Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Rofi`i
"Modem CnC mampu menghemat bandwith transponder dengan melewatkan dua carrier (frekuensi pembawa) secara bersama-sama menempati spektrum frekuensi yang sama. Normalnya hal ini akan besifat merusak (interferensi signal). Sebagai perbandingan, standar carrier harus menempati posisi spektrum frekuensi yang non overlapping, atau tidak ada carrier lain yang menempati spektrum yang sama. Untuk memperoleh hasil maksimal maka perlu diperhatikan prinsip management transponder yang berdampak pada utilisasi bandwidth dan daya /power yang harus seimbang.
Penelitian ini dengan menggunakan software satmaster pro (untuk perhitungan link budget) sehingga diperoleh persen utilisasi power dan bandwidth pada transponder. Merujuk pada referensi penelitian pihak PT. Telkom terkait dengan implementasi teknologi Carrier In Carrier pada link komunikasi Makassar - Jayapura, maka penulis mencoba untuk menganalisa tingkat effisiensi penggunaan modem CnC tsb. Dengan variabel terkait yaitu diameter antenna 3,5 m untuk Makassar dan 5 m untuk Jayapura dan penggunaan variasi modulasi (QPSK, 8PSK, QAM untuk masing-masing coding FEC 0,75 dan 0,875).
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan modem CnC, didapatkan hasil penghematan bandwidth secara maksimal yaitu mendekati 50 % pada kondisi link bandwidth limited. Sedangkan pada kondisi power limited, penggunaan modem CnC kurang berpengaruh terhadap penghematan bandwidth.

DoubleTalk Carrier-in-Carrier (CnC) is technology that significantly reduces bandwidth occupancy of transponder by allowing two carriers to simultaneously occupy the same spectral location, a practice that is disastrous for normal carriers. By comparison, standard carriers must occupy non-overlapping spectral segments with no more than one carrier in the same space. The objective of this thesis is to gets maximum result of saving transponder.
This thesis use software Satmaster Pro (for link budget) to get percentage of bandwidth utilization and power utilization of transponder. According to research at PT. Telkom and discussion about implementation of technology Carrier In Carrier at Satellite Communication Link Makassar - Jayapura, Writer try to calculate and analyze the efficiency of using CnC. The calculation involved variable diameter of antenna 3,8 m for Makassar's ground segment and 5 m for Jayapura's ground segment, modulation of QPSK, 8PSK, QAM for each coding FEC 0,75 and 0,875.
The calculation result show that the use of CnC get maximum saving (approach of 50 %) at link bandwidth limited. Nevertheless at link power limited, the use of modem CnC doesn't effect for saving transponder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51253
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Ramadhana
"Satelit yang beroperasi pada pita frekuensi Ku-Band mampu menyediakan kapasitas yang besar untuk mendukung kemampuan broadcast (DVB). Selain itu dukungan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal) yang memiliki antena kecil. Sayangnya frekuensi Ku-Band ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan terutama didaerah tropis seperti Indonesia ini. Faktor cuaca akan menimbulkan atenuasi pada komunikasi satelit. Automatic Uplink Power Control (AUPC) mengatur keluaran power pada up-link dengan memepertahankan SNR tetap pada sisi remote. Adaptive Coding and Modulation (ACM) akan menjaga kualitas sinyal tetap konstan terhadap perubahan level SNR.

Satellite that operated in Ku-Band has ability to provide a large capacity to support Digital Video Broadcast (DVB). Additionalty technology of VSAT (Very Small Aperture Terminal) that have small antenna. Frequency Ku-Band will has a great attenuation of rain fall especially in a tropic area like Indonesian. Weather can cause attenuation on a satellite communication link. Automatic Uplink Power Control (AUPC) is adjusting the output power on the uplink with general maintaining a constant signal to noise (SNR) ratio at the remote. Adaptive Coding and Modulation (ACM) is known to keep received signal quality constant in the face of changing SNR level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51179
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Puspita Apsari
"ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan energi listrik memicu aliran daya yang semakin meningkat, begitu pula dengan perkembangan teknologi yang menyebabkan kebutuhan akan internet semakin meningkat. Dengan kemajuan teknologi saat ini, sudah terdapat suatu alat yang dapat memberikan jaringan ethernet dalam jarak yang lebih jauh. Alat tersebut merupakan alat komunikasi data menggunakan prinsip power line carrier (PLC), yaitu alat yang bekerja menggunakan dua adapter dengan mengubah sinyal ethernet menjadi sinyal powerline, dan menggunakan jaringan listrik 220-380V untuk komunikasi data tanpa membutuhkan kabel tambahan sebagai perantaranya. Namun, ketika jaringan listrik AC digunakan untuk mentransmisikan sinyal, kemungkinan gangguan dari disturbansi yang dihasilkan oleh sistem lain pada jaringan daya yang sama menjadi sangat tinggi. Pada penggunaan teknologi power line carrier sinyal pada rentang frekuensi tertentu akan dibangkitkan untuk tujuan komunikasi. Akan tetapi sinyal yang dibangkitkan ini menjadi disturbansi bagi alat lain yang tidak terlibat dalam proses komunikasi dan dapat mempengaruhi kinerja peralatan lain. Disisi lain, peralatan yang digunakan oleh rumah tangga akan memancarkan disturbansi pada rentang frekuensi 9-150 kHz yang dapat mempengaruhi sistem transmisi sinyal dan akan menghasilkan karakteristik yang berbeda-beda. Disturbansi akan mempengaruhi operasi kerja peralatan lain dan proses transmisi komunikasi data yang menyebakan frekuensi sinyal meningkat atau menurun. Penelitian ini memiliki fokus pada pengaruh disturbansi rentang frekuensi 9-150 kHz, dimana akan diukur pengaruh disturbansi terhadap komunikasi data yang menggunakan media power line carrier. Untuk variansi disturbansi digunakan beban rumah tangga, yaitu microwave inverter dan kompor induksi sebagai peralatan sumber disturbansi. Dengan menggunakan picoscope untuk melihat dan merekam disturbansi, data tersebut kemudian diolah dengan metode FFT dalam MATLAB untuk didapatkan karakteristik disturbansi pada setiap peralatan. Selanjutnya, dilihat pengaruh disturbansi tersebut terhadap komunikasi data yang mengalir pada jaringan listrik yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa nilai disturbansi yang dihasilkan oleh peralatan rumah tangga pada frekuensi 19 kHz akan mempengaruhi kualitas transfer atau komunikasi data pada power line carrier. Dimana pada kelima pengujian, semakin meningkatnya nilai disturbansi dengan nilai rata-rata sebesar 725.2 mV, 940.9 mV, 1060.4 mV, 1447.4 mV, dan 1673.9 mV akan mengakibatkan peningkatan packet loss sebesar 0.0037%, 0.201%, 0.25%, 0.5%, dan 0.5252%.

ABSTRACT
The growth of electrical energy needs triggers an increasing power flow, as well as the technological developments that cause the Internet needs to increase. With the advancement of current technology, there is already a tool that can provide Ethernet network in a much longer distance. The tool is a data communication tool using the principle of power line carrier (PLC), which is a tool that works using two adapters by converting the Ethernet signal into a powerline signal, and using a 220-380V power grid for data communication without needing additional cables as its medium. However, when the AC power grid is used to transmit the signal, the likelihood of interference from disturbance generated by other systems on the same power network becomes very high. On the use of power line carrier signal technology on certain frequency ranges will be raised for communication purposes. However, this raised signal becomes a disturbance for other tools that are not involved in the communication process and may affect the performance of other equipment. On the other hand, equipment used by households will emit disturbance at a frequency range of 9-150 kHz that can affect the signal transmission system and will produce different characteristics. The disturbance will affect the work operation of other equipment and the transmission process of data communication that degrade signal frequencies increasing or decreasing. This research has a focus on the influence of disturbance frequency range of 9-150 kHz, which will be measured disturbance influence on data communication using the power line carrier media. For variances disturbance used household load, namely microwave inverter and stove induction as a source equipment disturbance. By using a picoscope to view and record disturbance, the data is then processed by FFT method in MATLAB to be obtained disturbance characteristics of each equipment. Furthermore, the Disturbance influence the data communication that flows in the electricity network used. Based on the results of the study, it can be concluded that the disturbance value produced by household appliances at 19 kHz frequency will affect the quality of transfer or data communication in the power line carrier. Where in the fifth Test, the increasing value of disturbance with an average value of 725.2 mV, 940.9 mV, 1060.4 mV, 1447.4 mV, and 1673.9 mV will result in increased packet loss of 0.0037%, 0201%, 0.25%, 0.5%, and 0.5252%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedhy Susamto
"TELKOM mengembangkan layanan Indonesia WiFi (wireless fidelity) segmen carrier untuk menghasilkan pendapatan baru pada bisnis wholesale dengan memberikan layanan sebagai alternatif solusi bagi operator seluler dalam mengantisipasi lonjakan trafik data. Layanan Indonesia WiFi segmen carrier diawali kerjasama antara TELKOM dengan Telkomsel sejak April 2012 dengan layanan Web Service dan mulai Oktober 2012 dilengkapi dengan layanan Offload. Namun bagi TELKOM implementasi layanan ini belum berjalan baik ditandai adanya perbedaan yang cukup tinggi antara target dan realisasi pendapatan dan jumlah penggelaran titik akses pada tahun 2012 dan triwulan I 2013.
Penelitian ini mengevaluasi implementasi bisnis Indonesia WiFi segmen carrier sampai dengan triwulan I 2013. Menemukan penyebab tidak tercapainya target pendapatan pada bisnis ini dan memberikan usulan tindakan korektif berdasarkan hasil evaluasi implementasi layanan Wifi segmen carrier. Kemudian melakukan simulasi proyeksi pencapaian pendapatan layanan Indonesia WiFI segmen carrier Telkomsel tahun 2013 berdasarkan usulan tindakan korektif.
Hasil evaluasi menemukan penyebab tidak tercapainya pendapatan layanan Indonesia WiFI segmen carrier Telkomsel adalah adanya skema bisnis wholesale untuk layanan Web Service yang berpotensi tidak dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi TELKOM walaupun pemakaian layanan tinggi, jumlah penggelaran titik akses belum sesuai rencana, jumlah titik akses yang tidak berfungsi cukup banyak, dan penggunaan layanan WiFi Offload yang masih relatif sedikit baik jumlah pengguna maupun trafiknya.
Usulan tindakan korektif untuk perbaikan kondisi berupa perubahan skema bisnis dari pola bagi hasil (revenue sharing) menjadi berdasarkan jumlah pemakaian (volume based), perbaikan kinerja dalam penggelaran titik akses baik pencapaian jumlah penggelaran maupun meningkatkan availability titik akses sesuai kontrak TELKOM dan Telkomsel.
Hasil simulasi proyeksi pendapatan layanan WiFi segmen carrier berdasarkan usulan tindakan korektif berpotensi meningkatkan pendapatan layanan WiFi segmen carrier sebesar 158 kali lebih tinggi (dari 991 juta rupiah menjadi 157 miliar rupiah) untuk jumlah titik akses 250K dibandingkan tanpa melakukan tindakan korektif.

TELKOM develop Indonesia WiFi (wireless fidelity) carrier segment to generate new revenue in the wholesale business by providing services as an alternative solution for mobile operators in anticipation of a surge in data traffic. Indonesia WiFi carrier segment initiated cooperation between TELKOM and Telkomsel since April 2012 with a Web Service service began in October 2012 with Offload services. But for TELKOM implementation of these services has not gone well, characterized by a high difference between the target with the realization of revenue and the number of access point deployment in 2012 and the first quarter of 2013.
This study evaluated the business implementation of the Indonesian WiFi carrier segment until the first quarter of 2013. Finding the cause of not achieving the revenue targets on this business and proposes corrective actions based on the results of evaluation of Wi-Fi service carrier segment implementation. Then Simulate the estimated revenue performance in 2013 based on the proposed corrective actions.
Evaluation results have found the cause not achieving revenue targets of Indonesia WiFI carrier segment are a wholesale business scheme for Web Service service which can not generate high revenue for TELKOM despite high use of services, the number of access point deployment has not been as planned, many access points are disorder, and WiFi Offload services is still a few number of users and the traffic either.
Proposed corrective actions to improve conditions are changes in the wholesale business scheme from revenue sharing to be based on the amount of usage (volume based), improved performance of access point in the achievement of number of deployment and increase availability according to the contract of TELKOM and Telkomsel.
Simulation results of estimation of WiFi service carrier segment revenue based on the proposed corrective action could potentially increase revenue WiFi service carrier segment is 158 times (from 991 milion rupiahs to 157 billion rupiahs) higher than without corrective action for the number of access points 250K.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Virgaputra
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis pada desain pintu darurat penumpang
kendaraan tempur Armoured Personnel Carrier (APC) dalam Virtual
Environment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu darurat
penumpang kendaraan tempur dan menentukan konfigurasi paling ergonomis
ditinjau dari tinggi dan lebar pintu. Dihasilkan 7 buah konfigurasi yang akan
dianalisis. Pengambilan data gerakan dilakukan dengan menggunakan Vicon
System dan dianalisis dengan menggunakan software Jack 6.2.1. Pendekatan yang
digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis
dari tiga metode analisis: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis,
dan Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian ini yaitu adanya perubahan
tinggi pintu atas dan bawah sejauh 5cm dan lebar kanan dan kiri sejauh 5cm.

Abstract
This research studies the ergonomic aspects of the armored personel vehicle
emergency door design in a virtual environment. The purpose of this research was
to evaluate the design of actual personel emergency door of a combat vehicle and
to determinine the most ergonomic configuration using door height and width as
primary consideration. From the research, seven configurations were made and
analyzed. Motion capturing of the model was taken using Vicon System and
analyzed using jack 6.2.1 software. Posture Evaluation Index was used to
intergrated the analysis from three methods: Low Back Analysis, Ovako Working
Posture Analysis System, and Rapid Upper Limb Analysis. The result of this
research suggested that minor modification is necessary from original design.
Additional 5 cm was added to the width design, 5 cm on the left side and another
5 cm on the right side of the door design"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Hariseto Pratomo
"Seorang penembak dalam kendaraan tempur pengangkut personil akan bekerja dalam posisi setengah berdiri pada keadaan statis dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut beresiko menyebabkan terjadinya WSDM. Penelitian ini mengevaluasi dan meredefinisi postur kerja penembak dalam lingkungan virtual dengan menggunakan software simulasi ergonomi, Jack 6.1.
Redefinisi postur kerja dilakukan pada penambahan kursi dan pijakan kaki, dengan penyesuaian pada tinggi kursi dan sudut pijakan untuk mendapatkan konfigurasi kursi yang ideal bagi tentara. Postur duduk yang terbentuk dari seluruh konfigurasi yang diujikan dinilai dengan menggunakan metode Posture Evaluation Index (PEI). Hasil penelitian berupa usulan kursi yang ergonomis bagi tentara Indonesia.

A gunner in an Armoured Personnel Carrier Vehicle are positioned in a half- standing static posture in a long period of time, with the risks of WMSD. This study evaluates and redesigns the working posture of a gunner in the virtual environment, using an ergonomics software simulation, Jack 6.1.
Working posture redefinition is made by adding seat and foot support, with adjustments on the height of seat, and inclination of foot support to obtain the ideal configuration for the soldiers. Sitting posture which is formed from all the tested configurations is assessed using the method of Posture Evaluation Index (PEI). The result from this study is to design an ergonomic seat passenger models for Indonesian Soldiers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Jusak
"Konversi kapal Tanker ke Bulk Carrier merupakan salah satu cara dalam penambahan armada Bulk Carrier di Indonesia, karena memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan dan waktu pembuatan lebih cepat dari membuat kapal baru. Konversi kapal ini sangat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik itu si pemilik kapal bulk carrier itu sendiri dan juga perusahaan batubara yang saat ini benar- benar membutuhkan kapal batubara yang memiliki kapasitas ruang muat yang sangat besar. Pemerintah juga sangat menganjurkan konversi kapal ini agar kapal berbendera Indonesia semakin banyak dan kapal berbendera Indonesia bisa lebih banyak lagi mengambil bagian dalam pengangkutan muatan curah di Indonesia.
Secara umum proses konversi ini dilakukan dengan memodifikasi struktur tanker tersebut dengan cara memotong pelat-pelat bulkhead, memotong pelat geladak sebesar dimensi palka kapal, menambahkan pelat dan profil inner hull, pelat dan profil topside, pelat dan profil hopperside dan memperpanjang kapal tersebut sebesar 25 meter.
Pembahasan lebih lanjut dari skripsi ini adalah perhitungan kekuatan kapal dan stabilitas statis kapal.

Conversion of Tanker to Bulk Carrier is one of the way to enlarge amount of bulk carrier fleet in Indonesia, because of the advantage and faster in making conversion than making the new one. This ship conversion is advantage for the people who are connected there, like the owner as the hirer and the company who will use the ship to distribute the numerous coals and this ship has a very large cargo hold to to be loaded. The government suggest for this ship to be converted well because it will show that the Ship from Indonesia and they want the ship from Indonesia takes part more and more in distributing coals by bulk carrier.
This conversion process is modification of tanker structure by cutting the bulkhead plate, cutting deck plate to be used for hatch, and adding inner hull plate and profile, topside plate and profile, hopperside plate and profile and lengthen the ship, which lengths 25 meter. And then we analyze the ship strength and the static stability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Kapasitas Transponder menyatakan jumlah carrier yang dapat ditransmisikan melalui satu transponder.
Analisa terhadap sistem SCPC menunjukkan bahwa kapasitas transponder merupakan fungsi berbagai faktor. Yaitu: Gain Satelit (Noise to Carrier ratio)/(perbandingan gangguan pembawa) satelit, NCR stasiun bumi pemancar/penerima, NCR intermodulasi. Output backoff (backoff keluaran), Voice activity (aktivitas suara), dan Bandwidth (lebar pita) frekuensi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Budiarto
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan transportasi maskapai pada kelas low-cost carrier di Indonesia dengan mengukur persepsi dan ekspektasi konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model Pakdil dan Ozlem (2007). Variabel penelitian dimensi kualitas pelayanan maskapai yang didapatkan dari model, disesuaikan dengan pendapat beberapa ahli. Beberapa pendapat tersebut dielaborasi menggunakan bantuan metode AHP. Dari hasil penyesuaian krteria, terjadi pengurangan kriteria pada tiga dimensi dari kedelapan dimensi yang ada. Analisis kualitas pelayanan maskapai pada penelitian ini membuktikan bahwa nilai ekspektasi dan persepsi konsumen masih berbeda secara signifikan. Perbedaan yang signifikan antara nilai persepsi dan ekspektasi mengindikasikan layanan yang kurang berkualitas. Dimensi Responsiveness menjadi dimensi yang menyumbang nilai kesenjangan terbesar diikuti oleh dimensi flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, dan availibility.

This study analyzes service quality of low-cost carrier airline in Indonesia through measuring consumer expectation and perception. This study was conducted using Pakdil and Ozlem (2007) model. Based on the model, the research variable consist of airline service quality dimensions adjusted by expert judges. The expert judges elaborated with AHP methods. The result adjusting process are criteria reduction in three dimensions out of eight dimensions existing airline service quality. The airline service quality analysis in this study prove that consumer expectation and perception have a significant difference. The significant difference between expectations and perceptions score indicates that airline service quality is bad. Responsiveness dimension is a dimension with biggest gap value, followed by flight patterns, empathy, reliability and assurance, image, and availibility."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>