Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gerda Kristina E.
"Pola ruang merupakan satu hal yang pembentukumya tidak dapat terlepas dari manusia yang berada di dalamnya. Manusia dengan budaya dan kondisi yang berbeda, memilild konsep dan pemakaian ruang yang juga berbeda. Demildan juga dengan manusia yang tinggal di sisi Sungai Ciliwung kawasan Manggarai. Keberadaan Sungai Ciliwung pads penggal ini, manusia yang membutubkan ruang untuk hidup dengan kondisinya yang masih serba terbates dan segala budaya yang membeutuk prilaku manusia itu, ternyata merupakan satu pertalian yang sangat mempengaruhi pole ruang mereka. Yang tercipta adalah pola uuik tersendiri, yaitu berupa ruang-ruang yang selalu siap berubah, memilild fleksibilitas yang tinggi dan merupakan 'kandungan' dari berbagai kemungkinan di mesa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Fitria Septiani
"Rumah adalah kebutuhan mendasar manusia sebagai tempat bertinggal. Tingginya kepadatan penduduk dan peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal selalu diikuti oleh masalah keterbatasan lahan dan biaya. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu cara yang dapat diupayakan adalah membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh. Penerapan konsep ini pada rumah sederhana diharapkan dapat diadaptasi atau dimodifikasi secara individual sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing pengguna dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Pertumbuhan yang seiring dengan meningkatnya kebutuhan serta kenyamanan ruang gerak harus disesuaikan dengan lahan yang terbatas. Untuk itu perlu ditinjau kecenderungan pertumbuhan yang diutamakan serta besar luasan ruang agar didapat suatu hunian yang mampu meningkatkan kualitas hidup penghuninya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariswan
"Ketersediaan lahan untuk menunjang kebutuhan manusia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan sifat lahan yang terbatas di wilayah perkotaan, persebaran bangunan menjadi tidak beraturan dan tidak terkendali. Hal ini memicu adanya perubahan fungsi lahan di kawasan sekitarnya teruatama di kawasan sempadan sungai yang seharusnya menjadi wilayah bebas bangunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pemanfaatan dan kemiringan sempadan Sungai Ci Liwung di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif. Data hasil observasi diolah dan dianalisis dengan unit analisis Meander untuk selanjutnya diinterpretasikan kedalam tabel dan peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sempadan Sungai Ci Liwung didominasi adanya pemanfaatan lahan pada garis sempadan sungai. Pola pemanfaatan sempadan Sungai Ci Liwung memiliki kemiripan jenis pemanfaatan lahan pada setiap Meander. Jenis pemanfaatan sempadan Sungai Ci Liwung didominasi dengan jenis permukiman tidak teratur (43,3%), permukiman teratur (26,74%), fasilitas sosial (26,63%), serta industri dan jasa (3,3%). Kemiringan sempadan Sungai Ci Liwung didominasi oleh jenis kemiringan landai (43,2%), kemudian disusul oleh kemiringan curam (36,7%), dan kemuringan agak curam (20,1%).

The availability of land to support human needs continue to increase along with the population growth. Limited nature of land in urban areas make the distribution of buildings becomes irregular and uncontrollable. This triggers a change in land use in the surrounding area, especially in the river border area. This Study is conduted to determine the utilization patterns and slope of the Ci Liwung riparian zone in Depok City 2021. This study is a research with a descriptive design. Oberservational data are processed and analyzed with the Meander analysis unit for further interpretation into tables and maps. The result shows that the condition of the Ci Liwung riparian zone is dominated by land use inside the riparian zone. The Utilization pattern of Ci Liwung riparian zone has a similiar type of land use in each Meander. Types of the utilization of Ci Liwung riparian zone are dominated by irregular housing (43,3%), regular housing (26,74%), social facilities (26,63%), and industry & services (3,3%). Border slope of Ci Liwung riparian zone are dominated by a slightly slope (43,2%), then a steep slope (36,7%), and a bit steep slope (20,1%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Utami
"Tata ruang adalah kegiatan manusia dalam mengatur ruang hidupnya sesuai dengan kebudayaan yang dimilikinya (Rapoport, 1982: 179). Beberapa pakar mengatakan bahwa tata ruang yang tidak sesuai akan menimbulkan ketegangan dan frustrasi (Daldjoeni, 1992: 155), juga tidak operasionalnya konsep-konsep budaya pelaku akan menimbulkan stres (Hall, 1966).
Sehingga bila tata ruang tidak sesuai dengan kebudayaan penghuni rumah, maka penghuni rumah akan merubah tata ruang rumahnya. Pada kompleks perumahan yang dibangun secara massal, dalam hal ini kompleks perumahan BTN, kondisi tersebut terjadi karena perencana tidak bertemu muka dengan calon penghuni rumah. Guna memahami apa yang dibutuhkan penghuni rumah, perencana harus mempelajari kebudayaan penghuni rumah, yang merupakan kajian pada bidang Antropologi. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penting untuk dilakukan penelitian mengenai kebudayaan penghuni rumah terhadap tata ruang rumahnya.
Perubahan sistem tata ruang berarti perubahan dalam model-model pengetahuan mengenai hakekat keluarga, yaitu struktur keluarga, kekerabatan, kehidupan ekonomi, pengasuhan anak (Suparlan, 1986: 17). Kebudayaan adalah serangkaian ide-ide atau gagasan, kepercayaan dan pengetahuan yang dimiliki manusia (Spradley, 1972: 6). Hall (1966: 2), mengatakan bahwa setiap bangsa, suku bangsa tidak hanya memiliki cara berbicara yang berbeda tetapi bahkan bagaimana mereka mendiami dunia dan bagaimana mereka mengolah dunia atau membuat lingkungan binaannya- dengan cara- yang berbeda pula. Kelengkapan pustaka mengenai akar kebudayaan Jawa, dan waktu yang terbatas, maka pada penilitian ini akan mengkaji suku bangsa Jawa.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perubahan tata ruang terutama didorong oleh tidak sesuainya konsep penataan komunikasi, yaitu tidak terpenuhinya unsur "Privacy". Pada satu sisi,penghuni rumah melakukan perubahan tata ruang berdasarkan pola berpikir modern, di mana penataan ruang lebih didasarkan pada efisiensi ruang. Namun di sisi lain mereka masih berpedoman pada kebudayaan Jawa yang bersifat tradisional, terlihat pada unsur-unsur budaya inti yang tidak mengalami perubahan yang terungkap pada konsep penataan ruang, waktu dan komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisya Asshafina Eloksari
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas keberlanjutan ide dalam kebijakan pengelolaan sungai khususnya Sungai Ciliwung di Jakarta. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ide pembangunan yang berkembang pada masa Orde Baru masih dapat mempengaruhi kebijakan pengelolaan sungai yakni pada kasus Keputusan Menteri PUPR No.26 tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksplanatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ide pembangunan menunjukkan persistensinya dan memiliki pengaruh terhadap kebijakan pengelolaan Sungai Ciliwung dari masa ke masa. Ide tersebut bertahan karena ortodoksi lama tidak runtuh sementara ide baru tidak mampu menemukan momen untuk terkonsolidasi. Peranan epistemic community pun ikut melanggengkan keberlanjutan ide tersebut.

ABSTRACT
This bachelor rsquo s thesis focuses on the discussion idea continuity in river management policy specifically in Ciliwung River in Jakarta. The purpose of this essay is to discover how pembangunan idea, which has its root in the New Order era, can still influence Ciliwung River management policies especially in the case study of Ministerial Decree of Ministry of Public Works and Public Housing No.26 2015. This research uses qualitative methods with explanative design. The findings suggest that pembangunan idea is persistent and has an influence on Ciliwung river management policies from time to time. The pembangunan ide persist because public does not consider it to be broken, hence the collapse of old orthodoxy did not happen. Meanwhile, the new idea cannot find its momentum to consolidate. Epistemic community helps the continuity of idea as supporting actor of the pembangunan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odang, Dian Mardianti
"Dasar Pemikiran; Ci Liwung yang berfungsi sebagai sumber air baku air minum penduduk DKI Jakarta menurut hasil pemantauan PAM Jaya dan Pusat Penelitian Masalah Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta (P4L) pada saat ini telah tercemar diantaranya oleh limbah industri. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air Ci Liwung dan selanjutnya agar dapat tetap menjaga kualitas air minum maka diperlukan peningkatan biaya produksi pengolahan air minum yang harus ditanggung konsumen. Industri di DKI Jakarta sebagian besar pada saat ini telah berlokasi di Kawasan Industri Pulo Gadung, namun di luar DKI Jakarta yaitu di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung (daerah Bogor ) berkembang pesat industri-industri yang membuang limbah cairnya ke Ci Liwung dan anak-anak sungainya. Berkembangnya industri di daerah tersebut dapat dimengerti karena sesuai teori lokasi industri ( Weber, Norman Pounds) daerah tersebut memiliki aksesibilitas yang baik, tenaga kerja, pasar dan ditunjang kebijaksanaan pemerintah.
Tujuan Penelitian; untuk mengetahui perkembangan industri tahun 1979-1986 di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung dan dampaknya terliadap kualitas air Ci Liwung yang berfungsi sebagai air baku air minum untuk wilayah DKI Jakarta.
Masalah; 1. Bagaimana perkembangan industri di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung tahun 1979-1986 ? 2. Dimana terjadi pencemaran air Ci Liwung tahun 1979 dan 1986, dan parameter-parameter apa yang telah tercemar ? 3. Bagaimana hubungan antara perkembangan industri di bagian hulu dan tengah DA Ci Liwung dan perkembangan kualitas air Ci Liwung ? 4. Dimana penyebaran jenis-jenis industri yang mencemarkan air Ci Liwung di bagian hulu dan tengah DAS Ci Liwung ?"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto Wirjosiswojo
"Dalam seminar sehari gerakan Ciliwung Bersih tanggal 22 Ag ustus 1989 dikemukakan bahwa Alur Ciliwung dengan panjang + 117 km, dihuni o l eh ± 6 . 264. 509 jiwa, serta tata gunanya diperuntukan sebagaf sawah , situ dan sungai, ladang, perkebunan, bangunan dan pekarangan . Salah satu penyebab banjir adalah berkurangnya jalur hijau sebagai penyanggah air. Hal ini disebab kan meningkatnya pertambahan penduduk dan kebutunan tanah untuk bermukim. Permukiman sesuai dengan ketentuan pemerintah adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan kehidupan.
Permukiman penduduk yang tidak sesuai dengan ketehtuan pemerintah merupakan penyimpangan dari pola permukiman dan keadaan tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh perilaku penduduk. Perilaku penduduk terhadap Daerah Alur Sungai yang dapat mempengaruhi pola permukiman antara lain adalah karena tingkat pendidikannya yang belum memadai terutama mengenai lingkungan hidup. Demikian juga jenis pekerjaan penduduk yang beraneka ragam belum meberikan dampak yang positif terhadap pemeliharaan lingkungan. Di samping itu perencanaan dan pengawasan Pemerintah Daerah terhadap pembatasan pertambahan penduduk serta tata guna tanah belum secara keseluruhan dapat di1aksanakan. Keadaan ini dapat dikemukakan pada hal-hal sebagai berikut :
  1. Berkurangnya jalur hijau di sepanjang Daerah Alur Sungai.
  2. Bertambahnya jumlah permukiman di Daerah Alur Sungai menimbulkan pula bertambahnya aktivitas pembuangan sampah rumahtangga ke badan air.
  3. Banyaknya rumah penduduk yang dibangun menjorok ke badan sungai sehingga mengakibatkan penyempitan atau mengubah A1ur Sungai.
Dari uraian-tersebut maka masalahnya adalah sebagai berikut :
Seberapa jauh pengaruh tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
penduduk setempat dengan pola permukiman di Daerah
A1ur Ci11wung ?.
Hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut ;
  1. Penduduk yang mempunyai pendidikan tinggi bermukim lebih jauh dari tepi sungai daripada penduduk yang berpendidikan dasar dan menengah,
  2. Penduduk yang mempunyai pekerjaan bukan sebagai pegawai negeri bermukim lebih dekat ke tepi sungai dari pada pegawai negeri.
Jenis penelitian adalah survai, observational cross sectional dengan menggunakan sampel secara acak. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan taksiran proporsi jumlah subyek dan interval konfidensi ditetapkan sebesar 95%. Jumlah sampel di kelurahan Bidaracina adalah 58 KK dan di kelurahan Baranangsiang 30 KK. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dan pengujian hipotesis dengan uji Ch1 Square.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut :
  1. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk setempat, maka mereka ternyata semakin agak jauh bermukim dari Daerah Alur Ciliwung. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk yang berpendidikan tinggi mempunyai persepsi yang lebih baik terhadap pola permukiman penduduk danipada mereka yang berpendidikan dasar dan menengah, berarti pendidik an dapat mempengaruhi pola permukiman.
  2. Jenis pekerjaan penduduk setempat ternyata tidak mempengaruhi mereka untuk bermukim di Daerah Alur Ciliwung. Hal ini berarti dengan jenis pekerjaan apapun tidak mempengaruhi pola permukiman.
  3. Perencanaan diarahkan kepada status, penempatan dan proses kegiatan penduduk dengan upaya membatasi pertambahan penduduk. Sedangkan pendidikan diarahkan kepada pendidikan non formal yang memprioritaskan pendidikan berwawasan lingkungan.
  4. Pengawasan dilakukan dalam hal tata guna tanah- untuk mencegah berkurangnya jalur hijau, pemakaian tanah negara dan pengendalian bahaya banjir.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Iswahyudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta keadaan sektor ketenagalistrikan di Indonesia (berdasarkan UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan), dimana perencanaan ketenagalistrikan yang sentralistik, bentuk struktur industri monopoli negara yang terintegrasi secara vertikaI telah menghasilkan sektor ketenagalistrikan yang kurang efisien dan kurang transparan. Adapun harapan yang diinginkan adalah adanya restrukturisasi, sehingga sektor ketenagalistrikan di Indonesia menjadi kompetitif dengan adanya kompetisi di sisi pembangkitan dan penjualan sehingga efisiensi, transparansi, harga listrik yang wajar dan peningkatan pelayanan pelanggan dapat terwujud sebagaimana amanat UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan.
Tujuan penelitian ini adalah ekspektasi kinerja usaha penyediaan tenaga listrik setelah diundangkannya UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; antisipasi yang diperlukan terhadap dampak diundangkannya UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan sehingga kompetisi antar pemain di sisi pembangkitan dan penjualan tenaga listrik seperti yang diharapkan UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan dapat memenuhi tujuan efisiensi, transparansi, harga listrik yang wajar dan pelayanan yang semakin baik serta ekspektasi terhadap pemenuhan fungsi dan implementasi Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik menurut UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.
Antisipasi dampak implementasi UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan lebih difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan regulasi bisnis tenaga listrik, yaitu desain dan aturan-aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik. Desain dan aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik harus disesuaikan dengan sifat/karakteristik dasar listrik, antara lain imbalances, congestion management, ancillary services, scheduling and dispatch.
Metode pendekatan Structure-Conduct-Performance diterapkan untuk melihat ekspektasi kinerja industri pembangkitan tenaga listrik antara lain:
1. Efisiensi, merupakan efisiensi operasional (static efficiency) yang bersifat short run diperoleh dari dispatch yang dilakukan oleh pengelola sistem tenaga listrik yang menghasilkan optimal mix dengan biaya pembangkitan termurah (least cost) dari berbagai jenis pembangkit dengan masing-masing kapasitasnya untuk memenuhi demand beban,
2. Profitability, di bawah kondisi kompetisi, investasi yang dilakukan oleh perusahaan usaha penyediaan tenaga listrik akan menghasilkan normal rate of return, mengingat harga penyediaan tenaga listrik sama dengan harga marginal cost nya.
3. Progressiveness, atau disebut juga dynamic efficiency yang bersifat long run dicapai melalui mekanisme bidding pada kondisi real time (spot market). Pada kondisi ini, real-time price signal merupakan insentif bagi pembangkit untuk bebas masuk dan keluar (free entry free exit). Jenis pembangkit yang menggunakan teknologi yang lebih efisien tentunya akan dapat leluasa masuk (free entry) menggantikan jenis-jenis pembangkit yang keluar (exit) karena teknologinya relatif lama dengan efisiensi yang rendah.
Ekspektasi terhadap pemenuhan fungsi dan implementasi Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik sebagaimana amanat UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan adalah :
1. Mampu melaksanakan pengaturan dan pengawasan yang ketat sehingga dapat mempertahankan efisiensi koordinasi dan menghilangkan potensi adanya duplikasi fungsi antara pengelola pasar dan pengelola sistem tenaga listrik;
2. Mampu menyusun desain dan aturan-aturan pasar yang menjadikan pengelolaan pasar yang kompetitif dapat berjalan dengan baik (workable competition);
3. Mampu untuk menjamin menumbuhkan mekanisme pasar yang betul-betul menciptakan market clearing yang tidak terdistorsi oleh kebijakan pemerintah;
4. Mampu menyeimbangkan antara fungsinya dalam hal pengawasan dan fungsinya sebagai advokasi persaingan;
5. Mampu bersikap netral;
6. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang doktrin-doktrin persaingan;
Berkaitan dengan hasil penelitian, disampaikan beberapa saran yaitu :
1. Persaingan usaha penyediaan tenaga Iistrik seharusnya dilakukan atas dasar kemauan pasar, bukan dari pemerintah akibat paksaan dari lembaga internasional,
2. Wilayah kompetisi yang layak direkomendasikan adalah merupakan wilayah industri dan/atau konumen besar yang memerlukan produk listrik tegangan tinggi,
3. Potensi terjadinya struktur pasar oligopoli pada industri pembangkitan tenaga listrik harus diimbangi dengan aturan pasar yang secara riiI dapat mewujudkan persaingan berjalan efektif,
4. Oleh karena itu, dalam menyusun desain dan aturan-aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik maupun dalam penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan di tingkat operasional/implementasi UU No.20/2002 tentang Ketenagalistrikan disarankan untuk mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Transaksi listrik meliputi tiga pasar antara lain energy market (pasar energi) yaitu kWh (kilo Watt jam) listrik yang dibangkitkan, pasar ancillary service (untuk menjaga kualitas tegangan dan frekuensi listrik serta mengantisipasi cadangan pasokan/back-up) serta pasar kapasitas (capacity market) yaitu kapasitas yang dibangkitkan dalam Mega Watt.
b. Penanganan transaksi listrik diberlakukan melalui dua sistem penyelesian (two settlement-scheduling system), yaitu day a head schedule (pelaksanaan lelang atau bidding yang dilakukan selang satu hari sebelum kondisi riil) dan real time dispatch (dispatch yang dilaksanakan oleh pengelola sistem tenaga listrik pada kondisi riil).
c. Pelaksanaan lelang (bidding) pada day a head schedule meliputi penawaran dari perusahaan pembangkitan (meliputi harga dan kapasitas) dan permintaan dari distribusi/konsumen besar (meliputi demand dan price cap). Agar sisi demand (permintaan) dapat responsive terdapat harga maka selayaknya pencatat meter (kWh meter) merupakan pencatat meter pemakaian kWh listrik fungsi harga pasar dalam kondisi real time.
d. Dispatch yang dilakukan oleh pengelola sistem tenaga listrik berdasarkan Locational Based Marginal Pricing (harga marginal berdasarkan lokasi) sehingga penentuan harga listrik di tingkat wholesale akan berbeda di tiap-tiap titik transmisi atau wilayah (non-uniform turn.
e. Penentuan harga berdasarkan kontrak jangka panjang harus berdasarkan transmission congestion contracts (kontrak kemacetan, untuk melindungi atau hedge terjadinya fluktuasi harga diantara beberapa lokasi dalam suatu jaringan transmisi) dan contracts for dfferences (kontrak perbedaan antar harga LBMP dan harga kontrak pada titik pengiriman).
f. Peran Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik dalam mewujudkan efisiensi koordinasi dan menghilangkan duplikasi fungsi antara pengelola pasar dan pengelola sistem tenaga listrik sehingga transaction cost dapat diminimalisasi,
g. Penetapan benchmark biaya marginal produksi oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik dalam mengantisipasi adanya kolusi antar pemain di pembangkitan tenaga listrik untuk menaikkan harga yang terjadi pada struktur pasar oligopoli."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifa Amira Satrioputri
"Sungai Ciliwung adalah sungai besar yang sangat identik dengan permasalahan banjir di Jakarta. Ketika sungai Ciliwung mengaliri Jakarta, sungai ini membawa material sedimen alami maupun antropogenik ke kawasan urban tersebut. Sedimen antropogenik tersebut tidak lain ialah sampah dari Jakarta maupun wilayah sebelumnya. Problematika ini dilengkapi lagi dengan aktivitas antropogenik yang terjadi di Jakarta, salah satunya adalah aktivitas Pintu Air Manggarai yang merupakan percabangan sungai Ciliwung di Jakarta. gangguan rezim fluvial di sungai Ciliwung berupa sampah yang bertumpang tindih dengan fitur antropogenik inilah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari fitur geomorfologi urban di pintu air Manggarai, karakter sedimen Sungai Ciliwung di berbagai titik area pengendapan di kawasan Pintu Air Manggarai, dan bagaimana relasi langsung antara sedimen alami dengan sampah. Dengan metode granulometri, sampel sedimen yang tergabung dengan sampah diidentifikasi karakteristik litologinya, serta sampah diklasifikasikan berdasarkan jenis dan ukurannya. Penelitian ini menghasilkan data berupa keadaan geomorfologi urban di Kawasan Pintu Air Manggarai juga keterhubungan antara properti sampah tertentu dengan sedimen yang terendapkan bersamanya.

The Ciliwung River is a large river that is very synonymous with flooding problems in Jakarta. When the Ciliwung river flows through Jakarta, this river carries natural and anthropogenic sediment material into the urban area. This anthropogenic sediment is none other than rubbish from Jakarta and previous areas. This problem is further complemented by anthropogenic activities that occur in Jakarta, one of which is the activity of the Manggarai Sluice Gate which is a branch of the Ciliwung river in Jakarta. The disturbance of the fluvial regime in the Ciliwung River in the form of waste that overlaps with anthropogenic features is what will be the focus of this research. This research is aimed at studying the urban geomorphological features at the Manggarai Water Gate, the character of the Ciliwung River sediment at various points in the deposition area in the Manggarai Water Gate area, and the direct relationship between natural sediment and waste. Using the granulometric method, sediment samples combined with waste are identified for their lithological characteristics, and the waste is classified based on type and size. This research produces data in the form of urban geomorphological conditions in the Manggarai Water Gate Area as well as the relationship between certain waste properties and the sediment deposited with them."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"KESIMPULAN
Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini berkenaan dengan usaha rekonstruksi perekonomian kuna di daerah aliran sungai Ciliwung, yang berdasarkan penelitian¬penelitian terdahulu -- baik yang berupa survei maupun ekskavasi -- diketahui mengandung peninggalan-peninggalan budaya masa lalu (situs-situs arkeologi) yang berasal dari tradisi prasejarah. Situs-situs tersebut adalah Kelapa Dua, Lenteng Agung, Tanjung Barat, Condet Balekambang. Kampung Kramat dan Pejaten.
Berdasarkan analisis temuan-temuan yang terkandung pada situs-situs tersebut dapat dikenali beberapa kegiatan masyarakat masa lalu di daerah aliran sungai Ciliwung yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah pembuatan alat, pertanian, pengolahan makanan dan perdagangan.
Kegiatan ekonomi pada dasarnya merupakan cara manusia dalam memenuhi kebutuhanya, baik yang bersifat biologis maupun psikologis. Kegiatan yang dilakukan itu dimulai dengan pencarign bahan baku, diikuti dengan perilaku pembuatan (manufacture) dan pemakaian. Pada jenis barang konsumsi seperti makanan, setelah dilakukan penyiapan makanan maka barang tersebut selanjutnya dikonsumsi. Demikian pula kegiatan-kegiatan pembuatan alat, pertanian, pengolahan makanan dan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat penghuni situs-situs di daerah aliran sungai Ciliwung pada masa lalu pada hakekatnya merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>