Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelana Hardianto
"Manusia adalah makhluk kompleks yang memiliki dua peran yaitu sebagai makhluk individual dan makhluk sosial. Kedua peran tersebut berpengaruh terhadap kebutuhan hidup yang harus dipenuhi manusia dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Salah satu kegiatan hidup manusia yang paling utama adalah bertinggal. Saat bertinggal manusia terwadahi dalam melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik yang berhubungan dengan peran individual maupun peran sosial. Kumpulan manusia yang saling terhubung dalam suatu wadah bertinggal atau dalam suatu kesatuan pemukiman dinamakan komunitas. Karena komunitas merupakan bentuk jamak dari manusia, maka dapat dipahami bahwa dalam berkomunitas terdapat juga kebutuhan yang berlaku dalam diri seorang manusia. Dapat dikatakan bahwa komunitas merupakan sekelompok manusia yang memiliki kemiripan dalam kebutuhan hidup dan pemenuhannya. Kemiripan ini memiliki pengaruh besar pada komunitas di kondisi tertentu. Pada kondisi tidak aman, biasanya kemiripan ini semakin berpengaruh pada kebutuhan komunitas tersebut untuk memisahkan diri. Komunitas gerbang merupakan wujud komunitas yang melakukan tindakan pemisahan diri tersebut. Namun terdapat pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya pemukiman yang sesuai bagi komunitas gerbang yang memiliki kebutuhan untuk merasa aman, serta bagaimana pemukiman tersebut dapat berfungsi maksimal dan dapat memberikan kualitas hidup bertinggal dalam komunitas yang baik bagi para anggotanya.

Human are told as complex being based on the two roles enclosed to them, which is the first role as individual being and the second as social being. These roles influence the human needs that must fulfilled by human to obtain their life sustainability. One of the most important human activities is dwelling. When an individual dwells they have shelters while doing the activity to fulfill their basic needs, individually or socially. Groups of people connected each other in one habitat or in one settlement are called community. Because community consists of people, it could be comprehend that community has the same needs as the people itself. Could be spoken that people in one community usually have similar needs and how they fulfilled their needs together. This kind of similarity influences the community enormously in several conditions. In unsafe conditions, this similarity affects the community needs to exclude themselves from other. Gated community is the kind of community that did such exclusion. There are questions emerge about how does the exact settlement that will fit to the gated community whose have the prime need to feel safe, how the settlement serve the community in the utmost way and offer the dwelling quality in community to each community constituent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius
"Kawasan permukiman yang berkembang saat ini dan diminati merupakan kawasan berupa mirip Komunitas Tergerbang. Komunitas tergerbang yang diperkenalkan di Amerika saat ini yang mendapat banyak kritik dari para perancang kota, karena menimbulkan segregasi dan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor. Komunitas tergerbang merupakan lingkungan pemukiman yang fisiknya sama seperti lingkungan perumahan pada umumnya namun hak kepemilikan atas segala yang terdapat di dalam komunitas milik komunitas tersebut. Perumahan di Indonesia yang dibangun khususnya di daerah Tangerang, memenuhi peraturan pemberian fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa jalan ke pemerintah sehingga tidak dapat disebut sebagai komunitas tergerbang. Perumahan di Indonesia melakukan pembatasan hanya pada rumahnya sedangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial berada di luar pagar. Sehingga istilah komunitas tergerbang di Indonesia sebenarnya sangat jauh dari komunitas tergerbang yang sebenarnya, walaupun ada komunitas tergerbang di Indonesia yang sesungguhnya. Komunitas tergerbang yang sebenarnya seharusnya adalah berbentuk sama seperti apartemen dengan hak milik privat tapi berupa lahan horizontal. Masalah yang ditimbulkan oleh komunitas tergerbang di Indonesia adalah permeabilitas dari sebuah kota bukan segregasi.

Housing project development like Gated Community is attract people today. Gated Community promising security and prestige to its resident. Gated Community is housing development from America which got many critics from urban planner because Gated Community makes segregation and increasement of automobile usage. Gated Community basically is neighborhood but every facilities inside this community is private. Housing development by private developer used to give a part of their land as a responsibility to government as written on Indonesian regulation. That housing development can not be longer called gated community, yet developer in Indonesia not privatize its facilities, so strangers from outside the community can access and use facilities together with private residents. The term Gated Community in Indonesia provides misleading definition from Blakely and Snyder theory about Gated Community. Gated Community should be like an a horizontal apartment. Gated Community in Indonesia is not about segregation but permeability of the city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Kurniati
"Tulisan ini membahas pemaknaan pemandian komunal di Kampung Lubuk Torob melalui praktek keseharian arsitektur yang berlangsung di pemandian. Di dalam praktek ini terdapat berbagai bentuk strategi komunitas dalam merespon kondisi yang ada dengan cara yang khas. Tulisan ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan melihat dua pemandian wanita yang ada di Kampung Lubuk Torob. Pada bagian akhir, disimpulkan bahwa melalui proses penggunaan ruang yang kompleks di pemandian, tercipta sistem nilai yang menjadi kesepakatan komunitas dalam beraktifitas di pemandian sebagai lanjutan dari nilai guna yang dihasilkan dari kegiatan berarsitektur. Sehingga sistem inilah yang menjadi unsur keindahan di dalam komunitas tersebut.

This paper aims at demonstrating the significance of communal toilet in Kampung Lubuk Torob through the practice of everyday life of architecture held in the place. In practice there are various forms of community strategies in responding to conditions in a manner that is unique. This paper is presented in descriptive form by specifically looking at two women's communal toilets in the community. In conclusion, the complexity of using space in the communal toilet creates a value system into a community agreement related to community that have activity in that communal toilet. This value system is a result of use value in practice of architecture. So, that value system becomes the element of elegance in the community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
William Elnatan Suparmo
"Near Zero Energy House nZEH merupakan sebuah bangunan yang menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi konsumsi energi tahunannya sendiri dengan berbagai persyaratan yang ada. Near Zero Energy House nZEH dapat mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan listrik PLN pada sebuah bangunan. Rumah merupakan salah satu penyumbang penggunaan energi listrik nasional sebesar 29 Pengkajian Energi Universitas Indonesia, 2006. Konsep rumah hemat energi adalah rumah yang hanya menggunakan tenaga listrik saat benar-benar dibutuhkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel berbasis nZEH yang digunakan pada rumah klaster mewah di Jakarta dan analisis biaya hasil dari proses optimasi. Metode expert judgement diaplikasikan untuk mendaptkan opsi terbaik untuk dilanjutkan pada proses optimasi. Selanjutnya metode sequential search diaplikasikan pada saat proses optimasi melalui software BEopt.
Hasil optimasi setiap komponen pada bangunan rumah, meningkatkan penghematan energi listrik pada rumah tersebut. Hasil optimasi didapatkan dengan penerapan variabel nZEH pada suatu bangunan akan megakibatkan kenaikan biaya konstruksi sebesar 12,96. Namun penggunaan energi listrik pada rumah tersebut akan berkurang hingga 67,68 setiap tahun dan NPV dari life cycle cost pada rumah akan berkurang dari Rp.1.038.592.556,00 menjadi Rp.906.419.039,00 atau berkurang hingga 12,37.

Near Zero Energy House nZEH is a building that produces enough renewable energy to meet its own annual energy consumption with various requirements. Near Zero Energy House nZEH can reduce the use of non renewable energy PLN in a building. The house is one contributor to the use of national electrical energy by 29 Energy Assessment University of Indonesia, 2006. The concept of energy efficient home is a house that only uses electricity when absolutely necessary.
The purpose of this study was to find out the nZEH based variables used in luxury cluster homes in Jakarta and cost analysis of the results of the optimization process. The expert judgment method is applied to obtain the best option to proceed on the optimization process. Furthermore, sequential search method is applied during optimization process through BEopt software.
The optimization results of each component in the house building, increase the electrical energy savings in the house. Optimization results obtained by applying the nZEH variable in a building will result in a 12.96 increase in construction cost. However, the use of electrical energy in the house will decrease up to 67,68 every year and NPV from life cycle cost at home will decrease from Rp.1.038.592.556,00 to Rp.906.419.039,00 or decrease until 12,37.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Rembulan Kinasih
"Kriminalitas menjadi salah satu permasalahan kota yang tak dapat dihindari. Hal inilah yang kemudian memicu inisiatif warga komunitas non-gated untuk menerapkan portal dan gerbang yang biasanya dilakukan oleh gated community di kawasan perumahannya. Penerapan portal dan gerbang yang ada dalam gated community sejatinya akan berbeda dengan kawasan yang sejak awal dirancang sebagai perumahan terbuka. Lingkungan sosial kedua komunitas ini, gated dan non-gated tentunya juga menjadi faktor pembeda. Oleh karena itu, kajian ini akan berfokus pada bagai mana kemudian non-gated community ini mendapatkan rasa aman yang mungkin dipengaruhi oleh sistem gated community yang kian makin marak terjadi maupun faktor penentu lainnya. Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat membuka wawasan mengenai bagai mana faktor spasial dapat ikut serta dalam meminimalisir kriminalitas.

Crime is one of the urban problems that happens often. It triggers the non-gated community to take an initiative in making changes in their residential areas. Portals and gates are implemented on their private road. However, their presence in a gated community will be different in an area that was originally designed as an open housing complex. Based on different types of community, gated and non-gated, neighborhood aspect will determine their distinctive in using portals and gated. Therefore, this study will focus on how this non-gated community gets a sense of security which may be influenced by gated community and other determinants. Hopefully, this study can open the knowledge about how spatial factors can participate in minimizing crime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Putri Novandari
"K-Pop yang saat ini menjadi fenomena global tidak dapat dipisahkan dari penggemar K-Pop yang menggunakan media sosial untuk melakukan aktivitas penggemar mereka, salah satu media sosial yang menjadi tempat utama bagi penggemar K-Pop untuk melakukan aktivitas penggemar adalah Twitter. Penggemar K-Pop tidak hanya menikmati konten dari idola mereka saja di Twitter namun mereka juga berinteraksi dengan penggemar lainnya serta melakukan produksi budaya penggemar atau fan culture. Salah satu praktik yang dilakukan oleh penggemar K-Pop di Twitter adalah pembuatan fan project yang bertujuan untuk mendukung idola mereka. Data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap praktik yang dilakukan oleh penggemar K-Pop di Twitter menunjukan bahwa penggemar K-Pop melakukan banyak kegiatan produksi budaya penggemar yang dapat dilihat sebagai bentuk mediated fan-practice. Penelitian ini juga menemukan bahwa praktik fan project yang dilakukan oleh penggemar dapat dilihat sebagai bentuk fan labor dan free labor, penggemar yang menjadi subjek utama dalam penelitian ini melakukan sebuah bentuk ‘labor’ karena menghasilkan produk budaya yang menguntungkan pihak-pihak kapital namun mereka tidak mendapatkan keuntungan secara finansial dari praktik yang mereka lakukan. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa penggemar K-Pop memiliki motivasi yang bukan merupakan keuntungan finansial dalam melakukan fan project untuk idola mereka.

K-Pop, a current global phenomenon, is inseparable from K-Pop fans who use social media to carry out their fan activities, one of the social media that is the main place for K-Pop fans to do fan activities is Twitter. K-Pop fans not only enjoy content from their idols on Twitter but they also interact with other fans and do fan culture productions. One of the practices carried out by K-Pop fans on Twitter is the creation of a fan project that aims to support their idols. Data obtained through interviews and observations of practices carried out by K-Pop fans on Twitter shows that K-Pop fans carry out many fan culture production activities that can be seen as a form of mediated fan-practice. This research also found that fan project practices carried out by fans can be seen as a form of fan labor and free labor, fans who are the main subjects in this study do a form of 'labor' because they produce cultural products that benefit the parties of capital but they do not benefit financially from their practices. In this paper, it is found that K-Pop fans have motivations that are not financial gains in doing fan projects for their idols."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvan Gibran Abdullah
"ABSTRAK
Ternate dapat dikatakan tidak memiliki identitas arsitektur yang jelas. Oleh karena itu untuk mengidentifikasi identitas arsitektur di Ternate, saya mengkaji bentuk hunian-hunian yang ada di Ternate. Hunian yang merupakan cikal bakal dalam berarsitektur menjadi fokus penting untuk melacak identitas arsitektur di suatu daerah. Bentuk hunain ini merupakan pencerminan dari kebudayaan yang berkembang di Ternate. Seperti yang diketahui di Ternate sendiri sudah sejak lama didatangi oleh bangsa asing untuk mencari rempah-rempah. Tentulah bentuk arsitektur yang ada di Ternate ini dipengaruhi oleh kebudayaan asing yang dileburkan dengan kebudayaan Ternate sendiri. Hal ini akan menjadi bentuk identitas arsitektur yang unik di Ternate. Pengkajian ini saya lakukan dengan pendekatan secara tipologis. Saya mengklasifikasikan rumah-rumah ke dalam beberapa unsur-unsur pembentuk rumah untuk menemukan bentukan umum yang terdapat pada hunian di Tenate. Lalu saya kaitkan kembali dengan kebudayaan di Ternate untuk melihat perkembangan bentuk tersebut. Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan bentuk-bentuk rumah yang menjadi identitas arsitektur di Ternate.

ABSTRACT
Ternate, can be said, have no clear architectural identity. Therefore, to identify the identity of architecture in Ternate, I analyzed the houses form that exists in Ternate. Houses, which is the forerunner in the architecture becomes an important focus to trace the identity of architecture in an area. This form of houses is a reflection of culture that developed in Ternate. As it is known well, since a long time ago Ternate had been visited by foreigners to look for spices. Surely, the architectural form that exists in Ternate is influenced by foreign culture which merged with Ternate?s own culture. This would be a unique form of architectural identity in Ternate. I did this researh by typological approach. I classify the houses into several elements house forming to find common houses form in Ternate. Then I refer back to the culture of Ternate to see the development of the form. Thus, it can be drawn a conclusion about houses form that become the architectural identity in Ternate."
2016
S64067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Nur Fadhilah
"Mencegah dan bertahan merupakan dua bentuk upaya manusia dalam melindungi diri maupun harta benda yang dimiliki. Begitu pula dengan mereka yang tinggal dalam hunian yang berada di dalam non-gated community. Ketiadaan fasilitas pengamanan yang diberikan oleh kawasan membuat hunian dalam nongated community membutuhkan sebuah desain hunian yang tidak hanya mampu mendukung aktivitas penghuninya, namun juga menghadirkan ruang berlindung dari ancaman tindak kejahatan yang sewaktu-waktu mungkin datang. Berdasarkan sebab-sebab yang mendasari kecenderungan pelaku tindak kejahatan dalam memilih target, didapat lima prinsip desain arsitektur yang berfungsi melindungi penghuni yakni menutup kesempatan terjadinya tindak kejahatan. Kelima prinsip tersebut berupa desain dengan penegasan batas teritori secara jelas (territoriality), desain yang menghadirkan upaya pengawasan (surveillance), desain yang menghadirkan pengontrolan akses (control access), desain yang memberikan kesan positif dan terawat melalui pengelolaan area teritori hunian (image and maintenance), serta lokasi hunian terhadap area disekitarnya (milieu/safe area). Kemudian, dalam menghadirkan desain arsitektur preventif yang tepat guna, dibutuhkan pemahaman mengenai permasalahan/titik kelemahan target, karakter masing-masing prinsip desain, dan kemungkinan terjadinya keterbatasan efektivitas desain terhadap waktu.

Prevent and survive are the two forms of human?s effort to protect themselves and their property. So does with the people who live in unprotected residential area (non-gated community). The absence of security facilities (that provided by a residential area manager) makes the residents need more than a design that able to support resident's activities, but also a design that could protect them from the threat of crime. Based on the causes of criminal's tendency in selecting target, there are five principles of architectural protection strategy which have function to block, to prevent residents from the crime opportunity. The five principles are: design with a clear assertion of territorial boundaries (territoriality), design that supports surveillance activity (surveillance), design that creates control of the access (access control), design that creates a positive, a well-maintained image to an outsider through the territoriality maintenance of the building (image and maintenance), and the residential location from its surrounding (milieu/safe area). Thus, in order to get an effective architectural preventive design, it needs a comprehensive understanding of the problem (the cause that creates crime opportunity), the character of each principle, and the possibility of limited design effectiveness due to the environmental changes over time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelin Sabrina
"Arsitek berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia melalui keterlibatannya membentuk lingkungan binaan bagi manusia. Lingkungan therapeutic adalah salah satu lingkungan binaan yang diciptakan oleh arsitek yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan manusia. Skripsi ini membahas kehadiran lingkungan therapeutic bagi kelompok manusia lanjut usia. Manusia dalam perkembangan hidupnya akan mencapai tahap tua dan kondisinya akan mengalami kemunduran dalam hal fisik dan psikologis. Pada lansia, kemunduran yang dialaminya dapat membuat mereka jarang berkegiatan di luar tempat tinggalnya. Tempat tinggal menjadi tempat dimana lansia banyak menghabiskan waktu didalamnya. Skripsi ini mengkaji tentang peranan tempat tinggal sebagai lingkungan therapeutic bagi lansia.
Peranan tempat tinggal sebagai lingkungan therapeutic dapat dilihat melalui dua peran yang dimilikinya yaitu sebagai fasilitator dan simbol kualitas. Peran sebagai fasilitator berkaitan dengan fungsi tempat tinggal dalam mendukung kegiatan lansia baik aktivitas fisik maupun interaksi sosial. Peran sebagai simbol kualitas berkaitan dengan informasi dan stimulasi dari lingkungan dalam mendukung pemenuhan psikologis lansia.
Dari studi kasus dapat dilihat sejauh mana tempat tinggal lansia dapat berperan sebagai lingkungan therapeuticc. Studi kasus dilakukan pada dua tempat tinggal yang dimiliki oleh lansia dan ditempati bersama keluarganya. Tempat tinggal yang dimiliki tidaklah dirancang khusus untuk lansia. Beberapa elemen dalam tempat tinggal memang berperan esensial sebagai sarana terapi karena ruang-ruang dan fasilitas yang ada mampu mendukung dan membantu kondisi lansia. Tetapi juga diperlukan sejumlah peningkatan untuk lebih memaksimalkan perannya sebagai lingkungan therapeutic. Peran lingkungan fisik tempat tinggal sebagai lingkungan therapeutic juga tidak lepas dari peran anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama lansia.

Architects plays a part in fulfilling humans needs by its involvement in making a man made environment to humans. The therapeutic environment is one of the man made environments that is created by the architect that can give contributions to the human health. This thesis is about the presence of the therapeutic environment for the group of elderly people. Humans that is in a state of development will reach the elderly phase, which will decrease their physical and psychological abilities. To the elderly, this decrease of their abilities that they experience will make them do less activities outside their homes. Houses will be their place to do all sorts of indoor activities. This thesis will dig deeper to the role that houses play as the therapeutic environment to the elderly.
The role that houses play as a therapeutic environment can be seen as two roles that is as a facilitator and a quality symbol. The role as a facilitator is related with the function of houses that support the elders activities both in physical activites and in social interactions. The role as a quality symbol is related to the information and the stimulant from the environment that supports the fulfillment of the elderly psychology.
From the study case we could observe how far the elders houses act as a theraputic environment.The study case is done in two houses that is owned by an elder and their family. The house is not designed and built specially for elders. Some elements in the house does act as an essential for therapic facilities because the space and the facility supports the elderly conditions. But it needs some upgrades to maximize its role as an therapuetic environment. The role of the house as a therapeutic environment is also involved with other family members that is living together with the elders."
2008
S48439
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Wistriany
"Sepsis merupakan tantangan besar di dunia kedokteran. Terdapat banyak penelitian yang mencari penanda sepsis yang handal dan soluble Cluster of Differentiation-14 subtype (sCD14-ST) mulai banyak diteliti sebagai penanda sepsis. Kadar sCD14-ST meningkat secara bermakna di dalam sirkulasi pada fase awal inflamasi dan sepsis. Saat ini belum terdapat data mengenai apakah sCD14- ST dapat digunakan sebagai penanda prognostik sepsis.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sCD14-ST dapat digunakan sebagai penanda prognostik pada pasien sepsis yang datang di instalasi gawat darurat. Desain penelitian potong lintang, terdiri dari 65 pasien sepsis dibagi bedasarkan mortalitas 28 hari, yaitu 37 pasien hidup dan 28 pasien meninggal.
Diagnosis sepsis berdasarkan modifikasi definisi sepsis oleh International Sepsis Definitions Conference 2001. Kadar sCD14-ST didapatkan menggunakan pemeriksaan dengan prinsip noncompetitive chemiluminescent enzyme immunoassay pada alat Pathfast. Pada kedua kelompok tersebut dicatat data karakteristik subyek dan dilakukan pemeriksaan sCD14-ST. Median kadar sCD14-ST pada pasien hidup adalah 618,00 pg/mL dengan rentang 349,50 - 1628 pg/mL dan median kadar sCD14-ST pada pasien yang meninggal adalah 1287,00 pg/mL dengan rentang 720,75 - 2738,00 pg/mL.
Terdapat perbedaan bermakna kadar sCD14-ST pada kedua kelompok dengan nilai p 0,005. Ditentukan nilai cut-off sCD14-ST 677,00 pg/mL untuk menentukan prognosis pasien sepsis, dengan AUC 0,706 (IK 95% 0,582 - 0,831), sensitivitas 82,1%, dan spesifisitas 54,1%. Kurva Kapplan Meier berdasarkan nilai cut-off 677,00 pg/mL menunjukkan gambar yang memenuhi asumsi proporsional hazard dengan rasio hazard 3,794 (IK 95% 1,437 - 10,013), p 0,007.
Kami menyimpulkan kadar sCD14-ST pasien sepsis dapat digunakan untuk memprediksi pasien yang meninggal dilihat dari mortalitas 28 hari, dengan nilai AUC sedang. Cut-off kadar sCD14-ST 677,00 pg/mL dapat digunakan sebagai cut-off dalam tatalaksana pasien sepsis.

Sepsis is a major challenge in the medicine world. Many studies try to find
reliable sepsis marker and scientists start to explore soluble Cluster of Differentiation-14 subtype (sCD14-ST) as sepsis marker. Concentration of sCD14-ST significantly increases in circulation on early phase of inflammation and sepsis. Nowadays there is no data whether sCD14-ST can be used as prognostic marker of sepsis.
The objective of this study is to investigate the prognostic value of sCD14-ST in sepsis patients presenting at the emergency department. This was a cross-sectional study, from 65 sepsis patient grouped based on 28-day mortality, 37 patients are survivors and 28 patients are nonsurvivors. Sepsis diagnosis is made based on modified sepsis definition from International Sepsis Definitions Conference 2001. The concentration sCD14-ST was analysed using Pathfast analyzer with noncompetitive chemiluminescent enzyme immunoassay test method. Baseline characteristics of subjects were recorded and sCD14-ST concentration were measured in study subjects.
Median of sCD14-ST in the survivors group is 618,00 pg.mL with range of 349,50 - 1628,00 pg/mL and the median in the nonsurvivors group is 1287,00 pg/mL with range of 720,75 - 2738,00 pg/mL. The difference between the two groups is significant with p 0,005. sCD14-ST cut-off of 677,00 pg/mL is found with AUC 0,706 (CI 95% 0,582 - 0,831), sensitivity 82,1%, and specificity 54,1%. Kapplan Meier curve based on 677,00 pg/mL cut-off demonstrates that hazard proportion is fulfilled with hazard ratio 3,794 (CI 95% 1,437 - 10,013), p 0,007.
It is concluded that sCD14-ST concentration in sepsis patients can be used to predict nonsurvivors based on 28-day mortality, with moderate AUC. Cut-off sCD14-ST of 677,00 pg/mL can be used as cut-off for sepsis patient management.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>