Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111077 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leepel, Ruby Josephine
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Pustaka Jaya, 1978
913.926 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Surio Ananto
"Alasan Penelitlan di antara mahluk--mahluk ciptaan Tuhan manusia menduduki tempat yang tertinggi, karena ia dikaruniai dengan kecerdasan dan akal yang melebihi mahluk--mahluk lainnya. Sesungguhnya tidak ada yang melebihi kebesaran-nya di antara mahluk kecuali manuaia. Dan dalam diri manusia tidak ada yang lebih besar kecuali kemampuannya dalam berfikir.
Lingkungan geografis yang memberikan tantangan kepada manusia dan telah ditanggapi selama berabad-abad lamanya dengan cara yang efektif, cenderung untuk menumbuhkan kebudayaan yang bercorak khusus dan bersifat regional. Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat sekali dan tidak mungkin dipisahkan. Untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang dan keturunan guna meneruskaaa kepandaian, pengalaman dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosenani Kusumastuti
"Pada relief candi Borobudur, yaitu pada relief Karmawibhangga, Lalitavistara, wadariaJtaka, dan Gandawyuha, terlihat lukisan alat-alat musik, antara lain suling, simbal, Lute, ghanta, cangka (terompet yang terbuat dari siput), saran dan gendang. Pemilahan lukisan alat musik pada relief candi Borobudur sebagai titik tolak penelitian dan pembicaraan dalam tulisan ini, dan bukan dari naskah atau sumber lain, didasarkan atas pertimbangan belum adanya penelitian yang mendalam mengenai alat-alat musik yang khusus terlihat pa_da relief candi Borobudur. Dengan mengadakan pengamatan terhadap relief candi, benda temuan seperti area perunggu dan terakota, gong, gents, dan alat musik lainnya, isi tulisan pada prasasti perunggu dan batu, karya sastra Jawa Kuno, dan berita Cina Kuno yang ada hubungannya dengan kerajaan Jawa Tengah dan perkembangan politik dan sejarah budaya Nusantara, terlihat adanya hubungan antara alat musik Indonesia (terutama Jawa dan Bali) dan alat musik negara lain seperti India, Indo_cina, dan Cina (Kunst 1968:2)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ramayanti
"Penelitian yang membahas secara khusus bentuk- bentuk makhluk-makhluk kayangan khususnya apsari pada relief cerita Candi Borobudur sebagai sumber data utama, belum pernah dilakukan oleh para ahli arkeologi. Apsari yang dipahatkan pada Candi Borobudur dalam jumlah yang cukup banyak dan sikap yang berbeda. Sebagai tokoh yang terbang di atas atau di antara awan pada relief Lalitawistara sebanyak 4 panil, pada relief Gandawyuha sebanyak 10 panil. Sebagai tokoh yang berdiri sendiri pada bagian luar dari pagar langkan lorong pertama sebanyak 216 panil dan yang berkelompok sebanyak 96 panil. Mengingat apsari dipahatkan dalam jumlah yang cukup banyak, maka diharapkan penggambaran bentuk-bentuk apsari yang dapat memperlihatkan sejumlah tipe tertentu dapat diperoleh.
Dalam pembahasan yang digunakan sebagai sumber data utama adalah relief Candi Borobudur yang menggambarkan apsari. Selain itu digunakan juga sebagai data banding adalah sumber arkeologi lainnya, yaitu Candi Sari, Candi Lumbung dan Candi Plaosan Lor dan sumber naskah. Dalam usaha memperoleh data, digunakan metode deskriptif. Tahap awal dalam metode deskriptif adalah pengamatan terhadap ciri umum meliputi : 1. Sifat umum yang dipisahkan menjadi 4 bagian, yaitu: kepala, sikap badan, lengan dan tangan, paha dan lutut yang tiap bagian dikelompokan ke dalam variasinya. 2. Perincian benda yang dipakai meliputi bentuk subang, kalung dan gelang kaki. Perincian benda yang dipegang meliputi (tangkai pendek) utpala, kumuda, padma, padma bercabang 3, padma bercabang 4, camara; (tangkai panjang) utpala, kumuda, padma, camara. Setelah pendeskripsian selesai dilakukan, kemudian digunakanlah analisa kontekstual, metode komparatif dan klasifikasi taksonomi untuk mengolah tipe-tipe tertentu yang hasilnya akan dimasukan ke dalam suatu tabel."
1987
S12004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Ratnadi
"Relief Candi Borobudur, yaitu pada relief Jataka-avadhana, Lalitavastara dan karmavibhangga ada dilukiskan alat-alat upacara yang di antaranya dapat dikenali sebagai: ghanta, vajra, dhupa, dipa, pamandyangan, sangku, puspa, wanci (talam berkaki satu) lengkap dengan tutupnya dan semacam bentuk shanti. Diantara alat-alat upacara yang dilukiskan itu ada yang menyerupai alat-alat upacara perunggu hasil penemuan kepurbakalaan yang sekarang disimpa di Meseum Pusat Jakarta. Jenis alat-alat upacara perunggu itu antara lain terdiri atas: ghanta, vajra, dhupa, dipa, sivambha, berkaki tiga (tripada) yang di Bali biasanya dipergunakan oleh pedanda Siwa, svambha berkaki satu (ekapada) yang di Bali biasanya dipakai oleh pedanda Buddha dan disebut pamandyangan, tempat vija/aksata, tempat cendana/gandha, talam berkaki satu yang biasanya dipergunakan sebagai tempat alat-alat upacara atau sesajen sebagaimana masih dilakukan di Bali. Alat-alat perunggu itu diduga berasal dari abad ke-7-15 Masehi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S 11859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddi Sarwono
"Di antara ribuan kepurbakalaan zaman Indonesia kuna yang dapat disaksikan sekarang, candi I3 Borobudur mempunyai bentuk yang sangat lain dari candi-candi yang ada di Indonesia. Karena candi Borobudur tidak mempunyai ruangan di dalamnya, tempat orang melakukan ibadah (Soekmono 1978: 14). Bangunan candinya membentuk sebuah piramida tangga yang berhiaskan tiga teras bundar di atasnya, dan diakhiri dengan stupa besar sebagai kepuncaknya (Magetsari 1981: 9). Di samping itu terdapat juga banyak pahatan-pahatan relief yang mengisi seluruh permulcaan dinding dan pagan langkannya. Relief-relief tersebut ada yang menggambarkan cerita suci, dan ada pula yang berupa bidang bias belaka. Relief yang menggambarkan cerita suci itu masing-masing dibingkai menjadi 1460 pigura, sedangkan relief-relief yang berupa hiasan dipahatkan berkotak-kotak masing-masing berdiri sendiri, seluruhnya berjum_lah 1212 pigura."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresno Yulianto Soekardi
"ABSTRAK
Dari sekian banyaknya karangan tentang bangunan-bangunan candi di Indonesia, candi Borobudur merupakan salah sahu candi yang sudah sering dibicarakan. Penelitian terhadap candi itu meliputi berbagai aspek, seperti arsitektur. geologis, kimiawi, historis, maupun arkeologis. Aneka ragam penelitian itu sudah barang tentu melibatkan berbagai ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Candi Borobudur mulai muncul dari kegelapan masa lalu ketika Raffles, Gubernur Jendral Inggris yang bertugas di Indonesia, mendapat keterangan tentang adanya sebuab candi besar yang disebut Candi Borobudur, terletak di desa Bumisegoro, dekat Magelang, propinsi Jawa Tengah (Soekmono 1981:21). Selanjutnya, Raffles menguraikan tentang candi itu meskipun secara singkat di dalam bukunya yang terkenal, History of Java {1965).
Semenjak itu, makin barnyak karya tulis di terbitkan oleh peneliti aging tentang candi. Borobudur. Krom (1920) dan Erp (1931 misalnya, telah menerbitkan karya besar mereka berupa monografi sebanyak 2 jilid dan 3 album. Belum lagi karang_an-karangan baik dalam bentuk buku maupun artikel yang tak terhitung jumlahnya...

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Niken Pramusinta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Borobudur Temple has its own magnet to more than 2 million tourists both domestic and foreign tourists. This research aim is to study revitalization aspect needed in Borobudur Temple area. The main problem in Borobudur is the degradation of environment physical quality, the decline of visitor experience quality, and the decline of Borobudur image as world heritage site.
Methods used in this research is qualitative methods with rasionalistic paradigm. While analyses tool used in this research consist of socio-culture analyses, sosio-economy analyses, land use analyses, and tourism analyses. The findings of development analyses is a basic and strategic action to develop physical and non-physical Borobudur Temple area its environment thus Borobudur can defend its image as a world heritage site.
This research concluded that Revitalization of Borobudur Temple Area is absolutely needed. Revitalization of Borobudur Temple Area will cover development of Zone 2 and 3, so it will contribute benefit to the development of Borobudur area and its surroundings."
MTUGM 4:30 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>