Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juni Nugrahani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Permana Budi Laksana
"ABSTRAK
Penambahan aditif dapat memodifikasi dan memperbaiki karakteristik sifat
kimia dan sifat fisik dari polipropilena, baik dari sifat fisik, mekanik,
maupun optik. Aditif yang umum ditambahkan kedalam komposisi
polipropilena antara lain, antioksidan, lubricant agent, slip agent, antiblock
agent, dan antistatic.
Pada percobaan ini digunakan 2 jenis antiblock yaitu antiblock standar
(P.T. Pertamina) berbentuk silikon dioksida (SiO2) dan antiblock Dusil® AB
7400 berbentuk silikon dioksida terhidrat (SiO2 .xH2O).
Pada percobaan ini, sampel dibuat dengan menambahkan aditif ke dalam
resin polipropilena (pluff) dengan konsentrasi yang sama untuk 2
formulasi. Formulasi 1 ditambahkan antiblock standar Pertamina, dan formulasi 2 ditambahkan antiblock Dusil® AB 7400. Kedua formulasi
diproses menjadi produk plastik dan diuji karakteristiknya dengan kondisi
yang sama (komparasi), antara lain uji MFR, kuat tarik, warna (WI & YI),
kuat sobek, koefisien friksi, blocking force, keburaman, dan kekilapan.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil antiblock Dusil® AB 7400
mampu memperbaiki karakteristik sifat fisik polipropilena untuk MFR
(11,62 g/10 menit), collor (47,2 WI; 5,1 YI), kuat tarik (390 kg/cm2),
blocking force (0,0414 MD; 0,0529 TD), koefisien friksi (0,3317 μs; 0,1888
μk), kuat sobek (15,3 g/mil MD; 50,5 g/mil TD), keburaman (0,95%), dan
kekilapan (121,0%) lebih baik daripada antiblock standar MFR (11,93 g/10
menit), collor (47,3 WI; 5,9 YI), kuat tarik (410 kg/cm2), blocking force
(0,0460 MD; 0,0550 TD), koefisien friksi (0,3845 μs; 0,2048 μk), kuat
sobek (15,7 g/mil MD; 55,8 g/mil TD), keburaman (1,25%), dan kekilapan
(120,6%), terutama terlihat pada pengujian blocking force dimana
antiblock Dusil® AB 7400 dapat mengurangi gaya blok antar film plastik
lebih baik daripada antiblock standar.
Pada pemakaian aditif antiblock untuk produk polipropilena, selain harus
diperhatikan dari segi kualitasnya juga harus diperhatikan dari segi
ekonomisnya, terutama dalam efisiensi produksi polimer."
2008
TA1667
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ardiansyah
"Masalah lingkungan dari pembuangan limbah plastik turunan minyak bumi telah menjadi isu penting karena sifatnya yang sulit diuraikan. Oleh karena itu, upaya telah dilakukan untuk mempercepat tingkat degradasi material polimer dengan mengganti beberapa atau seluruh polimer sintetis dengan polimer alami. Pati merupakan salah salah satu polimer alami yang dapat digunakan untuk produksi material biodegradabel karena sifatnya yang mudah terdegradasi, melimpah, dan terjangkau namun memiliki kekurangan seperti kuatnya perilaku hidrofilik dan sifat mekanis yang lebih buruk. Untuk meningkatkan kekuatan mekanis pada pati, sejumlah kecil pengisi (filler) berupa bahan inorganik biasanya ditambahkan ke dalam matriks polimer. Oleh karena itu, bioplastik disiapkan dengan percampuran pati umbi garut sebagai matriks, gliserol sebagai pemlastis, dan ZnO sebagai filler dengan ukuran 500 nm melalui metode melt intercalation. Distribusi ZnO dari hasil SEM terbukti mempengaruhi FT-IR, UV-Vis, XRD, sifat mekanis, dan biodegradabilitas bioplastik. Ketika ZnO divariasikan dari 1-3 %wt kekuatan tarik meningkat dari 18,704 kgf/cm2 menjadi 53,947 kgf/cm2; derajat elongasi dan Water Vapour Transmission Rate (WVTR) menurun dari 25,14% menjadi 9,25% dan 9,1013 gr.m-2.h-1 menjadi 8,7729 gr.m-2.h-1. Jika konsentrasi gliserol divariasikan dari 10-30 %wt, derajat elongasi dan WVTR meningkat dari 9,25 % menjadi 20,68 % dan 8,4246 menjadi 8,7729 gr.m-2.h-1; kekuatan tarik menurun dari 53,947 kgf/cm2 menjadi 39,089 kgf/cm2.

Environmental problems from petroleum derivatives waste has become an important issue because of difficult to degraded. So, the eforts have done for increasing degradation time through replacement of synthetic polymer with natural polymer. Starch is one of the natural polymer that is used for the production of biodegradable material because it is easily degraded, abundant, and economically affordable but had disadvantages such as strong hydrophilic behavior and mechanical properties are worse. To improve the mechanical properties of starch, filler particles such as inorganic materials has been added in starch. Thus, bioplastics were prepared by mixing a arrowroot strach, glycerol, and ZnO particles of about 500 nm by the melt intercalation method. Distribution of ZnO from SEM affected the studies of UV-Vis, XRD, mechanical properties, and biodegradabilities. When ZnO was varied from 1 to 3 wt%, tensile strength increased from 18.704 to 53.947 kgf/cm2 while the degree of elongation and the Water Vapour Transmission Rate (WVTR) decreased from 25.14 to 9.25% and 9.1013 to 8.7729 gr.m-2.h-1. If the concentration of glycerol was varied from 10 to 30 wt%, the degree of elongation and WVTR increased from 9.25% to 20.68% and 8.4246 to 8.7729 gr.m-2.h-1. Tensile strength decreased from 53.947 kgf/cm2 to 39.089 kgf/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S912
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Susilowati
"ABSTRAK
Penggunaan aditif pada Polipropilena adalah untuk meningkatkan atau memodifikasi karakteristik polimer, terutama dalam hal sifat fisik, kimia maupun sifat mekanik. Aditif yang ditambahkan ke dalam Polipropilena adalah Slip Agent, Anti Oksidan primer dan sekunder, Anti Blocking Agent, dan Lubricant Agent. Slip Agent merupakan amida lemak yang ditambahkan ke dalam Polipropilena dengan tujuan memperbaiki sifat permukaan plastik polimer dengan menurunkan koefisien friksi (CoF). Slip Agent yang digunakan dalam percobaan ini adalah Oleamida.
Pada penelitian ini, sampel dibuat dengan menambahkan aditif ke dalam resin Polipropilena Pluff dengan konsentrasi slip agent yang berbeda. Kadar slip agent yang ditambahkan ke dalam Polipropilena dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra Violet pada panjang gelombang maksimum 234nm.
Berdasarkan hasil percobaan, konsentrasi slip agent yang dianalisis tidak sesuai dengan konsentrasi slip agent yang ditambahkan pada resin Polipropilena Pluff. Metode penentuan kadar slip agent dengan Spektrofotometer UV tidak begitu akurat, perlu dicari metoda lain yang lebih akurat untuk penentuan kadar slip agent."
2007
TA1443
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thareq Wibisono
"Proses injection molding adalah salah satu tipe proses manufactur yang sangat menguntungkan dari segi presisi dan kapabilitas produksi massa. Sifat bawaan dari proses inilah yang memberikan dampak positif bagi pembuatan alat-alat medis. Salah satu alat medis yang diuntungkan adalah Cranio Maxillofacial miniplate untuk rekonstruksi wajah. Pada paper ini, kami menyajikan desain cetakan (mold) untuk miniplate Cranio-Maxillofacial untuk proses injection molding. Kami memfokuskan studi kami terutama pada prediksi efek lokasi gating, kondisi pemrosesan injeksi, dan desain sistem feed (sprue, dan runner) pada kualitas (indikasi degradasi material, cacat permukaan, penyusutan volumetrik, defleksi atau lengkungan produk, kapabilitas filling, dan weld lines) cetakan menggunakan pendekatan analitis dan numerik. Penyelidikan mengungkapkan proporsi efek dari masing-masing faktor tersebut terhadap hasil produk cetakan.  Selain itu, kami juga secara analitis memprediksi desain sistem ejeksi optimal untuk menghindari efek degradilitas baik pada produk cetakan maupun pin ejektor itu sendiri. Terakhir, kami mencoba mendesain mold base berdasarkan analisis kami.

The injection molding manufacturing process is a lucrative manufacturing option for precision product and mass production. Such nature of injection molding provides an advantageous benefit to the medical device products. One of the devices is the Cranio Maxillofacial miniplate for facial reconstruction. In this paper, we present the molding design for Cranio-Maxillofacial miniplate for injection molding process. We focus our study mainly on the effect prediction of the gating location, injection processing condition, and the feed system design on the quality (indication of material degradation and surface defects), the volumetric shrinkage, and the deflection or warpage of the molding products using analytical and numerical approaches. The investigation reveals the effect proportion of each of the said factors to the molding product result. In addition, we also analytically predict the optimal ejection system design that avoid a degrading effect for both to the molding products and the ejector pin itself. Lastly, we try to design the mold base based on our analysis."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Khadijah
"Dalam skala dunia, plastik menghasilkan jejak karbon yang besar selama proses produksi hingga menjadi pelet plastik. Plastik biodegradable adalah solusi berkelanjutan untuk masalah lingkungan ini. Selain itu, lean manufacturing telah terbukti memberikan keuntungan bagi perusahaan manufaktur berupa menghilangkan pemborosan untuk meningkatkan nilai produk dan kepuasan pelanggan. Value stream mapping (VSM) digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Life Cycle Assessment (LCA) adalah metode sistematis untuk mengevaluasi beban lingkungan dengan mengidentifikasi dan mengukur energi dan bahan yang dikonsumsi serta limbah yang dilepaskan ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan konsep lean manufacturing dan life cycle assessment pada tahap gate-to-gate di industri plastik biodegradable untuk mengurangi waktu siklus dan dampak lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan lean manufacturing merupakan alternatif yang baik dalam pengambilan keputusan untuk mengurangi waktu siklus dan dampak emisi CO2 pada Industri Plastik Biodegradable.

On a global scale, plastic produces a large carbon footprint during the production process to become plastic pellets. Biodegradable plastic is a sustainable solution to this environmental problem. In addition, lean manufacturing has been proven to provide benefits for manufacturing companies in the form of eliminating waste to increase product value and customer satisfaction. Value stream mapping (VSM) is used to identify and reduce non-value added activities. Life Cycle Assessment (LCA) is a systematic method for evaluating environmental loads by identifying and measuring energy and materials consumed and waste released into the environment. This study aims to implement the concept of lean manufacturing and life cycle assessment at the gate-to-gate stage in the biodegradable plastics industry to reduce cycle time and environmental impact. The results of the study show that the application of lean manufacturing is a good alternative in making decisions to reduce cycle times and the impact of CO2 emissions in the Biodegradable Plastics Industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rahmawati
"Ampas singkong merupakan limbah padat singkong yang tidak dimanfaatkan lagi, dengan penambahan PVac sebagai perekat dan gliserol sebagai plastisizer diharapkan mampu menghasilkan plastik biodegradable yang mudah terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kekuatan tarik dari plastik biodegradable berbahan dasar ampas singkong. Ampas dan PVac divariasikan dengan perbandingan 9:1; 8:2; 7:3 dan 6:4. Hasil pengujian tarik menunjukkan, plastik 6:4 mempunyai kekutan tarik 0.1019 ± 0.339 dan regangan maksimum 26.178%. Sedangkan plastik 9:1 kekuatan tarik dan regangan maksimumnya, 0.1659 ± 0.035 dan 22.386%.

Cassava waste can be used with the addition of PVac (as bonding agent) and glycerol (as plastisizer) to make a biodegradable plastics. This research investigated the physical characteristic and tensile strength of cassava waste based biodegradable plastics. Cassava waste and PVac ratio were varied into 9:1, 8:2, 7:3 and 6:4. Tensile test showed that 6:4 ratio, tensile strength 0.1019 ± 0.339 and maximum strain 26.178%. Furthermore 9:1, tensile strength and maximum strain were 0.1659 ± 0.035 and 22.386%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fianna Utomo
"Bonggol jagung memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi bio-oil oleh karena banyaknya limbah pertanian jagung Indonesia. Selain itu, limbah plastik juga berlimpah di Indonesia, terutama plastik polipropilena. Co-pyrolysis antara bonggol jagung-plastik polipropilena memiliki efek sinergetik yang mengubah sebagian fraksi polar dari bio-oil menjadi fraksi non-polar yang mengandung senyawa non-oksigenat sebagai bahan baku untuk sintesis biofuel. Pada percobaan ini, pirolisis dari fraksi non-polar dilakukan untuk memproduksi bio-oil yang memiliki karakteristik yang dekat dengan bensin. Pirolisis dilakukan pada dua tahapan, di mana tahap pertama adalah co-pyrolysis untuk memproduksi fraksi non-polar dan tahap kedua adalah untuk mempirolisis fraksi non-polar tersebut untuk menurunkan viskositasnya menjadi dekat dengan viskositas bensin. Kedua tahap pirolisis akan dilakukan dalam reaktor tabung berpengaduk pada suhu 100 RPM, heating rate 5°C/menit, dan laju alir nitrogen 750 mL/menit pada tekanan gas nitrogen 3 bar. Variasi yang dilakukan berupa suhu akhir pirolisis tahap kedua. Produk bio-oil dikarakterisasi menggunakan H-NMR, GC-MS, LC-MS, FTIR, dan viskometer. Yield dan viskositas bio-oil dari hasil pirolisis tahap kedua bergantung kepada suhu akhir pirolisis, di mana semakin tinggi suhu, yield akan semakin tinggi dan viskositas juga cenderung untuk semakin tinggi. Adapun bio-oil dengan suhu akhir pirolisis tahap kedua 300°C memiliki karakteristik yang paling dekat dengan bensin.

Corncobs biomass has a high potential to be developed into bio oil because of large amount of maize farm waste in Indonesia. In addition, plastic waste is also abundant in Indonesia, especially polypropylene. Co pyrolysis between corncobs and polypropylene has a synergetic effect that transforms some polar fraction of bio oil into non polar fraction containing non oxygenate compounds as precursor for synthesis of biofuel. In the present work, pyrolysis of the non polar fraction of bio oil was led to produce bio oil which had similar characteristics to that of gasoline. The pyrolysis was carried out in two stages, where the first stage was co pyrolysis to produce non polar bio oil and the second stage was pyrolysis of non polar fraction to reduce its viscosity similar to that of gasoline. The first and second stage pyrolysis was carried out in a stirred tank reactor at 100 RPM, heating rate of 5°C min and nitrogen flow rate of 750 mL min under 3 bar nitrogen gas pressure with the second stage pyrolysis final temperature varied. The resulting bio oil product was characterized by FT IR, GC MS, H NMR, viscometer and LC MS. Bio oil viscosity and yield of the second stage pyrolysis heavily depended on its final temperature, in which the higher the temperature, the higher was the viscosity, yet the higher was the bio oil yield. Bio oil with secondary pyrolysis final temperature of 300°C has the most similarities to gasoline characteristics. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reysa Anggraini Vestiana Putri
"

Pembuatan detergen nanofluida biodegradable dari Palm Kernel Oil (PKO) telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa PKO dapat dikonversi menjadi Metil Ester Sulfonat (MES) dan dijadikan sebagai bahan baku detergen nanofluida yang bersifat biodegradable. PKO merupakan bahan baku utama dalam produk makanan salah satunya creamer. Limbah Industri creamer mengandung PKO sebesar 40% sehingga pada penelitian ini PKO digunakan sebagai model lemak limbah industri creamer. Pertama-tama PKO diesterifikasi dengan katalis asam untuk menurunkan %FFA (Free Fatty Acid). Proses esterifikasi dapat mengubah %FFA dari 4,13% menjadi 0,54% dan menghasilkan produk berupa metil ester dan trigliserida. Selanjutnya produk esterifikasi ditransesterifikasi dengan katalis basa. Pada proses transesterifikasi, asam lemak PKO berhasil terkonversi menjadi metil ester sebesar 99,52%. Metil ester kemudian disulfonasi dengan variasi rasio mol metil ester:NaHSO3 sebesar 1:2-1:4 dengan variasi optimum yaitu pada rasio 1:4 dilihat dari nilai tegangan permukaannya sebesar 37,2 dyne/cm2. Selanjutnya dilakukan tahap sintesis detergen dengan variasi komposisi MES 1,0%; 1,3%; 1,4%; 1,5%; 2,0%; 3,0% dengan konsentrasi TiO2 tetap yaitu sebesar 0,1%. Tahap sintesis detergen dilanjutkan dengan pengujian detergen yang terdiri dari uji kestabilan, uji pengangkatan dan degradasi kotoran serta uji biodegradable. Hasil uji menunjukkan bahwa komposisi MES 3,0% pada detergen menunjukkan hasil yang optimum. Kestabilan detergen, kemampuan pengangkatan kotoran, degradasi kotoran masing-masing mencapai 99,8%; 71,02% dan 90,61%. Selanjutnya dilakukan analisis biodegradable yang menunjukkan bahwa MES dan detergen nanofluida berperan sebagai substrat (sumber nutrisi bakteri) dengan pertumbuhan bakteri selama 10 hari masing-masing  mencapai 27,58% dan 57,9%.


Synthesis of biodegradable nanofluid detergent from Palm Kernel Oil (PKO) is done. The purpose of this study is to prove that PKO can be converted to Methyl Ester Sulfonate (MES) and used as a biodegradable nanofluid detergent raw material. PKO is the main raw material in food products, one of them is creamer. Solid waste creamer contains 40% fat so in this research PKO is used as a fat model for creamer industrial waste. First of all PKO is esterified with an acid catalyst to reduce %FFA (Free Fatty Acid). The esterification process can change the %FFA from 4.13% to 0.545% and produce a product in the form of methyl esters and triglycerides. Then the esterification product is transesterified with a base catalyst. During the transesterification process, PKO fatty acids were successfully converted to methyl ester by 99,52%. The methyl ester is then sulfonated with a variation of the mole ratio of methyl ester:NaHSO3 of 1:2-1:4 with optimum variation at a ratio of 1:4 seen from the value of surface tension of 37.2 dyne/cm2. The detergent synthesis stage is then carried out with variations in the composition of MES 1.0%; 1.3%; 1.4%; 1.5%; 2.0%; 3.0% with fixed TiO2 concentration of 0.1%. Detergent synthesis phase is continued with detergent testing which consists of stability test, stain removal and degradation test, and biodegradable test. The test results showed that the 3.0% MES composition in the detergent showed optimum results. The stability of the detergent, the ability to remove stain, the degradation ability is 99.80%; 71.02% and 90.61% respectively. Then a biodegradable analysis was carried out which showed that MES and detergent nanofluid acted as a substrate (bacterial nutrient source) with bacterial growth for 10 days reached 27.58% and 57.9% respectively.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliana Stefani
"Biofuel hasil produksi dari ko-pirolisis trigliserida dan polipropilena masih mengandung oksigenat yang cukup tinggi sehingga memiliki heating value yang rendah, korosif dan tidak stabil. Pada penelitian ini, katalis ZrO2/ -Al2O3 - TiO2 diharapkan dapat memperbaiki karakteristik bio-oil dan mengarahkan reaksi sehingga menghasilkan biofuel. Katalis dikalsinasi dengan variasi suhu 1150˚C dan 1300˚C dan variasi heating rate 5, 7 dan 9˚C/menit. Setelah dikarakterisasi, didapatkan bahwa katalis yang paling optimum yaitu memiliki fasa struktur kristal tetragonal terbanyak sebesar 4.2%, luas permukaan 3.7 m2/g, komposisi rasio atom yang tepat yaitu pada variasi heating rate 7˚C/menit dengan suhu 1150˚C, Kemudian, pada proses catalytic co-pyrolysis komposisi umpan yang digunakan adalah 50%, 60%, 75% dan 90% Polipropilena dengan loading katalis ZrO2/ -Al2O3 – TiO2 sebanyak 15% total umpan. Penelitian ini dilakukan di reaktor berpengaduk dengan jumlah feed 200 gram, laju pemanasan 10˚C/menit, suhu pirolisis 550˚C dan kecepatan pengadukan 80 RPM dengan laju aliran gas nitrogen 100 mL / menit. Dari hasil katalitik ko-pirolisis menggunakan katalis ZrO2/ -Al2O3 – TiO2 diperoleh hasil yield produk biofuel tertinggi sebesar 50% pada variasi 50% PP. Penggunaan katalis ZrO2/ -Al2O3 – TiO2 mampu meningkatkan produksi alkana dan alkena dengan mengurangi kandungan asam karboksilat dan keton pada biofuel. Hal ini menunjukkan bahwa, penggunaan katalis juga mampu memaksimalkan reaksi deoksigenasi, selain adanya penggunaan PP yang berperan sebagai donor hidrogen untuk mengikat rantai karbon. Menurut analisis GC MS, H NMR dan C NMR, kandungan senyawa yang dominan adalah alkana dan alkena. Apabila dilihat dari nilai viskositas kinematik biofuel, diketahui bahwa nilai viskositas mendekati bahan bakar 0# diesel.

Biofuel produced from the triglyceride and polypropylene co-pyrolysis still contains high oxygenate content which requires low calorific value, corrosive and unstable. In this study, the ZrO2 / α-Al2O3 - TiO2 catalyst is expected to improve the characteristics of bio-oil and facilitate reactions so as to produce biofuels. The catalyst is calcined with a temperature variation of 1150˚C and 1300˚C and a variation of the heating rate of 5, 7 and 9˚C/minute. After being characterized, the most optimal catalyst was obtained which had the most tetragonal crystal structure phase of 4.2%, surface area of ​​3.7 m2/g, the composition of the right atomic ratio at a heating rate variation of 7˚C/min with a temperature of 1150˚C Then, in the catalytic co-pyrolysis process, the composition of the feed used is 50%, 60%, 75% and 90% Polypropylene by loading ZrO2/α-Al2O3 - TiO2 catalyst as much as 15% of the total feed. This research was carried out on a stirred tank reactor with total feed 200 gram, heating rate of 10 ˚C /min, pyrolysis temperature of 550˚C and a stirring speed of 80 RPM with a nitrogen gas flow rate of 100 mL / min. From the results of pyrolysis using ZrO2/α-Al2O3 - TiO2 catalysts are entitled to the highest biofuel yield of 50% in a variation of 50% PP. The use of ZrO2/α-Al2O3 - TiO2 catalyst has succeeded in increasing the production of alkanes and alkenes by reducing the carboxylic acid and ketone content in biofuels. This shows that, supporting the catalyst can also maximize the deoxygenation reaction, in addition to the use of PP which uses a donor to bind the carbon chain. According to GC MS, H NMR and C NMR analysis, alkanes and alkenes are predominant compounds in bio-oil. When seen from the value of viscosity, kinematic biofuel, recommended about the value of viscosity, 0# diesel fuel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>