Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonita Ayu Permatasari
"Meningkatnya arus wisatawan baik domestik maupun mancanegara (lampiran 1)~dengan maksud dan tujuan yang berbeda (Iampiran 2)~ merupakan salah satu aklibat dari kemajuan teknologi transportasi dan perhubungan yang terus berkembang. Transportasi udara merupakan salah satu sarana yang digunakan karena kecepatannya yang memungkinkan orang berpindah ke daerah yang jauh dalam waktu singkat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut banyak fasilitas-fasilitas penunjang, seperti sarana akomodasi penginapan (dalam berbagai klasifikasi) yang berkembang cukup pesat.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustono Bohari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afro Nusaibah
"Skripsi ini mengungkapkan afeksi apa saja yang muncul pada saat kegiatan menunggu di bandara. Afeksi dipengaruhi oleh emosi, yang berasal dari dalam diri manusia dan atmosfer, ruang yang melingkupi manusia itu sendiri. Penelitian dilakukan dengan menganalisis aktivitas dan gesture pada saat duduk menunggu dengan melihat kesesuaian desain yang ada berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Apabila desain yang ada telah tepat guna maka akan menghasilkan kenyamanan, bentuk afeksi positif dari orang-orang yang menunggu. Hasil Penelitian akan memperlihatkan desain ruang tunggu yang ada telah tepat guna atau tidak. Selain itu dari hasil ini juga dapat menjadi rekomendasi untuk mempertimbangkan kegiatan menunggu dalam menentukan desain ruang transit yang menciptakan afeksi positif.

This thesis points out affections that appear during waiting activity in an airport. Affection is affected by emotions that come from within a man and space quality covering the man himself. The study was conducted by analyzing activities and gestures that appear during waiting while sitting down and finding conformity of the existing design based on observation and interview result. If the existing design were already efficient, then it would generate comfortability a form of positive affection from the people waiting. Research outcome would show whether the waiting area design were already efficient. Moreover, the outcome of this study could become a recommendation to consider waiting activity in determining transit room design that create positive affections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nuha Fahira Fahmy
"Skripsi ini membahas Bandara Soekarno-Hatta sebagai gerbang masuk negara dan bagaimana sebuah bandara mengkomunikasikan identitas sebuah negara. Tulisan ini menggunakan teori mengenai place dan Semiotika untuk memahami identitas yang terbaca pada Bandara Soekarno-Hatta. Place dapat didefinisikan sebagai tempat yang menunjukkan signifikansi konteks tempat ia berada serta memiliki signifikansi yang dapat berasal dari budaya, sejarah, dan lain-lain. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol yang dipakai di masyarakat dan perannya dalam mengkomunikasikan suatu ide, termasuk kajian arsitektur di era Pasca Modern. Arsitektur di era ini menunjukkan gaya arsitektur yang ingin membangkitkan kembali arsitektur yang lebih seimbang dari sisi fungsi dengan non-fungsi termasuk ornamen dan simbol identitas. Sebagai gerbang masuk negara, Bandara Soekarno-Hatta memiliki fungsi menyampaikan identitas negara dan memberikan kesan pertama kepada para pengunjung serta menyambut pulang orang-orang Indonesia. Oleh karena itu Bandara Soekarno-Hatta harus menjadi place yang menandakan bahwa pengunjung sedang berada di Indonesia dan identitas lokal seperti melalui penggunaan simbol dan penggunaan arsitektur tradisional dengan teknologi modern. Terminal 1 dan 2 mengangkat identitas Indonesia melalui arsitektur tradisional Jawa menekankan ide tentang place yang lebih spesifik. Sementara Terminal 3 mengangkat identitas Indonesia yang lebih modern dan lebih dominan dengan ide non-place yaitu bandara sebagai ruang transisi. Dari sini bisa dianalisis bahwa arsitektur Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan identitas Indonesia yang terus berkembang.

This study explores Soekarno-Hatta Airport as the gateway to Indonesia and how the airport communicates Indonesia’s identity. This study uses theories of place and Semiotics to understand the identity of Soekarno-Hatta airport. Place can be defined as a space with a significant meaning that shows local contexts, coming from local culture, history, and identity. Semiotics is a study about symbols that is used in presenting certain meanings and it has a key role in communicating an identity. Architecture during the Postmodern era can be understood using semiotics such as the modern style that wants to revive architecture that is more balanced in function and non-function including ornaments and identity symbols. As a gateway to a country, Soekarno-Hatta Airport has a function to convey Indonesia’s identity and give first impressions toward visitors and welcome Indonesians home. Because of that, Soekarno-Hatta Airport has to be a place that signifies that visitors are currently in Indonesia, and that can be shown through the use of traditional architecture combined with modern technology or a narration throughout the airport that conveys its identity. Terminal 1 and 2 tell us about Indonesia’s identity from its traditional side and emphasizes the idea of place that is more specific, while Terminal 3 shows Indonesia in a modernized state and is more dominant in the idea of non-place which is the airport as a space of transition. From this study we can conclude that the architecture of Soekarno-Hatta Airport conveys a message about Indonesia’s identity that keeps on growing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mush`ab Abdu Asy Syahid
"Bandar udara internasional Soekarno-Hatta yang berlokasi di Tangerang, Banten menjadi arsitektur transport hub utama di Indonesia yang mengadakan interaksi global-lokal antardaerah lokal dan internasional. Kekeliruan berulang mengenai letak tapak bandara yang dianggap berada di Jakarta menjadi awal isu penelitian ini. Tesis ini berusaha menggali fenomena sejarah pembangunan arsitektur di Tangerang dengan menggunakan model kerangka teori pusat-pinggir dalam lingkup studi pascakolonialisme. Fokus studinya mencakup bagaimana relasi kuasa pada negara kolonial colonial state dan negara pascakolonial postcolonial state membentuk mekanisme ruang dan identitas melalui pembangunan arsitektur dan teknologi modern.Dengan menggunakan model pusat-pinggir, penelitian ini memaparkan bahwa pembangunan terminal keberangkatan I II bandara Soekarno-Hatta bertendensi untuk merepresentasikan budaya dan identitas nasional, serta menampilkan posisi Tangerang sebagai margin. Hal ini diperkuat dengan hadirnya oposisi biner pada pembentukan ruang kota dan arsitektur di Tangerang, seperti jalinan wacana dan praktik kolonial-pascakolonial, regulasi pusat-daerah yang menempatkan Tangerang sebagai pinggir ibukota Jakarta. Didukung oleh penggalian arsip dan studi kartografi masa kolonial-pascakolonial, tesis ini juga menunjukkan keterkaitan paradigma pembangunan ldquo;modern rdquo; di Tangerang masa kolonial dengan masa Indonesia pascakolonial. Adanya teknologi bandara di daerah juga menghadirkan fenomena ldquo;pusat baru rdquo;, di sisi lain berdampingan dengan ldquo;pinggir lama rdquo;. Pertemuan arus global dan peran lokal selama pembangunan-pembangunan di wilayah pinggir mengaburkan teritorialitas.Tesis ini menyimpulkan bahwa bandara Soekarno-Hatta menjadi representasi dari kecenderungan Orde Baru sebagai pusat untuk membentuk tradisi nasional di wilayah pinggir. Di sisi lain, dengan hadirnya teknologi transportasi dan arsitektur modern umumnya mampu menjadi alat yang turut memengaruhi perkembangan dan dinamika konfigurasi pusat-pinggir di dunia yang semakin cair, meleburkan yang global dan yang lokal. Hal ini terkait dengan bagaimana pembentukan paradigma berpikir pemerintah, arsitek dan masyarakat dalam merancang dan merencanakan pembangunan arsitektur dan ruang kota secara umum di negara pascakolonial.
Soekarno Hatta international airport which is located in Tangerang, Banten is the Indonesia rsquo s main transport hub architecture that provides global local interactions locally and internationally. The initial research issue begins with the case of repetitive misspelling about the airport site location which often emerges as it was perceived located in Jakarta. This thesis is trying to offer fresh view to dismantle the phenomena of history of architecture and urban space development as built environment in Tangerang by the framework of center periphery in postcolonial study. This research focuses on how power relations in colonial state and postcolonial state work to produce spatial mechanism and national identity through the development of modern infrastructure and technology.By concerning centre periphery model configuration, I describe and analyze the planning and desgin development of departure and arrival terminal I II of Soekarno Hatta to represent national identity and culture to display Tangerang as margin. Binary opposition had existed within history of colonialism and political construction of archtiecture and urban space in Tangerang, the discourse and practices of colonial postcolonial, center core region relationship, and global nexus force local agency. Archival and cartography throughout the colonial and postcolonial history, I show the interrelationship of ldquo developmental rdquo paradigm in Tangerang within colonial and postcolonial era. The presence of airport infrastructure in region also provides as catalyst to develop new ldquo centre rdquo , surrounding with the ldquo old periphery rdquo . Modern development and global local intermingling also blur the territoriality and duality of centre and periphery.This thesis conclude that Soekarno Hatta airport becomes a cultural representation from New Order tendency as a centre to create national identity through cultural tradition in space of periphery. The presence of transportation technoloty and modern architecture generally become significance tools in empasizing and developing the relationship of centre periphery configuration and melt between the global and the local. This is also related with how the paradigm of power relation between government, architect and society are constructed in designing and planning their architectural and urban space in the postcolonial state."
2017
T48399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuffahati Meydina Wafiyah Putri
"

Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta merupakan salah satu institusi penegakan hukum yang bertugas menangani penyelundupan narkoba melalui Bandara Soekarno-Hatta. Visualisasi terhadap peran bea dan cukai dalam menangani kasus penyelundupan narkoba memiliki unsur penggentarjeraan. Unsur tersebut dapat dianalisa menggunakan pendekatan kriminologi visual melalui berbagai foto Trophy shot Bea dan Cukai yang dipublikasi melalui berita online. Tulisan ini berfokus pada konteks visual, mengulas bagaimana visualisasi peran Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani kasus penyelundupan narkoba melalui foto trophy shot Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta yang dipublikasikan oleh portal berita online dalam kurun waktu 2017-2019. Kerangka berpikir dan analisis tulisan ini dilandasi pada pemikiran Stack (2010) dan Winters (2014) terkait karakteristik hukuman, konsep Trophy Shot yang dikemukakan oleh Linemann (2016), dan konsep image work policing. Karakteristik Hukuman yang dimaksud adalah Kepastian (certainty), Kelancaran (celerity), Keparahan (severity), dan Proporsionalitas. Penulis mengelompokkan foto trophy shot yang menggambarkan peran Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta dalam menangani penyelundupan narkoba ke dalam 4 jenis, yaitu Trophy shot saat petugas Bea dan Cukai menjalankan tindakan pemolisian pencegahan penyelundupan narkoba, Trophy shot barang bukti, Trophy shot pelaku penyelundupan narkoba, dan Trophy shot saat konferensi pers berlangsung. Hasilnya, Trophy shot yang memvisualisasikan peran Bea dan Cukai dalam menangani kasus penyelundupan narkoba dapat membangun citra tentang efek penggentarjeraan dan menggambarkan penerapan image work policing.

 


Soekarno-Hatta Airport Directorate General of Customs and Excise is one of the law enforcement institutions tasked with handling drug smuggling through Soekarno-Hatta Airport. Visualization of the role of Customs and Excise in handling drug smuggling cases has an element of general deterrence. These element can be analyzed using visual criminology approach through various trophy shot of Customs and Excise that published through online news. This paper focuses on the visual context, reviewing how the visualization of the role of the Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport in handling drug smuggling cases through a trophy shot of Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport that published by online news portals in the period 2017-2019. The thinking and analysis framework of this paper is based on the thought of Stack (2010) and Winters (2014) regarding the characteristics of punishment, the concept of the trophy shot that proposed by Linemann (2016), and the concept of image work policing. The characteristics of the punishment referred to are certainty, celerity, severity and proportionality. The Author grouped trophy shot photos that illustrate the role of Customs and Excise of Soekarno-Hatta Airport in dealing with drug smuggling into 4 types, namely (1) Trophy shots when customs and excise officers carry out policing measures to prevent drug smuggling, (2) Trophy shots of drug smugglers, (3) Trophy shots of evidence, and (4) Trophy shot during the press conference. As a result, the Trophy shot that visualizes the role of Customs and Excise in handling drug smuggling cases can build an image of the deterrence effects and illustrates the application of image work policing.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Galuhwati
"Bandara Soekarno-Hatta sebagai bagian dari internasional airport, merupakan prasarana yalg penting untuk transportasi. Sebagai suatu sistem yang penting dalam transportasi udarayang harus mempunyai tempat (terminal, landasan pacu, ta:riways). Disamping fasilitas bandara setiap operator harus memperhatikan kualitas pelayanan. Sistem transportasi udara tidak bisa terpisatrkan dari adarrya barrdara sebagai fasilitas utama. Meskipun de.mikian bandara bukan men4nkan tujuan ahkir perjalanan seorang penumpffig, tetapi bandara adalah tempat yang pertama yang dilihat penumpang. Bandara menjadi bagian dari industri transportais udara dan sekarang ini banyak orang menggunakan pesawat sthag:d, pilihan.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Berdasarkan data dari PT. Angkasa Pura, BUMN pengelola bandara sekaligus operator mencatat di tahun 2014 jumlatr penumpang mencapai 62.000.000 penumpang. Dimana kapasitas hanya mencapai 18.000.000 juta penumpang. Karena bandara Soekarno -Hattamempunyai masalah operasional dan non-operasional. Masalah operasional seperti kenaikan jumlah penumparrg, tertundanya waktu take-off dan waktu mendarat yang lama sedangkan masalah non-operasional seperti akses ke bandara Soeta susah atau macet, kurangnya taksi maupun transportasi publik.
Kita dapat membayangkan kepadatan dan kemacetan di SHIA dan kondisi yang ada akan mengurangi kepuasan penumpang. Kepuasan penumpang adalah prarr'*ri1g: untuk kelanjutan operasi bandara. SHIA memerlukan pengembangan untuk memperbaiki sistem yang ada dan sekarang SHIA mempunyai sistem baru yaitu Grand Design of SHIA. Peneliti sebelumnya telatr membahas tentang kuantitatfi indikator di SHIA seperti waktu tunggu, waktu proses dan pemanfaatan tempat di terminal menggunakan sofivare simulasi yaitu ProModel verci 7.5.
Dalam penelitian ini akan membahas kualitatif indikator di SHIA untuk melanjutkan penelitian yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel dari kualitas servis sebagai referensi dalam pengembangan.

Soekarno-Hatta Airport, in particular international airports, are omong the most vital transportation infrastructures. As an essentiql system of air *ansryat infrastructure they represent the physical site (terminals, runwoys, taxiways). Besides the airport facilities each operator airport must concern about their service quality. System of air transportation fiever been separated lftrn fftv existence of the airport as the main support. Even though the airport is not the final destination, but it represented the first time looked for customer. The airport becomes the part of industry transportation and nowadays a lot of people uiing air transportation.
Soekarno-Hatta International Airport (SHU) is the biggest and the busiest in Indonesia. Based on data from Angkasa Pura II, the compony that manages or as operator SHU that passengers in 2014 amounted 62 million. V[/hereas the capacity of SHU only 18 million passengers'. Because of that SHIA has ct problem operational and non-operational. Operational problems such as increase of passenger's reduced emergency slots, time delayed take-ffi and landing.lnw. to wait too long ond non-operational problems such os access to SHU ,s congestion,lack of tmi and transportation public.
We can imagine the density ond the congestion in SHM and that conditions will make reducing of passengers' satisfaction. The possenger's sotisfaction is important matter to sustainability operation of the airport. SHIA need improvement to define the performonce of the system and now SHIA has a new system called Grand Design of SHU. Previous researchers tallrcd obout the quantitative indicators at SHU such as waiting time, processing time ,rt:d" utilization oreo terminal simulation technique using one of simulation tool, ProModel version 7.5.
In this research will discuss qualitative indicator in SHIA to continue previous research. The objective of this research is to identify the variables of serttice quality of passenger's service as reference in improving and increosing the service quality that has been provided by SHIA to its consumers and the last objective for lookingfor the relationship between quantitative and qualitative. The method used in this research is a qualitative model of service qua14, meosurement (SERVQUAL) developed by Parasuramon et al., physical meosurements PJP2U service standards established by Director General of Civil Aviation, Republic Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Evraim Licardo
"Bandar Udara Soekarno Hatta merupakan bandara Internasional terbesar di Indonesia, namun belakangan ini sering terjadi peningkatan jumlah penumpang pertahunnya. Pada periode Januari-Oktober 2011 jumlah penumpang telah mencapai 41 juta orang yang tidak sebanding dengan kapasitas bandara yaitu 22 juta penumpang per tahun. Hal ini memicu perlunya manajemen lalu lintas selama pembangunan bandara Soekarno-Hatta di Terminal 3. Dengan menggunakan metode VISSIM, output yang didapatkan yaitu berupa volume, kecepatan dan tundaan. Dimana didapatkan hasil scenario terbaik yaitu pemindahan arus kendaraan yang menuju terminal 3 melalui terminal 1 dan 2 kemudian masuk melalui jalan atau sodetan yang telah dibuat sebelumnya. Dan untuk kendaraan yang akan parkir, akan disediakan lokasi parkir sementara.

Soekarno-Hatta Airport is the largest international airport in Indonesia, but this often happens later increased an annual number of passengers. In the period January-October 2011 passenger numbers had reached 41 million people who are not proportional to the capacity of 22 million passengers a year. This triggered the need for traffic management during construction of the Soekarno-Hatta Airport at Terminal 3. By using the method VISSIM, output acquired namely form of volume, speed and delay. Where obtained the result scenario is transfer the current vehicles heading terminal 3 through terminal 1 and 2 and went through road or watercourse that have been made before. And for vehicle parking, which will be provided temporary parking location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kudus Wardiana
"Hotel resort sebagal salah satu sarana pendukung pariwisata memifiki peranan yang cukup penting untuk menampung jumlah wisatawan yang dltargetkan pada tahun 1998/1999 sejumlah 6,5 juta wisman dan sanggup meraih devisa sebesar 8.9 milyar dollar AS. Pada awalnya hotel berkembang karena adanya perkembangan hubungan antar bangsa berupa hubungan perdagangan. Fasllitas yang disediakan masih sangat sederhana, yaitu: tempat tidur dan fasilitas makan dan minum. DaRam perkembangan selanjutnya terjadi persaingan untuk menarik konsumen, dengan menyediokan fasilitas yang lebih, seperti: rekreasl, pertemuan dan lain-lain. Lalu timbul berbagai jenis hotel dan terjadi penggabungan fungsi. Dan berbagai pendapat dapat dsimpulkan pengertian hotel resort adalah hotel yang tertetak dikawasan perstirahatan yang biasanya berada di luar kota. Unsur utama yang dual adalah atom dan sarana rekreasi. Dengan adanya hotel resort ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengtnapan dl daerah objek wsata sehingga dapat menarik banyak wisatawan ke daerah tersebut. Terutama di daerah yang memiliki banyak kekayaan clam, dengan adanya kecenderungan dart wlsatawan untuk melakukan kegiaton ekoturisme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purbantoro
"ABSTRAK
Bandara Soekarno - Hatta merupakan salah satu bandar udara yang berada dibawah pengelolaan PT. (Persero) Angkasa Pura II, dimana Bandara Soekarno - Hatta mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga beban tugas dan tanggung jawabnya sudah sangat berat, maka sudah selayaknya Bandara Soekarno - Hatta dijadikan sebagai kantor cabang.
Mengacu risalah rapat umum pemegang saham perusahaan Perseroan PT. Angkasa Pura II pada tanggal 30 Desember 1995 disebutkan bahwa struktur organisasi perusahaan diarahkan menjadi organisasi kantor pusat dan cabang termasuk Bandara Soekarno - Hatta.
Berdasarkan acuan tersebut diatas, maka dilakukan perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta yang pada intinya, untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh Bandara Soekarno - Hatta dalam membentuk organisasi kantor cabang dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya. Atas dasar hal tersebut maka perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pembukaan kantor cabang Bandara Soekarno - Hatta.
Untuk mendukung dalam perancangan organisasi tersebut digunakan kerangka pemikiran dengan memakai teori organisasi dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta.
Penelitian yang dilakukan bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan metode survei, penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas serta penelitian perpustakaan dan dokumenter.
Adapun perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah Bandara Soekarno - Hatta yang hergerak dibidang jasa kebandarudaraan.
Berdasarkan hasil penelitian dari perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta, diketahui bahwa adanya perampingan struktur organisasi di lingkungan Bandara Soekarno - Hatta.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa perancangan organisasi Bandara Soekarno - Hatta merupakan faktor yang penting dalam suatu perusahaan, hal ini berkaitan dengan pembukaan kantor cabang tersebut. Untuk itu dapat diklasifikasikan Bandara Soekarno - Hatta sebagai pelaksana operasional, sedangkan kantor pusat sebagai perencana.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>