Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Wahyuni Saputri
"Berbagai cara telah dilakukan untuk menanggulangi kekurangan gizi. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan padat gizi seperti mikroalga Spirulina plantesis. Selain mengandung nutrisi yang penting untuk kesehatan manusia, Spirulina juga dapat memfiksasi CO2 melalui reaksi fotosintesis dengan bantuan energi cahaya sehingga dapat mengurangi kadar CO2 di atmosfir. Mengingat potensi yang dimiliki, penelitian difokuskan kepada optimasi produksi biomassa Spirulina plantesis melalui pengaturan konfigurasi reaktor.
Penelitian ini akan mengkultivasi Spirulina plantesis di dalam fotobioreaktor susun seri (sebanyak tiga buah) dan reaktor tunggal sebagai pembanding. Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan alterasi karena jenis pencahayaan ini telah terbukti dapat menghasilkan produksi biomassa mikroalga yang lebih besar dibandingkan dengan jenis pencahayaan lain. Pencahayaan alterasi dilakukan dengan menaikkan intensitas cahaya selama kultivasi sesuai dengan jumlah biomassa yang terdapat di dalamnya.
Pengkultivasian berlangsung dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan volume 500 ml untuk reaktor susun seri dan 1500 mL untuk reaktor tunggal menggunakan medium conwy pada temperatur 29_C dan tekanan operasi 1 atm. Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Fotobioreaktor dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 3% sebagai sumber karbon-nya dengan kecepatan superfisial gas (UG) sebesar 1,2 m/h.
Penggunaan fotobioreaktor yang disusun seri dapat menghasilkan biomassa 9,5% lebih banyak daripada fotobioreaktor tunggal untuk berat kering sel awal yang sama (0,106 g/dm_). Berat kering sel akhir untuk reaktor tunggal 0,176 g/dm_, untuk reaktor seri adalah 0,190g/dm_, 0,188g/dm3 dan 0,193 g/dm_. Selain itu, energi cahaya yang digunakan untuk produksi biomassa pada reaktor susun seri lebih besar 45% daripada reaktor tunggal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pada optimasi produksi biomassa Spirulina plantesis dalam skala yang lebih besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2007
S49837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledy Febriana Nur Wulan Ayu
"Spirulina platensis adalah mikroalga hijau-biru yang berfotosintesis menghasilkan kultur biomassa yang komersil. Spirulina terkenal akan kandungan protein (60-74%(w/w) dan pigmen fikosianin (pigmen hijau biru). Kandungan biologis yang dimilkinya membuat ia spesial dijadikan suplemen makanan, anti-inflammatory untuk manusia atau dipakai sebagai pewarna alami di industri farmasi, terlebih lagi kemampuannya yang dapat memfiksasi kadar CO2 di atmosfir.
Pada penelitian kali ini Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium Conwy pada pencahayaan konstan sebesar 500 lx. Pencahayaan secara konstan ini dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan fotobioreaktor, dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konfigurasi reaktor susun seri (3 buah) terhadap produksi biomassa Spirulina platensis. Sebagai perbandingan dilakukan pula kultivasi Spirulina platensis pada reaktor tunggal dengan volume yang ekuivalen (1500 ml) dan kondisi operasi yang sama yakni Ug = 1,2 m/h, aliran gas CO2 3%(v/v) udara, tekanan 1 atm, dan temperatur ruang.
Hasil akhir yang dicapai pada penelitian ini adalah peningkatan jumlah produksi biomassa yang dihasilkan pada reaktor susun seri 1.31 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan pH kultur, Konsentrasi [HCO3-] dan laju pertumbuhan spesifik (μ). Konsumsi energi Spirulina platensis pada reaktor susun seri untuk produksi biomassany mengalami kenaikan sebesar 3-5 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Model Ierusalimsky digunakan untuk menggambarkan kinetika reaksi penyerapan substrat non-kompetitif dengan nilai laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0.058-0.077 h-1, konstanta penjenuhan substrat (KS) -1.9 sampai -0.72, dan konstanta inhibisi (KI) 16.772 sampai 33.2.

Spirulina platensis is a marine microalga photoautotropic whose cultivation is particularly attractive for several commercial purposes. Its main interest is centered in its high protein content, 60?74% on a dry weight basis and phycocyanin pigment. It can be used either as anti-inflammatory, nutritional supplement for humans and animals or as source of active principles in pharmaceutical, cosmetic industries moreover fixation CO2 in atmosphere.
The study attemps to investigate the effects of configuration reactor in order to increasing Spirulina platensis biomass yield. Conwy medium was used for the batch culture in auto claved sea water. This experiment, light was adjust to 500 lx, superficial velocity of air was adjust to 1,2 m/h, and concentration of carbondioxide as source carbon was adjust to 3%(v/v) of air stream. At the beginning cultivation, inoculum was started from 4.000.000 cell/cm3. System photobioreactor respectively using reactor in 3 series with 500 mL in each reactor and it was compared with single reactor at equivalen total volume.
The specific growth rate and biomass production S.platensis at 3 series reactor achieved in this present experiment are higher than the single reactor. The series effect was also increasing levels of medium substrat, higher pH medium and energy consumption. At the end of this experiment ( after 87 hour of culture ), 3 series reactor resulted 1.31 increase times in biomass production which is energy consumption increasingly three to five times rather than single reactor. For pilot scale purposes, this experiment was also studied to predict the kinetic reaction models of substrat absorption in S.platensis cell. A number of kinetic models were constructed to see the conjunction of growth rate and concentration substrat in S.platensis cell while producing biomass. Finally, Ierusalimsky equation was significantly resulted growth rate calculation data closer to the experimental data with constant substrat saturation value (KS) was -1.9 to -0.72, and constant inhibition (KI) 16.772 to 33.2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Oktaviani
"Masalah pemanasan global yang disebabkan peningkatan gas CO2 di udara membuat banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasinya. Salah satu alternatif yang efektif yaitu dengan menggunakan mikroalga Spirulina platensis karena selain kemampuannya dalam memfiksasi CO2, produksi biomassa yang dihasilkan juga sangat bermanfaat bagi kehidupan karena Spirulina mempunyai kandungan protein yang tinggi serta dapat mengatasi berbagai macam penyakit seperti kanker dan dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Adanya potensi-potensi tersebut membuat penelitian ini difokuskan untuk peningkatan produksi biomassa Spirulina platensis. Metode yang digunakan yaitu melalui perlakuan alterasi pencahayaan dimana intensitas cahaya yang diberikan akan ditingkatkan sesuai dengan peningkatan biomassanya. Kultivasi akan berlangsung dalam fotobioreaktor yang disusun secara seri dengan volume masing-masing sebesar 500 mL dengan menggunakan medium Conwy sebagai sumber nutrisi dan pada temperatur 29°C serta tekanan operasi 1 atm. Sebagai sumber karbon digunakan gas CO2 dengan konsentrasi masukan sebesar 3% dengan kecepatan superfisial sebesar 1,2 m/h. Sumber cahaya yang digunakan berasal dari lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode pencahayaan kontinu (Intensitas yang diberikan nilainya tetap). Kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode alterasi pencahayaan menghasilkan peningkatan produksi biomassa dengan jumlah produksi akhir rata-rata sebesar 0,084, lebih besar dibandingkan metode pencahayaan kontinu yang hanya sebesar 0,071. Perbandingan hasil produksi akhir metode alterasi ini sampai 13,6 % dibandingkan dengan metode pencahayaan kontinu. Selain itu energi yang diperlukan pada pencahayaan alterasi juga lebih sedikit bila dibandingkan pencahayaan kontinu yakni hanya sebesar 20 % dari energi yang dibutuhkan pada pencahayaan kontinu.

There are a lot of researched to fixed the problem of Global Warming which is caused by incresing gas CO2 in the air. One of efective alternative is by using microalgae Spirulina platensis because the ability of fixation the gas CO2 and producing biomass which very usefull in life due to Spirulina platensis have high protein and can cure a lot of diseases such as cancer and also can reducing colesterol in blood. Because of this potention, this research focused in increasing the biomass production of Spirulina platensis. the method is by alteration illumination which is the illumination given in the culture will be increased as the increasing of biomass production. Cultivation will be in series fotobioreactor which is each of fotobioreactor has 500 mL in volume, by using Conwy medium as a nutrition and in 29°C temperature and 1 atm operation pressure. As a carbon source the cultivation will use gas CO2 with 3% concentration and the superficial velocity is 1,2 m/h. The illumination using Phillips Halogen 20W/12V/50Hz lamp. The cultivation using method continous intensity of illumination will also be done as a control. Cultivation Spirulina platensis with alteration illumination method make the increasing of biomass production with the final production 0.084 g/dm3, it s higher than continuos intensity of illumination which is only has 0,071 g/dm3. beside that the energy in producing biomass in alteration illumination method lower than continous intensity illumination which is only 20% than continous intensity illumination."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Yunita
"Mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu sumber pangan berpotensi yang sangat potensial untuk kita kembangkan. Selain karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, mikroalga ini mudah didapat dan dikembangkan, dan dengan kandungan proteinnya yang tertinggi dibandingkan dengan mikroalga lainnya yakni 24,350 kg dry weight/ha/year. Mikroalga Spirulina platensis selain berpotensi untuk menghasilkan biomassa seperti protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan juga mampu melakukan proses fotosintesis. Pada proses ini, mikroalga Spirulina platensis memanfaatkan energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO2), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Spirulina platensis.
Hasil penelitian yang telah ada mengenai kultivasi mikroalga Spirulina platensis dalam fotobioreaktor tunggal menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap laju produksi biomassa. Mengacu pada hasil-hasil penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan dalam fotobioreaktor tunggal yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan produksi biomassa Spirulina platensis melalui optimasi pencahayaan dengan metode alterasi.
Pada prinsipnya, metode alterasi adalah perubahan intensitas pencahayaan untuk laju pertumbuhan maksimum (I _max,opt) secara simultan sesuai dengan penambahan sel (N)/biomassa (X) selama masa kultivasi. Pada fotobioreaktor tersebut Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium air laut dengan penambahan SOT sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 3% sebagai carbon source-nya.
Sebelum melakukan tahap alterasi dilakukan penelitian awal untuk mencari I _max,opt dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan. dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan.
Perlakuan alterasi pencahayaan pada kultivasi Spirulina platensis berhasil meningkatkan produksi biomassa sampai 12 % dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan jumlah inokulum yang sama, dengan hasil akhir produksi biomassa (?X) sebesar 0.085 g/dm_, energi pembentukan biomassa (Ex) sebesar (70.11 J/g) dan masa kultivasi yang lebih singkat (96 jam). Kemudian pada perlakuan alterasi juga didapatkan aktifitas sel yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan inokulum yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan konsentrasi bikarbonat ([HCO3-]) lebih tinggi 12% (87.18 mmol). Model kinetika penyerapan substrat yang paling mendekati dengan pertumbuhan mikroalga Spirulina platensis adalah model persamaan Haldane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Made Kresna Andhika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Yudi Sendjaja
"Chlorella vulgaris merupakan organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produksi biomassa dan kemampuan fiksasi C02 nya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 61% dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 200% dibandingkan dengan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada skala yang lebih besar. Penelitian yang diusulkan adalah memperbesar skala kultivasi dari Chlorella vulgaris dengan cara mengkultivasi di dalam beberapa reaktor yang disusun secara sen dan dilakukan alterasi pencahayaan. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi pada sistem reaktor yang sama dengan pencahayaan kontinu. Kultivasi dilakukan pada T = 29_C, P = 1 atm, UG = 2,4 m/jam, ?co2 = 10%, dan menggunakan reaktor dengan volume 200 mL dengan sumber iluminasi lampu Philip Halogen 20 W/12 V/50 Hz. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa periakuan alterasi pencahayaan dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 162% dengan energi yang digunakan untuk memproduksi biomassa lebih besar 157% dibandingkan pencahayaan kontinu, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 7,3% dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Reaksi pengikatan CO2 ini menyebabkan alterasi pencahayaan dapat menyediakan substrat bagi produksi biomassa 29% lebih besar daripada pencahayaan kontinu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esturizqi Utami Ramadhan
"Skripsi ini memaparkan penelitian terkait optimasi parameter kultivasi dari Spirulina sp. dengan melakukan pengaturan jenis medium dan pengaturan pencahayaan terang-gelap. Fikosianin merupakan suatu pigmen fotosintetik yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan semakin tingginya permintaan fikosianin, maka salah satu langkah pemenuhan tersebut adalah dengan perlu dilakukannya kultivasi mikroalga Spirulina sp. dengan mengoptimalkan parameter kultivasi yang mana dalam hal ini dilakukan dengan melakukan pengaturan jenis medium dan pencahayaan terang-gelap untuk mendapatkan hasil biomassa dan konsentrasi fikosianin yang optimal. Dalam penelitian ini, dilakukan kultivasi dengan 2 (dua) variasi yang berbeda, dimana yang pertama adalah perbedaan medium, yang mana dilakukan dengan 2 (dua) jenis medium berbeda yakni walne dan zarouk. Hasil biomassa tertinggi dimiliki oleh kultur dengan medium zarouk sedangkan untuk konsentrasi fikosianin kedua medium hasilnya secara berturut–turut adalah 0,045±0,00021 mg/mL dan 0,016±0,00453 mg/mL. Selanjutnya, variasi kedua berupa pengaturan pencahayaan terang-gelap dengan kontrol pencahayaan konstan, pencahayaan siang malam, variasi 16 jam terang-8 jam gelap, 18 jam terang-6 jam gelap, dan 20 jam terang-4 jam gelap. Masing–masing hasil kultivasi kemudian diekstraksi dengan sonikasi untuk menentukan kadar fikosianin. Dari hasil yang didapatkan, pencahayaan kontrol konstan (24 jam terang – 0 jam gelap) menjadi penghasil biomassa terbesar sedangkan pencahayaan kontrol siang malam (9 jam terang – 15 jam gelap) memiliki konsentrasi fikosianin terbesar sebanyak 0,027 ± 0,00071 mg/mL.

This undergradate thesis proposal reports the research about optimization cultivation experiments of Spirulina sp. by using different cultivation mediums and photoperiodic (light-dark illumination) adjusment. Phycocyanin is a photosyntetic pigments that has a lot of daily applications. One of the solution to solve the increasing of phycocyanin demand is by adjusting different cultivation mediums and light-dark illumination to obtain the optimum biomass and phycocyanin content. In this experiment, writer used 2 (two) different variations, the first variation was the medium. Writer used 2 (two) different cultivation mediums namely walne and zarouk. The highest biomass was obtained from zarrouk culture while the phycocyanin content consecutive results was 0,045±0,00021 mg/mL dan 0,016±0,00453 mg/mL. The second variation was about photoperiodic (light-dark ilumination) adjusment that consist of constant lighting, day and night lighting, 16 hours light – 8 hourd dark, 18 hours light – 6 hours dark, and 20 hours light – and 4 hours dark variation. Each cultivation sample then extracted by sonication method to determine the biomass and phycocyanin content. From the results taken, constant lighting had the highest biomass content and the control day and night lighting had the highest phycocyanin content around 0,027 ± 0,00071 mg/mL."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Penelitian yang dikembangkan disini merupakan kelanjutan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Tokyo Institute of Technology (TIT). Penelitian di TIT dititik beratkan pada upaya peningkatan kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroba fotosintesa di daerah subtropis, sementara penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya peningkatan produksi biomassa daerah tropis yang memiliki nilai ekonomis.
Eksplorasi dari beberapa balai penelitian ditanah air menunjukkan bahwa ada beberapa jenis mikroba fotosintesa lokal yang memiliki kandungan zat esensiil kesehatan yang layak untuk dikembangkan yaitu: Spirulina plarensis Jacatra dan Chlarella vulgaris Buitenzorg.
Penelitian ekperimental ini bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan fiksasi CO2 dan produksi secara hayati spesies mikroba fotosintesa alam tropis asupan pangan Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam kolom gelembung tunggal maupun seri dengan kombinasi perlakuan pengaturan pencahayaan.
Hasil penelitian dengan menggunakan spesies lokal ini diharapkan menjadi masukan upaya memaksimalkan fiksasi CO2 dalam kolam-kolam terbuka (open pond system) atau sistem tertutup (closed system) maupun produksi asupan pangan dengan aerasi dengan emisi gas buang keluaran "flare sistem" industri tenaga listrik (PLTU, PLTGU) yang terintegasi dengan unit produksi asupan pangan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
D879
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmed Syarif
"Permasalahan pangan menjadi isu yang penting belakangan ini. Rendahnya nutrisi yang dikonsumsi oleh sebagian penduduk menyebabkan banyaknya terjangkit penyakit. Salah satu zat makanan yang bersumber dari alam serta sarat akan nutrisi berasal dari ganggang hijau Chlorella vulgaris. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Chlorella vulgaris mengandung vitamin A (betakaroten), protein (diatas 53%), dan CGF (Chlorella Growth Factor). Dengan meningkatkan jumlah biomassa Chlorella Vulgaris ini diharapkan akan menghasilkan sumber pangan alternatif yang kaya akan nutrisi.
Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya telah didapatkan bahwa pengembangan Chlorella Vulgaris dengan pencahayaan alterasi akan menghasilkan biomassa yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pencahayaan lainnya. Saat kepadatan dalam fotobioreaktor meningkat maka akan terjadi penutupan intensitas cahaya oleh sel-sel yang ada di bagian depan (efek shading). Hal ini menyebabkan tidak meratanya jumlah intensitas cahaya yang diterima oleh sel. Sel yang kekurangan cahaya akan mengalami kematian. Maka perlu dilakukannya peningkatan intensitas cahaya yang disesuaikan dengan banyaknya sel dalam fotobioreaktor. Efek penutupan cahaya ini juga dapat ditanggulangi dengan pengurangan kepadatan sel dalam fotobioreaktor melalui proses filtrasi yang dilakukan secara periodik.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa penggunaan pencahayaan aterasi dan penggunaan filter pada fotobioreaktor dapat meningkatkan perolehan biomassa sebesar 1,26 kali lebih baik dari pada pencahayaan alterasi tanpa proses filtrasi dan 1,35 kali lebih baik jika dibandingkan dengan proses filtrasi dengan pencahayaan kontinu. Proses altersi yang dilengkapi dengan filtrasi ini juga mampu meningkatkan efisiensi energi hingga mencapai 3,772% sedangkan proses filtresi dengan pencahayaan kontinu hanya memiliki efisiensi energi sebesar 0,762%.

Now a day, problem that related with food to be vary important. Low nutrition consumption with some people makes them infected by some disease. Chlorella vulgaris is one of chlorophyta that can supply us some nutrition like vitamin A (betakaroten), protein, and CGF (Chlorella Growth Factor). With increasing the production of biomass, it hopeful will be prepared the high nutrition food for us.
In previous research, we know that increasing Chlorella vulgaris Production by alteration lightening would be more effective than continue lightening. When the concentration in fotobioreactor increases, it will cause the shading effect. Based from that, we need to increase the light intensity in line with the number of cell in fotobioreactor. This shading effect also can be solved by decreasing the concentration of cell with filtrate the cell periodically.
In this research we get that alteration lightening with filtration treatment in fotobioreactor can increase the production of cell more effective 26% than the only alteration lightening. And more effective 35% than the continue lightening with filtration treatment. This process is also have the highest efficiency (3.722%) if we compare with continue lightening (0.672%).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Indra Prabawa
"Mikroalga telah dikenal memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi CO2 melalui proses fotosintesis dan mengubah CO2 secara langsung menjadi senyawa karbon atau biomassa seperti polisakarida, protein, atau lipid yang bernilai cukup ekonomis. Penelitian mengenai proses fiksasi CO2 dengan memanfaatkan kemampuan fotosintesis mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu aternatif yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan gas rumah kaca, yang telah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Proses fiksasi CO2 dan produksi biomassa menggunakan Spirulina platensis ini dilakukan dengan menggunakan medium Conwy dalam sebuah fotobioreaktor dengan perlakuan alterasi pencahayaan dan pencahayaan konstan. Fotobioreaktor yang digunakan tersusun secara seri dan tunggal dengan volume masing-masing 500 ml dan 1.500 ml. Proses tersebut berlangsung pada kondisi : suhu 29_C, kecepatan superfisial gas sebesar 1,2 m/jam, kandungan CO2 3% volume dalam aliran udara dan intensitas cahaya berkisar antara 1,48 Watt/m2 ?5,76 Watt/m2. Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin banyak konfigurasi reaktor dan semakin tingginya intensitas cahaya yang diterima oleh sel dalam medium, peningkatan jumlah sel yang terjadi juga semakin tinggi. Besarnya peningkatan jumlah sel ini berbanding terbalik dengan kemampuan fiksasi CO2. Laju fiksasi CO2 dan laju pertumbuhan sel yang tertinggi dicapai dengan menggunakan reaktor susun seri melalui perlakuan alterasi pencahayaan. Peningkatan fiksasi CO2 ditandai dengan meningkatnya nilai rata CTR dan qCO2 hingga mencapai 5,53 g/dm3 h-1 dan 41,77 h-1. Model pendekatan secara empiris terhadap laju fiksasi CO2 mengikuti persamaan Haldane dan persamaan Ierusalemsky.

Microalgae has known for its ability to fix CO2 with photosynthesize and convert into biomass product such as polysacharide, protein, or lipid. The research of CO2 fixation using Spirulina platensis has become a promising alternative to reduce green house effect. CO2 fixation process and biomass production with Spirulina platensis was cultivated in photobioreactor with fixed and alteration of light illumination with Conwy as a medium. Two configuration of photobioreactors are arranged in single and three stages serial photobioreactor with reactor volume of photobioreactors are 1.500 mL and 500 mL/reactor, orderly. The fixation experiment were carried out in : Temperatur 29_C , gas supervicial velocity 1,2 m/hour, CO2 concentration : 3 % volume and range of light intensity 1,48 Watt/m2 ? 5,76 Watt/m2. The experimental findings for this system show that the increasing of reactor number and accepted light intensity in medium will be rise the number of cell in reactor. The rate of cell growth was oppposite to CO2 fixation rate. The highest of CO2 fixation and cell growth rate was reached in three stages serial photobioreactor with alteration light of illumination. The highest mean value of CTR and qCO2 could reach 5,53 g/dm3 h-1 dan 41,77 h-1. The empirical equation models of CO2 fixation rate follow Haldane and Ierusalemsky equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>