Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Deasy Puspitasari
"Ruang pada alam merupakan suatu bentuk arsitektur kompleks yang terbentuk dengan sendirinya. Sejak lama alam semesta dapat menjadi inspirasi yang berperan dalam menentukan perancangan sebuah karya arsitektur. Sementara itu perkembangan jaman menimbulkan banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Adanya perubahan yang terjadi dalam dunia arsitektur mengindikasikan ketidakpuasan dan belum tercapainya kondisi yang ideal, dan kehidupan urban yang notabene menjadi pusat kebudayaan dan perekonomian memiliki pengaruh yang tidak sedikit dalam perkembangan ini. Perubahan kebudayaan serta teknologi informasi yang pesat juga mempengaruhi pola pikir kebanyakan masyarakat urban dengan tingkat perekonomian yang makmur. Di sini manusia urban dengan segala intelektualitasnya membutuhkan suatu ruang untuk memenuhi ekspresi dirinya. Terjadi banyak eksperimen dan metode yang tak biasa dalam merancang dan para arsitek dewasa ini menggunakan alam sebagai alat perancangannya, namun disini alam tersebut dibentuk secara sengaja. Alam buatan (artificial nature) dalam ruang perkotaan diharapkan dapat menjadi alternatif bagi penghuni perkotaan dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai masyarakat urban. Salah satu arsitek yang menerapkan artificial nature pada karya-karyanya adalah MVRDV, dan dalam tulisan ini saya mencoba menganalisa peranan bangunan tersebut dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tinjauan dilengkapi dengan contoh serta kajian teori yang diperoleh dari studi literatur, yang dilanjutkan dengan diskusi analisis pada studi kasus karya MVRDV. Dari sini akan diperoleh suatu pemahaman tentang alam buatan dalam arsitektur dan kaitannya dengan kehidupan masyarakat urban.

Space in nature is a complex architecture that is created on its own. For a long time the nature can be an inspiration that can influence an architectural piece. Meanwhile the development of an era has created many changes to many aspect of human life. The changes in the architectural world indicated the unsatisfaction to an ideal condition, and urban life which is the center of culture and economy has a big influence on this development. This changes in culture along with the development of information technology has influenced the mindset of the wealthy urban community. The urban individual with all of its intelectuality needs a space to fill up his/her expression. There has been an uncommon experiment and method in design where the architect uses nature as his/her design tool, but here the nature was formed on purpose. Artificial nature in the city space is hoped to be an alternative to the city inhabitants to actualize themselves as an urban community. One of the architect who implements artificial nature to its project is MVRDV, and in this thesis i will try to analyze the role of the building in the daily life of the community. Analyze is completed with example and theoritical analysis to literature study that is continued with the discussion on the case study of MVRDV. From the overall discussion, we will get the basic understanding about artificial nature in architecture its relation with the life of urban society."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2006;2006, 2006]
S48541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Kartikasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Pratomo Putri
"ABSTRAK
Skripsi ini berlatar belakang kesadaran saya dalam melihat keterhubungan antara arsitektur dan film sebagai seni spasial, khususnya melihat kedua aspek tersebut dari pandangan Rem Koolhaas. Rem Koolhaas merupakan salah satu arsitek yang memiliki latar belakang sebagai penulis skenario film. Menurut Koolhaas, dalam menulis skenario film dan mengorganisasikan ruang arsitektural memiliki kemiripan karena keduanya membuat hubungan antar adegan/event dalam ruang. Skripsi ini mengangkat isu tentang bagaimana hubungan representasi arsitektur dan film. Skripsi ini bertujuan untuk melihat representasi arsitektur dalam film dan representasi film dalam arsitektur yang Koolhaas aplikasikan dalam prinsip keruangannya. Dalam mengkaji kedua isu tersebut saya menggunakan teori arsitektural, film, dan montase. Studi kasus film yang dikaji adalah Body and Soul (1966) dan Ali: Fear Eats the Soul (1974), sedangkan studi kasus arsitektural yang dikaji adalah Maison à Bordeaux (1994-1998).

ABSTRAK
This thesis is based on my awareness in looking at architecture and film and finding there is a connection between them as a spatial art, especially looking at both aspects from Rem Koolhaas? point of view. Rem Koolhaas is an architect with a background as a scriptwriter. According to Koolhaas, scriptwriting and organizing architectural space both have similarities with each other, because they tend to make a connection between scenes/events in spaces. The main issue of this thesis is to see the connection between representation of architecture and film. This thesis aims to analyze the representation of architecture in film and the representation of film in architecture that Koolhaas uses as his principle of architectural space. To analyze both objectives, i used architecture, film, and montage theories. The movies that i used as case studies are Body and Soul (1966) and Ali: Fear Eats the Soul (1974) to see the theories from film perspective, and then Maison à Bordeaux (1994-1998) became my case study to analyze the theories from architectural perspective.
"
2016
S63623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Negrotti, Massimo
"In this book the author uses the term naturoid to designate any real artifact arising from our attempts to reproduce natural instances. He concentrates on activities that involve the reproduction of something existing in nature, and whose reproduction, through construction strategies which differ from natural ones, we consider to be useful, appealing or interesting."
Berlin: Springer-Verlag, 2012
e20409564
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Ajabar
"Perumahan bertema (themed housing) menjadi semacam trend dikalangan pengembang perumahan. Berbagai tipe perumahan muncul dengan berbagai tema Kota dunia, maupun Indonesia. Sebagai sebuah sirategi marketing, jurus ini cukup efektif dalam meningkatkan penjualan unit rumah. Dilihat dari wacana arsitektur sendiri, desain seperti itu hanya merupakan potongan, bahkan serpihan yang tidak memiliki makna apa-apa, semu, tanpa akar.
Terlepas dari perdebalan tersebut, bagaimana pendapat masyarakat selaku konsumen dari perumahan ini, apakah mereka membeli karena desain/konsep yang ditawarkan? Ataukah ada faktor lainnya?
Apa yang menyebabkan bentuk rekreatif dan harfiah lebih dapat diterima, disukai, dan dibeli oleh masyarakat, walaupun dennan harga yang tidak murah. Lebih jauh Iagi, bagaimana seharusnya seoiang arsitek memposisikan diri dalam wacana seperti ini?
Tulisan ini mencoba untuk melihat fenomena perumahan bertema dari sudut pandang yang berbeda; masyarakat/konsumen.

Themed housing becomes a trend in the wortd of housing developers. Many types of houses appear with many themes of worid cities, and aiso indonesian. As a rnanketing strategy, this kind of way is mostiy efticient to rise the number of house setfng. From architectural view; that kind of design are a meaningless part fake, rootless.
In the other hand, what about the public's opinion, as the consument did they buy it because of the design or concept, Or is there any other factors?
What makes many recreational forms can be accepted, liked and bought by the consuments, although with an expensive price. Further more, how do architect take his position in this condition?
This writing tries to observe the phenomena of this themed housing from different view, the consument view.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Wilis Candrawan R.
"Dalam keseharian kita, tanpa disadari hampir semua tindakan yang dilakukan selalu melalui pertimbangan politis. Politik selalu dekal dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Perubahan sistem politk yang berlangsung, memungkinkan bebasnya orang mengeluarkan ide dan gagasan. Sebagai sebuah ilmu tentang ide dan gagasan, ideologi tidak hanya hadir dalam wilayah politik. Kehadiran ideologi juga bisa dijumpai dalam berbagai bidang seperti sosial dan semi.
Ideologi dianggap juga hadir dalam karya arsitektur. Kehadiran sebuah karya dalam arsitektur bisa dimanfaatkan sebagai media penyebaran ideologi untuk kepentingan tertentu. Arsitektur menjadi Salah satu seni pelitik karena memiliki kemampuan komunikasi Iebih dalam menyampaikan makna ideologi politik tertentu dibandingkan dengan karya-karya seni Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Ekadiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Setia Herwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Windry Ramadhina
"Pada pertengahan 1960-an, Soekarno, presiden pertama Indonesia, memutuskan untuk membangun sebuah masjid nasional dengan gaya arsitektur modem yang monumental di pusat Kota Jakarta. Impiannya adalah untuk menjadikan ibukota tersebut sebagai mercu-suar dari negara-negara yang timbul. Yang kemudian menjadi penting bagi presiden ini bukanlah arsitek yang harus mendesain bangunan landmark ini, melainkan bentuk bangunan tersebut harus meninggalkan ekspresi arsitektural dari masjid lokal tradisional.
Soekarno menolak untuk membangun masjid tradisional seperti masjid Demak atau masjid Banten, la dan komunitas islam di Indonesia saat itu ingin mendirikan sebuah masjid yang lebih besar dan lebih indah dari masjid Muhammmad Ali di Cairo dengan alasan Indonesia adalah negara islam yang besar. Maka kemudian masjid tersebut terealisasi dan dikenal sebagai masjid lstiqlal.
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Suharto membudayakan arsitektur yang merefleksikan Indonesia. Pada masa inilah ide dan bentuk arsitektur Indonesia lahir kembali. Pada awal 1980-an, dikeluarkan suatu program nasional mengenai bangunan masjid. Ratusan masjid terstandardisasi yang mengadopsi citra masjid Demak dibangun di banyak daerah di Indonesia. Pengadopsian citra ini mungkin merupakan suatu usaha pemerintah baru untuk membangun otoritasnya.
Wacana “hubungan antara arsitektur dan politik" sudah sejak lama muncul. Banyak teorisi-teorisi arsitektur yang mengemukakan hal ini dalam esai-esai dan teori- teori mereka. Yang akan dibahas oleh karya tulis ini adalah arsitektur dan politik pada masa Orde Baru, sebagai masa pemerintahan yang paling lama di Indonesia, berdasarkan esai-esai teori-teori tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>