Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75483 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Yanty
"Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses sintesis urea, amonia selalu terkandung dalam air limbah pabrik pupuk. Baku mutu amonia dalam limbah cair adalab 50 mg/L dengan beban pencemaran maksimum sebesar 0,75 kg/ton (Kepurusan MenKLH No. Kep-03/MENKLH/II/1991), namun masih ditemui kandungan amonia dalam air limbah suatu pabrik pupuk yang konsentrasinya antara 2 sampai 10 g/L dengan debit sebesar 123.000 L/jam 1.
Pada penelitian ini, adsorpsi adalah metode yang dipilih untuk meraduksi kandungau amonia dalam air limbah tersebut. Adsorben yang digunakan adalab Zeotit Alam Lampung jenis klinoptilotit, yaitu suatu mineral alominosilika terhidrasi yang mengandung karion alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Proses adsorpsi amonia oleh zeolit dilakukan dengan mengalirkan larutau amonia dengan laju 1 mL/menit melalui unggun zeolit seberat 1 gram dalam reaktor herdiameter luar 10 rnrn.
Sebelumnya, zeolit alam diaktivasi dengan cara pemanasan/kalsinasi pada temperatur 550°C. Konsentrasi amonia yang tak teradsorp dalam sarnpel larutan amonia keluaran reaktor dianalisis dengan metode titrasi, dan dilengkapi dengan metode spektrofotometri sinar tampak Ada tiga variabel yang diteliti pengaruhnya terhadap kemampuan adsorps yaitu : ukuran butiran zeolit, temperatur operasi, den konsentrasi awal larutan arnonia. Untuk butiran zeolit yang berukuran 32-8 mesh, kemampuan adsorpsinya tidak dipengamhi oleh ukuran butiran. Sedangkan untuk zeolit dengan ukuran butiran yang lebih besar daripada 8 mesh, kemampuan"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Posmanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Wibowo
"Penelitian adsorpsi amonia fasa cair pada kolom adsorpsi unggun tetap zeolit dilakukan deugan menggunakan adsorben zeolit alam Lampung jenis Klinoptilolit yang mengalami perlakuan pemanasan pada 150º C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan adsorpsi amonia oleh zeolit alam Lampung berbentuk granular dengan melihat pengaruh waktu adsorpsi, ukuran butiran zeolit, perbandingan berat unggun terhadap laju alir (W/F), pengaruh regenerasi serta jatuh tekanan (pressure drop) yang ditimbulkan.
Adsorpsi amonia dilakukan dengan menggunakan partikel zeolit berukuran 20-10 mesh dan 10-8 mesh serta laju alir fluida sebesar 0,3 ml/detik. Konsentrasi amonia yang digunakan sekitar 1 gr/L dengan kondisi operasi adsorpsi pada suhu dan tekanan ruang. Konsentrasi amonia keluaran reaktor dianalisa dengan metode distilasi-titrasi, sedangkan zeolitaya dikarakterisasi dengan metode spektroskopi sinar tampak.
Dari hasil penelitian didapatkan untuk proses adsorpsi selama 240 menit, ukuran partikel 20-10 mesh memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik dibandingkan dengan 10-8 mesh. Untuk W/F 1347 g.detik/mL, 20-10 mesh, waktu pencapaian melampaui baku mutu berlangsung selama 50 menit dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2902 meqNH3/grZAL dengan breakpoint sekitar menit ke-60. Sedangkan W/F 1347 g.detik/mL, 10-8 mesh, waktu pencapaian sekitar 10 menit dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2198 meqNH3/gZAL.
Regenerasi kimiawi dengan larutan NaCl 5 g/L dapat meningkatkan umur pakai adsorben ZAL, tetapi terjadi penurunan kemampuan adsorpsi tahap 2 dan 3 terhadap tahap I. Untuk ZAL 10-8 mesh dengan W/F1397 g.dtk/mL (tinggi 22 cm) perbandingannya 87,00% dan 74,81%.
Pada pengukuran jauh tekanan, perbedaan ukuran partikel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Jatuh tekanan hasil pengukuran pada kolom adsorpsi untuk tinggi unggun 22 cm dengan ukuran partikel 20-10 mesh dan 10-8 mesh adalah sekitar 2548 N/m²."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Priyanto
"Salah satu cara untuk menangani limbah amonia agar memenuhi baku mutu lingkungan yang telah di tetapkan oleh pemerintah adalah dengan proses adsorpsi-regenerasi dengan menggunakan zeolit alam. Penggunaan zeolit alam didasarkan pada pertimbangan jumlah cadangannya yang melimpah di Indonesia dan dari segi ekonomis juga lebih menguntungkan. Penelitian mengenai proses adsorpsi amonia secara kontinyu yang telah berjalan selama lebih dari 3 tahun belum memberikan hasil yang memuaskan. Dari evaluasi diperkirakan bahwa faktor yang perlu dicermati dalam proses adsorpsi ini adalah proses regenerasinya.
Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk :(1) Menerapkan kondisi optimum proses adsorpsi-regenerasi amonia dengan zeolit alam Lampung yang telah diteliti. (2) Untuk mengetahui pengaruh temperatur regenerasi terhadap kinerja unggun H-Zeolit sebagai adsorben amonia (3) Membandingkan kinerja H-Zeolit dengan ZAL sebagai adsoben ammonia.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menerapkan beberapa kondisi optimum yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu, yaitu pada siklus terbuka proses adsorpsi-regenerasi kontinyu unggun tetap zeolit granular. Secara garis besar penelitian ini meliputi beberapa tahap :(1)'tahap persiapan meliputi : pengenceran amonia teknis sebagai limbah buatan, modifikasi ZAL dengan (NH4)2SO4 (ammonium sulfat) untuk menjadi H-Zeolit, pelarutan NaCl yang akan digunakan sebagai regeneran. (2) Percobaan adsorpsi-regenerasi secara simultan selama 3 1/2 siklus yaitu empat tahap adsorpsi dan tiga tahap regenerasi (3) Analisis Distilasi-Titrasi dan FTIR. Pada saat dilakukan regenerasi, temperatur regeneran divariasikan yaitu 40" dan 50° C.
Kondisi optimum yang diterapkan meliputi tinggi unggun 5l cm, ukuran zeolit 20-10 mesh, sementara untuk proses regenerasi laju alir regenerasi dibuar 5 kali lebih cepat dari laju alir adsorbat yaitu 1,5 ml/detik. Waktu untuk satu siklus adsorpsi-regenerasi yang diterapkan adalah 8 jam.
Hasil penelitian menunjukkan antara lain :
1. Temperatur kalsinasi 400 C yang diterapkan untuk membentuk H-Zeolit ternyata tidak memberikan hasil yang optimum, yang ditandai dengan teridentifikasi ion ammonium pada hasil FTIR Zeolit.
2. Berkurangnya permukaan adsorpsi dari ZAL akibat endapan CaSO4 di permukaan dan pori zeolit.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur regenerasi yang terbaik untuk diterapkan dalam proses adalah 50 C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto
"Proses regenerasi adsorben zeolit alam Lampung dalam penelitian ini dilakukan secara kimia dengan menggunakan NaCl sebagai regeneran melalui mekanisme reaksi pertukaran kation dimana kation dalam cairan dipertukarkan atau digantikan dengan kation dari suatu padatan (bahan penukar kation). Reaksi ini berlangsung reversibel dengan persamaan reaksi:
NH4-zeolit + Na+ --><-- Na-zeolit + NH4+
Banyaknya kation yang dipertukarkan memiliki muatan ekuivalen yang sama, sehingga elektronetralitas fasa cair dan padatnya tetap terjaga.
Untuk mengetahui kemampuan NaCl sebagai regeneran maka perlu dilakukan proses regenerasi pada berbagai kondisi operasi regenerasi. Dalam penelitian ini digunakan 2,5 siklus adsorpsi-regenerasi (terdiri dari 3 tahap adsorpsi dan 2 tahap regenerasi yang dilakukan secara bergantian) untuk setiap variasi konsentrasi regeneran dan temperatur regenerasi.
Proses adsorpsi-regenerasi dilakukan dalam kolom adsorber dengan menggunakan unggun zeolit alam Lampung bemkuran 20-10 mesh dan tinggi 22 cm (berat 404 gr). Proses berlangsung secara kontinyu dimana cairan dialirkan masuk ke dalam unggun dengan laju 0,3 ml/dt dari bawah ke atas.
Ada tiga kondisi dalam penelitian ini berdasarkan variasi konsentrasi regeneran dan variasi temperatur regenerasi yaitu:
1. Kondisi A, sildus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 5 g/l dan temperatur regenerasi 30 °C.
2. Kondisi B, siklus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 10 g/l dan temperatur regenerasi 30 °C.
3. Kondisi C, siklus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 5 g/l dan temperatur regenerasi 40 °C.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penambahan konsentrasi regeneran dari 5 g/l menjadi 10 g/I pada temperatur operasi regenerasi 30 °C tidak meningkatkan kapasitas desorpsi sedangkan untuk kapasitas adsorpsi mengalami sedikit kenaikan.
Selain itu dari hasil penelitian juga diketahui kapasitas adsorpsi akan meningkat akibat penambahan temperatur regenerasi dari 30 °C ke 40 °C sedangkan banyaknya NH3 yang terdesorpsi mengalami penurunan.
Secara keselumhan proses regenerasi dengan NaCl sebagai regeneran menunjukkan adanya pengurangan kadar amonia dalam zeolit dengan persentase terbesar yaitu 84,85 % untuk konsentrasi regeneran 5 g/1 dan temperatur 30 °C (kondisi A)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faralian Poerdjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robin
"Proses adsorpsi amonia secara kontinyu yang telah berjalan selama lebih dari 3 tahun belum memberikan hasil yang memuaskan. Persoalan yang timbul adalah waktu adsorpsi yang terlalu cepat dan ketahanan fisik dan kimiawi dan zeolit yang hanya bisa diregenerasi sekali saja. Dari evaluasi diperoleh ternyata faktor yang paling dominan dalam proses adsorpsi ini adalah dengan memperhatikan proses regenerasinya. Proses adsorpsi yang telah berjalan selama ini ternyata kurang efektif proses regenerasinya.
Pengaruh berat unggun/laju alir (W/F) menunjukkan bahwa tinggi unggun 51 lebih baik dengan jatuh tekanan sekitar yang relatif kecil, yaitu 4 cmHg (5260 N/ml). Sedangkan untuk ukuran partikel yang lebih kecil, yaitu 30-20 mesh tidak menunjukkan adanya peningkatan kapasitas adsorpsi. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara partikel zeolit sehingga pada ukuran molekul yang lebih kecil menyebabkan penurunan luas pennukaan kontak efektif. Sedangkan untuk perlakuan secara kimiawi dengan larutan NaOH temyata tidak meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Hal ini dapat terjadi karena larutan NaOH dapat melarutkan pengotor-pengotornya yang terdapat pada zeolit, disamping itu juga kemungkinan adanya pengaruh ion Na+ terhadap mekanisme pertukaran kation, sehingga kapasitas tukar kationnya berkurang.
Dari penelitian ini diperoleh proses adsorpsi yang lebih baik adalah dengan menggunakan zeolit yang berukuran 20-10 mesh dengan perlakuan awal pemanasan pada suhu 15O°C selama 2 jam, pada tinggi unggun 51 cm dengan laju adsorpsi sebesar 0,3 ml/detik dan laju regenerasi sebesar 1,5 ml/detik selama 3 jam. Waktu efektif yang diperoleh untuk proses adsorpsi sampai memenuhi baku mutu adalah 153 menit pada adsorpsi tahap pertama dan penurunan yang tenjadi pada tahap adsorpsi berikutnya cukup kecil, sehingga diperoleh waktu rata-rata untuk mencapai baku mutu sekitar 114 menit.
Hasil yang diperoleh dari proses adsorpsi ini terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang berupa larutan amonia telah dijerap oleh zeolit sehingga effluentnya telah mencapai baku mutu. Sedangkan limbah padatan berupa zeolit sisa pakai dapat digunakan sebagai pupuk, karena dapat memberikan nutrisi nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif tumbuhan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwar Kesnal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>