Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Satria Wiguna
"Tanaman tebu merupakan bahan baku industri gula yang produksinya cenderung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan industri gulajuga akan mcningkatkan sisa dari proses industri tersebut. Sisa terbesar dari industri gula berupa ampas tebu yang kandungannya mencapai 90% dari kandungan pohon tcbu total. Pemanfaatan ampas tcbu menjadi furfural akan meningkatkan nilai dari sisa industri pnanian tcrsebul.
Furfural itu sendiri merupakan senyawa kimia inlermediet yang dihasilkan dari reaksi hidrolisis dan dehidrasi pentosa. Pentosa dari senyawa hcmiselulosa, banyak terkandung didalam biomasssa tumbuh-tumbuhan, salah satunya ampas tebu. Furfural yang dihasilkan dari sisa induslri pcrtanian tersebut dapat dipergunakan sebfxgai pelarut kimia dalam proses pengolahan minyak bumi dan sebagai bahan baku utama sintesis iiurfuril alkohol.
Kebutuhnn furh1i'aI di Indonesia selarna ini dipenuhi oleh impor dari Cina. Dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, dan untuk menekan angka impor, maka perlu dipertimbangkan untuk mendirikan pabrik iizrfural yang menggunkan bahan baku ampas tebu di Indonesia.
Berdasarkan analisa pasar dalam negeri, maka didapatkan kapasitas pabrik lhrfural yang akan dibangun sebesar 510 ton/tahun. Pabrik ini direncanakan akan dibangun di Kawasan Industri Gresik (KIG), dengan total Iahan yang dibuiuhkan seluas lOl x 72 m2.
Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik furfural yang akan dibangun ini membutuhkan investasi kurang Iebih scbesar US$ 4,7 juta dengan biaya manufaktur sebesar USS l.2juta.
Ne! Presenr Value (NPV) unfuk proyek ini kurang lebih sebcsar US$ 3.260.42I,47, dengan tingkat pengembalian Infernal Rate of Remrn (IRR) 2 l2.26%, Payback Period (PBP) 1 3.85 tahun, Ne! Return Rare (NRR) : 5.65%, Ne! Payout Dme (NPT) 3 4.53 tahun dan Return of Inveslmenf (ROI) sebesar 0.18 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Anton Witono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Abadi
"Minyak jarak adalah komoditi yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, demikian juga polyurethane dimana pasarnya berkembang pesat di Indonesia tanpa diiringi perkembangan industri polyurethane dalam negri. Bahkan dengan menggunakan minyak sebagai bahan baku memberikan nilai lebih terutama dalam hal sumber materi terbarukan dan memberi nilai tambah pada sifatnya. Melihat peluang yang baik tersebut, maka perlu dikaji suatu perancangan pabrik polyurethane berbasis minyak jarak. di Indonesia.
Dari analisis pasar diketahui bahwa kapasitas yang paling optimal untuk dibangun di Indonesia adalah 8,300 ton/tahun. Dan lokasi yang tepat untuk pabrik ini adalah kawasan MM2100 Industrial Town di Cikarang Barat, Propinsi Jawa Barat. Proses yang dipilih adalah dengan memodifikasi minyak jarak menggunakan metode transesterifikasi sebagai polyol. Proses selebihnya menghasiikan polyurethane diadaptasi dari proses yang telah banyak di pakai scpcrti pada PT Aristek HighpoJymer. Besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik ini adalah Rp21 Miliar. Untuk setiap ton produk membutuhkan biaya manuraktur (biaya operasi) sebcsar US$1,928 dimana harga jual produk diasumsikan sebcsnr US$3,000.
Dari analisis kelayakan, proyek pembangunan pabrik polyurethane berbasis minyak jarak ini dapat dikatakan layak dengan Net Present Value (NPV) sebesar US$22.5 juta, Internal Rate of Return (IRR) 40.3%, dan waktu pengembalian investasi (Payout Period) 2.03 tahun. Faktor yng paling sensitive yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek ini adalah harga jual produk dan volume produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Hidayat
"Agrobisnis di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peran yang sangat penting dalam perindustrian nasional. Pangsa nilai tambahnya dalam industri nonmigas sebesar 80,70%, kesempatan kerja 74,90% dan efek pengganda nilai tambah sebesar 3.23. (LRPTN, ITB Bandung, 2005). Tongkol jagung merupakan salah satu limbah padat pertanian yang mengandung pentosan sehingga memiliki nilai ekonomis untuk diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Tongkol jagung akan memberikan nilai ekonomis yang tinggi jika dikonversi menjadi furfural.
Proses pembuatan furfural dengan bahan baku tongkol jagung dilakukan dengan kombinasi proses Batch dan kontinyu dengan reaksi utama adalah hidrolisis yang diikuti dengan reaksi dehidrasi menggunakan katalis asam sulfat. Reaktor yang digunakan adalah reaktor stirred barch (berpengaduk) yang dioperasikan pada tekanan 2 bar dan tcmperatur 128 oC selama 70 menit. Pemurnian furfural menggunakan azeotropik distillation dan dehydration column guna mendapatkan furfural berkemurnian tinggi yaitu 99%.
Stirred Reactor yang digunakan adalah reaktor yang telah digunakan dalam pengolahan furfural dengan menggunakan SupraYield Technology®. Teknologi ini lebih unggul dan lebih ekonomis dibandingkan teknologi konvensional. Pada perancangan awal pendirian pabrik furfural ini akan dipilih di Propinsi Jawa Timur tepatnya di Kawasan Industri Gresik karena alasan ketersediaan bahan baku dan distribusi pasar. Berdasarkan simulasi dengan software SuperPro Designer® diperoleh bahwa untuk mendapatkan produksi furfural 183 kg/batch berdasarkan proyeksi permintaan pasar tahun 2008, maka dibutuhkan bahan baku yaitu tongkol jagung sebesar 900 kg/barch (4.9 kg/Kg furfural) dan asam sulfat 36% sebesar 84 kg/batch (0.45 kg/Kg furfural).
Untuk kapasilas produksi sebesar 362 ton/tahun, total investasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik furfural di Indonesia adalah US$ 2.855.773,00 dengan dengan biaya manufaktur sebesar US$ 189.86S,00. Parameter kelayakan untuk pabrik furfural dengan kapasitas 362 ton/tahun adalah NPV US$ 2.873.820,29, IRR 15 %, PBP 4 tahun 9 bulan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Tumbuhan jarak yang cocok hidup di daerah tropis. seperd Indonesia. dan daerah subtropis menghasilkan minyak jarak yang turunan-turunannya amat bermanfaat bagi manusia. Salah satu turunan yang potensial diproduksi di Indonesia adalah poliuretan. Poliuretan berbasis minyak jarak memiliki kelebihan utama berupa ketahanan hidrolisis yang yang baik.
Minyak jarak dapat digunakan secara Iangsung scbagai salah satu komponen penyusun poliuretan, yaitu monomer poliol. Namun modifikasi minyak jarak akan menghasilkan poliol yang lebih reaktif dengan tetap mempertahankan kelebihannya. Modifikasi dengan reaksi esteritikasi dan transesterifikasi dengan anhidrid suksinat dan neopentil glikol menghasilkan resin yang terutama sesuai untuk aplikasi coming, adhesive dan binder.
Pabrik resin poliuretan memiliki peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis resin. Dalam perancangan diperrimbangkan jumlah dan beban maksimal peralatan yang diperlukan. Jumlah maksimal adalah saat memproduksi resin dua komponen. sedangkan beban pengaduk maksimal adalah saat pembuatan poliurethane dispersion.
Reaksi pembentukan poliol dilakukan dalam reaktor dengan hear exchanger internal dan pengaduk. Poliol yang terbentuk kemudian dipolimerisasi dengan poliisosianat dan untuk pembuatan resin dua komponen sebagian poliol digunakan untuk pembentukan komponen curing agent. Reaksi polimerisasi juga dilakukan dalam reaktor dengan hear exchanger internal dan pengaduk.
ChemCad digunakan sebagai alat bantu pembuatan diagram alir, neraca massa dan neraca energi. Dari hasil simulasi didapat efisiensi energi adalah sebesar 94,6% dan efisiensi karbon adalah 83.57%.
Hasil analisa ekonomi menuniukkan bahwa untuk pembangunan pabiik dengan kapasilas 8.300 ton/tahun diperlukan total biaya pabrik US$ 2.439.661 dan total biaya manufaktur sebesar US$ 16.491.411/tahun. Payback period adalah selama 2,03 tahun, net present value sebesar US$ 22,459,006 dan internal rate of retum sebesar 44,3%. Ketiga parameter keuntungan ini menunjukkan pabrik layak dibangun secara ekonomis. Perkiraan ini paling sensitif terhadap harga jual produk yang tidak boleh kurang dari US$ 2,034/ton.
Setelah melakukan analisis teknis dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa pembangunan pabrik ini di Indonesia adalah layak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan A. Setiawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yance Dapot Panangian
"Fatty alkohol ethoxylate (FAB) mempakan senyawa etoksilat alkohol yang berasal dari Iemak (fat). FAE termasuk salah satu senyawa surfaktan non-ionile FAB banyak digunakan oleh industri surfaktan di Indonesia terutama pada proses produksi household surfactan. Konsumsi FAE mencapai 63,5% dari total jumlah bahan oleokimia yang digunakan oleh industri household surfactan.
Melihat besarnya peran FAE dalam industri surfaktan, sangatlah disayangkan bahwa pada kenyataannya selama ini hanya ada satu pabrik yang memproduksi FAB di Indonesia. Bahkan, pabrik ini, yang dimiliki oleh GT Petrochem, baru mulai beroperasi tahun 1999. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk membangun sebuah pabrik FAE di Indonesia.
Setelah dilakukan analisis pasar, diketahui bahwa kapasitas yang paling menjanjikan bagi pembangunan pabrik FAE yang baru di Indonesia ialah sebesar 29700 ton/tahun. Lokasi yang dipilih untuk pabrik ini ialah di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) yang terletak di Cilegon, Propinsi Banten.
Proses yang paling dipilih untuk memproduksi FAE ialah proses batch yang diadaptasi dari proses yang telah dikembangkan oleh Kvaerner, Iisensor dari Swiss.
Besarnya investasi yang diperlukan untuk mendirikan pabrik FAE ini ialah 12 juta dollar (US$415,22/ton). Untuk setiap ton produk FAB yang dihasilkan dibutuhkan biaya manufaktur sebesar US$1356 sementara harga produknya diasumsikan sebesar USS 1600/ton.
Berdasarkan analisis kelayakan, proyek pembangunan pabrik FAE ini dapat dikatakan layak dengan nilai net present value (NPV) sebesar 18 juta dollar, internal rare of return (IRR) 34,79%, dan waktu pengembalian investasi selama 3 tahun. Faktor paling sensitif yang dapat mempengaruhi kelayakan proses ini ialah harga jual produk dan harga bahan baku etilen oksida."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Minyak jarak adalah komoditi yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia; demikian juga polyurethane, dimana pasar produk polyurethane berkembang pesat tanpa diiringi perkembangan industri dalam negeri. Polyurethane berbasis minyak jarak mempunyai banyak kelebihan dibandingkan yang ada umumnya. Dari analisis pasar, diketahui bahwa kapasitas pabrik yang sesuai untuk dibangun di Indonesia adalah 8.300 ton/tahun. Modifikasi minyak jarak dengan anhidrida suksinat dan neopentil glikol menghasilkan poliol poliester dengan reaktivitas tinggi, yang terutama sesuai digunakan sebagai komponen resin poliurethane untuk aplikasi coating, adhesive dan binder. Peralatan utama yang dibutuhkan di pabrik adalah: dua reaktor, sebuah mixer, empat pompa, sebuah kondenser, dan sebuah tangki. Hasil simulasi dengan bantuan CHEMCAD 5.2 menunjukkan efisiensi karbon sebesar 83,57% dan efisiensi energi sebesar 93,83%. Besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik ini adalah Rp 21 miliar. Untuk setiap ton produk membutuhkan biaya manufaktur sebesar US$ 1,928 dimana harga jualproduk diasumsiknn sebesar USS 3,000. Analisis kelayakan ekonomi mendapatkan nilai: Net Present Value (NPV) sebesar USS 22.5 juta, Internal Rate of Return (IRR) 40,3%, dan Payout Period 2,03 tahun. Faktor yang paling sensitifyang dapat mempengaruhi kelayakan proyek ini adalah harga jual produk dan volume produksi. Berdasarkan analisayang dilakukan, pabrik layak untuk dibangun.

Castor oil is a potential commodity to be developed in Indonesia; polyurethane is also a potential one since its market grows rapidly without being accompanied by local industry's capability to fulfill. Polyurethane based on castor oil is superior in many properties to currently available polyurethane. According to market analysis, the suitable capacity to be applied is 8,300 tons/year. Modification of castor oil with succinic anhydride and neopentyl yields high reactivity polyester polyol suitable to be used as component of polyurethane resin for coating, adhesive and binder applications. Main equipments needed in the plant are: two reactors, one mixer, four pumps, one condenser, and one tank. Simulation with the aid of CHEMCAD 5.2 resulted in carbon efficiency of 83.57% and energy efficiency of 93.83%. Total investment required to construct this plant is about Rp 21 billion. Assuming product price of USS 3,000/ton, manufacturing cost will be US$ 1,928/ton-product. Economic feasibility analysis yielded values: Net Present Value (NPV) of USS 22.5 million, Internal Rate of Return (IRR) of 40.3%, and Payout Period of 2.03 operating-years. The most significant factors influencing the feasibility are product price and production volume. Based on the analysis that has been done, the plant is feasible to build."
Jurnal Teknologi, 2004
JUTE-XVIII-2-Jun2004-109
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri pengolahan gas alam di Indonesia merupakan industri yang layak untuk investasi, hal ini karena gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dan merupakan sumber energi alternatif yang menjanjikan. Pabrik yang akan dirancang ini direncanakan akan didirikan di kecamatan Batui, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas produksi 224,000 MMSCF/Tahun selama 43 tahun. Umpan gas alam yang digunakan berasal dari ladang gas Donggi dan Senoro yang memiliki cadangan gas alam 6.1 TCFG untuk ladang gas Donggi dan 4 TCFG untuk Senoro. Gas alam akan diolah menggunakan beberapa proses yaitu, proses sweetening, dehidrasi glycol, dan fraksionasi. Proses sweetening merupakan proses pembersihan gas dari pengotor yang berupa H2S dan CO2, sedangkan dehidrasi glycol merupakan proses pembersihan gas dari pengotor yang berupa air. Proses fraksionasi merupakan proses yang akan memisahkan gas alam menjadi gas kota dan kondensat. Berdasarkan perhitungan ekonomi, pabrik pengolahan gas alam yang akan dirancang ini membutuhkan investasi sekitar US$ 325 Juta dan biaya manufaktur sekitar US$ 526 Juta. Nilai NPV untuk proyek ini sekitar US$ 227 Juta, IRR sebesar 29.81%, dan PBP sekitar 5 Tahun. Perubahan kapasitas pabrik merupakan perubahan yang paling sensitif terhadap kelayakan pabrik, produksi pabrik tidak boleh kurang dari 158,153.6 MMSCF/tahun (494.23 MMSCFD) atau 70.60% dari kapasitas produksi dasar pabrik. Analisa Resiko dengan metode Monte Carlo berdasarkan parameter IRR lebih besar dari tingkat diskonto (11%) menyatakan peluang kelayakan pabrik adalah sebesar 82.20% Berdasarkan Analisa yang telah dilakukan, maka pabrik ini telah memenuhi tingkat kelayakan secara ekonomi dan layak untuk dibangun."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Natural gas industries in indonesia is a good industries to be invested. It is due to Indonesia has
many natural gas resources, the raising of BBM subsidies, and good promising market. From market
analysis, the capacity for this industry is about l53,257.238 MMSCF/year, and this industry will be
operated for about 19 years. This plant will be built in Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Central
Sulawesi. The natural gas will be processed in two main process which are sweetening process and
fraksionasi process. The operation mode of this plant is using continuous mode. Good process
performance of this plant is shown by energy efficiency of 82.61% (sweetening process) and 98.57%
(Faltsionasi process). Economic analysis calculated that the total investment to build this plant is about
USS l60 million with manufacturing cost of USS 57. 7 million. NPV for this project calculated at USS 94
million, 25% JRR, with payback periods in 6 years. The most sensitive for this project is production
capacity , which is no less than 76,l36.884 MMSCF/year or 49. 68% from basic production capacity of
this plant. Risk analysis of this plant using Monte Carlo 's method considering that the value of IRR is
more than the disconto level (11%), it can be summarized that the certainly of feasibility level of this
plant for city gas distribution using pipeline method is 82.l5%, whilst using CNG is 79. 78%. Based on
economic analysis mentioned above, this plant is considered being feasible for a commercial
commencement.
"
Jurnal Teknologi, 19 (4) Desember 2005: 327-337, 2005
JUTE-19-4-Des2005-327
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>