Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jefri Nurhidayat
"Tujuan akhir penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kinerja pusat administrasi Universitas Indonesia dengan menggunakan metode balanced scorecard. Sebelum melakukan pendekatan dengan metode balanced scorecard, penelitian diawali dengan menggunakan metode analytical hierarchy process untuk mendapatkan bobot lag indicator yang akan digunakan dalarn penghitungan skor. Metode penelitian bersifat kuantitatif dengan mengacu pada rencana strategis Universitas Indonesia. Data yang didapat merupakan hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden yang memahami kondlsi Universitas Indonesia. Isian data berupa perbandingan kepentingan antara satu rencana strategis dengan lainnya. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan piranti ECPro untuk mendapatkan bobot tingkat kepentingan. Bobot kepentingan ini selanjutnya menjadi bobot lag indicator untuk dikalikan dengan bobot lead indicator. Bobot lead indicator ditentukan o1eh kesepakatan para responden, berdasarkan rencana strategis. Hasil perkalian merupakan skor tingkat kepentingan pada setiap perspektif yang ada dalam balanced scorecard Arudisa basil menunjukkan peta prioritas kerja dan akan digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kinerja masa yang akan datang.

Final pupose of this research is to get an overview of performance of administration center Universitas Indonesia, using balanced scorecard method. Before using balanced scorecard approach, this research was begin with analytical hierarchy process method to get the point for lag indicator which will be used for scoring. The research method is quantitative, which refer to strategic plans of Universitas Indonesia. The collected data is the result of questionnaire which were sent to the responders who have deep knowledge about Universitas Indonesia. Content of data are comparison between each of strategic plan. Then, data is processed by using ECPro software to calculate the priority level. This priority level will become lag indicator points to be multiplied by lead indicator points. Lead indicator points were determined by the responders, in relation to the strategic plans. These results is also the priority score of each perspective which are mentioned in balanced scorecard. Result analysis will lead to priority map and will be used as the guidance for improving future performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levi Vionita
"Tujuan akhir penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kinerja PT. X dengan menggunakan metode balanced scorecard. Sebelum melakukan pendekatao dengan metode balanced scorecard, penetitian diawali dengan menggunakan metode analytical hierarchy process untuk mendapatkan bobot sasaran strategis setiap perspektif Balanced Scorecard. Metode Penelitian bersifat kuantitatif dengan mengacu pada rencana strategis PT. X. Data yang didapat merupakan hasil kuisioner yang dlsebarkan kepada responden yang memahami kondisi PT. X. isian data berupa perbandingan kepentingan antara satu rencana strategis dengan lainnya. Selanjlllnya data diolah dengan menggunakan piranti Expert Choice 2000 untuk mendapatkan bobot tingkat kepentingan. Bobot kepentingan ini ditentukan oleb kesepakatan para responden, berdasarkan rencana strategis. Hasil dari penelitian ini adalah berupa rancangan balanced scorecard, yang terdiri dari sasaran strategis, ukuran pencapaian sasaran strategis dan inisiatif stxategis pada keempat perspektif balanced scorecard, dengan pemherian bobol pada sasaran strategis masing-masing perspektif yang memudabkan pernsahaan melihat prioritas dari pencapaian sasaran-sasaran strategis tersebut Analisa basil menunjukken peta prioritas kerja dan akan digunakan sebegai acuan dalam peningkatao kinerja masa yang akan dataag.

Final purpose of this research is to get an overview of performance of PT. X , using balanced scorecard method. Before using balanced scorecard approach, this research was begin with analytical hierarchy process method to get the point of strategic target in every pexpective of Balanced Scorecard. The research method is quantitative, which refur to strategic plans of PT. X. The collected data is the result of questionnaire which were sent to the responders who have deap kmwiedge about PT. X. Conteut of data are comparison between each of strategic plan. Then, data is processed by using Expert Cboice 2000 software to calculate the priority level. This priority level were detemtined by the responders, in relation to the strategic plans. The result of this research is the balanced scorecard design, that consists of strategic targets, key performance indicators and strategic initiatives in four perspectives balanced scorecard. It includes the weighting of the strategic targets, that helps the company to analize the priority and achieves its. Result analysis will leed to priority map and will be used as the guidance for improving :future performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfianti Noor
"Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal dan aspek pertumbuhan pembelajaran. Semua aspek ini secara komprehensif dijelaskan dengan metode Balanced Scorecard. Pada kesempatan ini metode Balanced Scorecard diterapkan di Universitas Lambung Mangkurat.
Mengacu dari tujuan penelitian tersebut diperoleh, bahwa :
- Aspek keuangan terlihat secara umum dari tahun anggaran 1998-2001 dinyatakan baik. Hal ini merupakan prestasi baik Universitas Lambung Mangkurat dalam mengupayakan efisiensi anggaran. Pada tahun 1998 (101,5), tahun 1999 (107.1), pada kedua tahun ini masuk kategori level Sehat pada bobot perhitungan yang lebih dari rasio 100, dan di tahun 2000 (111.95), tahun 2001 (112.66) masuk kategori Sehat Sekali dengan melebihi rasio 110.
- Aspek pelanggan, hanya dua variabel yang baik diterapkan di Universitas Lambung Mangkurat yaitu variabel assurance (82.04) dan tangibility (98.02), sementara variabel lain masih rendah tingkat kepuasan pelanggannya seperti reliability (74.82), responsiveness (72.15) dan empathy (73.74).
- Aspek proses bisnis internal, penelitian menunjukkan 48.9 % responden menilai sudah baiknya layanan yang Universitas Lambung Mangkurat berikan kepada pelanggannya.
- Aspek pertumbuhan dan pembelajaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa Universitas Lambung Mangkurat telah menerapkan budaya pembelajaran organisasi, pembaharuan organisasi, pemberdayaan individu, tetapi hal ini belum didukung oleh pengembangan teknologi dalam organisasi. Disamping itu, faktor kepuasan kerja pegawai Universitas Lambung Mangkurat umumnya sudah cukup baik, persentase tertinggi responden menyatakan puas 54.8%, dan 11.6% meyatakan sangat puas.
Secara gamblang pendekatan Balanced Scorecard membuktikan lebih komprehensif dalam menjelaskan kinerja karena mencakup aspek finansial dan nonfinansial. Dan ada keseimbangan dari setiap aspek, baik aspek keuangan, proses bisnis internal, pertumbuhan pembelajaran dan pelanggan, sehingga pencapaian hasil pelaksanaan lebih efisien dan efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Industri di Indonesia masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional yang hanya menilai kinerja perusahaan dari aspek finansial untuk mengukur keberhasilan mereka. Padahal dewasa ini fokus kepada aspek finansial sudah tidak lagi memadai mengingat aspek ini hanya menceritakan kondisi industri masa lampau dan hanya dapat digunakan untuk tujuan jangka pendek saja. Untuk itulah maka Roberst S. Kaplan (1996) dalam bukunya menawarkan sebuah metode yang dinamakan Balanced Scorecard, yang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan 4 perspektif yaitu: 1) Perspektif Finansial, 2) Perspektif Pelanggan 3). Perspektif Proses Bisnis Internal 4). Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.
Permasalahan timbul ketita organisasi dihadapkan kepada bagaimana memilih indikator yang sesuai dengan perusahaan dengan tetap menggunakan kerangka Balanced Scorecard. dari sekian alternatif indikator tentu hanya beberapa saja yang perlu diprioritaskan dan dipilih oleh organisasi dalam memandu mereka mencapai tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, telah dirancang sebuah metode yang dapat membantu perusahaan dalam memilih indikator yang diperlukan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard, sehingga indikator yang dipilih sungguh-sungguh dengan efektif dan efisien, dapat mengarahkan perusahaan menuju ke pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan."
Jurnal Teknologi, Vol. 15 (2) Juni 2001: 242-251, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-242
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Desy Chaerani
"Penilaian Kinerja yang dilakukan selama ini dapat merubah prinsip - prinsip manajemen yang digunakan, pada masa sekarang pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari perspektif keuangan tetapi juga melihat perspektif non keuangan, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif penumbuhan dan perspektif pembelajaran. Pengukuran kinerja dengan keempat perspektif ini disebut dengan konsep Balanced Scorecard merupakan konsep pengukuran kinerja dari sistem manajemen suatu perusahan yang dilakukan tehadap perspektif keuangan dan non keuangan seperti yang tersebut diatas.
Penerapan Balanced Scorecard yang tepat akan sangat berguna bagi Bank Indonesia dalam menilai kinerja organisasi terutama untuk mengetahui serta mendeteksi sejak dini terjadinya inefisiensi dalam perusahaan, terjadinya kerugian serta karyawan yang tidak memiliki kapabilitas ataupun hal - hal lain yang membuat kinerja perusahaan menurun ataupun mengalami kerugian. Selain itu dengan penerapan Balanced Scorecard yang sesuai dengan perusahaan maka penentuan KPI dapat mencakup sasaran - sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan masukan - masukan kepada Bank Indonesia dalam penerapan Balanced Scorecard, terutama dalam menentukan tolak ukur yang lebih memadai untuk setiap perspektif yang ada pada Balanced Scorecerd disesuaikan dengan kondisi lembaga / instansi serta sasaran - sasaran strategis yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Bank Indonesia (BI) Bank Sentral memiliki culture yang merupakan faktor penentu keberhasilan yang memberikan keunggulan dan nilai tambah. Adapun Faktor Penentu Keberhasilan (FPK) yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi dan Akuntabilitas (KITA / KOMPAK). Untuk meneaapkan Balanced Scorecard lebih lanjut maka perlu adanya komitmen serta dukungan dari seluruh personel yang ada dalam organisasi. Selain pemahaman dan penerapan Bank Indonesia core value pads setiap personel juga mendukung penerapan Balanced Scorecard supaya berjalan dengan lancar.
Untuk itu diperlukan proses interaksi yang lebih intensif antara penyusun konsep SPAMK dengan para pekerja, disaru pihak guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari para pekerja dan dipihak lain untuk mendapatkan feedback bagi penyempurnaan sistem. Untuk Pelaksanaanya diperlukan dukungan dan komitmen manajemen puncak serta integritas yang tinggi dari setiap individu yang terkait dalam penilaian.
Menurut konsep BSC strategi organisasi perlu dipetakan, disosialisasikan dan dijabarkan kebawah agar setiap individu dalam bekerja dan beraktivitas berfokus pada strategi yang tepadu. Corporate scorecard memiliki posisi strategis untuk mengkoordinasikan sistem manajemen strategik, yaitu berperan dalam prose manajemen kinerja yang berorientasi jangka pendek dalam mengelola operasi, dan juga berperan dalam jangka panjang dalam proses pengelolaan strategi, yaitu memperbaharui dan menguji strategi, sehingga memberikan landasan pross pengelolaan strategi yang berkelanjutan.
Disamping itu Corpoate scorecard juga berfungsi sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan manajerial bagi pengelolaan human capital dan struktural capital yang masing masing merupakan komponen knowledge capital. Corporate scorecad mengkoordinasikan dan menyelaraskan aktifitas struktural capital dalam bentuk proses kerja, cars kerja, budaya kerja, koordinasi, kinerja kelompok, dsb, sehingga akan memberikan kontribusi pada peningkatan knowledge capital dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi lembaga instansi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Winata
"Setiap perusahaan pasti memiliki strategi kompetitif, baik secara implisit maupun eksplisit. Dalam strategi ini terkandung tujuan perusahaan. Pengembangan strategi memerlukan analisa industri dengan memperhatikan kekuatan-kekuatan
penentu persaingan, yaitu masuknya pesaing baru, persaingan antar pesaing lama,
substitusi, pembeli, dan pemasok.
Dalam memonitor pencapajan tujuan tersebut diperlukan suatu sistem
penilaian kinerja. Perusahaan umumnya menggunakan sistem penilaian kinerja
tradision al yang rnenggun akan ukuran-ukuran finansial. Tetapi penilaian kin erja tradisional ini memiliki beberapa kelernahan, yaitu rnenggunakan data-data historis serta menggunakan ukuran-ukuran seperti varians dan ROl yang dapat
menyesatkan penggunanya. Karena kelemahan-ke1emahan pada sistem tradisional
tersebut maka dibuatlah sistern penilaian kinerja operasional. Sistern penilaian
kinerja operasional sudah lebih baik dibandingkan sistern tradisional karena
menggunakan data-data yang sifatnya Iebih current, data-data yang dapat diperoleh
dari aktivitas sehani-hani perusahaan.
Menurut Kaplan dan Norton tidak ada satu ukuran pun yang dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Karena itu dibutuhkan balanced scorecard. Balanced scorecard memungkinkan manajer
melihat usahanya dari empat perspektif pentmg, yaitu perspektif pelanggan,
internal, inovasi dan belajar, serta perspektif finansial. Selain itu balanced
scorecard juga dapat menghindarkan terja dinya suboptimisasi."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yan Permana
"Tahapan pengeboran pada industri minyak dan gas bumi menghadapi tantangan peningkatan biaya operasi yang semakin tinggi, cadangan dan produksi yang semakin menurun sementara itu pertumbuhan permintaan terus tinggi. Perusahaan jasa pengeboran dituntut lebih efisien dalam operasinya. Maintenance menjadi salah satu bagian penting yang bisa membantu mengelola dan mengarahkan strategi bisnis perusahaan. Pengukuran kinerja maintenance dengan metode Balanced Scorecard mampu mengukur segi financial dan non finacial dan bisa membantu mengarahkan strategi serta mengukur secara umum kinerja perusahaan. Metode Balanced Scorecard digunakan untuk mendapatkan serangkaian maintenance indikator yang signifikan berpengaruh pada kinerja maintenance. Selanjutnya dibuat pemetaan hubungan (causal-effect relationships) terhadap perspektif dan maintenance indikator yang berada pada perspektif yang sama dengan menggunakan analisis DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Pemetaan dibuat untuk melihat hubungan pengaruh antar perspektif dan antar maintenance indikator, sehingga dapat dibuat peta strategi yang bisa diaplikasikan oleh perusahaan jasa pengeboran minyak dan gas bumi untuk meningkatkan kinerja maintenance.

Stages of drilling in the oil and gas industry faces the challenge of increasing the higher operating costs, reserves and production are diminishing while the demand continued high growth. Drilling Services Company demanded more efficient in its operations. Maintenance became one of the important parts that can help manage and direct the company's business strategy. Maintenance performance measurement with Balanced Scorecard method is able to measure in terms of financial and non finacial and can help direct the strategy and measure the overall performance of the company. Balanced Scorecard method is used toobtain a series of maintenance indicators significantly affect the performance of maintenance. Hereafter devised mapping relationship (causal-effect relationships) to the perspective and maintenance indicators in the same perspective by using DEMATEL analysis (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory). Mapping is made to see the effect of the relationship between the perspectives and maintenance indicators, so it can be made a map of strategies that can be applied by Drilling Services Company for oil and gas to improve the performance of maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B.Y. Hendro C.
"ABSTRAK
Dewasa ini, dimana tingkat persaingan semakin tinggi serta lingkungan usaha
yang berubah semakin cepat membutuhkan penilaian penilaian kinerja yang bukan
hanya faktor keuangan saja tetapi juga faktor non keuangan.
Konsep Balanced Scorecard merupakan konsep yang relatif baru yang
dikembangkan oleh Robert S Kaplan dan Norton David P sebagai perfonnance
management suatu perusahaan. Konsep ini bukan hanya mempertimbangkan
faktor keuangan saja, tetapi juga faktor non-keuangan dan suatu perusahaan yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta tumbuh dan belajar.
Dengan cakupan perspektif yang diniilikinya maka konsep ini menjadi menarik
untuk dipelajari.
PT X yang merupakan market leader di dalam bisnis kontraktor pertambangan
merasakan kebutuhan untuk mengimplementasikan konsep ini kedalam
performance management perusahaan tersebut. Untuk itu PT X berusaha untuk
mengaplikasikan konsep tersebut dengan cara mengembangkan konsep ini ke
dalam sistem penilaian kinerjanya.
Pada saat ini, penilaian kinerja yang ada pada PT X belum memakai konsep
Balanced Scorecard. Meskipun demikian PT X telah mengembangkan penilaian
kinerja berdasarkan Key Performance Indikator sebagal kontraktor pertambangan
Untuk mengimplementasi konsep Balanced Scorecard tersebut, PT. X
membagi pengembang tersebut menjadi tahap-tahap pelaksanaan yaitu
pembuatan penilaian kineija secara makro yang merupakan dashboard bagi PT X
tersebut. Pada tahap ini dikembangkan dengan cara membuat penilaian kinerja
berdasar analisis sebab akibat dan dalam empat perspektif yang ada.
Tahap selanjutnya adaiah membuat cascade berdasarkan area yang ada yang
merupakan divisi dan PT X. Turunan dan tahap ini adalah sampai dengan level
Group Leader di distrik yang ada di PT X. Pada tahap ini, penurunan yang ada
tidak dibagi secara eksplisit ke dalam ke empat perspektif tetapi lebih berdasarkan
kebutuhan akan performance measurement setiap level serta berdasar diagram
pohon dan divisi tersebut.
Pada akhirnya adalah penentuan performance measurement per level dan target
dan performance measurement yang ada.
Tahapan benikut yang ingin dicapai oleh PT X adalah mengembangi konsep
Balanced Scorecard ini berbasis teknologi informasi sehingga konsep ini lebih
berdaya guna sesuai dengan bisnis PT X.
Pada akhir penulisan ini, kesimpulan yang didapat di dalam analisa dan
pembahasan serta saran yang dirasa perlu untuk PT X dalam menyempurnakan
konsep penilaian kinerjanya.
"
2001
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Marliana Putri
"PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama UI Depok sebagai organisasi publik yang berorientasi laba harus memiliki sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya berfokus pada finansial dan pegawai. Dibutuhkan pengukuran kinerja dari perspektif pelanggan. Dengan balanced scorecard seluruh kinerja dapat diukur secara berimbang. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan pengambilan sampel secara probabilita. Diketahui bahwa kinerja perspektif finansial adalah baik, selanjutnya kinerja perspektif pelanggan memiliki persentase 83,48% (baik), kemudian kinerja perspektif bisnis internal adalah baik, dan kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki persentase 82,45% (baik). Dapat disimpulkan bahwa kinerja BNI UI Depok adalah baik.

As a public organization with profit oriented PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. branch UI Depok must have performance measurement that not only focusing in financial and employee measurement. But it also needed measurement in customer perspective. With balanced scorecard all that measurement needed can be measure. Quantitative approach and probability sample technique using in this research. Knows that financial perspective performance is good, then customer perspective performance has percentage for 83,48% (good), and internal business perspective performance is good, learning and growth perspective performance has percentage for 82,45% (good). And the summarize of BNI UI Depok performances is good."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>