Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nainggolan, David Johansen Marojahan
"Bedah beku adalah pengobatan yang efektif untuk memusnahkan sel kanker ataupun jaringan dengan proses pendinginan yang cepat dan teratur pada temperatur rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti studi kelayakan dalam penggunaan pendingin termoelektrik untuk mendinginkan cryoprobe sampai temperatur sekitar -50oC untuk diapliaksikan pada proses bedah beku. Temperatur sisi dingin (Tc) dan ?T diantara sisi dingin dan sisi panas (?T=Th-Tc) dipakai sebagai parameter dalam eksperimen ini. Untuk mendapatkan perbedaan temperatur yang besar di antara kedua sisi termoelektrik, maka digunakan alat penukar kalor berpendingin air yang memiliki heat pipe di dalamnya. Penelitian ini menggunakan 2 desain awal untuk cryosurgery, yaitu desain ke-I dimaksudkan sebagai alat pengujian tahap pertama dari modul termoelektrik dengan menggunakan material polyurethane dan polyethylene dan desain ke-II menggunakan material teflon. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul termoelektrik dapat menjadi media pendingin yang baik untuk bedah beku serta dapat dikembangkan prototipe alat bedah beku yang cocok untuk pengobatan medis.

Cryosurgery is highly effective treatment for destroying cancer cell or tissue by consecutive rapid freeze at low temperature. The focus of this project was to investigate the feasibility of using Peltier thermoelectric cooler (TEC) to cool down a cryoprobe to a temperature of approximately -50oC for cryosurgery. The cold side temperature (Tc) and temperature difference between TEC cold and hot sides (?T=Th-Tc) were used as the parameters of these experiments. To achieve a bigger temperature difference among the two sides of thermoelectric, so a heat pipe water block is used. This research is using 2 early stages design for cryosurgery, 1st design uses polyurethane and polyethylene material for characterize of thermoelectric module, and 2nd design uses Teflon material. The conclusion is TEC module can be great cooling source for cryosurgery and this could be accomplished a prototype cryosurgical instrument, suitable for clinical trials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parlin Adi Sugiarto
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sampel darah di lapangan tidak terlepas dari media penyimpanan yang biasanya memakai ice box dengan menggunakan iced pack sebagai media pendinginannya. Penyimpanan sampel darah ini penting artinya untuk menghindari kerusakan sampel darah yang diperoleh dan keakurasian pengukuran parameter yang dibutuhkan di Laboratorium. Kelemahan media penyimpanan ice box tersebut adalah ketergantungan pada iced pack yang sebelumnya harus didinginkan dalam pendingin/kulkas, daya tahan pendinginan yang tidak terukur dengan pasti, serta terbatasnya kapasitas iced pack untuk menjaga temperatur optimum sampel darah pada 4-6°C.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan alat Blood carrier dengan sistem pendinginan elemen peltier ganda dan heat sink fan sehingga dapat memenuhi standar prosedur transportasi darah. Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu ruang dibawah 6°C dalam waktu 44 menit tanpa beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu Untuk memudahkan peneliti mendapatkan sampel darah yang terjaga kualitasnya di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, baik pengambilan sampel darah pada manusia untuk kebutuhan pemantauan kondisi gizi maupun untuk mendapatakan sampel darah binatang khususnya primata untuk kebutuhan penelitian kedokteran lainnya misalanya masalah virus.

The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the society living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the societies living at cites, suburbs, and rural areas. This must be supported by good blood storages to avoid the blood's destruction and to generate the accuracy of test's results at the laboratory. The common storage is an ice box that uses iced pack as a cooler mediator. Unfortunately, some shortcomings of this ice boxes -as the blood carrier- are their high dependency on the iced pack -that firstly must be cooled at a refrigerator/cooler-, un exactly measured of its cold endurance, and the limited capacity to keep the optimum temperature, about 4-6°C.
The objective of this research is to develop a blood carrier supported by double peltier element cooling system and heat sink fan to meet the good qualification of blood transportation's procedure. The result of the research is blood carrier that has been designed can lower maximal the blood cabin's temperature to under 6°C in 44 minutes without load. May the result of this research could facilitate researchers to get the wellmaintained blood sample especially from the suburbs and rural areas. Basically, this result might also properly be used for the research of mammalian, viruses, and others medical purposes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Irwansyah
"Cryosurgery adalah salah satu metode pengobatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker yang ada di dalam maupun luar tubuh manusia dengan melakukan pendinginan secara berulang-ulang hingga mencapai temperatur pendinginan cryo pada temperatur -50ºC. Alat cryosurgery yang sudah ada dipasaran saat ini menggunakan sistem pendingin nitrogen cair. Kelemahan dari sistem alat cryosurgery ini adalah membutuhkan media penyimpanan harus didesain khusus untuk menghindari penguapan ini dan temperatur pendinginan yang tidak terkontrol.
Tujuan dari penelitian adalah melakukan pengembangan dari alat cryosurgery yang sudah ada dengan mengganti sistem pendinginan utama dengan modul termoelektrik bertingkat dan membuktikan apakah "mekanisme sentuhan" antara modul termoelektrik bertingkat dengan probe sebagai beban dapat digunakan dalam sistem.
Material isolator casing yang digunakan adalah polyurethane high density dengan variasi temperatur CTB yaitu 0ºC dan -10ºC. Temperatur end probe terendah yang berhasil dicapai adalah -27.24ºC. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme sentuhan antara sisi dingin modul termoelektrik dengan probe dapat digunakan sebagai sistem pendinginan utama alat cryosurgery ini.

Cryosurgery is one of medical method used to destroy cancer cells that exist within and outside the human body by performing cooling repeatedly until reaching the cryo temperature at -50ºC. Typical cryosurgery device which exist in the market usually use liquid nitrogen as cooling system. The weakness of this existing systems require specially designed container to avoid evaporation and the cooling temperature cannot be controlled.
The purpose of this research is focused on the development of cryosurgery device by replacing the existing cooling system with multistage thermoelectric cooler and proves whether the "direct contact mechanism" between the cold side of thermoelectric module with the probe can be used in the cryosurgery system.
The insulator material used on this research is polyurethane high density with variations of CTB temperature at 0ºC and -10ºC. The lowest end probe temperature achieved is -27.24ºC. Results from this research indicate that the "direct contact mechanism" between the cold side of thermoelectric module with the probe can be used as the cooling system for cryosurgery device.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50916
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
William Sukyono
"Cryosurgery adalah pengobatan yang efektif untuk memusnahkan sel kanker ataupun jaringan dengan proses pendinginan yang cepat dan teratur pada temperatur rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti studi kelayakan dalam penggunaan pendingin termoelektrik untuk mendinginkan cryoprobe sampai temperatur sekitar -50ºC untuk diapliaksikan pada proses bedah beku. Temperatur sisi dingin (Tc) dan ΔT diantara sisi dingin dan sisi panas (ΔT=Th-Tc) dipakai sebagai parameter dalam eksperimen ini. Untuk mendapatkan perbedaan temperatur yang besar di antara kedua sisi termoelektrik, maka digunakan alat penukar kalor berpendingin air yang memiliki heat pipe di dalamnya.
Penelitian ini menggunakan satu modul termoelektrik bertingkat enam dan satu modul termoelektrik bertingkat lima untuk menguji karakteristik dari modul termoelektrik. Untuk meneliti performa dari modul termolektrik maka digunakan 4 variasi tegangan (6V, 8V, 10V, 12V) dan menggunakan 6 variasi temperatur Circulating Thermostatic Bath (0,4ºC, 10ºC, 20ºC, 30ºC, 40ºC, 50ºC). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan tegangan 12 V, arus 2,5 A dan temperatur CTB 0,4ºC, sisi dingin dari termoelektrik enam tingkat dapat mencapai temperatur -96,06ºC dan ΔT sebesar 99,87ºC. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul termoelektrik dapat menjadi media pendingin yang baik untuk bedah beku serta dapat dikembangkan prototipe alat bedah beku yang cocok untuk pengobatan medis.

Cryosurgery is highly effective treatment for destroying cancer cell or tissue by consecutive rapid freeze at low temperature. The focus of this project was to investigate the feasibility of using Peltier thermoelectric cooler (TEC) to cool down a cryoprobe to a temperature of approximately -50ºC for cryosurgery. The cold side temperature (Tc) and temperature difference between TEC cold and hot sides (ΔT=Th-Tc) were used as the parameters of these experiments. To achieve a bigger temperature difference among the two sides of thermoelectric, so a heat pipe water block is used.
This research is applied to cryosurgery device using one thermoelectric 6 stages module and one 5 stages module to analyze the characteristics of it. To observe the performance of thermoelectric, TEC run with 4 variations voltages (6V, 8V, 10V, and 12V) and using 6 variations temperature of Circulating Thermostastic Bath (CTB) (0,4ºC, 10ºC, 20ºC, 30ºC, 40ºC, 50ºC). At voltage of 12 V, current of 2,5 A and temperature CTB of 0,4ºC, the cold side temperature can reach -96,06ºC and ΔT is 99,87ºC. The conclusion is TEC module can be great cooling source for cryosurgery and this could be accomplished a prototype cryosurgical instrument, suitable for clinical trials.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Sakti Wirayudha
"Cryosurgery adalah salah satu metode pengobatan medis yang digunakan untuk merusak sel kanker dengan memanfaatkan temperatur yang sangat rendah. Tujuan dari metode ini adalah mendinginkan jaringan secara berulang-ulang hingga mencapai temperatur -50°C sehingga jaringan mengalami hipotermia. Kelemahan dari sistem alat cryosurgery yang menggunakan cryogen berupa nitrogen cair atau argon adalah laju pendinginan yang tidak bisa dikontrol.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan alat cryosurgery yang menggunakan sistem pendingin berupa dua buah modul termoelektrik bertingkat dua dengan alat penukar kalor water block yang disusun secara paralel. Casing yang digunakan berbahan dasar polyurethane high density dengan variasi arus listrik yaitu 5A, 5,2A dan 5,5A, variasi temperatur Circulating Thermostatic Bath yaitu -5°C, -10°C dan -15°C, variasi kecepatan pompa yaitu 2500rpm, 3000rpm dan 3500rpm serta penggunaan lapisan emas pada probe. Temperatur terendah pada end probe yang berhasil dicapai adalah -52,11°C.
Penelitian ini membuktikan bahwa sistem pendingin berupa dua buah modul termoelektrik bertingkat dua dengan alat penukar kalor water block yang disusun secara paralel dapat digunakan sebagai sistem pendingin utama pada alat cryosurgery.

Cryosurgery is a method of medical treatment used to destroy cancer cells by utilizes very low temperatures. The purpose of this method is to cool the tissue repeatedly until the temperature reaches -50°C so that the tissue had hypothermia. The weakness of cryosurgery device used cryogen such as liquid nitrogen or argon is the cooling rate that can not be controlled.
The purpose of this research is to develop cryosurgery device cooling system employing two multistage thermoelectric module with a water block heat exchangers arranged in parallel. The insulator material used on this research is polyurethane high density with a electrical current variation is 5A, 5.2 A and 5.5 A, Circulating Thermostatic Bath temperature variation is -5°C, -10°C and -15°C, pump speed variation is 2500rpm, 3000rpm and 3500rpm and the use of gold coated probe. The lowest temperature achieved at the end probe is -52.11°C.
This research proves that two multistage thermoelectric module with a water block heat exchangers arranged in parallel can be used as the main cooling system on cryosurgery device.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idam Bariyanto
"Imunisasi sangat penting untuk masa depan anak-anak Indonesia, karena dapat mencegah penyakit dan infeksi yang menular dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mendukung Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Laboratorium Perpindahan Kalor Departemen Teknik Mesin FTUI telah mengembangkan vaccine carrier atau alat pembawa vaksin yang menggunakan peltier ganda berpendingin air untuk menjaga temperatur ruang vaksin pada kisaran temperatur hidup vaksin polio . Akan tetapi alat ini sulit dibawa kemana-mana karena berat dan memiliki komponen tambahan berupa sistem pendingin air untuk mendinginkan sisi panas peltier. Sistem pendingin air ini memiliki pompa air, selang, dan water block yang terpisah dari vaccine carrier, sehingga membuat vaccine carrier tersebut menjadi tidak ringkas. Sebagai solusinya digunakanlah heatsink-fan sebagai pendingin sisi panas peltier untuk menggantikan sistem pendingin air. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah ingin mengetahui unjuk kerja vaccine carrier apabila heatsink-fan digunakan sebagai pendingin sisi panas peltier. Pertimbangan utama digunakannya heatsink-fan karena bentuk dan dimensinya yang ringkas sehingga sesuai untuk aplikasi vaccine carrier yang portable. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapat hasil penting bahwa vaccine carrier dengan peltier ganda berpendingin udara mampu mendinginkan ruang vaksin hingga dibawah 8_C dalam waktu 10 menit, dapat menjaga konstan temperatur 0_C selama lebih dari 3 jam, dan memiliki desain serta unjuk kerja yang lebih baik dari vaccine carrier berpendingin air.

Immunization is very important because it can prevent children from disease and infection by raised the antibody. For supporting the national immunization. Heat Transfer Laboratory on Mechanical Engineering University of Indonesia has developed vaccine carrier that uses water-cooled two-stage pettier to cool the vaccine's cabin. The vaccine carrier has successfully worked at the temperature range of 2-8_C, which is where polio vaccines live, but this equipment is not easily portable because it is heavy and has an additional component which is the water-cooled system that consists of water pump, hose, and water block that are separated from it. As a solution, heatsink-fan is use to cool the pe liter's hot side as a replacement of the water cooling system. The objective of this research is to know cooling performance of vaccine carrier if heatsink-fan is use to cool the hot side of peltier. The main consideration for using heatsink-fan is because its shape and dimension are compact so that it is appropriate for a portable vaccine carrier. The results of the research are vaccine carrier with air-cooled double peltier can lower the vaccine cabin's temperature to under 8_C in 10 minutes, it can keep the temperature constantly at 0_C for over 3 hours, and it has better design and performance than water-cooled vaccine carrier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Roekettino
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik dimana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua logam yang berbeda, elemen peltier ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yaitu seri, pararel dan seripararel, variasi tegangan pemanas/heater yaitu 110V dan 220V serta variasi ada tidaknya kipas angin dimuka alat uji sebagai pendekatan dengan kondisi sebenarnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan arus output maksimum 0,46 A, tegangan output maksimum 18 V dan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebisingan. Kedepan perlu adanya penemuan baru untuk elemen peltier agar meningkatkan efisiensi peltier sehingga daya yang dihasilkan dapat optimal.

Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. The basic principle is when temperature difference occurred between two dissimilar metals, there is current flowing and producing voltage. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Sebeck effect has been conducted to find out the potential of electric source from twelve of peltier module. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.
The experimental has been conducted with variations of peltier module arrangement (series, pararel, series-pararel), variations of heater voltage input (110V and 220V) and variations of with or without fan use which is put in front of the experimental device. The experimental result with twelve of peltier module arranged in series and heater voltage of 220V has indicated that able to produce amount maksimum output current of 0,46 A, maksimum output voltage of 18 Volt and maksimum power output of 8,11 Watts with average temperature difference of 42,82 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source. Peltier module has advantages such as friendly for environment, not polluted and noise. For next years, it is needed to find out a new technology of peltier module so that increase peltier?s efficiency and produce greater power output.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariz Isnaini
"Cryosurgery adalah salah satu metode pengobatan yang memanfaatkan temperatur dingin untuk membunuh sel kanker baik yang berada di dalam maupun di luar tubuh. Pendinginan dengan cryosurgery dilakukan hingga mencapai temperatur 223.15 K. Salah satu media pendingin (cryogen) yang sering digunakan untuk alat-alat cryosurgery adalah nitrogen cair. Namun media ini memiliki beberapa kelemahan, diantranya adalah kebutuhan akan tempat penyimpanan khusus dan temperature pendinginan yang tidak terkontrol.
Penelitian ini dilakukan memiliki tujuan untuk memperbaiki kekurangan alat cryosurgery tersebut dengan cara mengganti sistem pendinginan utama dari penggunaan nitrogen cair menjadi menggunakan modul termoelektrik bertingkat. Fluida pendingin yang digunakan terdiri dari campuran 60 % air dan 40 % ethylene glycol. Casing yang digunakan berbahan dasar polyurethane high density dengan variasi tegangan masukan yaitu 10, 11, 12 dan 13V, variasi temperatur CTB yaitu 273.15 K, 268.15 K, 263.15 K dan 258,15 K serta variasi ukuran panjang probe, yaitu 128, 93 dan 58 mm. Temperatur end probe terendah yang berhasil dicapai adalah 230.94 K.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul termoelektrik 2 tingkat dapat digunakan sebagai sistem pendinginan utama pada alat cryosurgery dengan memanfaatkan mekanisme sentuhan antara sisi dingin modul termoelektrik dengan probe.

Cryosurgery is a medical method that exploits low temperature to destroy cancer cells that lies inside and outside the human body. Cooling by cryosurgery is done until the temperature reach 223.15 K. One cooling medium (cryogen) that is often used for cryosurgery is liquid nitrogen. But, this kind of medium has some weaknesses, such as the needs of a a special storage and the temperature cannot be controlled.
The purpose of this research is fixing the weaknesses of the cryosurgery by replacing the liquid nitrogen as the main cooling sistem with a multistage thermoelectric cooler. The cooling liquid of the system consist of 60% water and 40% ethylene glycol. The insulator material used on this research is polyurethane high density with voltage variation at 10V, 11V, 12V, 13V, CTB temperature variation at 273.15 K, 268.15 K, 263.15 K, 258.15 K, and probe length variation 128, 93 and 58 mm. The lowest end probe temperature achieved is 230.94 K.
The result of this research shows that the 2 stages thermoelectric cooler can be used as the main cooling system in cryosurgery that exploits the direct contact mechanism between the cold side of thermoelectric cooler and the probe.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50994
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan sistem pendinginan dengan menggunakan piranti-piranti yang ramah lingkungan semakin lama semakin mendapat perhatian yang baik dari khalayak umum, pemakaian CFC ( Chloro Fluoro Carbon ) sebagai refrigeran
mulai dikurangi karena dampaknya yang buruk terhadap lapisan ozon. Saat ini
mulai dikembangkan sistem yang pendinginan yang lebih baik dan mempunyai multi fungsi, salah satunya ialah penggunaan Thermoelectric element, atau lebih dikenal dengan sebutan elemen Peltier. Elemen ini memiliki kemampuan untuk mendinginkan dan memanaskan sekaligus, dimana perubahan polaritas arus akan membalikkan fungsi dari panas ke dingin dan sebaliknya. Mernang sampai saat ini penggunaan elemen ini masih dibilang terbatas mengingat dari biaya yang relatif cukup mahal dan hasil yang didapat yang kurang lebih berkisar dari 30 - 50° C diatas atau dibawah suhu ambient. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengulas secara rnendetail mengenai elemen Peltier baik dari segi karakteristik, penggunaan sistem yang tepat, membuat suatu bentuk aplikasi nyata berbasis elernen Peltier sampai dengan pengujian performa etemen Peltier baik panas maupun dingin pada alat aplkasi yang dalam tugas akhir ini disebut dengan Delta Box. Proses yang dilakukan ialah dengan membuat alat uji elemen…
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>