Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111401 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anny Pieter Ronald
"Towerlamp atau tower light merupakan lampu menara yang kebanyakan digunakan pada area-area pertambangan maupun bangunan-bangunan seperti, jalan dan sebagainya dengan fungsi sebagai alat penerangan dengan kapasitas penerangan menjangkau beberapa radius pada area yang memiliki luas yang sangat besar tersebut.
Perancangan standar kerja untuk suatu kegiatan produksi dapat sangat membantu pekerja untuk menyelesaikan kegiatan produksi tersebut tepat waktu dan dapat memenuhi jadual produksi atau MPS yang dikeluarkan oleh PPC. UTE sebagai perusahaan manufaktur untuk alat-alat berat, masih tergolong baru dalam memproduksi towerlamp ini khususnya area assembling.
Mereka mulai mengerjakan perakitan towerlamp ini Juni 2004 dan karena itu mereka belum memiliki standar kerja yang baru khusus untuk mereka. Standar kerja ini berisikan gambar dari peta rakitan produksi, total waktu sildus sampai waktu baku pengerjaan towerlamp , takt time dan Iuas area produksi yang dibutnhkan untuk pembuatan produk.

Towerlamp as a tower light has advantage to give some lighting for some scale at the mining and construction building which has big scale area.
Design a standar work for production activity, can help the worker to finishing their job at the right time and can be complete or follow the production schedule or it`s usually call MPS from PPC. UTE as a manufactur heavy vehicles company, still new to production the towerlarnp especially assembling line UTE, because the connectiion or production of the towerlarnp at the assembling line.
They has that since Juni 2004 and because that they hasn`t a new standar work for they self which can help them to balancing all the production activity at the assembling line. In this research, the standar work involve flowchart of th material/komponen to make some finish product, total cycle time, normal time and standar time, talct time and the wide used area production towerlamp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Anshari
"Permintaan hasil produksi yang semakinbertambah apabila tidak diiringi dengan peningkatan kinerja kerusahaan akan mengakibatkan gagalnya pencapaian target produksi. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas diperlukan adanya perbaikan rencana produksi.
Studi waktu diperlukan untuk mengetahui waktu standar proses pembuatan benda produksi. Waktu standar tersebut disertai dengan data hasil peramalan permintaan dapat dipergunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan. Dengan jumlah tenaga kerja langsung tersebut dapat dibuat perencanaan produksi.
Perencanaan produksi yang baik dapat dinilai dari penggunaan tenaga kerja yang optimal dan dengan biaya yang sekecil mungkin.
Dari penelitian ini dapat dihitung waktu standar yang dapat dipergunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan sehingga dapat diusulkan rencana produksi untuk periode yang akan datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betrianis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Hidayat
"Sistem produksi memegang peranan yang vital pada perusahaan manufaktur. Penerapan sistem produksi yang tidak sesuai dapat menurunkan kinerja perusahaan terutama dengan persaingan dengan perusahaan lain. Dalam hal ini, PT X selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas produksi. PT X sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di industri alat pengukuran ingin menerapkan sistem yang dapat membantu mengurangi persediaan yang menumpuk yang ada di perusahaan. Dengan produk meteran listrik yang bervariasi- PT X berusaha mengurangi persediaan barang yang menunggu diproses melalui sistem Jusi-ln-Time menggunakan kanban. Sistem kanban yang digunakan adalah kanban penarikan dan kanban perintah produksi. Kemudian akan dihitungjumlah kartu kanban yang diperlukan, ditentukan desainnya dan dibuatkan pergerakannya di dalam lini produksi dan perakitan. Adapun sistem ini akan dibandingkan dengan sistem yang dilakukan saat ini dengan bantuan software pemodelan. Keluaran yang diharapkan adalah persediaan barang yang menunggu diproses sebagai faktor yang ingin diminimalisasi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, sistem produksi menggunakan kanban menghasilkan jumlah barang yang menunggu diproses (WIP) lebih sedikit dengan penurunan 36% dari kapasitas akhir. Sedangkan kapasitas secara maksimum, pengurangannya sebesar 75%.

Production system holds vital role in manufacturing environment. The improper application of production system could decrease company's competitive forces with others. In this case. PT X always strives to improve their final product by the improvement in production efficiency and effectiveness. PT X as one of the manufacturer in metering system is looking for the appropriate system that reduces the waiting inventory in their production line. With variances in electrical metering product, PT X tries to reduce the waiting work-in-process by Just-In-Time system using kanban. The use of kanban system is withdrawal kanban and production-ordering kanban. Then the number of kanban which needed is counted, the design is created, and the (low is generated in production and assembly line. Then this system is compared to the established system by the help of modeling software. The expected output is the work-in-process as the minimize factor. Based on the simulation, kanban production system decreases work-in-process by 36% in final capacity. In maximum capacity, it decreases by 75%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judistira Hayuningrat
"PT X merupakan unit produksi di bawah Departemen Biologi UI yang memproduksi minuman kesehatan dari bahan Aloe vera (tanaman lidah buaya) yang dikemas dalam botol dan gelas plastik. Perusahaan tersebut ingin meningkatkan kapasitas produksi menjadi 1 juta botol dan atau gelas per bulan alan 40000 botol dan atau gelas per hari. Pemicu utama adalah unit produksi yang telah ada sekarang dinilai sudah tidak dapat dikembangkan Iagi unmk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 40000 botol per had dan angka permintaan sudah melewati kapasitas pmduksi saat ini. Pemicu yang Iain adalah jalur proses produksi yang masin belum teratur satu jalur untuk memenuhi 4 jenis produk) sehingga pemenuhan kapasitas produksi sering mengalami fluktuasi. Bila customer pada bulan lalu memesan 3000 botol minuman per hari dan bulan ini permintaan berubah menjadi 2000 gelas maka akan terjadi keterlambatan produksi karena pihak operasional harus mengatur ulang proses agar sesuai dengan pemintaan pada bulan ini. Faktor yang lain adalah perusahaan ini ingin memperluas daerah pemasaran.
Penelitian ini membuat rancangan Lay Out pabrik yang akan digunakan untuk produksi dengan rencana kapasitas produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan dan mengembangkan jalur produksi yang lebih baik untuk memproduksi 4 jenis minuman secara bersamaan. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan bahan baku pelepah Aloe vera 866/kg per hari dan luas total Iahan pabrik sebesar 3500 ml dan 2000 m2 untuk bangunan pabrik bentuk hanggar dengan 23 macam area yang terdapat pada keseluruhan luas pabrik.

PT X represent unit production of Biological Department of University of Indonesia which is producing health beverage from Aloe vera materials ( aloe crop) tidy in plastic glass and bottle. The company wish to improve production capacities become 1 million bottle and or glass per month or 40000 bottle and or glass per day. Major cause is the current unit production which is now assessed by, cannot be developed again to increase production capacities become 40000 bottle per day and request number have passed capacities production in this time. Other cause is production process line is still not yet regular ( one line to fulill 4 product type) so that accomplishment of capacities production often experience of fluctuation. If customer, at last month, ordered 3000 bottles beverage per day and then request turn into 2000 glasses beverage at this month, hence will happened delay production because the operational side have to arrange to repeat process to be as according to request for this month. Other factor is this company wish to extend its marketing area and market share.
This research will establish a Plan Lay Out that will be used to produce more healthy beverage with production capacity plan which is determined and develop better production lines to produce 4 beverage type concurrently. Based on calculation and research obtained by, the requirement of Aloe vera frond raw material is 8667 kilograms per day and totalize factory farm wide equal to 3500 m2 and 2000 m2 for the manufacturing plant of form hangar with 23 kinds of area found at the factory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Lukman Hakim
"Di era industri terdahulu, organisasi dan perusahaan khususnya cenderung lebih menekankan pengembangan pada nilai efisiensi, efektif, ataupun secara umum lebih memperhatikan kepada aset tangible saja seperti man, machine, money, yang ada dalam suatu perusahaan. Namun memasuki era knowledge sekarang ini banyak perusahaan yang melakukan perubahan besar-besaran tidak hanya melihat pada aset tangible saja, tetapi lebih melihat aset yang lebih bersifat intangible. PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang packaging, dan sebahagian besar produksinya menggunakan sistem 706 order, sehingga produksi yang dikerjakan bergantung atas order yang diterima yang senatiasa mengalami perubahan setiap waktu. Keluarnya karyawan berpengalaman dari perusahaan merupakan kerugian dari perusahaan tanpa sempat knowledge yang dimilikinya dikodifikasikan. Untuk itu perlu suatu sistem yang dapat mengelola setiap informasi dan knowledge yang ada khususnya di departemen produksi. Pada penelitian ini dirancang suatu sistem knowledge management untuk mengelola aset knowledge ini dengan menggunakan sepuluh langkah pemetaan knowledge dengan metode Amrit Tiwana, namun dibatasi pada tahap perancangan yang terdiri dari empat langkah, yaitu analisis infrastruktur pendukung knowledge management, pengintegrasian strategi perusahaan dengan strategi knowledge management, perancangan infrastruktur knowledge management dan audit dan aset knowledge management. Perancangan sistem knowledge management dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemetaan aset knowledge, pengembangan knowledge, teknologi informasi yang akan digunakan, pemetaan dokumen, dan prosedur-prosedur yang akan digunakan dalam sistem manajemen pengetahuan. Pada bagian akhir dirancang suatu aplikasi dalam kerangka teknologi knowledge management yang terdiri dari dua bagian yang pertama document management system untuk permasalahan yang berkaitan dengan pengaturan database dokumen, dan content management system untuk aplikasi yang berkaitan pengaturan dan pengaturan content knowledge.

In previous era of indusrialization, organization; company especially intent to focus on development value of efficiency and effectivity. Company just focus only on tangible asset like man, machine, and money that exist in company. Nowadays, we are entering the knowledge era many, the time when many companies make radical changes not only focus on tangible asset but also more focus intangible asset. PT X is a packaging company, which used job order system in its process. The manufacturing process conducted depend on acceptance order and always changes everyday. Beside that, the employee resign is a brain drain without could codified his experience. Therefore, its urgently needed a knowledge management system to manage knowledge asset that existing in production department. In this research was designed knowledge management system to manage all knowledge asset with ten roadmap Amrit Tiwana's method, but limited on the design phase consist of four steps, analyze existing infrastructure, align knowledge management and business strategy, design knowledge management infrastructure, and audit existing knowledge asset and system. Knowledge management design conducted to audit knowledge asset, knowledge development, technology information that used, document mapping, and procedures used for knowledge management system. And the end at this paper will designed application in technology framework of knowledge management that involve two part, firstly document management system which solve manage and control document, and secondly content management system for database application that manage, store, and distribution information and knowledge at production department."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Martin Gihon
"Ada berbagai macam kondisi dalam kegiatan manufaktur yang harus secara terus menerus diperbaiki untuk mendapatkan efisiensi, salah satunya adalah masalah pemborosan waktu dalam pengangkutan material. Beberapa faktor yang berperan di antaranya adalah pemilihan alat angkut yang kurang tepat, dalam kasus ini pemilihan fork lift sebagai alat angkut dalam proses penggantian material produksi yang berwadahkan drum. Penggantian tersebut maksudnya adalah penggantian drum yang sudah kosong dengan yang masih berisi. Drum-drum tersebut diangkut dengan cara menyelipkannya di antara kedua garpu forklift. Selain beresiko menjatuhkan drum, keterbatasan area juga membuat waktu penggantian menjadi lama. Masalah di atas dapat dipecahkan dengan cara menciptakan alat angkut atau mesin tambahan yang dapat menggantikan tugas fork lift sehingga fork lift hanya melakukan pengangkutan drum dari area produksi ke gudang (CKD supply area) dengan pallet. Alat bantu ini mengambil bentuk dasar crane pengangkut peti kemas yang diharapkan dapat mengurangi waktu proses cukup besar sehingga titik impas ( break even point) terhadap depresiasi nilai mesin dapat tercapai secepat mungkin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2005
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ade Amalia
"Proses akuisisi lahan merupakan salah satu proses terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek pembangunan tower Base Transceive Station (BTS). Akuisisi lahan tidak mudah dilakukan karena ada banyak pihak yang berkaitan dengan dengan perolehan izin pembangunan tower di lahan tersebut. PT SK, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa pembangunan dan penyewaan tower BTS, mempercayakan pada vendor untuk melakukan akuisisi lahan. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan proyek pembangunan tower, dibutuhkan evaluasi kinerja kontraktor Sitac yang juga dapat digunakan untuk mengakomodasi pemilihan atau penunjukkan kontraktor untuk proyek selanjutnya. PT SK perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja kontraktor akusisi lahan, baik yang bersifat kualitatif, maupun kuantitatif. Selain itu, dibutuhkan suatu model yang dapat menilai kinerja vendor atau kontraktor akusisi lahan berdasarkan faktor-faktor tersebut tersebut. Dalam penelitian ini, akan dihasilkan suatu model rating kinerja kontraktor dengan menggunakan metode Analytic Network process (ANP), yaitu suatu metode pengambilan keputusan yang mempertimbangkan adanya berbagai macam hubungan ketergantungan dan timbal balik. Seluruh data yang digunakan untuk memperoleh model rating ini merupakan pendapat subyektif dari para pihak PT SK yang dianggap berpengalaman dalam menangani proyek pembangunan tower, termasuk shareholder PT SK. Proses pembuatan model ini dimulai dari pemilihan kriteria dan sub kriteria sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja kontraktor Sitac, penentuan hubungan antar sub kriteria dan kriteria, serta pembobotan kriteria dan sub kriteria tersebut. Penelitian ini juga menghasilkan contoh rating dan form untuk model tersebut yang dapat diaplikasikan PT SK untuk evaluasi kinerja kontraktor akuisisi lahan.

Site Acquisition (Sitac) is one of the most important process which may determine the success of Base Transceive Station (BTS) tower construction project. Site acquisition is not that easy to do, because there are many people who related in getting permittion for tower construction in that site. PT SK, a company which run a bussiness in providing BTS tower construction and rental, trusting their vendor for most of activities in site acquisition process. Therefore, to support the success of tower construction project, it needs site acquisition vendor performance evaluation which can also accomodate vendor selection for next project. PT SK should also identify factors which influence the success of contractor or vendor performance in site acquisition, both qualitative and quantitative. Beside that, it need a model to evaluate vendor or contractor performance based on those factors. In this research, it will be created a rating model for site aqcuisition vendor performance using the Analytic Network process (ANP), a decision making method that makes it possible for us to deal systematically with all kinds of dependence and feedback. All supported data which used to generate this rating model is derived from subjective decision by several experts in PT SK who experienced in tower construction project, including shareholder. Rating model construction is started from selecting criteria and sub criteria which influence the success of site acquisition contractor performance, identifying relationship between sub criteria and criteria, and then weighting those criteria and criteria. This research also generate rating sample and a form which can be applicated by PT SK in evaluating site acquisition contractor performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Rosalinda Afif
"Latar Belakang
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Kece1akaan kerja akan menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak, pihak pekerja dan pengusaha. Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua sektor industri, termasuk di Pertambangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi teriadinya kecelakaan kerja seperti suhu, ventilasi, penerangan, pengetahuan, umur, dan lain-lain: yang kesemuanya ini tidak terlepas dari keadaan pekerjanya itu sendiri
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di Perusahaan, harus dianalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, akibat yang mungkin akan ditimbuikan serta langkah apa yang perlu diambil dalam rangka upaya pencegahannya.
Penelitian tentang kecelakaan kerja, terutama yang terjadi di PT. X, belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab terjadinya. kecelakaan, perlu dilakukan analisis terhadap kecelakaan yang sudah terjadi agar untuk selanjutnya dengan upaya-upaya koreksi yang ditujukan terhadap penyebabnya, kecelakaan tersebut dapat dicegah dan tidak terulang kembali
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan bersifat deskriptif analitik yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan antara faktor-faktor Pekerja (umur, pendidikan, status perkawinan, status kepegawaian dan masa kerja); Faktor-faktor Lingkungan Kerja (shift kerja, tempat kecelakaan dan jam terjadinya kecelakaan) dengan Kecelakaan Kerja (Kecil dan Ringan/Berat). Sampel penelitian adalah semua pekerja yang bekerja di Satuan Kerja Produksi Tambang Departemen Tambang dan yang mengalami kecelakaan kerja selama tahun 2003.
Hasil
Kecelakaan kerja dapat terjadi pada : semua golengan umur, berbagai tingkat pendidikan, pekerja dengan status perkawinan kawin maupun tidak, pckerja dengan status kepegawaian apapun baik karyawan tetap, KPO maupun TH., pekerja dengan masa kerja yang sudah lamapun dapat mengalami kecelakaan kerja, kecelakaan kerja terbanyak terjadi pada shift malam yaitu antara jam 24.00 - 07,30, kecelakaan kerja dapat terjadi dimanapun di lingkungan Perusahaan terutama lingkungan Produksi dan Manajemen mempunyai peran yang sangat besar dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
Kesimpulan dan Saran
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinva kecelakaan kerja. Faktor manusia itu sendiri paling dominan terhadap timbulnya kecelakaan akibat kerja, seperti kurang hati-hati, kurang perhatian, dll. Menegakkan disiplin para pekerja dalam memenuhi dan melaksanakan K3: Melaksanakan pendidikan dan pelatihan K3 bagi seluruh karyawan. Kebijakan K3 dan SOP yang telah ada serta Meningkatkan frekuensi pengawasan, supervisi dan inspeksi.
Kata Kunci
80 - 85 % kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia, kecelakaan terjadi karena adanya interaksi antara 3 (tiga) faktor yaitu faktar rnanusia (human resources factor), faktor situasi (situatianaf factor) dan faktor lingkungan (environment factor)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T13621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Furqoni Yudhistira
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>