Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Riani
"Laporan biaya produksi bermanfaat bagi manajemen untuk keperluan analisis maupun sebagai dasar penentuan harga jual produk. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Alokasi biaya overhead yang tepat sangat diperlukan agar dapat dihasilkan suatu informasi biaya produksi yang bermanfaat bagi perusahaan.
PT. Indofarma (Persero) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan pemasaran produk farmasi. Dengan beragamnya jenis produk yang diproduksi dan penggunaan teknologi untuk meningkalkan eisiensi, efektivitas, dan produktivitasnya maka perhitungan biaya produksi yang tepat bagi setiap produk yang dihasilkannya adalah suatu hal yang penting bagi perusahaan.
Peneiitian ini membandingkan sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan saat ini dengan sistem Activity Based Costing. Activity based costing (ABC) merupakan suatu sistem perhitungan biaya yang mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk. Berdasarkan perhitungan sistem ABC terlihat bahwa pada beberapa produk biaya produksi yang dibebankan oleh perusahaan selama ini terlaiu besar (overcosfed) dan pada beberapa produk lainnya terlu kecil (undercosted).
Dari 19 jenis produk yang diteliti, produk yang mengalami overcosfedterdiri dari 10 jenis dengan persentase selisih berkisar antara 1,1% - 116,1%, sedangkan produk yang mengalami undercosted terdiri dari 9 jenis produk dengan persentase selisih antara 1.57% -74,32%. Perbedaan tersebut mempenihatkan bahwa perhitungan biaya produksi yang dilakukan PT. lndofamma selama ini belum mampu mengalokasikan biaya produksi secara tepat ke produk."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sarmawadi
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhimya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan.
Perhitungan biaya kualitas pada fine trimning final assy project Pick-Up PT X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas produksi dan pendukung produksi fine trimning yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan fine trimning yang terjadi pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode januari-April 2005 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas pada fine rrinmring PT X berada dalam bentuk biaya pencegahan yaitu sebesar 76%, diikuti biaya penilaian sebesar 21%, sedangkan kategori biaya kegagalan memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 3% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Suatu usulan teknis dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Husadani
"Pada perusahaan industri kemasan dengan sistem job-order sepeni PT. Z, kesesuaian antara estimasi harga pcnjualan dengan biaya aktual dari produksi suatu order diperlulcan agar dapat mencapai target laba. .Iika estimasi harga penjualan tidak sesuai dengan biaya aktualnya, maka margin yang diperoleh akan dapal lebih besar atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan perusahaan.
Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa margin yang diperoleh sebagian besr melebihi standamya. Hal ini akan menyebabkan harga menjadi jauh lebih tinggi daripada biaya aktualnya. Penyebabnya adalah:
1. tingginya perscntase harga pokok produksi bahan aktual karena wasre produksi aktual yang melebihi standar waste, kcnaikan kurs dollar terhadap rupiah, dan kenailcan harga bahan baku di pasaran internasional,
2. perbedaan struktur biaya antara estimasi harga penjualan dan biaya aktualnya,
3. perbedaan basis biaya overhead antara estimasi harga dengan biaya aktual.
Oleh karena harga pokok produksi yang tinggi di atas di sebabkan oleh faktor-faktor makro dan probabilislik, maka solusi perbaikannya difokuskan kepada perancangan ulang rnetode perhitungan estimasi harga untuk menyesuaikan struktur biaya dan basis biaya overhead dengan biaya aktual. I-lasilnya, karena lebih sesuai dengan biaya aklual, metode ini dapat menurunkan margin yang lebih tinggi dari standar marginnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hardian Aditya
"Biaya produksi adalah salah satu komponen penting dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. PT. ZYX merupakan salah satu perusahaan penghasil Woodchips yang merupakan bahan baku dari bubur kertas (pulp). Dalam aktivitas produksi Woodchips, muncul berbagai macam biaya yang terkait dengan aktivitas operasi produksi dan juga biaya-biaya lainnya. Laporan ini menganalisis cara pengalokasian biaya dalam setiap kegiatan produksi PT. ZYX serta sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan dalam menghasilkan Woodchips. Analisis yang dilakukan didasarkan pada kesesuaian dengan teori-teori akuntansi biaya serta peraturan-peraturan akuntansi yang berlaku.

Production cost is one part of an important components in determining profit or loss of a firm. PT. ZYX is a company specialized in producing woodchips which is a raw material in pulp production. In woodchips production activities, costs related to operating activities and other cost appeared. This report analyze cost allocation in each activity of PT. ZYX production and the production costing system applied in woodchips production. Analysis carried out based on compliance with cost accounting theories and with the applicable accounting rules."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rahma Handayani
"Penelitian ini dilakukan pada PT BAN. Penulisan laporan magang ini mempunyai tujuan untuk mengetahui harga pokok produksi dengan metode yang digunakan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi ban menggunakan Activity-Based Costing System. Hasil penelitian menunjukan perhitungan dengan Activity-Based Costing System dibandingkan dengan metode tradisional maka akan memberikan harga pokok produksi per unit lebih besar pada salah satu produk. Implikasi dari penggunaan metode Activity-Based Costing System adalah dapat membantu manajemen dalam penetapan harga jual produk yang lebih tepat, dan membantu manajemen dalam memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan.

This study was conducted at PT BAN. This internship report writing has the objective to determine the cost of production with the method used by the company, and to know the calculation of cost of goods manufactured tires using Activity-Based Costing System. The results show the calculation with Activity- Based Costing System in comparison with the traditional methods will provide the cost of production per unit is greater in one product. The implications of the use of Activity-Based Costing System is to assist management in determining the selling price of the product is more appropriate, and assist management in deciding to accept or reject orders products that can provide benefits or losses for the company."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathir Bratadinata
"Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan data perusahaan tahun 2014 dan 2013. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan merancang penerapan perhitungan biaya produksi berdasarkan departmental overhead rate, serta membandingkannya dengan metode perhitungan akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan plantwide overhead rate yang telah diterapkan oleh PT Citra Tubindo Tbk dengan objek penelitian empat produk heat-treated seamless-pipe, yaitu: N80, L80, C95, dan P110. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrument penelitian berupa observasi lapangan dan wawancara yang dilakukan secara bersamaan. Perancangan perhitungan biaya produksi berdasarkan departmental overhead rate dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: identifikasi departemen, pembebanan biaya sumber daya ke departemen, pembebanan biaya departemen ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara metode akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan plantwide overhead rate dengan perhitungan berdasarkan departmental overhead rate, yaitu: terjadi overpricing pada produk N80, C95, dan P110 dan underpricing pada produk L80.

This research was conducted in 2015 using Company’s 2014 and 2013 data. The research aims to analyze and formulate a design implementation of production cost calculation based on departmental overhead rate along with comparison to traditional cost accounting method which based on plantwide overhead rate that PT Citra Tubindo Tbk have been applied with the objects of four heat-treated seamless-pipe, which are: N80, L80, C95, and P110. This research using qualitative approach with research instruments in the form of field observation and interviews which conducted simultaneously. There are three steps in designing production cost calculation based on work center, which are: work centers identification, charging resource cost to work centers, charging work centers cost to cost objects. Different cost of goods manufactured result obtain between traditional cost accounting method which based on plantwide overhead rate and production cost calculation based on departmental overhead rate, which occur: overpricing on product N80, C95, and P110 and underpricing on product L80."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Asysyifa Ul Khusna
"Laporan magang ini mendeskripsikan penerapan biaya standar salah satu produk PT. Rohto Laboratories Indonesia yaitu IOL (Intra Ocular Lens). Lensa IOL adalah lensa buatan yang dapat ditanam di mata untuk mengobati katarak atau myopia. Pembahasan penerapan biaya standar dilakukan pada setiap komponen biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Kesimpulan dari laporan ini, bahwa dasar penerapan biaya standar sudah sesuai dengan teori yang ada pada, namun terjadi simplifikasi dalam proses lensa unsterile yang mengakibatkan perhitungan biaya standar untuk produk IOL menjadi terlalu tinggi.

This internship describes the implementation of standard costs in one of PT Rohto Laboratories Indonesia‟s product which is IOL (Intra Ocular Lens). IOL is a lens replication that can be implant in the eyes to curing „katarak‟ or myopia. Discussion of the application standard cost is implemented in each component on the production cost, which is direct material cost, labor cost, and factory overhead cost.
The conclusion of this report is the basic of implementation standard cost are accordance with the theory. However, there is a simplification in unsterile lens process that impact on the standard cost calculation become too high.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Hendrawan
"Laporan magang ini berisi tentang prosedur perhitungan biaya-biaya yang digunakan PT. MAIN untuk proses produksi dan mengalokasikannya ke dalam barang produksi ataupun ke dalam aset biologisnya. Selama proses produksi, perusahaan menetaskan telur-telur tetas menjadi bibit ayam. Bibit ayam ini akan dibesarkan selama beberapa minggu dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bibit ayam yang akan dibesarkan dan dijual serta bibit ayam yang akan dibesarkan dan digunakan untuk melakukan proses produksi kembali. Bibit ayam yang digunakan untuk memproduksi kembali akan dibesarkan di peternakan Divisi Breeder, sedangkan bibit ayam yang dibesarkan untuk dijual akan dikirim ke peternakan Divisi Broiler. Biaya terkait bibit ayam yang dibesarkan untuk dijual kembali akan ditransfer dari Divisi Breeder ke Divisi Broiler agar memudahkan menentukan harga pokok produksi dari ayam. Perlakuan atas aset biologis PT. MAIN telah mengikuti peraturan tentang aset biologis yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK.

This internship report contains of costs assessment procedures used by PT. MAIN for its production processes and allocate it to the production costs of goods or to the biological assets. During the production process, the company will incubate the hatching eggs into days old chick. Day old chick will raised for a few weeks and were divided into two groups, there are days old chick that raised and sold, and days old chick that raised and used to carry out the production process again. Days old chick that used to carry out the production process would be raised in the breeder farms, while days old chick that raised for sale are sent to broiler farms. Costs related to the days old chick that raised for sale are transferred from breeder division to broiler division to make easier to determine the costs of production of chicken. The treatment of biological assets owned by PT. MAIN has followed the rules of biological assets that have been set by Bapepam-​​LK."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Dananto
"ABSTRAK
Masalah yang seringkali terjadi didalam sistem distribusi adalah struktur biaya yang
dianggap terlalu besar karena tidak efektifnya kontrol persediaan barang (inventory control)
dan pola - pola distribusinya ditambah lagi dengan adanya keterlambatan antaran. Strategi
distribusi yang efisien melihat bahwa di dalam sebuah sistem distribusi masing-masing
pemasok (supplier), gudang (warehouse) dan pengecer (retailer) berhadapan dengan
tingkat permintaan konsumen yang ticlak pasti. Penanganan sistem distribusi yang tidak
optimal akan menyebabkan dua hal, yaitu barang akan lebih mahal dan masalah
ketidaktersediaan barang (seockout) pada saat terjadinya permintaan berlebih (excess
demand).
Terdapat dua model didalam teori pengadaan barang yaitu model Fixed Order
Quantity dimana model ini menekankan pemesanan kembali akan dilakukan apabila jumlah
persediaan barang yang dimiliki jatuh dalam batas tertentu dari tingkat minimum
persediaan barang yang diperkenankan (reorder point), oleh karenanya tingkat persediaan
barang harus terus menerus diawasi dan model Fixed Time Period dimana model ¡ni
menyarankan untuk melakukan pemesanan kembali untuk setiap jangka waktu yang tetap.
Order yang dilakukan dapat berubah ? ubah tergantung dari seberapa besar penggunaan
tingkat persediaan barang didalam masing ? masing periode.
Strategic inventory sebagai salah sath alternatif kontrol persediaan barang yang
diajukan dalam karya akhir ini berusaha memberikan panduan kepada manajer
masing ? masing tingkat echelon (titik penumpukan) untuk menentukan seberapa besar
tingkat persediaan yang harus dijaga agar secara keseluruhan dapat dicapai biaya yang
optimum.
Penggunaari metode forward recursive digunakan didalam mencari optimasi
hubungan antara distributor pusat dengan sub distributor dengan membagi produk menjadi
dua kategori, yaitu produk unik (dipesan oieh sub distributor tunggal) dan produk umum
(dipesan oleh lebih dari satu sub distributor). Karya akhir ini juga ingin melihat adanya
peluang minimisasi biaya Iebìh lanjut yang dicari dengan cara membandingkan penggunaan
strategic inventory dalam dua metode peramalan yaitu Moving Averages dan ARIMA
untuk kedua kategori produk tersebut.
Dengan menggunakan konsep, data dan hasil analisa, maka penulis mendapatkan
kesimpulan bahwa untuk mendapatkan optimasi biaya penyimpanan perusahaan dapat
menerapkan strategi sebagai berikut:
Produk unik, akan didapat biaya optimum apabila menggunakan strategi waktu
layanan distributor pusat s1 = O, strategi waktu layanan sub dsitributor S2 2.
Produk umum, akan didapat biaya optimum bagi sub distributor Jakarta 2 dan 4
apabila menggunakan strategi Si = O dan 52 = 2. Khusus untuk sub distributor
Jakarta 3 dimana memiliki karakteristik standar deviasi dan rata ? rata
pemiintaan sangat rendah akan dapat mencapai peningkatan penghematan
apabila inenggunakan strategis 52=2 dan S = O.
Dari hasil optimasi yang telah dilakukan strategi ini tidak berubah apabila
menggunakan teknik peramalan ARIMA dan terdapat peluang menciptakan
minimisasi biaya persediaan barang lebìh lanjut."
Lengkap +
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>