H. Juanda No. 30 Bogor Periode on September 2016 are understanding the roles, assignments, and responsiblities of pharmacist in Pharmacy Store appropriately according with government rules and pharmacy ethics and have the insight, knowledge, skills and practical experience to carry out the practice of pharmacy in the Pharmacy Store. Also have a real picture of the problems of pharmacy practice and learn the strategies and activities that can be done in order to develop the practice of pharmacy in the Pharmacy Store Keywords Internship, Pharmacy Store, Apothec ary.Pages xiv 42 pages 14 appendix Bibliography 7 1997 ndash 2016 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apep Insan Parid AP
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai respon pedagang kaki lima terhadap kebijakan penertiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung. Penelitian ini penting mengingat adanya respon pedagang yang mengakibatkan kebijakan penertiban berjalan tidak efektif, bahkan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Padahal kebijakan penertiban bertujuan untuk menata kota dalam rangka menyukseskan Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Genah, Mereunah dan Tumaninah.
Penelitian ini difokuskan di Jl. Merdeka sebagai lokasi yang terkena kebijakan sesuai dengan keputusan Walikota Nomor : 511.23/Kep.1322-huk/2001 Tentang Lokasi Bebas Kegiatan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui proses studi kepustakaan, wawancara dengan informan, dan pengamatan dilapangan. Informan penelitian berasal dari pejabat Pemerintah Kota Bandung dan beberapa pedagang kaki lima sebagai objek kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasi penertiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung tidak disetujui oleh pedagang kaki lima, penertiban mendapat. perlawanan melalui tindakan anarkhis pedagang dan dalam perkembangannya respon pedagang seolah-olah tidak mengindahkan pelarangan perkembangannya respon pedagang seolah-olah tidak mengindahkan pelarangan berjualan. Mereka tetap menjalankan usahanya seiring dengan ditariknya petugas dari lokasi penertiban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: tanggapan dan sikap pedagang, pengetahuan pedagang terhadap kebijakan, motivasi, pengalaman, kekompakan pedagang, dan budaya pedagang yang sulit diatur. Sedangkan faktor eksternal meliputi: tidak adanya fasilitas yang disediakan pemerintah, akses informasi yang kurang, perilaku petugas penertiban, situasi yang berkembang, lingkungan dan masyarakat sekitar, serta keberadaan organisasi pedagang.
Merujuk pada kondisi tersebut, perlu adanya suatu mekanisme operasi penertiban yang bisa diterima oleh pedagang dengan memberikan solusi pemecahan masalah sehingga kebijakan yang dijalankan menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini pihak Pemerintah Kota Bandung dan pihak pedagang kaki lima."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mantan
anak jalanan dalam kehidupannya saat ini memiliki konsep diri atau gambaran terhadap dirinya
dari apa yang sudah mereka alami dalam peristiwa dan pengalamannya di masa lalu. Melalui konsep
dirinya, mantan anak jalanan menampilkan simbol-simbol yang telah mereka beri makna dan telah mereka
pertukarkanhingga mereka tampilkan dalam tindakannya saat ini.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah konsep diri mantan anak jalanan dan bagaimanakah makna simbolik yang
dipertukarkan oleh mereka.Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori interaksi simbolik menurut
Blumer dan Mead serta teori
the looking glass self
menurut Cooley. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan fenomenologi sebagai metode penelitiannya. Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan,
didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari keempat kelompok makna konsep diri yang
melekat pada diri mereka, yaitu peran ekonomi, moral, harga diri, dan aktualisasi diri, mereka melakukan
sebuah pertukaran simbol yang telah mereka beri makna lalu mereka tunjukkan melalui tindakan berupa
penampilan dan perilaku."
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Sidik Roostandi
"Tesis ini merupakan penelitian mengenai konsumen Factory Outlet (FO). FO menawarkan ideologi baru dalam berbelanja, yaitu menjual 'produk sisa ekspor'. Makna 'sisa' dan 'ekspor' yang dikonstruksi oleh pengusaha (produsen) FO memiliki problematikanya tersendiri ketika dimaknai kembali oleh konsumen. Makna 'sisa' yang diikuti dengan makna 'murah' yang identik dengan konsumen kelas menengah ke bawah dan makna 'ekspor' yang diikuti dengan 'produk high-class' yang identik dengan kelas menengah ke atas menjadi kontradiksi karena pada praktiknya konsumen FO didominasi oleh konsumen kelas menengah ke atas. Tidak hanya itu saja, FO yang memiliki makna sebagai 'toko pakaian' menjadi kontradiksi karena FO juga dimaknai sebagai 'objek wisata'. Keragaman pemaknaan tersebut menggambarkan bagaimana proses pemaknaan konsumen terhadap suatu artefak budaya terus dikontestasikan (ideologis) dan tidak semata-mata 'tunduk' pada ideologi dominan. Hal tersebut membuat ideologi berhubungan dengan identitas konsumen (formasi sosial) yang terbentuk di FO. Ideologi dan identitas konsumen merupakan fokus analisis penelitian ini.

This thesis examines Factory Outlet (FO) consumers. FO comes up with a 'new ideology of shopping; selling excess export products'. The meaning of 'excess' and 'export' which is defined by the cultural producer have their own contradiction when it is redefined by the consumers. The quality of 'excess' that implies the quality of 'cheap' and the quality of 'export' that implies the quality of 'high-class product' represents a particular group of consumers. The lower-middle class is identified with the quality of 'cheap' while the upper-middle class is identified with 'high-class product'. The identifications present a contradiction when, on the practice, the FO is dominated by the upper-middle class consumer. Moreover, FO as a place has two meanings; as a clothing store and as a tourist object. The various meanings of FO occupy consumers as the significant element of culture that actively defines a cultural artifact (FO). Consumer activities in FO are considered ideological since they contest their ideology with the dominant ideology of shopping. Therefore, ideology relates to the construction of consumer identity or social formation in FO. Ideology and identity of FO consumers are the frameworks of this research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T39168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Widdyastuti
"Skripsi ini membahas bagaimana persebaran tipologi factory outlet di Kota Bandung menurut kelas jalan serta hubungannya dengan karakteristik pengunjung dilihat dari asal dan tipologi pengunjungnya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis deskriptif keruangan. Hasil penelitian adalah Factory outlet di Kota Bandung cenderung berlokasi pada jalan dengan kegiatan wisata dan fasilitas pendukung pariwisata serta didominasi oleh factory outlet yang mengutamakan kelengkapan barang dan fasilitas. Ditemukan perbedaan karakteristik pengunjung pada factory outlet yang berlokasi di jalan wisata pada hari libur dan hari kerja dilihat dari asal dan tipologi pengunjungnya. Tidak ditemukan perbedaan karakteristik pengunjung pada factory outlet yang berlokasi di luar dari jalan wisata pada hari libur dan hari kerja dilihat dari asal dan tipologi pengunjungnya.

This theses discuss on how is the distribution of factory outlet typology in Bandung. Based on customers characteristics in terms of place of origin and their typology. This is a qualitative research which using spatial description analysis. In Bandung, factory outlets tend to distibute dominantly on tourism street. Those outlets are categorized as complete products and services or facilities. There are customers characteristics differences between factory outlets which are located on the tourism street in the holidays and working days. There are no customers characteristics differences between factory outlets which are located on the non tourism street in the holidays and working days."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Sidik Roostandi
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai konsumen Factory Outlet (FO). FO menawarkan ideologi baru dalam berbelanja, yaitu menjual ?produk sisa ekspor?. Makna ?sisa? dan ?ekspor? yang dikonstruksi oleh pengusaha (produsen) FO memiliki problematikanya tersendiri ketika dimaknai kembali oleh konsumen. Makna ?sisa? yang diikuti dengan makna ?murah? yang identik dengan konsumen kelas menengah ke bawah dan makna ?ekspor? yang diikuti dengan ?produk high-class? yang identik dengan kelas menengah ke atas menjadi kontradiksi karena pada praktiknya konsumen FO didominasi oleh konsumen kelas menengah ke atas. Tidak hanya itu saja, FO yang memiliki makna sebagai ?toko pakaian? menjadi kontradiksi karena FO juga dimaknai sebagai ?objek wisata?. Keragaman pemaknaan tersebut menggambarkan bagaimana proses pemaknaan konsumen terhadap suatu artefak budaya terus dikontestasikan (ideologis) dan tidak semata-mata ?tunduk? pada ideologi dominan. Hal tersebut membuat ideologi berhubungan dengan identitas konsumen (formasi sosial) yang terbentuk di FO. Ideologi dan identitas konsumen merupakan fokus analisis penelitian ini.

ABSTRACT
This thesis examines Factory Outlet (FO) consumers. FO comes up with a ?new ideology? of shopping; selling ?excess export products?. The meaning of ?excess? and ?export? which is defined by the cultural producer have their own contradiction when it is redefined by the consumers. The quality of ?excess? that implies the quality of ?cheap? and the quality of ?export? that implies the quality of ?high-class product? represents a particular group of consumers. The lower-middle class is identified with the quality of ?cheap? while the upper-middle class is identified with ?high-class product?. The identifications present a contradiction when, on the practice, the FO is dominated by the upper-middle class consumer. Moreover, FO as a place has two meanings; as a clothing store and as a tourist object. The various meanings of FO occupy consumers as the significant element of culture that actively defines a cultural artifact (FO). Consumer activities in FO are considered ideological since they contest their ideology with the dominant ideology of shopping. Therefore, ideology relates to the construction of consumer identity or social formation in FO. Ideology and identity of FO consumers are the frameworks of this research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27901
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmawati
"ABSTRAK
Paradigma pembangunan yang selama ini selalu berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi secara nyata kurang memberikan hasil yang maksimal. Salah satu akibat dari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kemiskinan yang tinggi dan angka pengangguran yang setiap tahun bertambah. Peluang kerja sebagai tempt untuk mengembangkan diri sangat susah ditemui sehingga sebagian besar dari masyarakat memilih jalur informal dan salah satunya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL). Untuk itu Pemerintah Kota Bogor membuat suatu program Penataan Pedagang Kaki Lima yang salah satu tujuannya adalah untuk memberi ketenangan bagi para pedagang melakukan usahanya.
Kegiatan Penataan Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh Pemda Kota
Bogor adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menempatkan pedagang sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang ada di kota Bogor dengan cara membina keberadaan mereka dan menjadikan mereka sebagai subyek pembangunan.
Hal ini penting karena paradikma pembangunan bukan lagi berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tetapi berusaha untuk memberdayakan masyarakat sebagai subyek pembangunan.
Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan penataan
pedagang kaki Lima khususnya kegiatan pengawasan dan pengendalian pasca penataan oleh Pemda Kota Bogor yang menggunakan pendekatan pengawasan yang disampaikan oleh Hellriegel dan Slocum dengan elemen pengawasan human input control, reward and punishment system, formal structures, policy and rules, budged
and Mechanical control or machine controls dan pendekatan pengendalian yang disampaikan oleh Mockles dengan empat langkahnya yaitu menetapkan standar dan
metode pengukuran prestasi kerja, pengukuran prestasi kerja, menetapkan prestasi kerja sesuai standar dan mengambil tindakan korektif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik purpuse sampling dengan lokasi penelitian di Lokasi I yaitu di Jalan M.A Salmun, Jl. Dewi Sartika dan Jl. Nyi Raja Permas Kota Bogor.
Kegiatan Penataan Pedagang Kaki Lima di Lokasi I sudah dilaksanakan pada tahun 2005 dan para pedagang sudah menempati lokasi yang disediakan oleh Pemda Kota Bogor. Dalam kurun waktu dua tahun pada lokasi yang sama terjadi penambahan pedagang yang mencapai lebih kurang 1000 pedagang. Dengan penambahan jumlah pedagang ini maka dapat dilihat bahwa salah satu rangkaian kegiatan penataan PKL yaitu Pengawasan dan Pengendalian kurang berjalan .
Pentingnya kegiatan pengawasan dan pengendalian ini adalah dalam rangka pencapaian tujuan dari suatu program yang sudah direncanakan karena pengawasan dan pengendalian adalah salah satu rangkaian dari satu proses kegiatan yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan dimaksud. Untuk itu perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian khususnya dengan memenuhi elemen dari pengawasan dan pengendalian untuk kegiatan penataan Pedagang Kaki Lima dimasa yang akan datang."
2007
T 20184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>