Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Dermawan
"Untuk menjaga agar layanan selular yang digunakan tetap baik maka operator suatu jaringan selular perlu memonitor performance jaringannya pada berbagai elemen node pada radio dan core. Jaringan core circuit switched yang meliputi node MSC-S dan M-MGw merupakan jaringan yang sangat penting pada suatu sistem komunikasi selular sebagai control dan connectivity. Oleh karena itu pada jaringan core sangat perlu dilakukan monitoring kinerja dan kapasitas setiap node atau keseluruhan jaringan core agar tetap memenuhi KPI yang telah ditentukan. Pada skripsi ini dilakukan evaluasi dan analisis dari kinerja node circuit switched pada jaringan core WCDMA.
Analisis yang digunakan berdasarkan data kinerja pada node MSC-S dan M-MGw pada jaringan PT X di area Jawa Barat dari minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 33 tahun 2009. Parameter-parameter kinerja pada MSC-S yaitu beban prosesor, beban signaling sigtran, beban trunk, tingkat keberhasilan paging, update lokasi, dan handover antar MSC. Sedangkan pada M-MGw yaitu beban prosesor, tingkat keberhasilan DSP, tingkat keberhasilan penggunaan TDM, IM, dan IP.
Berdasarkan hasil analisa didapatkan parameter kinerja MSC-S yang meliputi beban prosesor dan signaling sigtran berada di bawah nilai batas aman target KPI sedangkan pada tingkat keberhasilan paging, update lokasi dan handover antar MSC mempunyai tingkat keberhasilan yang berbeda pada setiap minggu, semua parameter kinerja M-MGw mempunyai nilai di atas target KPI.

To keep the services on cellular network in a good performance, operator cellular network has to implement a system that able to monitor the network performance on any node elements for radio and core. Circuit swithed core network is an important network part in a mobile communication system that is used for control and connectivity as MSC-S and M-MGW nodes. Therefore in core network needs to monitor the performance and capacity of each node or the entire core network to fulfilled the requirement of KPI. In this research, the performance of circuit switched nodes in the WCDMA core network of PT X will be evaluated and analysed.
The analysis is used data based on the performance of MSC-S node and M-MGW in the network of PT X in West Java area on week 1 until week 33, 2009. The parameters performance in the MSC-S are characterised as the processor load, sigtran signaling load, trunk utilization, paging success rate, location update success rate and inter MSC handover success rate. While in the M-MGW are the processor load, DSP success rate, TDM termination success rate, IM composition success rate, and IP termination seizure success rate.
It is shown from the results, that MSC-S parameters which are characterised as the processor load and Sigtran signaling is under maximum KPI target while on the paging success rate, location update success rate and inter MSC handover success rate have different success rates at each week. All the performance M-MGw parameters have values above KPI targets.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Salusu
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2504
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Lisbet Goltom
"Network Surveillance mencakup pengamatan dan pengawasan jaringan, merupakan suatu penerapan pada sistem jaringan bergerak dalam memonitor, mengoperasikan dan maintenance suatu Network Element pada radio network untuk mempertahankan nilai indeks performansi, Key Performance Indicator (KPI), yang diinginkan oleh suatu operator seluler. Nilai indeks ini dapat dipertahankan dengan cara mengetahui kejadian-kejadian alarm pada Network Element, yang kemudian dapat dianalisa untuk mengkoreksi dan memperbaiki jika terjadi suatu kriteria yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, melalui pelaksanaan studi skripsi ini diberitahukan apa itu Network Surveillance , aplikasi-aplikasi apa saja yang terdapat pada system OSS-RC ( Operation System Support for Radio and Core Network ) dan parameter counter pada Radio Access Network ( RAN ) yang dirasa cukup dalam mempertahankan nilai indeks performansi pada jaringan bergerak WCDMA.

Network Surveillance coverage on networking perception and observation, were one of implementation to mobile networking on monitoring, operation and maintenance of Network Element in radio network to maintaining performance index values, Key Performance Indicator (KPI), which requested by a seluler operator. This index values can be maintain by knowing the alarm events on the Network Element, which on the next stage will be analyze to perform correction and improvement if there is something happened that does not meet the criteria.
Therefore, through this skripsi study implementation will be discuss what is Network Surveillance, what kind of aplications that implemented on OSS-RC (Operation System Support for Radio and Core Network) and others counter parameter on Radio Access Network (RAN) which can be maintain the performance index on WCDMA mobile network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deris Riyansyah
"Kebutuhan pelanggan akan layanan multimedia broadband dengan kecepatan akses yang lebih cepat terus meningkat, bukan tidak mungkin layanan 3G yang ada saat ini sudah tidak dapat lagi memenuhi harapan pelanggannya. Walaupun masih menjadi pertanyaan tentang sampai dimana batasan bentuk layanan multimedia broadband dimasa mendatang, teknologi LTE diharapkan dapat mewadahi memberikan solusi layanan yang terintegrasi baik layanan eksisting maupun layanan masa depan. Implementasi LTE sebagai teknologi wireless broadband akan sangat menarik, khususnya di daerah DKI Jakarta dengan luas wilayah 740,28 km2 dan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa.
Pendekatan dilakukan dengan perhitungan kapasitas dan analisa ekonomi kelayakan investasi penyelenggaraan layanan LTE. Perhitungan kapasitas menunjukan bahwa BTS LTE yang diperlukan di DKI Jakarta adalah sebanyak 455. Pertumbuhan pelanggannya broadband Telkomsel diperkirakan mencapai 7.000 user per bulan, angka churn rate di asumsikan 10%, analisa NPV menunjukan angka positif dan analisa IRR didapat sebesar 52%. Analisa pacback periode menunjukan lama waktu kembalinya modal adalah selama 4 tahun 2 Bulan. Dengan demikian proyek ini layak untuk di implementasikan.

Customer requirement of broadband multimedia services with more high speeds access rise faster, it is not impossible that 3G services now are no longer able to meet the expectations of customers. Although still become a question where is the boundaries of broadband multimedia services in the future, LTE technology expected to facilitate providing integrated service solutions both existing services and future services. LTE implementations as broadband wireless technology will be very interesting, particularly in the DKI Jakarta area with a total area of 740,28 km2 and a population of approximately 10 million people.
The approach done by calculating the capacity, and economic analysis of investment feasibility for LTE services. Capacity calculations show that the LTE base stations required 455 in DKI Jakarta. Telkomsel?s broadband subscriber growth expected to reach 7000 users per month, the rate of churn rate is assumed 10%, NPV analysis shows positive figures and analysis obtained 52% IRR. Pacback analysis showed long periods of time is the return of capital over four years. And 2 Month. Thus this project are feasible to implement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T39603
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nahin, Paul J.
"This book offers a concise introduction to the analysis of electrical transients aimed at students who have completed introductory circuits and freshman calculus courses. While it is written under the assumption that these students are encountering transient electrical circuits for the first time, the mathematical and physical theory is not ‘watered-down.’ That is, the analysis of both lumped and continuous (transmission line) parameter circuits is performed with the use of differential equations (both ordinary and partial) in the time domain, and the Laplace transform. The transform is fully developed in the book for readers who are not assumed to have seen it before. The use of singular time functions (unit step and impulse) is addressed and illustrated through detailed examples.
The appearance of paradoxical circuit situations, often ignored in many textbooks (because they are, perhaps, considered ‘difficult’ to explain) is fully embraced as an opportunity to challenge students. In addition, historical commentary is included throughout the book, to combat the misconception that the material in engineering textbooks was found engraved on Biblical stones, rather than painstakingly discovered by people of genius who often went down many wrong paths before finding the right one. MATLAB® is used throughout the book, with simple codes to quickly and easily generate transient response curves."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501712
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Meiko Sukma Yoga
"Untuk mengoptimalkan kinerja jaringan komunikasi bergerak maka perlu dilakukan peningkatkan kecepatan data dan kualitas layanan dari sistem komunikasi seluler. Oleh karena itu dikembangkan suatu teknologi yang merupakan pengembangan dari generasi 3G yang disebut HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), yang mampu melayani akses data kecepatan tinggi hingga 14 Mbps dan mengurangi waktu tunda serta menambah besarnya kapasitas, yang diperoleh karena penambahan beberapa kanal baru pada layer fisik, implementasi Adaptive Modulation and Coding, Fast Scheduling dan Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ).
Pengaruh interferensi dari pengguna lainnya, baik yang berada dalam satu sel maupun sel yang berbeda dapat menurunkan kecepatan data dan kapasitas total dari layanan. Hal ini terjadi karena pengguna menempati kanal yang lebih yang lebih sempit dari sebelumnya dalam bandwidth yang sama sehingga alokasi kanal yang tersedia terbagi dengan pengguna lain yang aktif. Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan data dan kapasitas maksimum yang lebih besar dibutuhkan bandwidth yang lebih besar pula.
Implementasi dari teknologi ini diharapkan akan mereduksi biaya investasi yang selanjutnya akan menurunkan biaya layanan. Kecepatan data 14 Mbps untuk layanan HSDPA kategori 10 yang ditawarkan secara teori belum dapat dibuktikan karena keterbatasan kemampuan handset yang tersedia dan masih dalam tahap pengembangan, begitu juga dengan jaringan HSDPA belum sepenuhnya diadaptasi dan diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara operator dan vendor telekomunikasi dalam perencanaan jaringan, khususnya dalam perencanaan base station dan area cakupan yang diinginkan, sehingga teknologi tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih baik dan optimal.

To optimized mobile communication network an extention of data speed and quality of service of celluler communication system is need to be done. To achieved that goal, a development from the 3G generation which is called HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), that could provide to 14 Mbps high speed data access, reduce the deduction time, and enlarging the data capacity. This is a result from the extra channel in the physical layer, the implementation of Adaptive Modulation and Coding, the implementation of Fast scheduling and also the Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ).
Interference effect from other user within a cell or from the other cell, could slow down the data rate and the full capacity of the service. Its as a result of users using a more narrow channel than before, in the same bandwidth, which causing the canal to allocate itself to a more active user. Thus to achieved maximum speed and capacity, a wider bandwidth is needed.
The expectancy from this technology implementation is to deduct the cost of the investment, which as a result will decline the cost itself. The 14 Mbps data speed for the category 10 HSDPA theory, still can't be proven as a result of handset incapability, and also because the HSDPA network that hasn't been implemented all over Indonesia. That's why, cooperation between operator and telecommunication vendor is needed in network planning, specifically in the base station planning and the coverage area wanted, to make the technology development to be better and optimized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Edwardo Rizky
"Interferensi yang terjadi pada WCDMA dapat berasal dari sistem WCDMA sendiri dan juga dapat berasal dari sistem selular lainnya. Salah satu sumber interferensi yang berasal dari sistem selular lain adalah ACI, yaitu berasal dari sistem selular lain dengan alokasi frekuensi yang sating berdekatan. Skripsi ini akan membahas pengaruh interferensi pada WCDMA yang berasal dari sistem selular lain yaitu CDMA2000. Interferensi terjadi karena coexistence network WCDMA dan CDMA2000 dengan alokasi frekuensi dan letak Base Station yang saling berdekatan. Perhitungan dan simulasi dilakukan dengan menggunakan parameter - parameter serta mekanisme interferensi yang diharapkan dapat mewakili kondisi sebenarnya. Simulasi dan perhitungan yang telah dilakukan menghasilkan data analisis berupa grafik termasuk performa kapasitas sistem WCDMA yang dievaluasi pada jarak tertentu dari sistem CDMA2000. Didapatkan hasil bahwa interferensi yang berasal dari CDMA2000 mempengaruhi unjuk kerja sistem WCDMA. Interferensi tersebut menyebabkan degradasi unjuk kerja sistem WCDMA yang dapat dilihat dari berkurangnya kapasitas dan berkurangnya area jangkauan sistem dalam satu sel WCDMA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Aulia
"Jaringan mobile ad hoc adalah jaringan wireless yang terdiri dari node-node bergerak yang berkomunikasi tanpa melalui access point atau pun server. Kinerja protokol dan aplikasi MANET sangat dipengaruhi oleh frekuensi perubahan topologi jaringan dan model mobilitas yang berbeda yang dapat menyebabkan rute terputus karena node keluar dari jangkauan sinyal transmisi. Penerapan algoritma clustering dapat mengatasi kekurangan pada MANET seperti skalabilitas, keterbatasan sumber daya serta topologi yang dinamis.
Skripsi ini menggunakan algoritma DMP, sebuah algoritma clustering yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan topologi dan mengurangi pemilihan ulang cluster head sehingga stabilitas jaringan cluster dapat tercapai. Skripsi ini menganalisis perbandingan kinerja beberapa model mobilitas node terhadap stabilitas jaringan dan konsumsi energi pada MANET dengan algoritma clustering DMP. Stabilitas jaringan dinilai berdasarkan rata-rata jumlah cluster terhadap kecepatan maksimum node dan lama waktu simulasi, rata-rata jumlah anggota cluster terhadap kecepatan maksimum node dan waktu simulasi serta konsumsi energi terhadap waktu simulasi. Penelitian dilakukan menggunakan simulasi Network Simulator 2 (NS-2) versi 2.29 dan Bonnmotion versi 2.0 sebagai generator skenario mobilitasnya. Simulasi dijalankan pada sistem operasi Linux Ubuntu 12.04 LTS.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa model mobilitas RWP lebih stabil dari segi jumlah cluster untuk jumlah node 10, 40, dan 100 secara berturut-turut 5-6, 11-14,19-20 cluster. Dari segi jumlah anggota cluster, kestabilan jumlah anggota cluster menurun untuk ketiga model mobilitas. Dari segi total konsumsi energi, model mobilitas RWP lebih hemat dengan rata-rata total konsumsi energi pada jumlah node 10, 40 dan 100 secara berturut-turut 20, 43 dan 138 Joule.

Mobile ad hoc network is a wireless network which consists of mobile nodes that communicate without access point or server. Performance of MANET protocols and applications is strongly influenced by the frequency of changes in the network topology and the different mobility models that may lead to broken link because the nodes are out of signal transmission range. Implementation of clustering algorithms can solve the problems on MANET such as scalability, lack of resources and dynamic topology. In this work we use DMP algorithm, a clustering algorithm that can adapt quickly to the changes in topology and reduces re-election of the cluster head, so that stability of the cluster network can be achieved.
This work analyzes the performance comparison of several node mobility models to the network stability and energy consumption in MANET with DMP clustering algorithm. Network stability is assessed based on the average number of cluster to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation, the average number of cluster member to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation and the average number of energy consumption to the duration of the simulation. The study was conducted using simulation of Network Simulator 2 (NS-2) version 2.29 and Bonnmotion version 2.0 as mobility scenario generator. The simulation is run on Linux Ubuntu 12.04 LTS operating system.
The simulation results shows that Random Waypoint mobility model is more stable in terms of cluster number for number of nodes 10, 40, and 100 respectively 5-6, 11-14,19-20 cluster. In terms of the number of cluster member , the stability number of cluster member decreases for all three mobility models. In terms of total energy consumption, Random Waypoint mobility model is more efficient to the average total energy consumption for the number of nodes of 10, 40 and 100 respectively 20, 43 and 138 Joule.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Sofwan
"Telkomsel sebagai sebuah operator telekomunikasi seluler besar telah turut serta mengimplementasi layanan 3G WCDMA/HSPA di area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Teknologi 3G yang ada saat ini hanya HSDPA yang diaktifkan sedangkan HSUPA sebagai komplemennya masih dalam kondisi disabled. Pola trafik dari pelanggan 3G belum sepenuhnya diamati sehingga dapat menemui kesulitan dalam perencanaan bisnis kedepannya. Perkembangan jumlah trafik terutama uplink dan pelanggan yang sedang aktif dalam trafik tersebut diamati maka kondisi throughput pelanggan dapat diketahui apakah mengalami saturasi atau belum sehingga keperluan pengaktifan fitur peningkatan kapasitas uplink melalui teknologi HSUPA dapat dipertimbangkan. Penelitian perhitungan forecasting ini dilakukan dengan menggunakan metode deret waktu (time series method ) terhadap payload trafik uplink dan pelanggan yang sedang aktif di layanan serta barrier dan kelas trafik tertentu saat pengamatan. Sebagai hasil, pola dan rata-rata throughput setiap transaksi uplink pada kondisi masing-masing bearer dapat diketahui.

Telkomsel as a big cellular telecommunication operator already participated in 3G WCDMA/HSPA implementation at Jabodetabek area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). 3G technology that applied recently today only enable in HSDPA feature meanwhile HSUPA as complement still in disabled condition. Traffic pattern from 3G subscribers have not been fully monitored so it will face difficulty in future business plan. Development amount of traffic especially in uplink and subscribers who active in that traffic can be monitored so user throughput being known wheter on its saturation condition or not thus activating feature for improving uplink capacity through HSUPA technology can be considered. This forecasting research was done by applying time series method to uplink traffic and active subscriber in each barrier and QoS traffic class at the monitoring moment. As result, pattern and average throughput on each barrier can be known."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40939
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Sofwan
"ABSTRAK
Telkomsel sebagai sebuah operator telekomunikasi seluler besar telah turut serta mengimplementasi layanan 3G WCDMA/HSPA di area Jabodetabek (Jakarta , Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Teknologi 3G yang ada saat ini hanya HSDPA yang diaktifkan sedangkan
HSUPA sebagai komplemennya masih dalam kondisi disabled. Pola trafik dari
pelanggan 3G belum sepenuhnya diamati sehingga dapat menemui kesulitan dalam perencanaan bisnis kedepannya. Perkembangan jumlah trafik terutama uplink dan pelanggan yang sedang aktif dalam trafik tersebut diamati maka kondisi throughput pelanggan dapat diketahui apakah mengalami saturasi atau belum sehingga keperluan
pengaktifan fitur peningkatan kapasitas uplink melalui teknologi HSUPA dapat dipertimbangkan.
Penelitian perhitungan forecasting ini dilakukan dengan menggunakan metode
deret waktu (time series method ) terhadap payload trafik uplink dan pelanggan yang
sedang aktif di layanan serta barrier dan kelas trafik tertentu saat pengamatan.
Sebagai hasil, pola dan rata-rata throughput setiap transaksi uplink pada kondisi
masing-masing bearer dapat diketahui.

ABSTRACT
Telkomsel as a big cellular telecommunication operator already participated in
3G WCDMA/HSPA implementation at Jabodetabek area (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi).
3G technology that applied recently today only enable in HSDPA feature
meanwhile HSUPA as complement still in disabled condition. Traffic pattern from 3G
subscribers have not been fully monitored so it will face difficulty in future business
plan. Development amount of traffic especially in uplink and subscribers who active
in that traffic can be monitored so user throughput being known wheter on its
saturation condition or not thus activating feature for improving uplink capacity
through HSUPA technology can be considered.
This forecasting research was done by applying time series method to uplink
traffic and active subscriber in each barrier and QoS traffic class at the monitoring
moment. As result, pattern and average throughput on each barrier can be known."
2009
T 25903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>