Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibnu Yazid
"Adalah suatu hal yang menarik jika kita amati masjid-masjid zaman wali yang ada di pulau Jawa. Masjid-masjid ini sangat berbeda dengan masjid-masjid yang ada di tanah Arab, tempat Islam pertama berasal. Perbedaan ini tentunya bukan sesuatu yang tidak disengaja. Dengan hypotesa bahwa penampilan masjid-masjid ini merupakan bagian dari strategi dakwah Walisongo. Tulisan ini mencoba mengkaji lebih jauh bagaimana strategi dakwah itu diterjemahkan ke dalam bentuk masjid serta faklor apa saja yang ikut mempengaruhinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Darullail
"Tata cara dalam perwujudan suatu arsitektur tradisional dilihat sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai budaya yang ada dalam kelompok masyarakat terkait karena pada dasarnya tata cara tersebut merupakan pelembagaan dari nilai-nilai tertentu tersebut. Seringkali rangkaian upacara menyertai setiap tahapan pembangunannya dan hal ini semakin menegaskan arti penting arsitektur tradisional di tengah masyarakatnya. Begitu pula elelnen-elemen arsitektural pada arsitektur tradisional yang umumnya memiliki arti perlambang/simbol tersendiri bagi masyarakatnya sehingga menimbulkan pola-pola komunikasi arsitektural yang dituangkan melaiui ungkapan spatial, bentuk maupun ornamentasinya (aspek semiotika atau semiologi).
Tulisan ini mencoba untuk mengenali salah satu unsur dalam arsitektur tradisional sekaligus sebagai salah satu perangkat tradisi, yaitu simbol, baik peranannya maupun perkembangannya ditinjau dari sudut arsitektur sebagai sistem lambang atau bahasa maupun sebagai ungkapan surgawi {divine model)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatussadiyah
"Mesjid dan umat Islam, adalah dua hal yang tidak terlepaskan. Kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat sebanyak 5 waktu dalam sehari sema|am. mendorong umat Islam senantiasa mendirikan mesjid-mesjid untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah tersebut. Disamping juga, sebagai pemenuhan kebutuhan tempat ibadah kolektif bagi suatu lingkungan. Dalam perkembangannya, mesjid hadir dalam lingkungan yang beraneka ragam. Tidak hanya mendominasi dalam lingkungan yang agamis saja. tapi juga merambah dalam lingkungan yang lebih bersifat sekuler, misalnya dalam lingkungan pendidikan, lingkungan perkantoran, lingkungan pasar, dan lainnya.
Jika pada awalnya, pemenuhan fungsi sebuah mesjid hanya ditentukan oleh kebutuhan ibadah semata, tidak demikian yang terjadi pada masa selanjutnya. Mesjid terus berkembang dan menjadi bagian dari karya arsitektur, perwujudan fisiknya tidak semata ditentukan oleh fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sarat dengan pemikiran ideologi, situasi dan kondisi kekinian lingkungan yang melahirkannya. Sehingga, pendekatan arsitektural yang diterapkan pada mesjid pun terus meningkat. Karena setiap lingkungan mempunyai kebutuhan berbeda, disamping kebutuhan utama sebagai tempat ibadah kolektif, terhadap keberadaan mesjid, begitupun sebaliknya, mesjid memiliki potensi yang khas terhadap lingkungannya. Dan lingkungan memiliki kekuatan aspek fisik dan nonfisik untuk memberi bentuk kepada mesjid. Menyoroti perkembangan mesjid yang berada dalam lingkungan pendidikan modern, khususnya lingkungan perguruan tinggi atau lingkungan kampus, dapat diamati sebagai pencerminan meningkatnya kebutuhan religius lingkungan kampus atau bisa juga sebagai simbolisasi eksistensi kehadiran komunitas muslim dalam lingkungan tersebut atau fungsi dan peranan mesjid lainnya yang dihadirkan melalui bentuk arsitekturalnya. Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah, fungsi dan peranan yang manakah yang diekspresikan pada arsitektur mesjid dalam lingkungan kampus?.
Mencari jawaban atas pertanyaan ini akan membawa kita pada penelusuran lebih jauh tentang mesjid dan arsitekturnya, kampus dan lingkungannya, hingga arsitektur mesjid dalam lingkungan. Tiga mesjid Kampus yang menjadi studi kasus dalam penulisan ini, akan melengkapi kebutuhan analisis teori yang disajikan dan diharapkan dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang akan menjawab pertanyaan di atas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rochim
Bandung: Angkasa, 1995
726. 209 598 ABD m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Delia Octaviana
"Siapa nyana kepiawaian orang Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar), berpantun-pantun adat, berpetatah-petitih atau bersastra sedari dulu sampai sekarang ternyata bisa membuahkan hasil yang mengagumkan. Salah satunya, arsitektur rumah bagonjong. Tiap elemen Rumah Gadang memiliki denotasinya masing - masing. Dia ada karena makna oleh karena itu dia adalah simbol. Gonjong adalah salah satu simbol etnik itu. Gonjong merepresentasikan makna filosofi Minang yang terabstrasikan kedalam bentuknya. Pengejawantahan nilai-nilai filosofis itu ke dalam bentuk arsitektural memberikan arti tersendiri bagi arsitektur sebagai wadah ilham dan pemikiran terdalam manusia. Terkait dengan modernitas arsitektur vernakular Minang saat ini, simbol pun melebur. Perwujudan manifestasi baru mencoba untuk mencipta citra gonjong moderen dalam persepsi masyarakat awam. Lalu bagaimanakah peleburan gonjong sebagai simbol etnik ini dalam konteks modernitas arsitektur Minang? Adakah manifestasi baru itu tetap memenuhi kaidah murni dari bentuk adatnya ataukah mungkin justru berbeda?. Pertanyaan ini yang ingin saya kaji dalam penulisan skripsi ini yakni pemahaman mengenai gonjong sebagai simbol etnik dan menganalisis bentukan baru dari hasil peleburannya dalam modernitas arsitektur Minang. Untuk memahaminya saya mengkaji berdasarkan konteks sejarah dan mitos dari simbol etnik itu sendiri, terkait dengan teori semiotik dan diakhiri dengan analisis bentuk untuk menyesuaikan kaidah bentukan baru itu terhadap kaidah murninya.

No one ever thought that the skilled of Minangkabau people for making a poem from here and now can produce an outstanding result. The architecture of Rumah Bagonjong is one of it. Each of the element of Rumah Gadang have their own denotation. Meaning caused presence, so that it's called symbol. Gonjong is one of the ethnic symbol. It's represent a meaning from Minang philosophy that abstractedly on it's form. The manifestation of local content and philosophy value on architectural form has produce their own meaning for architecture as result for human deepest thought. Related with modernity vernacular architecture, that symbol was assimilate. The newest manifestation try to create a new image of modern gonjong on people perception. Thus how was the assimilation of gonjong responded to the modernity of Minangkabau architecture?. Does it new manifestation still fulfill it pure requirement or not?. These inquiries are what I expected to answer by conferring an outlook about gonjong as the ethnic symbol and its assimilation on modernity Minangkabau architecture. The assessment is based on the history and myth related to the theory of semiotic and by analysing the form to make a comparison between the new image of the modern gonjong with the pure requirement of traditional gonjong."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angki W. Perdana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choesnah Idarti
"Mesjid adalah per ujudan ruang kegiatan spiritual ibadat agama Islam. Tempat mendekatkan diri kepada Tuhan dan tempat menjalin hubungan antar manusia. Masyarakat kota yang cenderung sekular menyebabkan tersisihnya peran mesjid sebagai pusat aktivitas umat terutama pada mesjid yang dibangun di teneah kota dalam hngk-ungan perkantoran, Mesjid kontemporer ini cenderung mendapat apresiasi simbol dan identitas diri yang lebih besar daripada perhatian masyarakat untuk membina kegiatan kemanusiaan di dalamnya. EkspIorasi terhadap dimensi spiritual dalam ruang mesjid merupakan obyek perancangan yang akan terus berkembang. Sifat universal dari ruang berdimensi spiritual temyata dapat diwujudkan tanpa mengurangi nilai dimensi vertikal ibadat Islam dalam Mesjid Menara Niaga."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafwandi
"ABSTRAK
Lokasi dan situasi Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus terletak diantara 110_ 36 dan 110`50 Bujur Timur serta 6_ 51 dan 7_16 lintang Selatan, atau sekitar 50 km sebelah Timur Semarang .Dengan ketinggian 55 m dari permukaan air laut serta luas sekitar 422,21 km2. Kota Kudus secara geografis mempunyai batas yakni : - di sebelah Utara Kabupaten Dati II Jepara dan Kabupaten Dati II Pati.- di sebelah TimurKabupaten Dati II Pati.- di sebelah Selatan Kabupaten Dati II Grobogan dan Dati II Pati.- di sebelah Barat : Kabupaten Dati II Demak dan Kabupaten Dati II Jepara. Daerah Kudus bahagian Selatan merupakan dataran rendah dengan persawahan, bagian Utara adalah dataran tinggi ( pegunungan Muria ), sedangkan daerah Tengah merupakan dataran. Kota Kudus dibelah oleh Sungai Gelis yang mengalir ke Selatan dan membagi kota dua bahagian yaitu Kudus Kulon bagian kota yang terletak di sebelah Batay Sungai, dan Kudus Wetan bagian kota yang terletak di sebelah Timur Sungai_

"
1984
S13402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafwandi
Jakarta: Bulan Bintang, 1985
723.309 598 SYA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Ariesna Elvijanny
"Mesjid Agung Palembang adalah salah satu mesjid tua di Palembang sekaligus yang terbesar. Mesjid ini memiliki ciri-ciri sebagaimana yang dimiliki oleh mesjid tua lainnya di Indonesia yaitu denah bujursangkar, beratap tumpang, memiliki serambi. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah: a. Metode deskriptif; b. Metode komparatif. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara dan teknik pengamatan. Sebagai perbandingan dilakukan pengamatan terhadap Mesjid Agung Banten serta Rumah Limas Palembang."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>