Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Yusliana Kusumah
"Dunia arsitektur mempunyai hubungan erat dengan kecenderungan atau tren yang terjadi pada suatu masa tertentu. Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian maju, arsitektur digital ikut mengalami kemajuan yang pesat. Salah satunya adalah blobitecture atau blob architecture. Saat ini banyak ditemukan bangunan blobitecture, terutama di negara-negara maju, karena para arsitek mulai berani bereksplorasi dan menggunakan berbagai sistem desain komputer untuk menciptakan bentuk massa dan struktur yang awalnya tidak mungkin dibuat. Mereka menciptakan image-image baru bagi bangunan. Blobitecture mempunyai ciri bangunan yang memiliki masa yang dinamis, alami, mengalir dan berbentuk amoeba atau kurva linear. Gaya ini telah menggantikan gaya modem konvensional yang kaku, geometris dan bersudut. Bentuk blob dianggap sebagai generasi baru arsitektur yang dapat mengurangi 'kekerasan' bentuk di dunia. Bentuk-bentuk tersebut telah menciptakan pengalaman mang yang baru bagi manusia. Tulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan para arsitek untuk berpikir lebih kreatif dan imajinatif, 'think out the of box'.

The world of architecture has a strong correlation with tendency or trend that transpires on a certain period of time. As the technology evolves and advances into the future, digital architecture also has an extensive development. One fine example is blobitecture, or blob architecture. At the present time, numerous blobitecture buildings can be found, especially on developed countries, because today's architects are courageous enough to begin exploring and utilizing various computerized design method in order to construct forms and structures that was impossible to create at the beginning. They invented innovative images for buildings. Blobitecture buildings have distinctiveness of dynamic mass, organic or natural, flowing, and generating a certain amoeba or linear curve form. This style has replaced the modem conventional style that is rigid, geometric, and has a certain angle. Blob form is considered as a new generation of architecture that could reduce the 'strong' forms in the world. These forms have created a new space experience for human beings. This scientific writing is aimed to broadened knowledge of architects to think more creatively and imaginatively, to 'think out of the box'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wijayanto
"Perkembangan ekonomi dan taraf hidup di Indonesia terutama di kota-kota seperti Jakarta semakin meningkat. Sejalan dengan itu, bisnis retail tampak makin menjanjikan. Hal ini mendorong tumbuhnya pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta. Namun demikian pada tahun-tahun belakangan ini, pusat perbelanjaan umumnya ingin 'memikat' masyarakat yang bermukim di daerah subur dan yang berada di pinggiran kota Jakarta (daerah Botabek). Sehingga ada kecenderungan daerah/kawasan pusat kota agak terlupakan. Padahal kawasan ini sebenarnya memiliki potensi-potensi untuk dapat dikembangkan.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula. Masalah yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan hunian adalah semakin tingginya harga lahan dan semakin terbatasnya lahan untuk hunian di kota.
Salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan membangun hunian dengan kepadatan tinggi dalam bentuk multi family dwellings (hunian bersama).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nur Abdul Gafur
"Jalan dan Sistem transportasi merupakan bagian penting dari satu komunitas, Hal ini adalah sesuatu yang dapaf dilihat dengan jelas di perkotaan, karena kebutuhan akan status sosial dan tempat tinggal tidak terlepas dari aspek transportasi terulama jaIan. Baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki. setiap individu memerlukan pergerakan ini untuk beraktivitas sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan aspek kehidupan dalam bentuk arus manusia ataupun barang. Oleh karena ilu pertambahan penduduk dan jumlah kendaraan yang tidak di imbangi dengan pembangunan / pengembangan kawasan yang memadai akan menciptakan banyak masalah.
Jalan (dalam pengertian ini termasuk pedestrian) adalah suatu bagian utama dari keberadaan sebuah kota. Dilihat dari segi elemen pembentuk kota mereka menyediakan struktur yang menjadi wadah untuk interaksi yang kompleks secara arsitektur dan kelompdk manusia. Jalan juga secara sosial menciptakan apa yang disebut dengan kualitas vitalitas dari sebuah kota. Street life, secara tidak Iangsung dapat meningkatkan faktor land-value dari sebuah tempat. Tidak sama dengan bangunan bahkan sebuah public art, jalan merupakan elemen yang dapat berubah dengan sendirinya dan tunduk kepada perubahan yang dilakukan oleh lingkungan alaupun sebaIiknya.
Jalan juga sebagai sebuah elemen tumbuhnya sebuah kota merupakan bukti yang baik mengenai hubungan antara jalan dan lingkungan, tanpa lerlepas dari faktor manusia yang mengangkat aspek street Iife dari jalan tersebut. Kalau dilihat dari ramainya pergerakan pedestrian di suatu jalan, tersirat kebutuhan yang beragam akan hadirnya mereka. Lalu apakah kebutuhan yang beragam ini menjadi faktor penting dalam pedestrian dan apakah masing-masing kebutuhan menimbulkan efek tertentu lerhadap street life?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pebriana
"Di zaman sekarang video musik tidak lagi hanya sekedar sebagai media promosi dan hiburan lagi, ia berkembang menjadi sebuah sumber ide yang potensial bagi bidang-bidang lain seperti halnya bidang arsitektur interior. Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana elemen-elemen video musik, seperti karakter-karakter ruangnya dan proses produksi ruang didalamnya, dapat diaplikasikan pada proses perancangan ruang dalam dunia arsitektur interior. Video musik merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh bagi berbagai kalangan masyarakat maupun lapisan usia. Hal ini dikarenakan ia tersusun oleh elemen audio dan visual, jadi selain ada penjabaran dari narasi audio, terdapat juga visualisasi gambar tentang hal apa yang dinarasikan media audio tadi. Skripsi ini juga membahas mengenai interiority yang tercipta di dalam ruang video musik dan perbedaanya terhadap interiority ruang di keseharian kita. Selain itu, di sini juga dibahas mengenai bagaimana interiority yang tercipta oleh karakteristik ruang pada video musik, menginspirasi proses pengeksplorasian ruang pada bidang arsitektur interior.

Nowadays, music video not only serves as entertainment and promotional media. Its role has been expanding into becoming a potential source of ideas toother fields such as interior architecture. This thesis discusses about how far themusic videos elements such as its space characteristics and its spaceproduction can be applied in the interior architecture‟s space design process. Music videos are the most influential communication media to various communityand generations. It is because a music video is composed by audio and visualelements. Not only there is an explanation of the narration by audio, but in the same time, there is also a visualization that explains what‟s being narrated. This thesis is also discusses about the difference between interiority inside music videos and interiority in our everyday life, and how interiority created by the space characteristic of a music video could inspire a space exploration of an interior architecture project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Semiawan
"Penelitian ini merupakan penelitian mengenai seni bangunan masa kolonial Belanda yang bertujuan untuk mengetahui gaya apakah yang mempengaruhi pendirian suatu bangunan pendidikan di Batavia pada abad ke-19 dan ke-20 dan untuk melengkapi kajian sejarah dan kebudayaan di Batavia pada masa lalu. Dari 10 bangunan yang menjadi objek penelitian, 8 diantaranya dipengaruhi oleh Indische Stijl yang menandakan bahwa kebudayaan pribumi juga mempengaruhi pendirian bangunan pendidikan di Batavia pada masa tersebut, selain itu juga terdapat gaya arsitektur lain yang juga berpengaruh, yaitu Neo Klasik, De Stijl, Fungsionalism, dan Eclecticsm.

This research is about the art of Dutch colonial buildings which aims to determine whether the style affecting the establishment of an educational building in Batavia in the 19th and 20th century, and to complete the study of history and culture in Batavia in the past. From the 10 buildings that the object of the study, 8 of them are influenced by the Indische Stijl indicating that indigenous cultures are also influencing the establishment of educational buildings in Batavia at that time, but there is other architectural styles that have an influence at that time, there is Neo Classic, De Stijl, Fungsionalism, dan Eclecticsm."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Cahyaning Tyas
"Ketika seseorang telah memasuki usia 60 tahun, maka ia dikatakan telah memasuki fase lanjut usia. Saat memasuki fase ini, terjadi penurunan pada kondisi tubuh, baik secara fisik maupun mental. Oleh sebab itu sebagai sebuah tempat yang dihuni oleh lansia, maka sudah selayaknya panti werdha memenuhi kebutuhan para lansia salah satunya adalah kebutuhan terhadap interaksi sosial. Dalam skripsi ini dilakukan pendekatan dengan menganalisis setting ruang panti werdha dari segi ukuran dan bentuk ruang, pemilihan perabot dan penataannya, warna yang digunakan, serta unsur lingkungan ruangnya. Akan dibahas mengenai bagaimana keempat faktor tersebut dapat berpengaruh pada interaksi sosial antar penghuni di dalam sebuah panti werda. Mengambil Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan sebagai studi kasus, dan didapat hasil bahwa pengaturan interior ruang tidak secara sengaja didesain untuk memfasilitasi atau mendorong terjadinya interaksi sosial antar lansia.

When a person has turn 60 years old, then he has entered the elderly phase. The body condition will decline both physcally and mentally. As a place is inhabited by the elderly, so it has to meet the need of the elderly, one of them is the need of social interaction. This undergraduate thesis uses analyzing the rooms setting of a nurshing home in term of size and shape of space, furniture selection and arrangement, the colors used, and elements of the spatial environment as the approach and how these four factors can affect the social interaction between elderlies in a nursing home. Taking Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan as study case, and obtained the result that the interior rooms setting is not deliberately designed to facilitate or encourage social interaction among the elderly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Trimardiani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hokki Sintaro Khoeng
"ABSTRAK
Bangunan campuran merupakan bangunan yang terdiri dari tiga atau lebih fungsi yang terintegrasi menjadi satu bangunan. Pada umumnya fungsi bangunan campuran di pusat kota terdiri dari tempat belanja retail, tempat bekerja dan tempat tinggal. Konfigurasi massa bangunan campuran terlihat dari retail yang berbentuk besar dan lebar terdapat di dekat tanah, tempat bekerja berbentuk tower yang terdapat di bagian atas dan tempat tinggal berbentuk tower atau slab yang juga terdapat di bagian atas. Terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi bentuk konfigurasi massa bangunan campuran yaitu persyaratan ruang secara arsitektur dan bisnis real estate. Dari sisi arsitektur, terdapat persyaratan ruang yang harus dipenuhi oleh masing-masing fungsi tersebut, sedangkan dari sisi bisnis real estate terdapat konsep highest and best use serta opportunity yang dapat mempengaruhi tempat perletakan fungsi-fungsi tersebut.

ABSTRACT
Mixed use buildings are buildings that consist of three or more functions integrated into one building. In general, the function of mixed buildings in the city center consists of retail shopping, workplaces and residences. The mass configuration of a mixed building can be seen from retail in the form of a large and wide near the ground, a tower-shaped work place located at the top and a residence in the form of a tower or slab also at the top. There are two factors those most influence the form of mixed building mass configuration, which is the architectural spatial requirements and real estate busines. In terms of architecture, there are space requirements that must be met by each of these functions, while in terms of real estate business there is the concept of highest and best use and opportunity that can influence the placement of these functions.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutari Maya Rianty
"Sejak kemunculan aplikasi photo-sharing Instagram, masyarakat terlihat semakin gemar memotret dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal yang dapat menjadi objek foto pun sangat beragam, mulai dari kegiatan sehari-hari sampai objek-objek yang terlihat sangat instagrammable, atau layak untuk diunggah ke Instagram karena memenuhi standar estetika tertentu. Salah satu objek yang tampaknya telah dianggap sebagai objek foto yang instagrammable adalah arsitektur. Namun, foto-foto arsitektur yang ada di Instagram hanyalah adalah representasi yang instagrammable dari sebuah arsitektur. Padahal, arsitektur tidak hanya dibentuk oleh elemen-elemen yang terlihat, tapi juga oleh aspek-aspek spasial yang tidak kasat mata.
Tulisan ini membahas bagaimana arsitektur dapat dikatakan sebagai objek foto yang instagrammable, juga sejauh apa foto arsitektur yang instagrammable dapat merepresentasikan dan menyampaikan makna dari arsitektur yang difoto. Sebuah foto yang instagrammable bisa jadi bukanlah media yang paling tepat untuk merepresentasikan arsitektur karena lebih menekankan pada estetika visual dibandingkan menyampaikan makna dari arsitektur itu sendiri.

Since Instagram launched several years ago, society seems to be more eager to take photos and record everything they do or see and share them online through the famous photo sharing application. There are a lot of things that are considered to be instagrammable photo objects. The term instagrammable is used to identify photos that are worthy enough to be posted on Instagram. Meanwhile, architecture seems to already be considered as one of those instagrammable objects. However, the architecture we see on Instagram is only the instagrammable representation of it, not the real one. Architecture is supposed to be formed not only by tangible elements, but also the intangible spatial aspects.
This paper discusses how architecture is interpreted to be instagrammable, then to what extent an instagrammable architectural photograph can represent the meaning of architecture itself. An instagrammable photo, despite of having high aesthetic level, is probably not the best media to deliver architectural meanings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>