Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Lee
"Courtyard sebagai ruang terbuka ke langit dengan pelingkupnya yang memberikan pembedaan terhadap adanya ruang luar dan ruang dalam dianggap sebagai solusi modern dalam berarsitektur yang memberikan inovasi dalam penanganan masalah kenyamanan iklim, kebutuhan privasi dalam lingkungan yang padat. Dalam penulisan skripsi ini akan digali peranan courtyard dikaitkan dengan konsep pola tata ruang arsitektur masyarakat tradisional. Melalui tinjauan tersebut penulisan skripsi ini akan memperlihatkan keterikatan yang erat antara kehadiran courtyard dengan latar belakang kebudayaan tradisional khususnya pada tradisi budaya Cina, India dan Bali.
Dari hasil tinjauan tersebut akan disimpulkan bahwa courtyard lebih dari sekedar memberikan pembedaan terhadap adanya ruang luar dan ruang dalam ataupun solusi terhadap kenyamanan fisik. Bagi masyarakat tradisional melalui konsep orientasi tertentunya, memaknai courtyard sebagai simbolisasi yang mencerminkan konsep pandangan hidup mereka untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan kehidupan manusia di dunia. Pada akhirnya, dari semua uraian tersebut akan didapatkan suatu pelajaran yang berharga mengenai konsep berarsitektur khususnya sebuah courtyard dalam pola tata ruang arsitektur.

Courtyard--as a clear space enclosed by walls or buildings open to sky defines what is "the outside" and "the inside" and in architecture it is believed to be one of modern innovation that gives solution to climatic problem, lack of privacy in crowded environment. But in this writings, courtyard will observed through traditional society points of view considered to their spatial organization concepts. The observation will show the interconnection between courtyard and culture values of Chinese, Indian, and Balinese societies.
The result showed that courtyard is more than its physical enclosure that defines "the outside" and "the inside" or its function in giving some physical comfort in particular area. In certain orientation concepts of traditional societies, courtyard acts as symbols that reflect their points of view about harmony in their lives with universe. In the end, this observation hopefully gives a wider lesson about architecture concepts especially courtyard in spatial organization concepts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Ekadiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Jena Bungsu
"Skripsi ini membahas makna-makna simbolik yang terdapat dalam tradisi pernikahan masyarakat Rusia dari periode Rusia Kuno sampai periode Federasi Rusia. Selain analisis makna simbolik dalam bentuk tindakan yang terdapat pada prosesi pernikahan, skripsi ini juga menganalisis makna simbolik pada benda-benda pendukung yang digunakan dalam prosesi pernikahan. Data yang dipergunakan berasal dari buku, artikel, majalah dan internet yang berhubungan dengan tradisi pernikahan masyarakat Rusia. Tradisi pernikahan masyarakat Rusia dijabarkan melalui deskripsi terhadap prosesi dan benda-benda pernikahan, sekaligus analisis dari makna simbolik yang terdapat di dalamnya. Makna-makna simbolik yang terdapat pada tindakan-tindakan dan benda-benda pada prosesi pernikahan masyarakat Rusia pada setiap periode memiliki makna harapan dan doa yang baik kepada kedua pengantin agar selalu hidup dalam kebahagiaan, kesejahteraan dan selalu dalam lindungan Tuhan.

This thesis discusses the symbolic meanings embedded in Russian society wedding traditions from the Old Russian period up to the period of the Russian Federation. In addition to analysis of symbolic meanings in the form of actions contained in the wedding procession, this paper also analyzes the symbolic meanings to objects which is used in a wedding procession. The data used comes from books, articles, magazines and internet-related wedding tradition of Russian society. Wedding traditions of Russian society are translated through the description of the procession and wedding items, as well as the analysis of symbolic meanings contained therein. Symbolic meanings contained in the actions and objects in a wedding procession at every period of Russian society has the meaning of hope and prayer to both the bride and groom in order to always live in happiness, prosperity, and always in the shelter of God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Susetya
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
181.16 WAW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Suwira Satria
"The Hindu Balinese society has a strong stand on respecting nature in the ritual processes. The knowledge of which, is a precious contribution to the environment as it is described in the anthropo-, bio-, and eco-centric ethics. The Hindu Balinese people has described themselves as both micro- and macro-cosmos, and that they are obliged to keep harmony the relations of God, man, and nature, known as the concept of tri Hita Kirana which consists for Parahyangan (God), Pawongan (man), and Palemahan (the earth or the world). The Balinese sense of loyalty, submission, and loving devotion to God has to be expressed by their efforts to maintain harmony with nature and other human beings. The religions and cultural rituals in Bali, in essence, are not only theological, or mere esthetical, but they express the value of harmony between man and culture."
Depok: Departemen kewilayaan FIB Universitas Indonesia, 2009
360 JETK 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Hindu Balinese society has a strong stand on respecting nature in the ritual processes. The knowledge of which, is a precious contribution to the environment as it is described in the anthropo-, bio-, and eco-centric ethics. The Hindu Balinese people has described themselves as both micro- and macro-cosmos, and that they are obliged to keep harmony the relations of God, man, and nature, known as the concept of tri Hita Kirana which consists for Parahyangan (God), Pawongan (man), and Palemahan (the earth or the world). The Balinese sense of loyalty, submission, and loving devotion to God has to be expressed by their efforts to maintain harmony with nature and other human beings. The religions and cultural rituals in Bali, in essence, are not only theological, or mere esthetical, but they express the value of harmony between man and culture."
JUETIKA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Lodera
"Upacara Pasupati merupakan sebuah ritual yang tidak saja memiliki dimensi religi yang melandasinya, namun juga memiliki dimensi etis dan estetis. Hal itu terlihat dalam berbagai aktivitas Upacara Pasupati itu sendiri yang menampakkan adanya aktivitas dalam bentuk kerjasama dan partisipasi dalam hubungan ketetanggaan dan dalam berbagai aktivitas lainnya.
Penelitian ini mencoba mengkaji dan menelusuri dimensi-dimensi etis dan estetis pelaksanaan upacara Pasupati terutama yang terkait dengan masalah hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan hidupnya dan manusia dengan Tuhan, yang memang selama ini belum pernah diteliti dalam bentuk karangan ilmiah.
Secara pragmatis penelitian ini bertujuan untuk menelusuri tenomena-fenomena etis dan estetis dalam pelaksanaan upacara pasupati dan konsekuensinya terhadap integrasi masyarakat Bali.
Upaya untuk memperoleh hasil penelitian tersebut dipergunakan beberapa teknik penelitian yakni dengan mengidentifikasi Lokasi Penelitian, mengumpulkan data dengan metode pencatatan dokumen, dan observasi, menganalisa data, mengecek kesahihan data atau kebenaran data yang diperoleh dan menggunakan metode Kritis Refleksif untuk mengolah data yang bersifat empiris.
Berdasarkan atas temuan dan analisis data penelitian, maka dapat dikemukakan hasil penelitian sebagai berikut:
Makna etis dari sebuah Upacara Pasupati, mengandung berbagai jenis pendidikan terutama dalam pendidikan moral dan karakter umat Hindu, serta mengandung unsur imperatif bagi umatnya untuk selalu melaksanakan sradha bhakti secara rutin, dalam waktu-waktu tertentu dan dalam perspektif, pelaksanaan sebuah Upacara Pasupati dapat menuntun umat Hindu untuk berprilaku dan bertindak sesuai dengan ajaran agama, sehingga menumbuhkan rasa percaya pada Tuhan, dapat senantiasa berkomunikasi dengan Tuhannya dan dapat mengetahui kebenaran baru tentang yang religius.
Dengan percaya kepada Tuhan justru menjadikan seseorang lebih kuat menghadapi berbagai persoalan hidup dan memiliki integrasi individual (tidak lemah, dan mudah putus asa), serta memiliki integrasi sosial (harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama). untuk memperkuat perasaan dan ide-ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan rnasyarakat, guna dapat dipeliharanya rasa persatuan dan rasa kebersamaan
Makna estetis dari pelaksanaan upacara Pasupati adalah keindahan yang dihayati oleh masyrakat Bali bukan semata-mata untuk dinikmati oleh indra manusia melainkan rasa seni mampu berkiprah dalam menghubungkan manusia dengan Tuhannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Hardini
"Geji adalah wanita penghibur kelas atas yang hidup dalam masyarakat Cina tradisional. Kehidupan ge ji yang unik dan berbeda dari wanita Cina tradisional lainnya, justru menjadikan mereka sebagai golongan yang istimewa, tidak hanya di antara wanita-wanita, namun juga di dalam masyarakat Cina tradisional, khususnya pada masa dinasti Tang dan Song. Penulisan skripsi ini menerapkan metode kepustakaan dengan menggunakan buku-buku dan tulisan-tulisan yang memberikan informasi yang diperlukan, terutama mengenai kehidupan sosial, wanita, dan pelacuran. Dari pembahasan mengenai kehidupan ge ji ini saya menarik kesimpulan bahwa : sebagai suatu bagian masyarakat, ge ji tidak dianggap hina dan rendah seperti pelacur biasa, namun sebagai wanita, kedudukan geji dalam masyarakat tetap tidak lebih tinggi dari wanita biasa lainnya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Riani Uliana
"Skripsi ini membahas tentang salah satu bentuk kepercayaan dari masyarakat Cina tradisional yaitu kegiatan ramal mermal. Kegiatan ini. sudah dikenal oleh masyarakat Cina sejak ribuan tahun yang lain, hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya catatan mengenai kegiatan ini dalam kitab-kitab sejarah Cina Kuno. Kegiatan meramal di Cina didasari oleh adanya pemikiran tradisional yang percaya pada kekuatan-kekuatan supraalami. Kekuatan itu diwujudkan menjadi berbagai macam konsep. Contohnya konsep Tian yaitu konsep kekuatan tertinggi yang menentukan Ming (nasib) semua makhluk hidup. Bagi masyarakat Cina yang percaya pada kegiatan ramal meramal ini, meramal bukan saja semata-mata hanya untuk menge_tahui masa depan seseorang saja (fortune teller). Bagi masyara_kat Cina tradisional meramal adalah untuk mencari jalan keluar dalam kesulitan hidup, mengetahui tindakan yang tepat: sesuai dengan kehendak kekuatan supraalami, bahkan ,juga sebagai penuntun menjalin kerjasama dengan manusia lain. Pada masa lain, kegiatan meramal ini mendapat tempat cukup..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>