Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leony Indriyani
"Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam pembentukannya, rumah dipengaruhi oleh berbagai hal. Baik itu dari segi fisik seperti iklim dan tapak maupun dari segi non Hsik seperti kepercayaan dan budaya. Di masa Iampau, kebudayaan pernah menjadi kekuatan yang luar biasa dalam mengatur masyarakat. Akibatnya hasil karya manusia yang berkebudayaan itu pun memiliki hubungan yang begitu erat dengan kebudayaan itu sendiri, termasuk di dalamnya arsitektur.
Hubungan yang erat pada masa-masa pra industri itu kini tergoncang dengan adanya serangan dari banyak pihak Iuar, baik dari perubahan alam, maupun masuknya kebudayaan-kebudayaan asing dengan nilai-nilai barunya yang mengakibatkan munculnya kebutuhan-kebutuhan baru yang harus dipenuhi oleh 'rumah'. Pada masa ini, budaya bekerja sama dengan faktor-faktor luar tersebut membentuk arsitektur 'rumah' yang baru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Mulyadi
"-"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sari
"Arsitektur rumah sebagai hasil tingkah laku manusia, tentunya sangat dipengaruhi oleh aspek manusia itu sendiri. Salah satu aspek tersebut adalah kepribadian. Dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, tiap-tiap individu dapat memiliki kepribadian yang sama, yang disebut juga kepribadian kolektif. Bagaimana hubungan antara kepribadian kolektif suatu masyarakat dan arsitektur rumahnya. Untuk menjelaskan hubungan tersebut, peninjauan melalui arsitektur dan beberapa bidang studi lain, khususnya antropologi-psikologi sangat diperlukan. Sebagai kasus diambil, arsitektur rumah Betawi. Dari anahsis terlihat beberapa petunjuk bahwa kepribadian kolektif masyarakat Betawi dapat mempengaruhi arsitektur rumahnya atau dengan kata lain arsitektur rumah suatu masyarakat dapat mencem inkan kepribadian kolektifnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khristinawati Ursula
"Arsitektur fluida adalah salah satu aliran arsitektur yang masih baru dibahas akhir-akhir ini. Beberapa arsitek menggunakannya sebagai konsep untuk menghasilkan karya mereka sehingga banyak sekali penafsiran mengenai arsitektur fluida sendiri. Dimana hal itu diwujudkan dari bentuknya dan juga materialnya seperti yang kita lihat selama ini. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah apakah arsitektur fluida ini mempunyai arti yang lebih mendalam dari sekedar bentuk fisiknya saja? Untuk mendapatkan definisi yang lebih mendalam mengenai arsitektur fluida, terdapat tiga orang arsitek muda yang dalam karyanya didasarkan pada konsep arsitektur fluida ini dan juga seorang pakar budaya yang menulis mengenai pengalaman kita sehari-hari, dimana hal itu merupakan arsitektur fluida.
Dengan mengamati cara keempat ahli ini mengenai arsitektur fluida, penulis mencoba menyimpulkan mengenai hal-hal apa saja yang menjadi aspek utama dalam arsitektur fluida ini. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa temyata arsitektur fluida itu tidak hanya sekedar lepas dari Euclidian geometry yang kita ketahui selama ini, tetapi juga membangun suatu bangunan yang dapat bertingkah laku seperti manusia. Selain itu, terdapat juga beberapa kriteria lain yang membuat arsitektur fluida berbeda dari arsitektur lainnya, seperti penggunaan medium alien yang mendeskripsikan posisi antara dan juga penggunaan komputerisasi dalam proses disain dan dalam sistem operasinya. Sehingga kita akan mengalami pengalaman yang berbeda setiap kali kita berada dalam bangunan tersebut.

Fluid Architecture is one style in architecture, which is recently studied. Some architects use this concept in their masterpieces. There are many interpretations about this concept. And it's shaped to its form and materials. Just what we've seen all this time. But, is there another definition about this concept that is more circumstancial than its physical form? To get the more circumstantial definition about fluid architecture, there are 3 young architects that their works are based on this concept and a cultural theorist that wrote about his daily experiences that describes main concept of fluid architecture.
By perceiving the way of them about Fluid Architecture, we can take a conclusion what things that actually include and become the prime aspect about Fluid Architecture. That fuid architecture is not just about getting out from the Euclidian geometry that we know today but also to build a building that can act and react as a human being. Beside that, there are another ideas that make fluid architecture different from other architectures, like uses of the alien medium that describes in-between position and the uses of computers technology in the design process and in the operation system. So we will have a different experience everytime we use the building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angki W. Perdana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Novita Sari
"Bangunan peribadatan merupakan ruang sosial yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, baik secara individu maupun komunal. Pemaknaan ruang ephemeral dapat dilihat melalui kehadiran ruang dalam jangka waktu tertentu selama suatu kegiatan berlangsung, dan akan menghilang setelah mewujudkan fungsi dan tujuan dari individu yang membentuk ruang. Kelenteng merupakan salah satu bangunan peribadatan memiliki ruang-ruang yang disusun atas kepercayaan, nilai dan konsep filosofis kebudayaan Cina, sehingga di dalamnya juga terdapat tingkatan hierarki serta makna. Kajian ini secara khusus akan membahas mengenai tingkatan hierarki ruang pada Vihara Tri Ratna, mulai dari sakral hinggal profan dan juga makna yang terbentuk pada ruang terbuka sebagai area yang aktif digunakan untuk ritual sembahyang individu ataupun komunal. Melalui tahapan pengumpulan sumber data, pengolahan sumber data dengan memasukkan konteks ke dalamnya untuk memperoleh bukti arkeologis, serta interpretasi, penelitian ini bertujuan untuk melihat hierarki ruang pada kelenteng, serta makna ruang yang dapat ditelusuri melalui elemen-elemen pembentuk ruang ephemeral dengan melihat ruang terbuka sebagai frontier and bridge dan juga theatre of action. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa adanya dualitas makna antara frontier and bridges menjadi theatre of action, antara ruang semi-sakral menjadi sakral, pada saat ruang ephemeral terbentuk dan hilang.

Religious building is a social space used for various social activities, individually and communally. The meaning of ephemeral space could be seen through the presence of space in certain period of time during an activity and will disappear after the purpose of the created space has been finished. Chinese temple is one of religious building consist of spaces which are arranged based on the belief, values, and philosophical concept of Chinese culture, and there are also levels of hierarchy and meaning in it. This study will specifically discuss about the level of spacial hierarchy in Vihara Tri Ratna, start from the sacred area to the profane, and the meaning of the temple’s open space which is actively used for individual and communal ritual prayer. Through a series of method consist of data gathering, processing data by applying context in order to be archaeological evidence, and interpretation, this paper aim to see the hierarchy of the Chinese temple’s spaces, as well as the meaning of space which could be traced through the formed element of an ephemeral space by seeing temple’s open space as ‘frontier and bridges’ and ‘the theatre of action’. The results of the study indicate a duality of meaning between frontier and bridges to become the theatre of action, between semi-sacred space to sacred, at a certain point when ephemeral space is appeared and disappeared."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fauzia
"Kehadiran arsiteinur dalam menghadirkan mang bagi manusia tidaklah tak terbatas. Kebutuhan mendasar manusia berupa ruang bernaung, mempakan tanggungjawab moral profesi seorang arsitek, sejak ilmu ini ditelunran. Arsitektur seharusnya dapat menciptakan ruang berkegiatan yang nyaman bagi segenap golongan manusia dalam segala benluk kegiatannya, tanpa memandang dari tingkatan kelas dan golongan mana ia brasal. Arsiteklur berbicara dan berkomunikasi kepada manusia, hadir sebagai ilmu yang manusiawi, yang kehadirannya akan utuh bile dapal menjawab kekurangan akan kebutuhan fisiologis akan naungan yang mendasar, yang hadir dari segaia fenomena di dunia. Kehadiran bencana alam dan bencana dalam masyarakat adalah fenomena tak terelakkan yang antara lain melahirkan golongan manusia yang kita sebut pengungsi_ dimana dalam segaia kalerbatasannya membutuhkan ruang untuk bemaung, yang seringkali terabaikan.
Berkaitan dngan itu, dunia arsilektur mempunyai tanggungjawab sosial dan tantangan untuk merealisasikan ruang bagi para pengungsi tersebut. Keterbatasan, kedaruratan, ketidak permanenan dan massa, yang biasanya berjumlah besar membutuhkan perhatian dan penelaahan lebih lanjut agar dapat tencipta ruang bernaung yang dapat menawarkan kenyamanan bagi meneka, dimana dituntut pula tercipta bentuk ruang yang responsif yang mampu mengatasi kecemasan psikologi para pengungsi tersebut dan memberikan rasa aman dan terlindungi.
Sebagai jawaban atas keadaan yang ada, arsitektur dengan bentuk dan citranya, dengan segala penyesuaian yang adaptif untuk manusia berstatus pengungsi, hams dapat bersinergi dengan mang dan waktu yang tersedia. Dibutuhkan peninjauan ulang atas tipe ruang beninggal yang sudah ada, baik itu yang berupa usulan maupun yang telah dipergunakan. Analisa atas peninjauan ruang bertinggal dmarapkan memherikan masukan dasar pertimbangan adaptasi arsitektur yang manusiawi mengenai kebutuhan ruang bemaung dan berkegiatan bagi pengungsi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Seffiliya
"Skripsi ini membahas pentingnya jati diri dalam arsitektur di Indonesia. Jati diri dikaji melalui penelusuran terhadap sejarah Indonesia dan perkembangan arsitektur pada masanya. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap arsitek tentang bagaimana menunjukkan jati diri dalam rancangan masa kini. Tulisan ini adalah tulisan deskriptif.
Tujuan tulisan ini adalah mengetahui tentang jati diri dalam arsitektur di Indonesia dan menelusuri pemikiran arsitek Indonesia untuk menunjukkan jati diri dalam rancangan mereka. Kajian skripsi ini menghasilkan suatu penjabaran mengenai keadaan jati diri arsitektur di Indonesia dan keadaan arsitek dalam upaya menunjukkannya dalam rancangan mereka.

This thesis discusses the importance of identity in architecture in Indonesia. Identity is discovered through a search of Indonesian history and the development of the architecture of its time. Further, in this thesis are the observations of the architects on how to show identity in contemporary design. This thesis is a descriptive writing.
The purpose of this thesis is to know about identity in architecture in Indonesia and to acknowledge the thoughts of Indonesian architects on showing identity in their designs. The study of this thesis is to produce a discovering of the state of architectural identity in Indonesia and of the architects in their effort to show identity in their contemporary designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52280
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Rakun
"Arsiteklur hadir untuk menjawab kebutuhan dasar manusia: bernaung. Karena alam tldak menyediakan cukup naungan alamiah, manusia mulai membuat naungannya sendiri. Dari sini manusia mulai mengerti tentang lingkung bangun, lingkung bina, dan akibat dari lingkungan ini terhadap kehidupan sosial budaya mereka. Setelah beberapa puluh ribu tahun, diakibatkan oleh banyak inovasi di bidang ekonomi dan pemenuhan kebutuhan, memperluas skala lingkung bina manusia sampai menjadi apa yang kini kita kenal dengan kota. Industrialisasi, urbanisasi, globalisasi, kapitalisasi, politisasi, dan berbagai macam proses kompleks lain mewarnai kehidupan manusia, dan tak terhindarinya pengaruh terhadap arsitektur.
Cara arsitektur dipraktekkan dan dlajarkan di dalam konteks yang berkembang dalam kota di Indonesia adalah latar belakang tulisan ini_ Bagaimana arsitektur dalam perkembangannya telah menjadi sesuatu yang dianggap hasil kebudayaan tinggi dan eksklusif, sehingga tak terjangkau, tunduk pada kapital dan permintaan pasar. sehingga hanya melayani sebagian kecil kebutuhan masyarakat, melenceng dari latar belakang hadirnya disiplin ini, Tulisan ini mengacu pada pandangan tentang produksi ruang yang dalam proses kapitalisasi, industrialisasi, urbanisasi telah menggeser makna arsitektur, dan argumentasi Roland Barthes tentang kemungkinan baru dari keadaan yang tak dapat dibalikkan akibat kapitalisasi hadir. Kedua cara memandang yang berbeda diharapkan dapat mengakibatkan hasil yang berbeda. Kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota besar"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Reynhard Tambos Maruli Tua
"Beberapa bangunan kadang terlihat memiliki kekuatan diantara bangunan-bangunan di sekitarnya, seperti bangunan-bangunan pemerintahan, bangunan-bangunan bersejarah. Saya ingin menganalisa bagaimana bangunan-bangunan tersebut menyampaikan pengaruhnya kepada manusia sehingga manusia dapat merasakan kekuasannya. Hal ini mungkin dapat dilihat dari penggunaan bentuk-bentuk elemen-elemen yang digunakan, tata letak bangunan di site, tata letak site terhadap bangunan-bangunan atau site lain di sekitarnya, penggunaan warna, dsb.

Some buildings seem to have a power among the others which surround it, such as government buildings, old buildings which have important history, etc. I would like to analyze how these buildings give effects to us so that we can feel it's Power. Possibly it can be explain by building elements, building position at the site, the influence of site position toward the others site and buildings surrounding it, colour using, etc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>