Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S48716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas.
Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa.

Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis.
Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanung Natendra Sukandrio
"Pemanfaatan gas buang merupakan salah satu alternatif sumber energi karena persediaaan sumber energi fosil semakin menipis. Pengoperasian PLTPGB sangat menguntungkan karena memanfaatkan panas gas buang sebagai sumber energi. Pengoperasian PLTPGB secara optimal pada skripsi ini mampu menghemat energi sebesar 1120,99 TJ dalam satu tahun, dengan daya keluaran sebesar 7,657 MW, efisiensi sebesar 18,81 % dan pemakaian bahan bakar spesifik sebesar 5,32 (MJ/dey)/MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Wijayanto
"Sulitnya transportasi bahan bakar solar ke daerah pedesaan merupakan kendala untuk menetapkan harga listrik PLTD yang terjangkau masyarakat pedesaan, sehingga pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas untuk produksi energi listrik di daerah pedesaan sangat diperlukan. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel-Biogas (PLTD-BG) adalah PLTD berbahan bakar utama biogas yang dihasilkan suatu digester. Biogas dihasilkan dari bahan masukan digester berupa kotoran ternak atau sampah organik, seperti: jerami path, batang jagung, dll, yang umumnya terdapat di daerah pedesaan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji teknologi pemanfaatan biogas untuk pembangkitan tenaga listrik di daerah pedesaan, meliputi pemilihan dan modifikasi digester, dan mesin Diesel penggerak mulanya, .perhitungan biaya investasi dan harga listrik PLTD-BG berdasarkan prakiraan pertumbuhan kebutuhan energi listrik. Penelitian ini menggunakan sampel desa Toianas-Kupang, dan hasil penelitiannya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan PLTD-BG di desa-desa lain di Indonesia.

The difficulty in Diesel fuel transportation into rural areas is a constraint to establish Diesel electric power cost that could be reached by rural community, so the use of renewable energy such as biogas for electrical energy production in rural areas is strongly needed. A Biogas-Diesel Power Plant is a Diesel power plant majority fuelled by biogas produced by a digester. Biogas is produced by feeding a digester with livestock dung or organic waste, such as: rice straw, cornstalk, etc, generally available in rural areas.
The main but of this research is to investigate the technology of biogas utilization for electric power generation in rural areas, consisting of the choice and modification of digester, and Diesel engine as prime mover, the calculation of investment and electric cost of Biogas-Diesel Power Plant based on electrical energy demand growth estimation_ This research used Toianas village in Kupang as a sample, and the results of the research are expected to be used as a reference of Biogas-Diesel Power Plant utilization in other villages in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Reza Swastika
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang analisa monitoring arus penggiat (arus eksitasi) pada operasi generator di unit PLTP Gunung Salak. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan mengambil contoh data pada operasi generator. Tujuannya adalah untuk melihat daerah atau letak operasi kerja dari generator (mendahului atau tertinggal) dan melihat hubungan antara arus eksitasi terhadap temperatur pada sisi stator atau rotor pada sebuah pengoperasian generator di pembangkit. Kenaikan suhu atau temperatur ini merupakan salah satu indikasi (indikator) penuaan dari generator pada pembangkit. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisa monitoring arus penggiat (arus eksitasi) pada operasi pembangkit yang bertujuan untuk menentukan kondisi (lifetime) dari pembangkit itu sendiri.
ABSTRAK
This thesis discusses the analysis of current monitoring instigators (excitation current) on the generator operating at Mount Salak geothermal unit. Research carried out is by taking a sample of quantitative research data on the operation of the generator. The goal is to see the area where the operation or the work of the generator (leading or lagging) and look at the relationship between the excitation current to the temperature in the stator or rotor in a generator in the plant operation. Temperature or temperature rise is one indication (indicator) on the aging of generator power. Therefore, required an analysis of current monitoring instigators (excitation current) on the plant operation aims to determine the conditions (lifetime) of the plant itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S53415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Wisnu Nusantoro
"ABSTRAK
Kabupaten Kepulauan Selayar sangat mengandalkan kelapa sebagai salah
satu komoditas utama sektor perkebunan. Banyak industri pengolahan kelapa yang
berkembang di Selayar, salah satunya adalah industri kopra. Masih banyak
pengolahan kopra yang dilakukan secara tradisional dengan mutu yang rendah dan
proses produksi yang lama hingga 7 hari. Limbah industri kopra berupa tempurung
dan sabut kelapa yang hanya ditumpuk dan tidak dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan timbul permasalahan lingkungan. Oleh karenanya, limbah kopra
yang tidak ada nilainya perlu dimanfaatkan untuk menjadi sesuatu yang mempunyai
nilai tambah bagi produktivitas industri kopra. Limbah kopra digunakan sebagai
bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomassa dengan cara gasifikasi sehingga
dapat menghasilkan energi listrik. Disamping itu panas buang dari pembangkit
digunakan untuk proses pengeringan kopra dalam rangka meningkatkan mutu dan
produksi kopra. Pada industri kopra skala kecil dengan kapasitas produksi 2.000 kg
didapatkan limbah kopra sebesar 857,14 kg tempurung dan 2.500 kg sabut.
Kapasitas daya pembangkit yang diperoleh adalah sebesar 53,07 kW dan daya
pengeringan kopra sebesar 48,51 kW dengan waktu beroperasi selama 14 jam.
Mampu dihasilkan kopra sebanyak 293.504,51 kg dan produksi listrik sebesar
173.560,30 kWh dalam setahun.

ABSTRACT
Kepulauan Selayar Regency relies on coconut as one of the main
commodities in the plantation sector. Many coconut processing industries are
growing in Selayar, one of which is the copra mill. There is still a lot of copra
processing done traditionally with low quality and long production process up to
7 days. The copra waste, coconut shell and husk, which is only stacked and not
managed properly can cause environmental problems. Therefore, unnecessary
copra wastes need to be utilized to be something of added value to the
productivity of the copra. Copra waste is used as a fuel for biomass power
generation by means of gasification so that it can generate electrical energy.
Besides, the exhaust heat from the plant is used for copra drying process in order
to improve the quality and production of copra. In the small-scale copra industry
with a production capacity of 2,000 kg obtained copra waste of 857.14 kg shell
and 2,500 kg of husk. The generated power capacity is 53.07 kW and copra
drying capacity is 48.51 kW with 14 hours operating time. Able to produce copra
as much as 293,504.51 kg and electricity production of 173,560.30 kWh in a year."
2017
T45122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah
"Pada skripsi ini dilakukan perancangan pembangkit daya listrik menggunakan termokopel tipe k dalam perancangan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara suhu, tegangan serta daya yang dihasilkan dari termokopel yang ditempatkan pada kotak yang memiliki dimensi yang berbeda. Volume kotak berpengaruh pada tegangan keluaran termokopel, volume kotak yang lebih kecil menghasilkan tegangan keluaran termokopel lebih besar dibandingkan kotak bervolume besar. Daya yang dihasilkan dengan menggunakan 1 termokopel sebesar 1.78 x 10 -6 Watt sedangkan dengan menggunakan 2 termokopel yang dirangkai secara seri daya yang dihasilkan sebesar 6.13 x 10 -6 Watt. Untuk Mendapatkan daya yang lebih besar dapat dilakukan dengan cara menghubungkan secara seri keluaran dari termokopel tipe K.

In this final project performed electrical power generation using thermocouple type k in the design aims to determine the ratio between temperature, voltage and power generated from the thermocouple in placed in a box has different dimensions. The volume of the box effect the thermocouple outputt voltage, the smaller volume of the box produces thermocouple output voltage is greater than the large-volume box. The power generated by using a thermocouple of 1.78 x 10-6 Watt where using two thermocouples are connected in series of power generated to 6.13 x 10 -6 Watt. To Obtain a greater power can be done by connecting in series the output of the thermocouple type K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ricky Fiandri Gazali
"Semakin meningkatnya kebutuhan akan sumber energi dan dengan semakin menipis pulanya sumber energi maka dibutuhkan sebuah alternatif energi yang baru. Diharapkan dengan penelitian Thermoelement ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan akan energi tersebut. TEG adalah sebuah modul yang dapat merubah energi panas menjadi energi listrik dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan kecepatan aliran elektron dari dua material semikonduktor untuk menghasilkan beda potensial. Prinsip ini dikenal dengan nama efek Seebeck prinsip kerjanya sendiri merupakan kebalikan dari efek Peltier pada Thermoelectric Cooling element (TEC). Dan fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar daya yang dapat dihasilkan TEG dengan memanfaatkan panas gas buang kendaraan bermotor. Penelitian kali ini memanfaatkan motor bakar 100cc 4 langkah, menggunakan 8 modul TEG, dan motor tersebut disimulasikan bergerak dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dengan 3 jenis variasi putaran motor (idle, menengah, tinggi) dan 3 jenis variasi rangkaian (serial, parallel, dan kombinasi). Dan hasilnya didapat daya 3,15 Watt pada rangkaian serial dengan ?T 65.56 _C.

The increasing of demand for energy sources and the decreasing of fossil energy sources then needed new alternative energy sources. And from this research, the use of Thermoelectric Generator (TEG) is one solution for this issue. TEG is a module that can convert heat energy into electrical energy by utilizing the velocity difference between each electron of the two types of semiconductor which conduct different potential. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect on Thermoelectric Cooling (TEC). And the focus of this research is to know the power generated efficiency of TEG by using exhaust waste gas of motorcycle as a source of heat. This research is applied to 100 cc 4 steps motorcycle, using the 8 TEG modules, and the motorcycle will be simulated run steadily up to speed 20 km/ hour with 3 kinds of variations RPM. This research gives maximum power output 3.15 W at ?T of 65.56 _C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>