Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septi Murti
"Pemanfaatan tumbuhan-tumbuhan di Indonesia sementara ini hanya pada buah, biji, umbi, daun, kulit, dan bunga. Bagian tumbuhan yang lain seperti tongkol, batang, tangkai, sekam, dan jerami umumnya belum banyak dimanfaatkan. Bagian-bagian tumbuhan tersebut merupakan limbah hasil pertanian yang diantaranya banyak mengandung selulosa, yang dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif. Karbon aktif yang ada di pasaran harganya cukup mahal. Oleh karena itu, salah satu sumber alternatif yang dapat dijadikan karbon aktif adalah tongkol jagung yang berasal dari limbah pertanian. Hal ini sangat memungkinkan karena dilihat dari bahan yang dikandungnya tongkol jagung banyak mengandung selulosa yaitu sebesar 40 %.
Di Indonesia tongkol jagung diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya, mengingat jagung menempati urutan kedua sebagai makanan pokok setelah beras. Karbon aktif yang diperoleh dari tongkol jagung ini, dikarakterisasi dengan menggunakan larutan iod untuk mengetahui penyerapannya terhadap molekulmolekul berdiameter kecil serta larutan metilen biru untuk mengetahui penyerapannya terhadap molekul-molekul berdiameter besar. Selain itu, juga dilakukan karakterisasi BET untuk mengetahui luas permukaan dan ukuran pori karbon aktif, karakterisasi kadar air, dan karakterisasi FT-IR. Aplikasinya dilakukan proses adsorpsi terhadap limbah uap amonia dan limbah cair krom. Pada penelitian ini dilakukan variasi ukuran karbon dan karbon aktif untuk karakterisasi dan aplikasinya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh karakterisasi optimum untuk karbon aktif ukuran 125 _m sebagai berikut : daya serap terhadap iodium 668,06 mg/g; daya serap terhadap metilen biru 71,38 mg/g; kadar air 5,64 %; luas permukaan BET 496,0789 m2/g dan ukuran pori BET 21,0932 _; karakterisasi FT-IR memperlihatkan bahwa masih terkotori oleh gugus fungsi lain dibandingkan dengan karbon aktif Merck. Untuk aplikasinya terhadap limbah uap amonia dan limbah cair krom diperoleh hasil daya serap terhadap limbah uap amonia dan limbah cair krom masing-masing sebagai berikut : 504,52 mg/g dan 6,68 mg/g.

Exploiting of plants in Indonesia this temporary only at fruit, seed, corn, leaf, skin, and interest. Part of other plant like cob, bar, handle, chaff, and hay generally has not many exploited. Parts of the plant is agricultural produce waste between by it many containing cellulose, what can be exploited as activated carbon. The activated carbon in marketing the price enough expensive. Therefore, one of source of alternative which can be made activated carbon is cob coming from agriculture waste. This thing very enables because seen from material contained of cob many containing cellulose that is 40 %.
In cob Indonesia is estimated would continuously increase the numbers, remembers corn to occupy second sequence as staple food after rice. Activated carbon obtained from this cob, characterization by using adsorption of iod to know the adsorption to molecules is having diameter is small and adsorption of blue methylene to know the adsorption to molecules is having diameter big. Besides, also is done BET's characterization to know surface area and pore measure of activated carbon, characterization of water content, and characterization FTIR. The application of adsorption process to ammonia vapour waste and chrome liquid waste. At this research done various measure of carbon and activated carbon for characterization and the its application.
From research result done obtained optimum characterization for measure activated carbon 125 _m as follows : adsorption to iodium 668,06 mg/g; adsorption to blue methylene 71,38 mg/g; water content 5,64 %; BET surface area 496,0789 m2/g and pore measure BET 21,0932 _; characterization FTIR shows that still be defiled by other functional group compared to activated carbon Merck. For the application of its to ammonia vapour waste and chrome liquid waste is obtained result of adsorption to each ammonia vapour waste and chrome liquid waste as follows : 504,52 mg/g and 6,68 mg/g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Rahma
"Peningkatan penggunaan akan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi alasan dalam perkembangan penelitian mengenai sistem penyimpan energi. Kepadatan daya dan energi menjadi salah satu faktor penentu pemilihan jenis sistem penyimpan energi. Kapasitor lithium ion (KLI) menjadi salah satu alternatif untuk menjawab kekurangan kepadatan daya pada baterai lithium ion (BLI) dan kepadatan energi pada superkapasitor. Nilai kapasitansi sebuah KLI dipengaruhi oleh karakteristik material katoda berupa luas spesifik permukaan, pori, dan kandungan unsur pada karbon aktif.
Penelitian dan pengembangan karbon aktif berbasis biomassa sebagai material elektroda KLI telah menarik banyak perhatian dari para peneliti karena sumber daya biomassa yang melimpah, termasuk limbah tongkol jagung. Urgensi untuk menemukan alternatif karbon yang berbahan murah dan sederhana dapat diperoleh dengan mensintesis limbah tongkol jagung yang berlimpah dan cocok dengan sifat karbon. Penggunaan agen aktivator kimia selama proses aktivasi sangat penting untuk menghasilkan karbon aktif yang diinginkan, termasuk luas permukaan yang tinggi dan daya konduksi listrik yang baik. Di antara berbagai agen kimia, KOH dan ZnCl2 telah banyak digunakan mensintesis karbon aktif.
Pada penelitian ini, karbon aktif berbahan tongkol jagung dengan variasi agen aktivator KOH dan ZnCl2 serta variasi rasio karbon dengan agen aktivator disintesis sebagai material katoda KLI dan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja KLI. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), serta Raman spectra digunakan untuk mengkarakterisasi karbon aktif.
Hasil pengujian menunjukkan semua sampel memiliki pori berukuran mikro yang merata serta kandungan unsur karbon di atas 80%. Pori dengan ukuran terkecil terlihat pada sampel CACK12 dengan ukuran 0.2 µm. Luas permukaan karbon aktif berbahan tongkol jagung yang didapat baik dari agen aktivator KOH dan ZnCl2 dengan variasi karbon dan agen aktivator 1:3 (CACK13 dan CACZ13) tidak jauh berbeda yaitu: di kisaran nilai 800 m2/g. Kristalit yang terbentuk pada CACK dan CACZ berupa karbon amorf yang padat. Sampel karbon aktif yang dibuat selanjutnya disintesis menjadi katoda KLI dengan LTO sebagai material anodanya. Pengujian elektrokimia dilakukan melalui cyclic-voltammetry (CV) dan charge discharge (CD). Dari hasil pengujian didapat nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada KLI-K3 dengan nilai 28,04 F/g dengan energi spesifik112,14 Wh/kg dan daya spesifik 1032.69 W/kg.

The enhancement of renewable energy use which is environmentally friendly is the reason in the development of research on energy storage systems. Power and energy density is one of the determining factors in choosing the type of energy storage system. Lithium ion capacitors (LIC) are an alternative to answer the lack of power density in lithium ion batteries (LIB) and energy density in supercapacitors. The capacitance value of a LIC is influenced by the characteristics of the cathode material such as specific surface area, pore, and elemental content in activated carbon.
The research and development of biomass-based activated carbon as a LIC electrode material has attracted much attention from researchers because of its abundant biomass resources, including corncob waste. The urgency to find carbon alternatives that are cheap and simple can be obtained by synthesizing corn cobs waste that is abundant and suitable with carbon properties. The use of chemical activator agents during the activation process is very important to produce the desired activated carbon, including high surface area and good electrical conductivity. Among various chemical agents, KOH and ZnCl2 have been widely used to synthesize activated carbon.
In this study, activated carbon made from corncob with variations of activator agents KOH and ZnCl2 and variations in the ratio of carbon with activator agents were synthesized as LIC cathode material and analyzed for their effect on LIC performance. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), and Raman spectra are used to characterize activated carbon.
The test results show all samples have a uniform micro-sized pore and carbon element content above 80%. The surface area of activated carbon made from corn cobs obtained from both KOH and ZnCl2 activator agents with carbon variations and 1: 3 activator agents (CACK13 and CACZ13) is not much different, namely: in the range of 800 m2 / g. The crystallites formed in CACK and CACZ are solid amorphous carbon. The activated carbon samples were then synthesized into KLI cathodes with LTO as the anode material. Electrochemical testing is done through cyclic-voltammetry (CV) and charge discharge (CD). From CV result KLI-K3 has the biggest specific capacitance 28,04 F/g with specific energy 112,14 Wh/kg and specific power 1032.69 W/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Liberty Prabowo
"Karbon aktif dibuat dari tongkol jagung melalui karbonisasi dilanjutkan aktivasi menggunakan KOH. Karbon aktif tongkol jagung dikarakterisasi menggunakan metode BET, FTIR, adsorpsi metilen biru dan iodium untuk mengetahui luas permukaan, gugus fungsi serta penyerapan molekul besar dan kecil.
Karbon aktif tongkol jagung diaplikasikan untuk adsorpsi Cu, Pb dan amonia. Adsorpsi paling optimum saat aplikasi dimiliki : karbon aktif tongkol jagung berukuran 0,06 mm dengan persentase penyisihan 52,99 % pada adsorpsi Cu; karbon aktif tongkol jagung berukuran 0,06 mm dengan persentase penyisihan 49,04 % saat adsorpsi Pb; dan karbon aktif tongkol jagung berukuran 0,5 mm dengan kapasitas adsorpsi 2,08 gr/gr saat adsorpsi uap amonia.

Activated carbon made from corn cob through carbonization followed by activation using KOH. Corn cob activated carbon through characterization using BET, FTIR, methilen blue and iodium adsorption method in order to obtain surface area, functional group, and adsorption of big and small molecul.
Corn cob activated carbon used for applied for Cu, Pb and ammonia adsorption. Optimum adsorption when application was obtained by using : corn cob activated carbon which have a measurement of 0,06 mm with elimination percentage 52,99 % at Cu adsorption; corn cob activated carbon which have a measurement of 0,06 mm with elimination percentage 49,04 % at Pb adsorption; dan corn cob activated carbon which have a measurement of 0,5 mm with adsorption capacity 2,08 gr/gr at ammonia adsorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52236
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
His Muhammad Bintang
"Dengan tren perkembangan sumber energi baru terbarukan EBT dan mobil listrik, tuntutan akan piranti penyimpan energi PPE berperforma tinggi tidak dapat dihindari. Peningkatan yang signifikan telah dicapai melalui penelitian mengenai mekanisme penyimpanan energi dan penelitian material baru. Saat ini, PPE dengan kepadatan energi tinggi diwakilkan oleh baterai, dan PPE dengan kepadatan daya tinggi diwakilkan oleh superkapasitor. Namun beberapa aplikasi membutuhkan kepadatan energi dan daya yang tinggi. Solusinya adalah kapasitor ion lithium, yang menggabungkan mekanisme kerja dari baterai dan superkapasitor.
Pada penelitian ini, setengah sel kapasitor ion lithium disusun menggunakan elektroda berbahan karbon aktif yang telah tersedia secara komersial dan karbon aktif yang disintesis dari limbah tongkol jagung. Pengujian BET menunjukkan bahwa proses aktivasi dapat meningkatkan luas permukaan spesifik SSA dari karbon tongkol jagung lima kali lebih tinggi, yaitu mencapai 615,448 m /g. Sementara pengujian elektrokimia menunjukkan bahwa semakin tinggi SSA, maka kapasitas spesifik menjadi lebih besar. Dari tiga elektroda yang berbeda, elektroda berbahan karbon aktif komersial menunjukkan performa yang lebih unggul dengan kapasitas spesifik sebesar 91,85 mAh/g.

Nowadays, the development of renewable energy and electric carsmaking the demand for high performance energy storage devices unavoidable. Significant improvements have been achieved through research on energy storage mechanisms and investigation on new materials. At this time, the high energy density energy storage is represented by batteries, and high power density device is represented by supercapacitors. However, some applications require both of high energy and power density. The solution is combining the mechanism of the battery and the supercapacitor as lithium ion capacitor.
In this study, half cell lithium ion capacitor were assembled using commercially available activated carbon electrodes and activated carbon electrodes synthesized from corncob waste. The BET test shows that the activation process can increase the specific surface area SSA of corncob carbon up to five times higher, reaching 615,448 m g. While electrochemical characterization shows that the higher the SSA, the higher specific capacity achieved. From three different electrodes, commercial activated carbon electrodes show superior performance with a specific capacity of 91.85 mAh g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Kurniasari
"Pesatnya transformasi sektor energi ramah lingkungan membuat fungsi dari sistem penyimpan energi menjadi krusial. Kapasitor lithium-ion (KLI) merupakan sistem penyimpan energi yang melengkapi kekurangan densitas daya pada baterai lithium-ion (BLI) dan densitas energi pada superkapasitor. Karakteristik luas spesifik permukaan (specific surface area, SSA) dan porositas serta properti fisik lain pada karbon aktif sebagai material katoda menentukan kapasitas muatan yang tersimpan pada KLI.
Pada penelitian ini, karbon aktif berbahan biomassa tongkol jagung dengan variasi laju alir gas nitrogen (N2) dibuat dan dianalisis untuk mendapatkan karakteristik optimal dan pengaruhnya terhadap performa elektrokimia sel KLI. Proses karbonisasi tongkol jagung (corncob) dilakukan dalam aliran gas Argon (Ar). Aktivasi nitrgoen corncocb activated carbon (NCAC) menggunakan KOH sebagai agen kimia dan pirolisis di suhu 700°C dalam N2 dengan laju alir sebesar 200, 300, dan 400 standard centimeter cubic per minute (sccm). Karakterisasi morfologi melalui scanning electron microscopy (SEM) dan energy dispersive x-ray (EDX) memperlihatkan bahwa ketiga NCAC memiliki sebaran pori berukuran mikro yang merata serta komposisi karbon C di atas 90%.
Pengujian Brunauer-Emmett-Teller (BET) menunjukkan sampel aktivasi kering memiliki luas SSA lebih besar daripada aktivasi basah, dimana SSA terbesar terdapat pada NCAC300 (1936 m2/g). Karakterisasi kristalinasi dan vibrasional dengan x-ray diffraction (XRD) dan Raman spectra memperlihatkan struktur ketiga NCAC berupa karbon amorf yang solid, dan NCAC300 memiliki properti fisik kristalit yang paling optimal. Ketiga sampel NCAC dijadikan material aktif katoda dan LTO sebagai material aktif anoda KLI. Analisis properti elektrokimia sel telah dilakukan melalui uji cyclic-voltammetry (CV) dan charge-discharge (CD).
Pengujain CV pada scan rate 5, 10, 15, 25, dan 50 mVs-1 menunjukan ketiga sel memiliki kurva quasi-rectangular dengan kapasitansi spesifik terbesar dimiliki oleh KLI-200 pada 5mV/s sebesar 24.22 Fg-1 dan rating terbaik pada scan rate tertinggi dimiliki oleh KLI-400 sebesar 8.27 Fg-1. Kestabilan coulomb dan energi spesifik tertinggi tercapai pada KLI-300 dengan densitas energi 10.791 Wh/kg pada densitas daya 526.39 W/kg. Dari hasil ini, laju gas N2 pada 300 sccm memberikan hasil karakterisasi dan kinerja yang optimal pada karbon aktif tongkol jagung dan KLI.

The rapid transformation of the environmentally friendly energy sector makes the function of energy storage system become crucial. The lithium-ion capacitor (LIC) is energy storage system which complements the gap of lack power density in lithium-ion batteries (LIB) and energy density in super-capacitor. Specific surface area (SSA), porosity, and other physical properties of activated carbon (AC) as cathode materials determine the load capacity stored at LIC.
In this study, AC from corncob as biomass with variations flow rate of nitrogen gas (N2) was made and analyzed to obtain characteristic and their effect on the electrochemical performance of LIC. The carbonization process is carried out in the Argon gas (Ar). Activation was prepared using KOH and pyrolisis at 700°C with flow rate of N2 at 200, 300, and 400 standard centi-meter cubic per minute (sccm). Morphological characterization through scanning electron microscopy (SEM) and energy dispersive x-ray (EDX) showed that all NCACs had evenly distributed microporous with carbon C contained in surface area above 90%.
The Brunauer-Emmet-Tller (BET) test exposed that dry activation had a greater SSA than wet activation, where the largest SSA is found in NCAC300 (1936m2/g). Characterization of crystallite and vibrational with x-ray diffraction (XRD) and Raman spectra revealed the all samples has solid amorphous carbon, and NCAC300 has the most optimal physical properties of crystallite. The three NCACs and LTO were used as cathode and anode active materials of LIC. Analysis of electrochemical properties of cells has been carried out through cyclic-voltammetry (CV) and charge-discharge test (CD).
CV testing on scan rates 5, 10, 15, 25 and 50 mVs-1 show that three cells have quasi-rectangular curves with the largest capacitance owned by LIC-200 at 5mVs-1 at 24.22 Fg-1 and the best rating is owned by LIC-400, amounting to 8.27 Fg-1. The highest coulomb stability and specific energy was reached at LIC-300 with an energy density of 10.79 Whkg-1 at power density of 526.39 Wkg-1. From this result, the N2 at 300 sccm gives the most optimal characterization and performance results on LIC with corncob activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audiya Dewi Rachmawati
"Telah dilakukan sintesis katoda LiFePO4/V berlapis karbon dari karbon aktif tempurung kelapa untuk katoda baterai lithium ion. Prekursor yang digunakan adalah LiOH, NH4H2PO4, dan FeSO4.7H2O dibuat melalui proses hidrotermal. Selanjutnya, dilakukan pencampuran karbon dari karbon aktif tempurung kelapa sebanyak 4 dan variasi vanadium serbuk yang bersumber dari H4NO3V. Campuran LiFePO4/V/C dikarakterisasi menggunakan analisis termal STA untuk menentukan temperatur sintering. Hasilnya sintesis terjadi pada temperatur di atas 681,950C dan serbuk berwarna abu-abu gelap sebagai karakteristik dari LiFePO4. Kemudian proses sintering dilakukan pada temperatur 8500C selama 4 jam. Serbuk LiFePO4 sintesis dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X XRD, mikroskop elektron dan pendeteksi unsur SEM-EDS serta sifat listrik melalui spektroskopi impedansi EIS.
Hasil XRD menunjukkan LiFePO4/V/C telah terbentuk dengan struktur berbasis olivin. Hasil SEM-EDS menggambarkan partikel yang teraglomerasi dan LiFePO4/V telah terlapisi karbon. Hasil EIS menunjukkan konduktivitas sebesar 5,33 x 10-5 S/cm untuk LiFePO4/C tanpa vanadium dan 6 x 10-6 S/cm untuk LiFePO4/C dengan doping vanadium 5.

Activated carbon from coconut shell has been used as an additive to form LiFePO4 V C composite for lithium ion battery cathode. Lithium iron phosphate LFP was synthesized from the precursors of LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O via hydrothermal method. The LiFePO4 V C composite was formed by adding various vanadium concentration 0, 3, 5, 7 at. and a fix concentration of carbon 4 wt. Thermal analysis STA was used to characterize the formation of LFP and the transition temperature of the composite from which a transition temperature of 681.950C was obtained. X ray diffraction XRD was used to characterize the crystal structure, whereas scanning electron microscope SEM equipped with energy dispersive X ray spectroscopy EDX was used to characterize the morphology and composition of the composite. The conductivity of the composite was examined using electrical impendance spectroscopy EIS.
The XRD results showed that LiFePO4 V C has an olivine structure with Pnmb space group. The SEM EDX results depicted aglomerate particles but most LiFePO4 V has been coated by carbon. EIS test results showed a conductivity of 5.33 x 10 5 S cm for LiFePO4 C with no vanadium and 6.0 x 10 6 S cm for 5 wt. vanadium doped LiFePO4 V C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Budiarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode aktivasi terhadap luas permukaan dan kualitas karbon aktif yang dihasilkan dari tongkol jagung. Metode aktivasi yang digunakan adalah metode aktivasi kimia menggunakan KOH dan aktivasi fisika menggunakan gas alir N2 dan CO2. Aktivasi dilakukan pada laju alir 100, 200 dan 300 mL/menit. Sebagai pembanding dilakukan aktivasi fisika saja dan aktivasi kimia saja. Karbon aktif terbaik diperoleh melalui metode aktivasi kimia-fisika menggunakan gas N2 dengan laju alir 100mL/menit. Melalui proses tersebut diperoleh karbon aktif dengan bilangan iod sebesar 1065,15 mg/g, rendemen 55,65%, kadar air 20,62%, kadar abu 1,96%, dan kadar zat volatile 22,18%.

This research aims to determine the effect of activation methods on surface area and quality of activated carbon produced from corn cobs. In this research controlled by chemical activation method using KOH and physical activation method using N2 and CO2 gasification at a flow rate of 100, 200 and 300 mL/min. For comparison, the study was also carried out the manufacture of activated carbon by physical activation method and chemical activation method. The best activated carbon obtained by chemical-physical activation method using N2 gasification with a flow rate of 100mL/min. This method produced activated carbon with iodine number of 1065,15 mg/g, yield (55,65%), moisture content (20,62%), ash content (1,96%), and volatile matter (22,18%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifahny Intan Satria Akhmad
"Ion tripolifosfat (P3O10-5) merupakan salah satu bentuk fosfat yang umumnya ditemukan pada limbah deterjen. Apabila tidak diolah dapat menyebabkan eutrofikasi (blooming alga). Karbon aktif yang dimodifikasi dengan besi oksida dapat digunakan untuk mengurangi jumlah ion tripolifosfat. Karbon aktif dibuat dengan memanfaatkan limbah lindi hitam hasil samping produksi bioetanol. Preparasi komposit karbon aktif/besi oksida dilakukan dengan menambahkan larutan besi dari FeSO4.7H2O ke dalam karbon aktif.
Hasil karakterisasi menggunakan difraksi sinar-X menunjukan bahwa besi oksida yang terbentuk pada komposit karbon aktif/besi oksida merupakan fase goethite (α-FeOOH) dan berdasarkan data EDX jumlah kandungan besi yang terdapat pada kompossit karbon aktif/besi oksida adalah 17%. Kinerja komposit karbon aktif/besi oksida terhadap adsorpsi ion tripolifosfat dievaluasi berdasarkan uji variasi konsentrasi larutan awal tripolifosfat, pH, kecepatan agitasi dan waktu kontak. Persentase efisiensi maksimum ion tripolifosfat mencapai 96,87% dengan kapasitas adsorpsinya 1,5992 mg/g pada pH 3, konsentrasi awal larutan tripolifosfat 3 mg/L dan dosis adsorben 0,1 g.
Hasil tersebut menunjukan bahwa karbon aktif yang dikompositkan dengan besi oksida memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk menurunkan ion tripolifosfat. Pada penelitian ini juga dilakukan desorpsi fosfat menggunakan medium asam sulfat, asam sitrat dan akuades. Jumlah fosfat yang terdesorpsi lebih besar dalam medium asam sulfat dengan persentase desorpsinya sebesar 87,71% selama 9 jam.

Tripolyphosphate ion, known as P3O10-5, is one of phosphate forms which mostly recognized in the laundry wastewater. The abundant quantities of trpolyphosphate ions in the water resources potentially lead eutrophication or algae blooming therefore it damaged the inside-living organisms. To mitigate excess ion, activated carbon was modified with iron oxide can be used to remove the amount of tripolyphosphate ions. Activated carbon was made by utilizing black liquor waste water from bioethanol side-production. Activated carbon/iron oxide composites were prepared by introducing activated carbon into iron solution made from FeSO4.7H2.
The result from X-ray diffraction characterization showed the main iron oxide actually present in the composites was goethite (α-FeOOH) and based on the result of SEM-EDX measurement it contained 17% of iron element. The performance of activated carbon/iron oxide composites on the adsorption of tripolyphosphate ions was evaluated by various initial concentrations of tripolyphosphate solutions, which were adsorbent dose, pH, mixing speed, and contact time. The maximum efficiency percentage of tripolyphosphate ions reached 96.87% with adsorption capacity of 1,5992 mg/g at an initial tripolyphosphate concentration of 3 mg/L, solution pH of 3 and 0,1 g of adsorbent dose.
The results indicated that activated carbon/iron oxide were more effective to decrease tripolyphosphate ions than only activated carbons. This study also conducts desorption experiments of phosphate on sulfuric acid, citric acid, and aquades solutions. Amount of phosphate desorption in sulfuric acid medium was the highest desorption percentage around 87,717% within 9 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>