Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Winarto
"Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia memiliki kota-kota besar yang sedang gencar dalam pembangunan dan investasi. Salah satu bentuk investasinya adalah dengan membangun gedung-gedung tinggi baik untuk perkantoran; hunian maupun fungsi komersial lainnya.
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam darah yang rawan terkena gempa, karena memang berada pada garis lintasan gempa. Dengan demikian perlu adanya pemikiran bahwa dalam perencanaan pembangunan gedung-gedung tinggi, faktor keamanan pada saat gempa menjadi sangat penting, peristiwa gempa Kobe tahun 1995 harusiah menjadi pelajaran, dimana kerugian yang ditimbulkan sangatlah besar.
Di negara-negara seperti Amerika dan Jepang sebenamya teknologi bangunan tahan gempa sudah dikembangkan. Bahkan peraturan tentang persyaratan bangunan tahan gempa sudah dibuat. Perkembangan yang terjadi di Indonesia mulai menuju ke arah Sana.
Hal utama yang menjadi perhatian terhadap masalah ini adalah bagaimana merencanakan suatu bangunan yang bila terjadi pembebanan gempa hanya mengalami kerusakan struktural seminimal mungkin, yang berarti bahwa bangunan masih dapat berdiri pada saat penghuninya diselamatkan.
Penulis tertarik untuk studi terhadap penyelesaian arsitektur yang dapat dilakukan untuk mencegah kerugian yang besar akibat kerusakan bangunan karena gempa. Masalah konfigurasi bangunan secara keseluruhan tampaknya menjadi point yang bisa dipecahkan oleh seorang arsitek dalam kaitannya dengan perancangan bangunan tinggi tahan gempa.
Dalam studi ini akan dilihat beberapa kasus yang terjadi pada bangunan-bangunan tinggi di Jakarta. Analisis yang diadakan akan berdasarkan teori-teori umum tentang gempa dan struktur bangunan tinggi dan karakteristik gempa di Jakarta. Sehingga dapat diperoleh hasil perbandingan yang dapat menjadi salah satu acuan dalam perancangan bangunan tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastro Achmad Apriyanto
"Dari berbagai sumber media massa, dikatakan bahwa gempa yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan rumah-rumah roboh, penduduk kehilangan harta benda dan bahkan nyawa. Seringnya, korban yang tewas dikarenakan tertimpa oleh bangunan rumahnya yang roboh saat mereka berada didalamnya. Robohnya rumah- rumah disebabkan kurangnya prasyarat teknis bangunan dalam menghadapi guncangan gempa bumi. Ini menjadi sebuah indikasi bahwa di Indonesia, pengetahuan tentang gempa bumi masih minim. Peraturan-peraturan pemerintah tentang syarat pembangunan gedung yang tahan gempa juga tidak kuat mengikat, apalagi untuk daerah pedesaan. Kondisi ini terus mengancam penduduk yang berada di daerah-daerah rawan gempa dan tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana seharusnya menghadapi gempa yang terjadi, baik preventif maupun progresif.
Lemahnya perekonomian rata-rata penduduk bukan berarti tidak bisa menggunakan struktur tahan gempa pada bangunan rumah tinggalnya. Karena struktur tahan gempa tidak harus mahal dan menggunakan teknologi mutakhir. Struktur ini pun masih dapat dibuat dari material lokal. Dengan penerapan material murah meriah dan banyak terdapat di tanah Indonesia, diharapkan dapat mereduksi bahaya gempa, khususnya untuk daerah-daerah rawan gempa.
Hal utama yang menjadi perhatian terhadap masalah ini adalah bagaimana merancang suatu bangunan yang bila terjadi gempa, tidak mengalami kerusakan struktural yang berarti. Ini berarti bahwa bangunan masih dapat berdiri dan keselamatan penghuninya masih tetap terjaga.
Saya tertarik untuk melakukan suatu studi terhadap penyelesaian desain struktur tahan gempa. Masalah konfigurasi struktur secara keseluruhan tampaknya menjadi poin yang bisa dipecahkan oleh seorang arsitek secara prinsipil.
Dalam studi ini ini akan dilihat beberapa kasus kerusakan bangunan yang terjadi akibat gempa. Analisa yang diadakan akan berdasarkan teori-teori umum tentang gempa dan perilaku struktur bangunan ringan. Sehingga dapat diperoleh hasil perbandingan yang dapat menjadi salah satu acuan dalam desain arsitektur bangunan ringan yang tahan gempa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muto, Kiyoshi
Jakarta: Erlangga, 1990
693.852 MUT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Erlangga, 1993
693.852 MUT at (1);693.852 MUT at (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulardi
"Dalam tesis ini dibahas respon dinamis system kontrol pasif yang terdiri dari system isolasi dan tangki air sebagai redaman pada struktur gedung tahan gempa.
Model dibuat dengan tiga derajat kebebasan (three-degree-of freedom) yang terdiri dari system isolasi, struktur gedung, dan air dalam tangki. Pergerakan air dan struktur gedung berinteraksi dengan menggunakan model yang diberikan oleh Housner (1963).
Struktur gedung dimodelkan sebagai portal yang masing-masing nodal mempunyai tiga derajat kebebasan (3DOF), air yang bergerak apabila terjadi gempa secara alami akan mempunyai pergerakan yang berlawanan dengan arah datangnya gempa, dan system isolasi keduanya merupakan system kontrol pasif.
Analisa yang dilakukan pada struktur gedung dengan tangki air dalam keadaan penuh, kosong dan dicoba berapakah isi air dalam tangki yang optimum untuk mendapatkan respon dinamis yang paling efektif.
Hasil anlisa dengan menggunakan system kontrol ini terhadap momen guling, gaya geser, dan simpangan maksimum apabila dibandingkan dengan struktur gedung dasar terjepit dan tanpa tangki air ternyata sangat efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Pandi
"Akhir-akhir ini negara kita, Indonesia sering dilanda bencana gempa baik yang berskala kecil hingga besar, sehingga akibat dari gempa tersebut banyak rumah tinggal yang mengalami kerusakan bahkan hingga roboh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan probabilitas risiko kerusakan akibat gempa pada rumah tinggal tipe 142 di salah satu perumahaan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode experts judgement untuk memperkirakan probabilitas kerusakan rumah tinggal tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerusakan rumah tinggal tipe 142 dapat di presentasikan sebagai kurva fungsi kerapatan probabilitas tipe Gamma 1, dimana risiko kerusakan dominan pada rumah tinggal tipe 142 adalah slight damage.

Lately our country, Indonesia is frequently hit by earthquakes from small to large scale, where the quake caused a lot of houses that were light damaged even to collapse. The purpose of this research is to estimate damage risk probability of 142 type landed house in one of the Real Estate in Depok City due to earthquake. This research used experts judgement method to estimate the damage risk probability of the landed house. The result of this research has shown that the damage of 142 type landed house could be represented as probability density function gamma 1 type, where the dominant damage risk for the 142 type of landed house is shown by slight damage category."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Sorta Marthalena
"Peristiwa tsunami 26 Desember 2004 memang sangat memilukan, tidak hanya bagi korban, tetapi juga mereka yang menyaksikannya secara tidak langsung. Namun di sisi lain, peristiwa ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran dan refleksi yang baik untuk dipelajari bersama. Salah satunya adalah mengenai aksesibilitas. Sebagai wilayah yang paling banyak memakan korban jiwa, NAD mengalami peningkatan dalam jumlah penyandang cacat sehingga mereka perlu diberikan bantuan yang dapat menunjang kehidupannya di masa yang akan datang. Salah satu caranya adalah dengan membenkan lingkungan fisik atau binaan yang sesuai. Kondisi tersebut tercapainya pnnsip aksesibilitas diterapkan di dalamnya. Aksesibilitas bukan berarti memberikan fasilitas, tetapi menghilangkan semua hambatan agar sebuah lingkungan fisik ataupun bangunan dapat dipakai oleh sstiap orang, tanpa membedakan kekurangan dan kelebihan vany ada pada dirinya. Pihak yang membantu NAD. terutama Non-Government Organization (NGO). memiliki desain masing-masing dalam menerapkan aksesibilitas. Prinsipnva, mereka ?membuat desain tersebut berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia dan building code Propinsi Nonggroe Aceh Darussalam. Hal tersebut bertujuan supaya tidak lerjadi pelanggaran norma-norma ataupun ketentuan yang berlaku di negara ini. Padahal, aksesibilitas dapat diterapkan melalui pendekatan kebutuhan dan keadaan diri pengguna bangunan. Cara terakhir ini tentu saja suiit diterapkan di NAD karena akan memunculkan ketidakadilan antar korban yang selamat dan memakan waktu lebih lama lagi. Pada akhirnya, setiap desain yang ada di NAD saat ini, terutama rumah tinggal, memiliki kemiripan satu dengan yang lain, meskipun berusal dari NGO yang berbeda. Namun demikian, prinsip aksesibilitas yang ada pada setiap desain tersebut letap dapat menjadi bahan pembelaiaran yang berguna untuk diterapkan di masa yang akan datang. terutama di daerah-daerah vang rawan bencan alam di Indonesia.

The tsunami tragedy in December 26, 2004 was very devastating, not only for tlie victims, butt also the people who watched it. In the other side, this tragedy also can be good lesson and reflection for all of us. One thing, can be sure is about the accessibility. As the most effected area caused by the tsunami, NAD cauht in the increasing of disabled people therefore they need help to support their live in the near future. One way to do that is by giving them suffice physical environment. That condition can be achieved by enforcing the accessibility inside it. Accessibility is not about giving facility, by erasing the barrier so that the physical environment can be used by all of the people, without making differentiatee between their strength and weakness. The helpers in NAD, especially Non-Government Organization (NGO), have their own design to enforce the accessibility. Principally, they make the design based on the regulations that prevail in Indonesia and buildig code of Nanggroe Aceh Darussalam Province. This matter happen head for to avoid violation against the norms or regulation in this country. Whereas, accessibility can be approach through needs and conditions of the users in the building. It's obvious that this last method is difficult to implement because it can bring out injustice among the victims and take more time. At the end, right now a lot of designs in NAD, especially houses, have a similarity, although it was made by different NGO. However, the principle of accessibility in these design still can be a useful substance of lesson to implement in the near future, especially in the area that potentially dangerous to nature disaster in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Mario Rannu
"Keamanan dan rasa aman tinggal di dalam hunian bantuan pasca gempa dan tsunami adalah faktor yang sangat penting. Hunian bantuan yang tahan gempa dan lebih tahan terhadap tsunami dibutuhkan, agar manusia dapat tinggal dengan aman di dalamnya. Rasa aman diperlukan agar manusia dapat dengan nyaman tinggal di dalam hunian bantuan tersebut. Masalahnya adalah belum ada evaluasi di Aceh, yang pertama terhadap keamanan tinggal di dalam hunian bantuan dari gempa dan tsunami, dan yang kedua terhadap pembentukkan rasa aman manusia yang tinggal di dalam hunian bantuan selama proses pembangunan. Untuk menjawab masalah secara umum, dilakukan kajian teori tentang prinsip desain tahan gempa dan tsunami, serta kajian teori tentang pembentukkan rasa aman pada manusia. Lebih jauh, dilakukan studi kasus pada hunian bantuan pasca gempa dan tsunami di Kampung Lam Teh, untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ada. Keselamatan pengguna merupakan faktor utama yang harus dipikirkan dalam desain tahan gempa dan tsunami. Desain hunian serta penataan permukiman yang baik akan menciptakan keamanan tinggal di dalam hunian bantuan. Apa yang ada dalam diri manusia menentukan cepat atau lambatnya proses pemulihan psikososial (juga rasa aman) pasca gempa dan tsunami di Aceh. Dari luar, metode partisipatif masyarakat dan dukungan masyarakat sekitar secara jelas membantu proses pemulihan psikososial korban. Rasa aman sifatnya relatif, berbeda-beda pada tiap individu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Dzulfikar
"Struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi di Indonesia masih jarang digunakan karena lemah terhadap geser pada sambungan kolom-slab. Dengan demikian dalam melakukan perencanaan struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi harus dikombinasikan dengan sistem struktur penahan beban lateral yaitu kombinansi dinding geser struktural khusus dan perimeter frame SRPMK. Struktur flat plate hanya didesain sebagai struktur penahan beban gravitasi. Hubugan kolom-slab harus memiliki kapasitas untuk mampu mengikuti deformasi yang telah diperbesar oleh faktor defleksi Cd akibat beban gempa. Proporsi dimensi kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Semakin kecil dimensi kolom maka semakin kecil gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Pada wilayah gempa menengah struktur flat plate dapat digunakan sebagai bagian dari sistem penahan beban lateral. Dalam perencanaan ini struktur flat plate dimodelkan sebagai equivalent slab-beam yang merupakan bagian sistem rangka pemikul momen menengah. Sistem penahan beban lateral pada perencanaan pada wilayah gempa menengah merupakan kombinasi dari dinding geser struktural khusus, perimeter frame SRPMM dan slab-column frame SRMM . Dari hasil analisa didapatkan bahwa jika perencanaan mengikuti kaidah perencanaan tersebut maka flat plate dapat digunakan pada wilayah gempa tinggi dan menengah dan struktur masih bersifat daktail.

Flat plate structure for high seismic risk region in Indonesia is not commonly used because it has high risk on shear failure on the slab column connection. Therefore the building design in high seismic risk region should be combined with lateral resisting system, a dual system combining shearwall and perimeter frame SMRF . Flat plate structure is only designed as gravity resisting system. Slab column connection should have capacity to follow the bigger deformation by deflection factor Cd caused by lateral force. The proportion of the interior column dimension would determine the amount of lateral force received. The smaller the column dimension, the smaller the lateral force accepted by the column itself. In an region with medium seismic risk, flat plate structure can be used as component to resist lateral force. In this kind of design, flat plate is modeled as equivalent slab beam which also a part of slab column moment frames. Lateral resisting system component in the medium seismic risk region is a combination of shear wall and slab column moment frames IMRF . From this design, the writer found that if the design follow the guidelines plan, the flat plate can be used both in high seismic risk region and medium seismic risk region and structure is still ductile.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>