Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peranginangin, Windi Kurnia
"Skripsi ini membahas pembuatan antena omnidirectional dan antena sektoral pada frekuensi kerja 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN (local area network). Parameter yang harus diperhatikan dalam merancang antena untuk wireless LAN yaitu frekuensi kerja, pola radiasi, gain, polarisasi, VSWR, return loss, bandwith, dan impedansi input. Pada skripsi ini telah berhasil dibuat antena omnidirectional dan sektoral pada frekuensi 2,4 GHz. Hasil dari antena omnidirectional tersebut memiliki parameter pola radiasi 360_ pada bidang horisontal, gain 9 dB, polarisasi vertikal, VSWR 1,233, return loss -20,79 dB, bandwith 230 MHz dan impedansi input 48,3 + j5,17W. Parameter antena sektoral yang dibuat yaitu pola radiasi 120_ pada bidang horisontal, gain 15 dB, polarisasi vertikal, VSWR 1,712, return loss -11,57, bandwith 200 MHz dan impedansi input 40,57 + j8,72 W. Hasil pengukuran tersebut mendekati hasil simulasi menggunakan software 4NEC2. Antena yang dibuat sesuai dengan standar wireless LAN, sehingga antena tersebut dapat digunakan dalam jaringan wireless LAN.

This research explores experimentally to design and build omnidirectional and sectoral antenna for 2.4 GHz frequency wireless LAN (local area network). The parameters explored and analyzed in the process design of antenna for wireless LAN are operating frequency, radiation pattern, gain, polarization, VSWR, return loss, bandwidth and input impedance. This research report that successfully fabricated omnidirectional and sectoral antenna for 2.4 GHz frequency. The omnidirectional antenna has 360_ radiation pattern in horizontal plane, 9 dB gain, vertical polarization, 1.233 VSWR, -20.79 dB return loss, 230 MHz bandwidth and 48,3 + j5,17W input impedance. The sectoral parameters are 120_ radiation patern in horizontal plane, 15 dB gain, vertical polarization, 1.712 VSWR, -11.57 return loss, 200 MHz bandwidth and 40,57 + j8,72 W input impedance. The result of measurement approache the simulation of 4NEC2 software. The omnidirectional and sectoral antenna are complied with wireless LAN standards, so the antenna can be used for wireless LAN network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saleh H F S
"Antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan metode trim dirancang untuk bekerja pada frekuensi wireless LAN 2,4 GHz karena frekuensi ini masih menjadi pilihan utama dibandingkan dengan frekuensi wireles LAN 5,2 GHz. Antena dirancang agar memiliki VSWR < 2 dan return loss < 2. Sedangkan pencatuan I elektro magnetically coupled dipilih untuk memperlebar bandwidth. Pengubahan frekuensi dapat dilakukan dengan metode menghitung ulang panjang sisi patch atau dengan metode trim. Metode trim dipilih karena cara ini terbukti lebih efisien baik pada saat simulasi ataupun pada saat fabrikasi.
Dengan metode ini (selain juga karena penggunaan bahan substrat) dimensi patch yang diperoleh bisa diperkecil. Sedangkan saluran pencatu diatur sedemikian rupa sehingga kondisi matching pada frekuensi kerja dapat terjadi. Dari hasil pengukuran antena fabrikasi didapat bandwidth antena dari 2,3993 GHz-2,48368 GHz atau sebesar 84,38 MHz (3,456 %). VSWR terendah adalah 1,0845 dan return loss terendah adalah -27,046 dB keduanya terjadi pada frekuensi resonansi 2,444 GHz. Berkas utama pola radiasi antena ini adalah pada sudut 0 derajat. Sedangkan gain yang diperoleh sebesar 4,644 dB pada frekuensi 2,44 GHz"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haekal
"Teknologi nirkabel sangat berkembang sekarang ini dan salah satu elemen terpenting adalah antena. Pada umumnya antena di sisi pengguna berdimensi kecil dan diharapkan memiliki nilai gain tinggi. Dengan menggunakan struktur High Impedance Surface (HIS) sebagai substrat maka gain dapat meningkat tanpa menambahkan dimensi antena.
Pada penelitian ini, struktur HIS berbentuk planar rectangular diimplementasikan sebagai substrat antena mikrostrip dengan dua feedline yang bekerja di frekuensi 2,445 GHz dengan bandwidth 85 MHz. Unit cell HIS dirancang dan disimulasikan untuk melihat daerah frekuensi kerja dengan memperhatikan reflection phase diagram. Unit cell dengan susunan 1x2 elemen diimplementasikan pada antena mikrostrip patch lingkaran yang dicatu dengan teknik elektromagnetik kopel. Antena ini terdiri dari dua lapisan substrat. Lapisan pertama terdiri dari patch berbentuk lingkaran dan lapisan kedua terdiri dari dua feeding line bersama unit cell HIS.
Hasil simulasi menunjukan di port 1 bandwidth bernilai 150 MHz dan gain sebesar 7,85 dB. Untuk port 2, menunjukan bandwidth 160 MHz dan gain 7,98 dB. Pengukuran dilakukan dan menunjukan hasil untuk port 1 memiliki bandwidth 160 MHz dan gain 7,92 dB. Sedangkan untuk port 2, bandwidth bernilai 170 MHz dan gain sebesar 7,12 dB.

Wireless technology is developing nowadays and one of the most important elements in wireless technology is the antenna. For the user, antenna usually has compact size and considers having high gain. By using High Impedance Surface structure as the substrate, it can enhance gain performance without increase dimension of antenna.
In this research, planar rectangular HIS structure has been implemented as substrate of microstrip antenna with dual feeding line. The resonant frequency is 2,445 GHz with 85 MHz bandwidth. HIS unit cell is designed and simulated to obtain the resonant frequency as shown in its reflection phase diagram. The unit cell consists of 1x2 planar array configuration is implemented in circular patch microstrip antenna using electromagnetic coupled feeding method. The antenna consists of two substrate layers. The first layer consists of circular patch and the second substrate consists of two feed lines with HIS unit cell.
Based on simulation results, in port 1 shows bandwidth of 150 MHz and 7,85 dB gain. For port 2, the bandwidth is 160 MHz with 7,98 dB gain. To validate the simulation result, measurement has been conducted. Measurement results show 160 MHz bandwidth and 7,92 dB gain in port 1, meanwhile, in port 2, shows 170 MHz bandwidth and 7,12 dB gain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Karimah
"Dalam sistem Long Term Evolution, kapasitas penggunaan jaringan telekomunikasi akan sangat meningkat. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan memperkecil jarak antara transmitter dan receiver pada sistem LTE. Antena dengan sistem MIMO merupakan salah satu komponen penting dalam sistem LTE.
Pada tesis ini telah dirancang antena MIMO 2x2 pasif dan aktif. Antena MIMO 2x2 pasif bekerja disekitar frekuensi 2,1-2,45 GHz dan memiliki gain sebesar 6,2 dBi. Pada antena MIMO 2x2 aktif, Low Noise Amplifier diintegrasikan dengan antena 3 sedangkan Power Amplifier dihubungkan dengan antena 4.

In Long Term Evolution system, the capacity utilization of telecommunications network will be greatly increased. Increased capacity can be done by minimizing the distance between the transmitter and receiver in the LTE system. Antennas with MIMO system is one of the important components in the LTE system.
In this thesis, is designed a 2x2 MIMO antenna passive and active. 2x2 MIMO antennas passive work around frequency 2.1 to 2.45 GHz and has a gain of 6.2 dBi. In the active 2x2 MIMO antenna, Low Noise aplifier integrated with the antenna 3 while the Power Amplifier is connected to the antenna 4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damaraji Wijoyono
"Pengawasan terhadap kelajuan kendaraan perlu dilakukan salah satunya dalam rangka mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Radar dapat diaplikasikan sebagai solusi permasalahan tersebut. Suatu radar FMCW tersusun atas beberapa komponen, diantaranya antena, pemancar, dan penerima. Pada skripsi ini telah dikembangkan rangkaian sistem radar FMCW dengan antena susun mikrostrip pada substrat FR-4 dengan konstanta dielektrik 4,6. Pengukuran yang dilakukan terhadap rangkaian sistem radar menunjukkan sistem tersebut mampu bekerja pada frekuensi ISM 2,4 ndash; 2,5 GHz. Selain itu, pengukuran antena pemancar dan penerima memberikan nilai bamdwidth masing-masing 177 MHz dan 160 MHz pada rentang 2,382 ndash; 2,559 GHz dan 2,387 ndash; 2,547 GHz, penguatan antena diperoleh pada level 7,1 dB dan 7,4 dB, beamwidth horizontal sebesar 14 derajat dan 12 derajat, beamwidth vertikal sebesar 56 derajat dan 46 derajat, beam tilt pada sudut 28 derajat dan 38 derajat, serta keduanya memiliki polarisasi linier vertikal. Pengukuran sistem radar yang dilakukan merupakan simulasi aplikasi pendeteksi kelajuan kendaraan, yakni peletakan antena setinggi 2 meter dari permukaan lantai menghadap arah laju datangnya target. Pendeteksian objek tersebut mencakup target bergerak, target diam, dan tanpa target untuk membandingkan hasil yang diperoleh. Hasil pengukuran berupa audio yang diolah menggunakan fungsi Doppler pada perangkat lunak MATLAB sehingga diperoleh grafik kontur kelajuan terhadap waktu.

Surveillance on vehicle speed should be implemented in order to reduce the number of car accident. Radar can be applied as a solution to the problem. A FMCW Radar composed of several components, such as antenna, transmitter, and receiver. In this undergraduate thesis, a FMCW radar system with microstrip array antenna on FR 4 substrate with dielectric constant of 4.6 was developed. The radar system measurement shows that the system is able to operate at ISM Band of 2.4 ndash 2.5 GHz. Moreover, measurements of transmitter and reveicer antenna give bandwidth of 177 MHz and 160 MHz at frequency range of 2.382 ndash 2.559 GHz and 2.387 ndash 2.547 GHz, antenna gain obtained at 7.1 dB and 7.4 dB, azimuth beamwidth of 14 degree and 12 degree, elevation beamwidth of 56 degree and 46 degree, beam tilt at 28 degree and 38 degree, and both of them have vertical linear polarization. Radar system measurement process is a simulation of the vehicle speed detection application. The system placed as high as 2 meters from the surface facing the direction of the target rsquo s arrival. Detection experimented in this research includes moving target, steady target, and no target in order to compare the results obtained. The measurement result is in audio format which is processed using Doppler function in MATLAB software so as to get a contour graph of velocity to time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Nugroho
"Seiring dengan perkembangan teknologi seluler maka teknologi satelit merupakan bagian yang penting masuk di dalamnya. Terlebih lagi dengan akan diluncurkannya Quasi Zenith satellite yang melewati beberapa negara di Asia dan Australia diantaranya adalah Indonesia. Dengan satelit ini kinerja komunikasi seluler menjadi lebih baik.
Untuk Indonesia terutama di sekitar Jakarta maka untuk mengakses satelit tersebut maka antena harus memiliki elevasi 45°. Selain itu harus dapat beroperasi pada 2.6 GHz (2.605 GHz - 2.63 GHz).
Dalam penelitian ini dibuat antena mikrostrip 2x2 yang tersusun secara planar dengan bentuk patch segitiga sama sisi. Dari hasil pengukuran terbukti bahwa antena memiliki elevasi pola radiasi 45° pada frekuensi resonansinya. Sedangkan karakteristik penting lainnya adalah bandwidth impedansinya yang lebar 10.4% atau 277.11 MHz (2.80211 GHz - 2.525 GHz), sehingga dapat dipergunakan untuk aplikasi wireless communication pada Quasi Zenith Satellite.
Hal tersebut diatas diperoleh dengan mengatur jarak antar elemen antena dan mengatur pergeseran fasa. Di mana pergeseran fasa dicapai dengan cara mengatur perbedaan panjang padapencatuan. Antena yang tersusun secara planar ini memiliki ukuran substrat 20 cm x 20 cm. Adapun substrat tersebut memiliki permitivitas relatifnya sebesar 2.2 dengan ketebalan substrat 0.8 mm.

With development of Celluler technology so satellite technology is important for that. Moreover Quasi Zenith satellite will be launched and will pass some country in Asia and Australia, one of them is Indonesia. By this satellite so celluler communication performance is getting better.
For Indonesian area especially Jakarta, to access that satellite, antenna must has Radiation Pattern elevation about 45°. While the system must be operated on 2 GHz (2.605 GHz - 2.63 GHz).
In this Research, has made microstrip antenna 2x2 planar array with equilateral triangular patch. From measurement result are proven that antenna has Radiation Pattern elevation about 45° at resonance frequency. Meanwhile, another important characteristic is impedance bandwidth 10.4% or 277.11 MHz (2.80211 GHz - 2.525 GHz), so it can be used for application of wireless communication in Quasi Zenith Satellite.
It can be reached by controlling spacing patch element and progressive phase. When progressive phase can be reached by controlling difference of length of feeding. This antenna substrat has dimension 20 cm x 20 cm, with relative permitivity 2.2 and thick of substrat is 0.8 mm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Karimah
"Pada jaringan seluler, diperkirakan lebih dari 50% layanan telepon dan lebih dari 70% layanan data berasal dari penggunaan di dalam ruangan. Femtocell, atau yang juga disebut home base station, merupakan access point pada jaringan seluler yang menghubungkan perangkat seluler standar dengan jaringan operator seluler menggunakan Digital Subscriber Line (DSL), koneksi kabel pita lebar fiber optik, maupun teknologi nirkabel. Antena untuk femtocell ini dirancang untuk bekerja pada frekuensi 2,3 GHz -2,4 GHz pada VSWR <2, memiliki impedance bandwidth sebesar 100 MHz, dan memiliki gain tinggi. Beberapa antena satu elemen yang sama disusun agar mendapatkan gain yang cukup tinggi. Hasil pengukuran parameter S11 antena satu elemen menunjukkan antena memiliki bandwidth sebesar 380 MHz pada rentang frekuensi 2,06-2,44 GHz. Hasil pengukuran antena susun memiliki bandwidth sebesar 380 MHz pada rentang frekuensi 2,08-2,46 GHz.

In cellular networks, it is estimated that more than 50% calls and over 70% of data services occur indoors. Femtocells, also known as home base station, are cellular network access points that connect standard mobile devices to a mobile operator’s network using residential Digital Subscriber Line (DSL), cable broadband connections, optical fibres or wireless last-mile technologies. This femtocell antenna is designed to work at frequency 2,3-2,5 GHz for VSWR <2, have 100 MHz Impedance bandwidth, high gain. Several identic single element antenna is arrayed to achieve high gain. From S11 parameter measurement single element has 320 MHZ bandwidth at frequency 2,12-2,47 GHz. From S11 parameter measurement array antenna has 380 MHz bandwidth at frequency 2,08-2,46 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Tidra Barezna Imanu
"Skripsi ini membahas rancang bangun antena reconfigurable untuk aplikasi cognitive radio pada alokasi spektrum 1,8 GHz, 2,1 GHz uplink, 2,1 GHz downlink, dan 2,35 GHz. Rancang bangun antena terdiri dari dua antena yaitu antena sensing dan antena communicating yang digabungkan dalam satu divais. Antena sensing memiliki karakteristik ultrawideband dari 1,65 GHz - 3,75 GHz (bandwidth = 2,1 GHz) dan antena communicating memiliki karakteristik narrowband pada frekuensi 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, dan 2.35 GHz. Hasil validasi dengan pengukuran diperoleh hasil yang sesuai dengan rancangan simulasi, terutama meliputi parameter return loss, pola radiasi, dan gain.

This bachelor thesis discusses a design and fabrication of reconfigurable antenna for cognitive radio applications, especially for allocation of spectrum 1.8 GHz, 2.1 GHz Uplink, 2.1 GHz Downlink, and 2.35 GHz. The antenna design consists of two antennas which sensing antenna and communicating antenna. The sensing antenna has ultrawideband characteristics from 1.65 GHz - 3.75 GHz (the bandwidth about 2.1 GHz) and the communicating antenna has narrowband characteristics at the center frequency 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, and 2.35 GHz. The validation has been conducted by the measurement, where it agrees with the simulation result, in particular for the parameter of return loss, radiation pattern and gain of the antenna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Krisnanda S.
"Cognitive radio merupakan teknologi telekomunikasi yang sedang dikembangkan dalam rangka mengatasi terbatasnya sumber daya spektrum frekuensi dan rendahnya efisiensi penggunaan spektrum yang ada. Skripsi ini membahas rancang bangun antena yang sesuai untuk aplikasi cognitive radio yang dapat bekerja pada frekuensi CDMA 1,9 GHz , WCDMA 2,1 GHz dan WiMAX 2,3 GHz untuk divais elektronik.
Rancang bangun antena terdiri dari dua antena yaitu printed monopole antenna untuk pemindai dan Z-shape slot microstrip antenna untuk reconfigurable antenna. Dua antena tersebut di fabrikasi pada substrat FR4 dengan ground yang umum pada lapisan atasnya.
Antena pemindai bertujuan sebagai pemindai spektrum dengan karakteristik pita lebar (1,0 GHz sampai 2,4 GHz). Reconfigurable antenna bertujuan untuk menghasilkan frekuensi resonansi dengan mengatur switch pada antenna yang memungkinkan antena memiliki tiga frekuensi resonansi yang berbeda.
Hasil pengukuran menunjukkan sensing antenna memiliki impedance bandwidth 1,4 GHz (VSWR ≤ 2) dengan pola radiasi yang baik jika dibandingkan dengan hasil simulasi. Sedangkan reconfigurable antenna dapat bekerja dengan baik CDMA 1,9 GHz , WCDMA 2,1 GHz dan WiMAX 2,3 GHz sebagai prediksi pada hasil simulasi.

Cognitive radio is technology that is developed as a solution for limited frequency spectrum resources and inefficiency spectrum utilization issues. This thesis discusses the design of antenna for cognitive radio applications applied into electronic device which can perform at CDMA, WCDMA and WiMAX frequency.
The design consists of two antennas, namely a printed monopole antenna for sensing and Z-shape slot microstrip antenna for reconfigurable antenna. Two antennas are fabricated on FR4 substrate with common ground on the top layer.
The sensing antenna is aimed at spectrum sensing, which has wideband characteristics (1.0 GHz to 2.4 GHz) and omnidirectional radiation pattern. The reconfigurable antenna is designed for generating the desired resonant frequency by adjusting the switch position on the antenna structure allowing for the antenna to have three different resonant frequencies.
The measurement results show that the sensing antenna has 1.4 GHz impedance bandwidth (VSWR ≤ 2) with good agreement of the radiation pattern compared to the simulation results. Moreover, reconfigurable antenna can work well at CDMA 1.9 GHz, WCDMA 2.1 GHz dan WiMAX 2.3 GHz as predicted in the simulation results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>