Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danu Ponco I.
"Perusahaan X merupakan perusahaan produksi yang memproduksi windows treatment seperti interior hlind, venetian blind, curtain rail dan lain sebagainya" Berdasarkan observasi awal di lapangan dapat diidentifikasikan bahwa layout awal bermasalah jika dievaluasi dengan parameter aliran material yang tidak teratur dan terjadinya bottleneck di beberapa stasiun kerja sehingga menyebahkan cycle time yang besar. Karena kegiatan produksi di PT. X terutama Line Inferior Blind belurn optimal, saat ini pihak manajemen berusaha mengoptimalkan kegiatan produksi dengan cara relayout asembly IR Pembuatan relayout assembling menggunakan 2 metoda yaitu optimasi kualitatif menggunakan Corelap dan optimasi kuantitatif menggunakan Planar Graph akan tetapi metoda kedua ini tidak cocok digunakan dikarenakan data perpindahan material antar work center bukan merupakan data yang kuantitatif Sehingga digunakan optimasi kualitatif menggunakan metode CORELAP untuk melakukan proses modifikasi layout. Dari hasil perhitungan didapat bahwa layout baru basil modifikasi mendapatkan jarak nand ling material yang lebih baik yaitu 56 9 m untuk I sequence.

PT. X is company that manufacturing windows treatment like interior blind, venetian blind, curtain rail, roll screen and etc. Base of direct observation in the plant, it could be identiflcated that first layout has some problem if evaluated with flow material parameter, irregularity of flow material and bottleneck at work stalions ceruse the large cycle timer. Because of unoptimal production activities in PT. X expecialy in Line Interior Blind, so management try to optima!isation of production activities through relayout asembly lB. There are 2 methode that used for relayout assembling, the first is qualitative optimasion with Corelap and the second is quantitative optimasion with Planar Graph, however -the second method ;s not compatible because material transfer data between work center is not quantitative data. So that the first methode (Corelap methode) is used for Layout modification process. The result of calculation is The new modification layout has better handling material distance, That is 56.9 mjor 1 sequence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy Sumardi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Syafaat
"PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kemasan fleksibel, PT X merupakan perusahaan yang memiliki posisi market share kedua di bidangnya. Oleh karena itu untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatlcan daya saingnya di industri pengemasan ini PT X harus mencegah teljadinya kegagalan produksi seperti cacat produk dan waktu yang terbuang.
Pada PT X terjadi banyak kegagalan produksi pada proses laminasi ekstrusi. Oleh karena im PT X membutuhkan sebuah metode pendekatan bam untuk mencegah, mendeteksi dan mengurangi tcrjadinya kegagalan produksi. Dan salah satu alat bantu yang paling sesuai untuk itu adalah dengan menggunakan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA).
Dalam tulisan ini akan diielaskan pengembangan model FMEA yang dipergunakan untuk menentukan titik krisis proses laminasi ekstrusi yang menyebabkan banyaknya kegagalan produksi disertai usulan perbaikan pada titik krisis tersebut. Metodologi yang dipergunakan untuk mengembanglcan model FMEA adalah dengan mengkombinasikan Braistorming tim FMEA dan Diagram Fishbone untuk menghasill-can form FMEA PFOSSS laminasi ekstrusi.. Langkah selanjumya adalah menentukan titik krisis proses Iaminasi ekstrusi berdasarkan nilai RPN tertinggi yang disertai usulan perbaikan pada titik tersebut.

PT X major business is in packaging industry.P'l` X have a second market share position. Because of that to maintain and also improve competitive power in this packaging industry , PT X must have prevent ,detect and eliminate production failure such as defect and lost time.
There is many production failure in process extruding laminator. Because of that PT X need a new approach methode to prevent , detect and eliminate produstion failure. And one of the most powerful tools to get appropriate methode for PT X is by using Failure Mode Effect and Anabfsis (FMEA) methode.
This paper describes the development FMEA model which used to decide critical point of cxtruding laminator process which has caused many production failure including recommended action in that critical point.
The methodology of the proposed methode used is to conjoin the Brainstoming FMEA tim and Fishbone Diagram to provide form Process FMEA in extruding laminator. Then the next step is to decide critical point of extruding Iaminator process based on higher RPN number with including recommended action in that critical point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidyahningtyas Istiyanti
"PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi di Indonesia. Area produksi perusahaan ini terdiri dari dua bagian, yaitu Black Area dan Grey Area (Secondary Packaging). Terdapat empat jenis pengemasan pada area secondary packaging. Setiap jenis kemasan menggunakan proses yang berbeda-beda, tetapi ada juga beberapa proses yang dipakai oleh semua jenis kemasan. Berdasarkan pengamatan, tata letak area produksi secondary packaging atau grey area PT. XYZ dirasa masih kurang baik karena jarak perpindahan material yang masih cukup panjang dan terdapat beberapa proses dari kemasan yang sejenis yang belum berdekatan sehingga kurang mendukung kelancaran proses produksi.
Penelitian ini betujuan untuk memperoleh rancangan ulang tata letak pada area tersebut dengan metode CORELAP. Data berupa nama proses, urutan proses, dan hubungan antar proses diolah menjadi ARC yang selanjutnya diolah untuk mendapat nilai TCR masing-masing proses untuk diiterasi dengan metode CORELAP. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa tata letak usulan hasil perhitungan metode CORELAP memiliki jarak perpindahan material yang lebih pendek 9,017% dibanding tata letak saat ini dan proses dari pengemasan yang sejenis posisinya menjadi lebih berdekatan dan lebih teratur.

PT. XYZ is a pharmaceutical company in Indonesia. The company's production area is composed of two parts, namely Black Area and Grey Area Area (Secondary Packaging). There are four types of packaging in the area of secondary packaging. Each type of packaging uses different processes, but there are also some processes that is used by all types of packaging. Based on the observations, the layout of the production area of secondary packaging of PT. XYZ is still not optimal because the material handling distance is still quite long and there are some similar process of same packaging type that is not adjacent, so that the production process is less smooth.
This study aims to obtain redesign the layout in the area with CORELAP method. Data such as the name of the process, the order process, and the relationship between process processed into ARC, subsequently processed to obtain TCR values for each process to iterated with CORELAP method. From the calculations, the proposed layout has a material handling distance is shorter 9.017% compared to the current layout and also the process of same type packaging become more adjacent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
"Perkembangan Sektor UKM sekarang ini sangat pesat, salah satunya adalah UKM Meubel, seiring dengan bangkilnya bisnis properti UKM Meubel juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. UKM Meubel ini memiliki beberapa permasalahan, diantaranya adalah bahan baku utarna yaitu kayu jati. Bahan baku ini susah didapatkan dan cenderung lama dalam pengirimannya Bahan baku ini juga harus mengalami proses praproduksi sebelum siap untuk dibuat produk Meubel. Dalam penelitian ini akan dibuat usulan Lay-Our bahan baku dan produkjadi untuk UKM ini. Proses pembuatan Lay-Out ini harus melalui tahapan peramalan pennintaan, yang didapatkan dari data historis UKM. Selanjumya dapat dihitung jumlah kebutuhan bahan baku UKM ini untuk memenuhi jumlah permintaannya Luas gudang bahan baku juga dapat ditentukan setelah didapat hasil peramalan permintaannya. Dari data kebutuhan luas bahan baku dan produk jadi, akan dibuat usulan Lay-Out gudang bahan baku dan produk jadjnya. Usulan Lay-Out tersebut harus memperhatikan beberapa fungsi dan tujuan dari sebuah gudang. Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam membuat Lay-Out sebuah gudang. Setelah Lay-Out didapat, Retrieval dan Srromge pain! pada gudang bahan baku harus jelas. Pada gudang produk jadi Receiving dan Shipping point juga harus ditenlukan. Usulan Lay-Out untuk bahan baku memiliki luas 82,67% lebih kecil dan untulc Lay-Out produk jadinya 137,94% lebih besar dari gudang yang sudah ada, dan lenglcap dengan allowance dan gang yang dibutuhkan untuk memudahkan pergerakan bahan baku dan produk jadinya.

Now days SME sector growth very fast. One of them is Furniture SME. Along with awakening of property business, furniture SME also growth fast enough This SME have some problems, one of them especially in raw material. This raw material is rare, and takes time to deliver. This raw materials also have preproduction process before ready to be made a furniture product. In this research will be made Lay-Out design for raw materials and finish goods warehouse for this SME. Process design of this Lay-Out have to through forecasting step of its demand, which got Bom historical data of this SME. Next step can be counted number of raw materials requirement of this SME to fulfill the amount of demand. The number of area for raw materials warehouse can be detemtined alter getting the result of forecasting for demand fuliillment. From the result of the number area needed for raw materials and tinish goods, will be made Lay-Out design for raw materials and finish goods of this SME. Lay-Out design have to consider some function and purpose of a warehouse. There are some steps which is have to be consider in Lay-Out design of a warehouse. After Lay-Out design finished, Retiieval and Storage point of raw materials warehouse must he clear. Receiving and Shipping point also have to be determined at Finish goods warehouse. This Lay-Out for raw materials is 82,67 % smaller and tinish good product Lay-Out of is l37,94% bigger than previous warehouse, which is complete with gang and allowance required to facilitate movement of raw materials and finish goods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Devianna
"Pengiriman produk ke pelanggan sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kredibilitas dan realibilitas. Pengiriman yang tepat kepada pelanggan dapat memberikan hasil kepada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu diperlukan Penjadwalan rute kunjungan yang tepat ke pelanggan.
Penjadwalan dan rute kunjungan ke pelanggan merupakan permasalahan yang penting pada Distributor Depok produk minuman susu pada PT. X. Penentuan penjadwalan dan rute kunjungan ke setiap pelanggan yang dilakukan selama ini belum memiliki prosedur atau langkah yang baku dan jelas. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan, di antaranya: (1) adanya kunjungan ke pelanggan sedangkan pelanggan tidak membutuhkan kunjungan tersebut, sebaliknya (2) tidak adanya pasokan produk ke pengecer menyebabkan tertundanya kebutuhan pasokan produk ke pengecer. (3) rute yang dilalui belum memperhatikan jarak tempuh. Ketiga permasalahan ini mcmberikan pengaruh terhadap peningkatan ongkos transportasi yang harus dikeluarkan oleh distributor Depok. Penjadwalan dan rute kunjungan yang tepat diharapkan dapat memberikan total ongkos transportasi yang minimal. Permasalahan penjadwalan dan rute kunjungan pada penelitian ini merupakan Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP).
Kriteria performansi yang digunakan adalah total ongkos transportasi dalam satu periode. Penentuan rute kunjungan menggunakan algoritma Saving dengan versi paralel sebagai metode konstruksi dan menggunakan Local-Search sebagai metode perbaikan dari metode konstruksi.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan total ongkos transportasi pada sistem aktual terhadap metode konstruksi sebesar 25.8 %, dan terhadap metode perbaikan sebesar 46.2 % sedangkan penurunan total ongkos transportasi metode konstruksi terhadap metode perbaikan sebesar 28.3 %.

Product shipment to customers is very important for the company since it has a very close relationship with credibility give a good result to customers satisfaction.
The scheduling and visit route to the customers is an important problem in Milk Drink Product in PT. X. The scheduling and visit route decision to every customer that is made still does not have a standard and clear procedure or step yet. This case causes some problems among others: (1) there is visit to the customer but the customer does not need the visit, (2) there is no product supply to retailer that causes the product supply need to retailer is delayed, (3) the route that is passed does not pay attention to the radius get, These three problems give an influence to the increase of transportation charges that has been given by Depok distribution. An exact scheduling and visit route is hoped to give a minimum transportation charges. The problem of scheduling and visit route in this research is Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP).
Performance criterion that is used is a total transportation charges in a period. The visit route decision by using Saving Algorithm with parallel version as a construction method and using Local-Search as a preparation method from construction method.
The result of this research shows a discharges in total transportation charges in the actual system toward construction method as large as 25,8 % and toward the improvement method as large as 46,2 %, but there is a discharges in total Transportation charges of construction method toward the improvement method as large as 28,3 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdi Firdaus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naning Salasatain
"Output yang besar bukan merupakan parameter keberhasilan dari proses yang dijalankan oleh perusahaan. Output yang besar tidak ada artinya jika rasio output dengan input yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan output tersebut kecil. Efisiensi adalah satu kata yang menggambarkan rasio antara output dan input yang menjadi kunci bagi keberhasilan suatu proses. Untuk perusahaan yang telah mencapai kapasitas produksi maksimal, upaya peningkatan efisiensi menjadi salah satu opsi yang tak terelakkan. Dengan meningkatkan efisiensi proses, perusahaan akan mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar dengan sumber daya yang relatif lebih sedikit. Proses filling cat kedalam kaleng di PT. ICI Paints Indonesia memiliki nilai Operation Process Efficiency (OPE) yang berada dibawah 60%. Rendahnya nilai efisiensi ini mengakibatkan proses filling menjadi bottleneck bagi perusahaan. Upaya debottlenecking proses filling dilakukan dengan metode DMAIC Six Sigma dan alat-alat bantu yang dimilikinya. Pada fase Define dan Measure didapati rata-rata OPE untuk stasiun kerja (Devree) 3 dan 5 dibawah 60% dengan nilai Cp masing-masing 0.55 dan 0.77 dan nilai sigma 2.15 dan 2.39, suatu nilai yang sangat rendah untuk perusahaan multinasional. Pada tahap Analyze, diidentifikasi beberapa faktor penyebab rendahnya nilai OPE yang terbagi pada empat faktor yaitu manusia, mesin, material dan metode (4M). Beberapa usulan perbaikan dihasilkan pada fase Improve, mulai dari perubahan cara kerja sampai dengan perubahan layout stasiun kerja, sehingga proses filling bisa mencapai nilai OPE diatas 60%.

Big output is not a paramater for succesful company production process. Big output doesn't mean anything if ratio between output and input to yield the output is small. Efficiency is a word depicting ratio between output and input which becoming a key for process efficacy. For the company which have reached maximal production capacities, increasing efficiency become unavoidable option. By increasing process efficiency, company will be able to produce larger profit with relative slimmer resources. Paint filling process into can in PT. ICI Paints Indonesia have Operation Process Efficiency (OPE) value under 60%. This low efficiency value make filling process become a bottleneck process. The filling process debottlenecking conduct by using DMAIC Six Sigma methodology and the tools it have. At Define and Measure phase discovered that OPE mean value for workstation (Devree) 3 and 5 under 60% with Cp value each 0.55 and 0.77 and sigma value 2.15 and 2.39, it's a very low value for multinational company. At Analyze phase, identified some factors that make OPE value low which divided into four factors that is human, machine, material and methods (4M). Some improvement propose at Improve phase, start from change the methodology until change the workstation layout, so that the filling process can reach OPE value above 60%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Sentosa
"Jasa penyewaan kendaraan memerlukan pelayanan kualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya. Kinerja pelayanan jasa suatu perusahaan dapat dinilai baik apabila mampu memenuhi harapan pelanggannnya. PT. Divya yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan ingin mengetahui anggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan selama ini sudah memuaskan mereka atau tidak. Dan apahila masih belum memenuhi harapan pelanggan, faktor - faktor apa yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki. Dengan menggunakan Metode Service Quality (SERVQUAL) akan dipelajari kesenjangan yang terjadi antata ekapaktasi pelanggan dengan persepsi kinerja PT. Divya saat ini di mata pelanggan. Metode SERVQUAL ini meliputi lima aspek yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap , jaminan dan empati perusahaan terhadap pelanggannya. Dengan memperoleh nilai gep atau kesenjangan dari metode ini diharapkan diperoleh prioritas perbaikan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan kualitas pelayanan perusahaan.

Service rental of vehicle need service of quality matching with desire and requirement of lts consumer. Performance servtce activities of a company can assess by goodness if can fulfill its expectation. PT. Divya which active in service rental of vehicle wish to know client ascription to quality of given service during the time have gratified them or not. And if still not yet fulfilled client expectation, factors wltat require to be given high priority to be improve. By using Method of Service Quality (SERVQUAL) will study by difference that happened among client expectation with perception of perfonnance of PT. Divya in this time in customer eye. Method of SERVQUAL this cover five aspect that is tangibles, reliability, responsiveness, empathy and assurance to its client. By obtaining gap value or difference of this method is expected to be to be obtained by improvement priority which needs to be conducted to improve quality and performance service of company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>