Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widuri
"Dewasa ini pengembangan nanomaterial TiO2 dalam bentuk film sedang mendapat perhatian karena kemudahan dalam aplikasinya. Aplikasi yang populer adalah untuk material antifogging dan self-cleaning. Aditif umumnya ditambahkan pada katalis ini untuk meningkatkan aktivitasnya. PEG (polyethylene glycol) digunakan untuk meningkatkan porositas, memperkecil ukuran kristal serta menurunkan kemungkinan terjadinya peretakan (cracking) film saat proses kalsinasi. SiO2 ditambahkan untuk meningkatkan keasaman dari katalis sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas dari katalis meskipun pada kondisi kurang cahaya. Dalam metode sol-gel rasio larutan prekursor dengan air sangat berpengaruh karena air memegang peranan penting dalam hidrolisis.
Dalam penelitian ini rasio larutan prekursor dan air dan berat molekul PEG akan dipelajari lebih dalam. Selain itu uji self-cleaning terhadap kondisi optimum juga akan dilakukan. Fotokatalis dalam percobaan ini dipreparasi dengan precursor TiAcAc dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas. Sol dengan variasi TiAcAc/Air, dan berat molekul PEG serta penambahan PEG dan SiO2 kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan metode spin coating sedangkan pada keramik dilakukan metode spray coating yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 100_C dan kalsinasi mencapai suhu 520_ C. Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari preparasi katalis ini akan dilakukan karakterisasi dengan FTIR, DRS dan TEM.
Uji aktivitas juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan swa bersih dan anti kabut dari material yang dihasilkan yang meliputi pengukuran sudut kontak dengan alat contact angle meter dan pengamatan langsung dengan menggunakan kamera digital. Pengembangan nanomaterial dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas dengan penambahan dopan PEG dan SiO2 berhasil dilakukan, merujuk pada hasil DRS yang menunjukkan band-gap makin besar, ukuran partikel makin kecil setelah diuji dengan TEM, serta hasil uji sudut kontak yang memperlihatkan penurunan sudut kontak air. Hal ini juga didukung hasil uji kualitatif dimana kabut dan kotoran tidak menempel setelah kaca dan keramik dilapisi oleh katalis. Variasi TiAcAc/H2O yang dilakukan menunjukkan kecenderungan kenaikan aktivitas katalis sesuai dengan hasil FTIR dan uji sudut kontak yang dilakukan, sedangkan variasi berat molekul PEG tidak begitu berpengaruh pada aktivitas katalis yang digunakan.

In the recent time, the development of TiO2 nanomaterial film has been interesting because of its practical applications. Its well known functions are as an antifogging and self cleaning material. Additives are usually added in order to improve its activity. PEG (polyethylene glycol) is generally used as an additive to increase porosity, minimize particle size and prevent film cracking during calcination. SiO2 could make surface more acid, so it can in crease hydrophilicity of TiO2 material even in non-irradiation places. In the sol-gel method, ratio between precursor solution and water ratio became important because water lead the hydrolysis.
In this research, ratio between precursion solution and PEG molecular weigt effect will be studied. Beside those, there are test of self-cleaning on the optimum condition. Photocatalyst in this experiment is prepared by using TiAcAc precursor by using sol-gel method. Sol with varies composition of PEG and SiO2 addition then coated in soda lime plate and ceramics as support by using spin coating method and spray coating method then dried in 100_C and calcined until 520_C. After the preparation, then catalyst has been characterized using FTIR, DRS and TEM.
Activity test was also done to know self-cleaning and anti fogging performance of this material by using contact angle meter and by direct observation using digital camera. Development of nanomaterial with sol-gel method and hot crystallization and the addition of dopan PEG and SIO2 is quite success according to DRS result that shows the increasing of band gap, the decrease of particle size from TEM result and also the decrease of contact angle. These results are supported also from qualitative test which showed antifogging and self-cleaning activity of catalyst coated glass. Variation of Tiacac/H2O showed the result tends to the decrease of activity. From this research, we find also variation of PEG molecular weight does not give a lot of effects for catalyst activity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Widyamoko
"Pengembangan nanomaterial TiO2 pada media keramik untuk aplikasi self cleaning telah dilakukan. Preparasi katalis dilakukan dengan metode sol-gel dengan variasi volume TiAcAc/H2O dan dilapiskan pada permukaan keramik dengan spray coating, kemudian dikalsinasi pada suhu 100°C-1180°C selama 30 menit. Keramik yang telah dilapisi katalis menunjukan penurunan sudut kontak air, dan sifat self cleaning yang aktif. Penambahan katalis pada permukaan keramik tidak mempengaruhi sifat mekanik dan matching color dibandingkan keramik standar. Hasil karakterisasi dengan alat XRD menunujukan adanya TiO2 dengan fasa rutile dengan ukuran kristal antara 60 nm - 77 nm.

Nanomaterial development of TiO2 at ceramic media for self cleaning application has been studied. Catalyst was prepared using sol-gel method with volume variation of TiAcAc/H2O and coated at ceramic surface with spray coating method, then calcinated at temperature from 100°C-1180°C for 30 minutes. Ceramic that has been coated shown a decreasing in contact angle water and active for self cleaning characteristic. Catalyst addition at ceramic surface didn't influence mechanical characteristic and matching color compared to ceramic standard. Characterization result using XRD showed TiO2 content in rutile phase with crystal size between 60 nm - 77 nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Mustikasari
"Teknologi fotokatalis TiO2 terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai macam aplikasi. Salah satu bentuk pemanfaatan fotokatalis TiO2 adalah sebagai material anti kabut dan swa bersih. Dengan sifat hidrofilik yang dmiliki material ini, tetesan air yang jatuh ke permukaan yang dilapisi katalis TiO2 tidak membentuk butiran melainkan terdispersi sehingga mampu mencegah terbentuknya kabut yang menghalangi visualisasi pada kaca. Selain itu, sifat super-hidrofilik pada TiO2 dapat menyebabkan kotoran yang menempel pada permukaan kaca yang dilapisi TiO2 akan terdegradasi dan dapat dibersihkan dengan lebih mudah. Untuk dapat meningkatkan performa dari katalis, dilakukan penambahan beberapa jenis aditif ke dalam fotokatalis TiO2. PEG (polyethylene glycol) adalah salah satu jenis aditif yang sering digunakan karena diyakini mampu meningkatkan porositas, memperkecil ukuran kristal serta menurunkan kemungkinan terjadinya peretakan (cracking) film saat proses kalsinasi. Selain PEG, SiO2 juga diyakini mampu meningkatkan keasaman dari katalis sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas dari katalis meskipun pada kondisi kurang cahaya. Pada percobaan ini, kedua macam aditif ini digunakan secara simultan untuk dapat memperbaiki performa dari katalis film yang dihasilkan.
Fotokatalis dalam percobaan ini dipreparasi dengan precursor TiAcAc dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas. Sol dengan penambahan PEG dan SiO2 yang bervariasi kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dan keramik dengan metode spin coating yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 100_C dan kalsinasi mencapai suhu 520_C. Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari preparasi katalis ini akan dilakukan karakterisasi dengan XRD, SEM/EDAX , FTIR, dan BET untuk mengetahui karakteristik fotokatalis yang terbentuk. Uji aktivitas juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan swa bersih dan anti kabut dari material yang dihasilkan yang meliputi pengukuran sudut kontak dengan alat contact angle meter dan pengamatan langsung dengan menggunakan kamera digital. Dari hasil karakterisasi dan uji aktivitas, didapatkan kondisi optimum yang mendukung untuk aplikasi swa bersih dan anti kabut ini adalah komposisi penambahan PEG 15% dan SiO2 30% berat. Pada komposisi ini didapati bahwa material memiliki luas permukaan, ukuran partikel, porositas, aktivitas serta hidrofilisitas yang baik yang mendukung untuk aplikasi swa bersih dan anti kabut.

Photocatalyst technology of TiO2 has been developing and employed in many applications. One of its applications is used as self-cleaning and anti fogging material. The hydrophilic and superhydrophilic properties of its material allow water to spread completely across the surface rather than remaining as droplets so it can perform selfcleaning and anti-fogging effect. To improve performance of its material, some additives have been added to TiO2 photocatalyst. PEG (polyethylene glycol) is polymer that widely used as an additive because it can increase porosity, minimize particle size and prevent film cracking during calcination. SiO2 with its acidity also widely used as additive because it can increase hydrophilicity of TiO2 material even in dark place. In this experiment, these additives will be used simultaneously to get the better performance of catalyst.
Photocatalyst in this experiment is prepared by using TiAcAc precursor by using solgel method. Sol with varies composition of PEG and SiO2 addition then coated in soda lime plate and ceramics as support by using spin coating method then dried in 100_C and calcined until 520_C. After the preparation, then catalyst has been characterized using XRD, SEM/EDAX, FTIR, and BET to know the character of material. Activity test also done to know self-cleaning and anti fogging performance of this material by using contact angle meter and by direct observation using digital camera. From characterization and activity test results, it found that optimum condition of PEG and SiO2 addition is reached in PEG 15% and SiO2 30% (weight). In this composition, its material has large surface area, particle size, porosity and hydrophilicity that support for self-cleaning and anti fogging application.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49661
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprizul Darul Putra
"Pelapisan TiO2 pada permukaan keramik dengan metode spray coating serta uji kekuatan mekanik telah dilakukan. Uji kekuatan mekanik ini terdiri dari : ketahanan abrasi, ketahanan asam-basa, dan uji kelicinan (sliperness). TiO2 yang dilapiskan pada keramik menghasilkan ketahanan abrasi dan ketahanan asam-basa yang memenuhi standar.
Hasil uji kelicinan (sliperness) menunjukkan bahwa keramik yang dilapisi TiO2 memiliki nilai kelicinan yang masih memenuhi syarat keamanan yang ditetapkan sedangkan untuk pengujian matching color hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan TiO2 yang digunakan untuk melapisi keramik maka penampakan warnanya tidak memenuhi standar. Efek self cleaning pada keramik cukup baik tetapi kurang optimal karena kristal TiO2 yang diperoleh adalah rutile.

TiO2 was coated onto ceramics surface using spray coating method, and the mechanical strength was tested. The mechanical strength test consist of : abrasion test, acid-base test, and sliperness test. TiO2 which had coated on ceramics surface fulfill the requirements needed for abrasion and acid-base test.
The result of sliperness test showed that ceramics which had coated with TiO2 fulfill the standard safety requirements. Matching color test showed that the increasing in TiO2 concentration used for ceramics coating had made color differences that didn't met the standard. Self cleaning effect of the ceramics was good enough but didn't gave the optimum performance because the TiO2 formed a rutile crystal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52265
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Triendah Asih
"Pembuatan suspensi koloidal TiO2 nanotube berhasil dilakukan melalui. proses anodisasi plat Ti menggunakan metode Free Standing. Proses anodisasi dilakukan dengan menggunakan potensial 40 V selama 1 jam dan menggunakan larutan elektrolit garam flourida dalam etilen glikol. TiO2 nanotube yang terbentuk kemudian didispersikan dalam larutan hidrogen peroksida, untuk kemudian diresuspensi kembali sehingga membentuk koloid TiO2 berbasis medium air. Hasil karakterisasi koloid menggunakan PSA menyatakan bahwa ukuran partikel TiO2 dalam koloid sebesar 111,4 nm, dan hasil karakterisasi menggunakan UV-Vis menyatakan bahwa koloid bersifat stabil dalam waktu 3 minggu. Penggunaan koloid TiO2 berbasis medium air salah satunya adalah untuk melapisi TiO2 pada permukaan bahan agar memiliki kemampuan swabersih. Pelapisan TiO2 pada kaca telah berhasil dilakukan. Pelapisan permukaan kaca dengan TiO2 dilakukan dengan melapiskan koloid TiO2 secara spray coating.
Pelapisan dilakukan dengan memvariasikan jumlah semprotan yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25 semprotan. Permukaan kaca yang telah dilapisi TiO2 dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, UV-Vis DRS, FTIR, dan Contact Angle Meter. Diperoleh kaca dengan jumlah pelapisan paling optimal yaitu 20 kali semprotan, dengan nilai sudut kontak sebesar 7,82o dan persen loading sebesar 9,6x10-5 gram/cm2. Setelah terlapisi dengan TiO2 permukaan kaca diuji kemampuan swa bersih dengan menggunakan zat warna Rhodamin B. Telah didapatkan hasil pengujian aktivitas fotokatalis dari kain dan kaca yang telah terlapisi TiO2 dengan menggunakan iluminasi sinar matahari dan sinar UV. Kaca yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 33,62% dengan iluminasi sinar UV selama 30 menit. Dan kaca yang diiluminasi dengan sinar matahari mampu mendegradasi zat warna sebesar 81,42% selama 30 menit. Semakin lama waktu penyinaran, semakin banyak zat warna yang terdegradasi.

The preparation of TiO2 nanotube colloidal suspension was successfully conducted via a free standing anodization process of Ti plate. The anodization process was conducted in electrolyte solution of fluoride salt in ethylene glycol, under 40 V bias potential for one hour. The TiO2 nanotube formed was then dispersed in hydrogen peroxide solution, in order to be resuspended later to form water based TiO2 colloid. The characterization result of the colloidal suspension using PSA instrument, showed that the particle size of TiO2 in the colloid was 111,4 nm. Another characterization result of the colloid using UV-Vis spectrophotometer, showed that the colloid was stable for three weeks. The prepared water based TiO2 colloidal was applied for TiO2 coating on a certain material surface that enables the material to have self-cleaning ability. Coating of TiO2 on to glass surface was successfully conducted in this experiment. The coating of glass surface with TiO2, was conducted by spray coating the TiO2.
The coating was done by varying the number of sprays from 5, 10, 15, 20, and 25 sprays. The glass layer that has been coated by TiO2, was characterized using SEM, UV-Vis DRS, FTIR, and Contact Angle Meter. The optimal TiO2 coating of glass surface was found to be 20 sprays of the TiO2 colloid, with it?s angular contact value of 7,82o and it?s loading percentage of 9,6x10-5 gram/cm2. After the glass surface was coated with TiO2, the self-cleaning ability of the glass surface was tested using a Rhodamin B dyes sunlight illumination and UV light illumination. The TiO2 coated glass was able to degrade 33,62% of the coloring material under UV light illumination, for 30 minutes. While, the TiO2 coated glass was able to degrade 81,42% of the coloring material under sunlight illumination, for 30 minutes. The longer the time of illumination, the amount of coloring material degraded is higher.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Halleyan Des Alwi
"Teknologi fotokatalis TiO2 terus mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam penggunaannya yang beranekaragam. Salah satu aplikasinya ialah sebagai material anti kabut baik di kaca gedung ataupun kendaraan. Kelemahan TiO2 yang beredar dimasyarakat saat ini ialah bentuknya yang berupa serbuk, tidak berukuran nano, dan penggunaan suhu tinggi pada tahapan kalsinasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dikembangkan sintesis kristal TiO2 berukuran nano dengan penambahan PEG (poly ethylene glycol) dan pemanasan pada suhu sekitar 1000C (kristalisasi dingin). Dalam skala nano tidak hanya luas permukaan partikel TiO2 yang meningkat, namun juga menunjukkan efek-efek lain pada sifat-sifat optik dan kuantum yang dapat meningkatkan kinerja material tersebut. Adanya metode kristalisasi dingin ini, selain dapat dilapisi pada material yang tidak tahan panas seperti plastik, maka akan terjadi penghematan energi yang besar terutama jika diterapkan pada skala industri.
Sol TiO2 dipreparasi dengan prekursor berupa TiCl4 dengan menggunakan metode sol gel dan kristalisasi dingin. Sol dengan penambahan PEG yang bervariasi tersebut kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan teknik pemusingan (spin coating) yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu sekitar 1000C dengan berbagai variasi kondisi dan lama pemanasan. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan XRD, EDAX , FTIR, dan BET untuk mengetahui karakteristik nanomaterial yang terbentuk. Uji hidrofilitas material fotokatalis secara kuantitatif dilakukan dengan mengukur sudut kontak tetesan air di atas film dengan menggunakan alat contact angle meter sedangkan secara kualitatif akan dilakukan pengamatan langsung.
Didapatkan bahwa tahapan yang paling mempengaruhi pembentukan kristal anatase TiO2 pada suhu rendah ialah penambahan PEG dan lama pendinginan. Kondisi optimum untuk aplikasi kaca anti kabut ialah dengan penambahan PEG 4x massa TiO2, pendinginan 16 jam, pemanasan vakum 12 jam, dan konsentrasi TiO2 0.1M. Pada komposisi dan kondisi tersebut, sudut kontak yang terbentuk antara kaca berlapis film TiO2 dengan air mencapai 00 dalam waktu 4 menit. Hal ini menunjukkan sifat hidrofilisitas yang sangat baik. Hasil karakterisasi terhadap TiO2 dalam bentuk serbuk pada kondisi yang sama menunjukkan ukuran kristal sebesar 6.6 nm dan luas permukaan 143.5 m2/g.

Photocatalyst technology of TiO2 has been having tremendous development especially in diversity of application. One of the applications is as an anti-fogging material for buildings and vehicles?s windows.The existing TiO2 has limitation in its application because of its powder form and not in nano size. The research of nano sized and the film form of TiO2 should be done to solve this problem. In this kind of size and form, the surface area and perfomance has increased. They can be seen from the optical and quantum properties. The obstacle in the preparation of the catalyst is the high calcinations temperature that will limit the applications. Cold crystallization which need lower temperature that about 1000C is utilized. Beside that, PEG is added to produce nano sized TiO2. The usage of the cold crystallization will make the TiO2 more applicable especially to material wich is unresistable to heat such as plastic, and will safe much energy if it is used in industries.
The sol of TiO2 is prepared with TiCl4 precursor and using sol gel and crystallization methods. Then, the glass is coated with the sol using spin coating method and continued with heating in 1000C. Conditions and duration of heating, and composition of PEG are variated . The properties of catalysts were characterized using XRD, EDAX, FTIR, and BET. The hydrophilic properties of material in film form is known by using the contact angle meter for quantitatively, and using camera for qualitatively.
The results show that the addition of PEG and cooling period affect the formation of anatase crystal in low temperature the most. The result conclude that the optimum conditions for anti fogging application in the glass is the addition of PEG in four times of TiO2 mass, 16 hours of cooling period, 12 hours of vacuum heating period, and 0.1 M of TiO2 concentration. This condition can make 00 of contact angle between glass and water in just 4 minutes that shows very hydrophilic properties of TiO2. In its powder from, the crystals size are about 6.6 nm with 143.5 m2/gr of surface area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Ferdiansyah
"Titanium dioksida merupakan material yang banyak digunakan pada berbagai aplikasi seperti pigmen pemutih pada cat, kosmetik, sel surya, sensor gas dan lapisan tipis pembersih mandiri (self cleaning). Pada aplikasi lapisan tipis self cleaning, efek fotokatalisis dan hidrofilisitas memainkan peranan penting. Efektifitas kedua proses ini bergantung pada besar ukuran dan tingkat kristalinitas partikelnya. Walaupun koloid partikel nano (TiO2) sudah beredar secara komersil, namun kedua hal di atas yaitu ukuran kecil dan kristalin tetap menjadi suatu tantangan hingga saat ini. Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah mendapatkan partikel berukuran kecil, terdistribusi seragam dan tingkat kristalinitas yang tinggi.
Untuk merealisasikan hal ini, telah dilakukan sintesis partikel nano TiO2 dengan metode sol-gel, kemudian dilanjutkan proses anil dan hidrotermal. Karakterisasi XRD dilakukan untuk mengukur kristalinitas, sedangkan aktifitas hidrofilisitas diukur berdasarkan besarnya sudut kontak di atas substrat kaca yang telah dilapisi TiO2.
Dari hasil yang didapat, metode hidrotermal menghasilkan produk dengan tingkat kristalinitas lebih tinggi dibanding dengan anil konvensional. Sampel hasil hidrotermal memiki ukuran sebesar 8.16 nm sedangkan anil konvensional 3.16 nm. Sudut kontak yang dihasilkan sampel hidrotermal sebesar 13.00Û sedangkan sampel anil konvensional sebesar 26.83Û. Hasil pada sampel hidrotermal terkait dengan lebih banyaknya jumlah elektron-lubang yang dihasilkan sehingga berpengaruh pada penyerapan air secara fisik dan pembasahan.

Titanium dioxide is a material that is widely used in various applications such as paint pigment, cosmetics, solar cells, gas sensors and self-cleaning thin film. For self-cleaning film, photocatalysis and hydrophilicity effects play an important role. Effectiveness of this process depends both on the large size and the crystallinity level of particle. Though colloidal nanoparticles (TiO2) are commercially available in market, but both aspects i.e., size small and high nanocrystallinity remains a big challenge up to the present. Therefore, the main goal of this research is to obtain the small-sized nanoparticles, which are uniformly distributed and have high level of nanocrystallinity.
In order to realize this, a synthesis was carried out for TiO2 nanoparticles using the sol-gel method, and then followed with thermal annealing and hydrothermal. XRD characterization was performed to measure the crystallinity, while hydrophilic activity was evaluated by Face Contact Angle Meter to measure contact angle of water droplet on TiO2 coated glass substrates.
On the basis of results obtained, the hydrothermal provide samples with higher crystallinity in comparison to that of conventional annealing. The crystallite size of hydrothermally treated samples is 8.16 nm where the conventionally annealed samples can only provide an average size of 3.16 nm. The contact angle of the former is 13.00_, where the latter can only provide contact angle of 26.83_. The results obtained on hydrothermally treated samples can be associated with higher number of electron-holes which are responsible for the physical absorption of water and related wetting mechanism.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annis Safitri Febrianti
"Pembuatan TiO2 nanotube telah berhasil dilakukan. TiO2 nanotube dihasilkan dari proses anodisasi plat Ti dalam larutan elektrolit garam flourida dalam etilen glikol. Proses anodisasi dilakukan dengan menggunakan potensial 40 V selama 1 jam. TiO2 nanotube yang terbentuk kemudian didispersikan dalam larutan hidrogen peroksida, sehingga membentuk koloid TiO2. Penggunaan koloid TiO2 salah satunya adalah untuk melapisi TiO2 pada permukaan bahan agar memiliki kemampuan self cleaning.
Pelapisan TiO2 pada kain dan kaca telah berhasil dilakukan. Pelapisan TiO2 pada kain diperlukan penambahan spacer kimia dan perendaman kain dalam koloid TiO2. Pada pelapisan permukaan kaca dengan TiO2 dilakukan dengan cara penetesan koloid TiO2 pada permukaan kaca. Permukaan bahan yang telah dilapisi TiO2 dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, UV-Vis DRS, FTIR, dan Contact Angle Meter. Setelah terlapisi dengan TiO2 permukaan kain kaca diuji kemampuan self cleaning dengan menggunakan zat warna Rhodamin B.
Telah didapatkan hasil pengujian aktivitas fotokatalis dari kain dan kaca yang telah terlapisi TiO2 dengan menggunakan iluminasi sinar matahari dan sinar UV. Kain yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 60,67% dengan iluminasi sinar UV selama 100 menit dan sebesar 75,63 % dengan iluminasi sinar matahari selama 180 menit. Kaca yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 53,01% dengan iluminasi sinar UV selama 60 menit, tidak terdeteksi pada 80 dan 100 menit dan sebesar 39,65% dengan iluminasi sinar matahari selama 20 menit, tidak terdeteksi pada 40, 60, 80 dan 100 menit.

Preparation of TiO2 nanotubes have been successfully carried out. The TiO2 nanotubes were produced by anodizing Ti plate in proper electrolyte solution. Anodizing process is performed by using a potential of 40 V for 1 hour. The formed TiO2 nanotubes were then dispersed in the water containing hydrogen peroxide, to obtain TiO2 colloidal. The water base colloidal of TiO2 then was applied to prepare a cloth/fabric and glass those have a self cleaning property. TiO2 coating on the fabric required the addition of a chemical spacer and soaking fabrics in TiO2 suspension.
While surface coating of the glass with TiO2 done by dripping of glass surface in the colloidal of TiO2. The materials those have been coated with TiO2 the were characterized by using SEM, UV-Vis DRS, FTIR, and Contact Angle Meter. In addition the TiO2 coated glass fabric was tested its self-cleaning ability by using Rhodamine B dyes, under illumination of sunlight and UV rays.
The test result of cloth/fabric which has been coated TiO2 showed that under UV light illumination for 100 minutes, it can degrade the dye by 60,67%, while under with sunlight illumination for 180 minutes can degrade up 75,63%. For the glass that has been coated with TiO2, the test showed that, under illumination of UV light for 60 minutes, it can degrade 53,01% of the dye, not detected for 80 and 100 minutes and under illumination of the sunlight for 20 minutes can degrade 39,65% of the dyes, not detected for 40,60,80 and 100 minutes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Ratna Anisa
"Pelapisan katalis TiO2 pada eksterior bangunan seperti kaca dan keramik sangat potensial untuk dikembangkan sebagai material swabersih atau self-cleaning. Self-cleaning adalah kemampuan suatu material untuk menjaga kebersihan permukaannya dengan memanfaatkan sifat hidrofilik dari katalis TiO2. Dengan fenomena hidrofilik tersebut, air yang datang melalui hujan atau penyemprotan biasa akan membentuk lapisan tipis dan dengan mudah membawa kotoran yang menempel pada permukaan (self-cleaning). Fotokatalis Ti02 yang dipreparasi dalam bentuk film transparan diinginkan dalam rangka memperluas aplikasi self-celaning. Namun katalis film mi masih memiliki banyak kekurangan sehingga dibutuhkan modifikasi untuk meningkatkan aktivitasnya.
Penelitian ini bermaksud untuk membuat katalis film Ti02 yang transparan namun masih memiliki akdvitas yang baik terutama untuk aplikasi self-cleaning. Dalam penelitian ini, fotokatalis film Ti02 dimodifikasi melalui penambahan Si02 dengan variasi 0; 10; 20; 30; dan 40 % (% berat) yang dipreparasi dengan metode sol-gel dan teknik pelapisan spin-coating pada penyangga Soda Lime Plate (SLP). Bahan awal yang digunakan adalah TiAcAc 75% dan TEOS 98%. Variasi rasio volume TiAcAc terhadap air sebesar 1/0,073; 1/3; 1/5; dan 1/0 dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan air terhadap ketebalan dan transparansi katalis film. Struktur dan sifat-sifat katalis dikarakterisasi dengan XRD, SEM, BET dan FTIR. Uji aktivitas hidrofilik dilakukan dengan melihat penurunan sudut kontak air menggunakan alat Contact Angle Meter dan uji aktivitas self-cleaning terhadap kaca dan keramik menggunakan perekaman gambar dengan kamera.
Hasil penelitian menunjukkan besamya rasio volume larutan precursor TiAcAc/H20 dapat mengontrol ketebalan dari fim katalis. Semakin sedikit jumlah Ti pada katalis menghasilkan film yang semakin transparan, namun semakin rendah aktivitasnya. Kondisi optimum film yang telah transparan dan masih memiliki aktivitas yang cukup baik adalah pada rasio volume TiAcAc/H20 sebesar 1/5. Penambahan Si02 terbukti dapat meningkatkan luas permukaan, menghasilkan film yang tipis dan berpori, menghambat pertumbuhan kristal, dan meningkatkan aktivitas hidrofilik. Komposisi penambahan Si02 optimum untuk aktivitas hidrofilik dan self-cleaning adalah pada 30 % (% berat)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Meilani Mandhalena
"ABSTRAK
Gas CO adalah gas yang berbahaya, tidak hanya karena bersifat racun tetapi juga dikarenakan karakteristiknya yang tidak berbau, berwana dan tidak berasa. Pendeteksian secara konvensional tidak memadai untuk diaplikasikan di industri yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan pendeteksian. Pengembangan sensor gas mengarah pada bahan metal-oksida semikonduktor seng oksida ZnO . Untuk meningkatkan performa sensor, reduksi ukuran dan proses pendopingan telah menjadi alternatif yang mumpuni. Dopan dengan sifat katalitik, yaitu serium CeO2 , dipilih dalam penelitian ini. Nanopartikel CeO2 disintesis melalui metode presipitasi dengan presipitator NH4OH. Proses optimasi ukuran nanopartikel CeO2 dilakukan dengan memvariasikan temperatur kalsinasi, yaitu 300 oC, 400 oC, 500 oC, 600 oC dan 700 oC . Karakterisasi CeO2 hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRD, PSA, dan TEM. Hasil FTIR mengidentifikasikan bahwa seluruh hasil sintesis mengandung gugus CeO2. Dari hasil karakteriasi XRD dapat diketahui ukuran kristalinitas CeO2 secara berurutan dari temperatur kalsinasi terkecil, yakni 5,3 nm, 5,7 nm, 6,5 nm, 9,9 nm, dan 12,3 nm. Selanjutnya nanopartikel CeO2 dengan ukuran terkecil, yakni hasil kalsinasi dengan temperatur 300 oC, dikarakterisasi lebih lanjut dengan menggunakan PSA dan TEM untuk memastikan sebaran ukurannya. Dari hasil PSA dan TEM diperoleh ukurannya adalah 113 nm dan 4 nm. CeO2 digunakan sebagai dopan dalam pembuatan lapisan tipis dengan memvariasikan konsentrasinya, yakni 0 wt , 4 wt , dan 8 wt . Pada penelitian ini digunakan tiga jenis metode deposisi yakni ultrasonic spray pyrolysis USP , dip-coating, dan spin-coating. Proses pendeposisian lapisan tipis ZnO yang didoping CeO2 dilakukan di atas substrat kaca terlapis emas. Selanjutnya hasil deposisi akan dianalisis morfologi kristalnya dengan menggunakan SEM, komposisi dengan EDS dan performa sensor dengan rangkaian alat deteksi. Morfologi lapisan tipis hasil deposisi dengan metode ultrasonic spray pyrolysis USP dan dip-coating menghasilkan bentuk partikel bulat sementara metode spin-coating menghasilkan bentuk nanowire. Performa sensor diuji dengan mengalirkan gas CO ke ruang uji dengan konsentrasi 100 ppm. Nilai sensitivitas sensor tertinggi bernilai 41 yang diperoleh pada sensor gas lapisan tipis ZnO yang didoping 4 CeO2 hasil deposisi dengan menggunakan metode dip-coating. Waktu respon dan waktu pulih tercepat adalah 5,5 detik dan 7 detik yang diperoleh pada sensor gas lapisan tipis ZnO yang didoping 8 CeO2 hasil deposisi dengan menggunakan metode dip-coating.

ABSTRACT
Carbon monoxide is a dangerous air pollution gas, not only due to its high toxicity but also because of its chemical characteristics exposure to CO occurs without the awareness of an individual. This gas is odorless, tasteless and colorless. Conventional detection is inadequate to apply in industries that require speed and accuracy of detection. The development of gas sensors leads to a metal oxide material of zinc oxide ZnO semiconductors. To improve sensor performance, reduction of size and preparation process has become a viable alternative. Dopants with catalytic properties, ie cerium CeO2 , were selected in this study. The CeO2 nanoparticles were synthesized by precipitation methods with NH4OH precipitators. The process of optimizing the size of CeO2 nanoparticles is done by varying the calcination temperature, 300 oC, 400 oC, 500 oC, 600 oC, and 700 oC. The synthesis of CeO2 characterization was performed using FTIR, XRD, PSA, and TEM. The FTIR results identify that all synthesis products contain the CeO2 group. The XRD result shows that the crystallite size of the cerium oxide increased from 5.3 nm to 12.3 nm as the calcining temperature increased from 300 to 700 oC. Furthermore, CeO2 nanoparticles that calcined at 300 C, are further characterized by using PSA and TEM to confirm the size distribution. From the results of PSA and TEM obtained size is 113 nm and 4 nm. CeO2 was used as a dopant in the manufacture of the thin films with different CeO2 Zn ratios, various concentrations were 0 2 and 6 wt . Ultrasonic spray pyrolysis USP , dip coating, and spin coating are used as the deposition method. The thin films deposited on top of a glass substrate with gold interdigitated electrode for electrical measurements . Furthermore, the deposition results will be analyzed by using SEM, EDS and sensor performance. In order to investigate gas sensing properties, the films deposited on top of glass substrates with gold interdigitated electrodes was heated at various temperature 150 oC, 200 oC, and 250 oC in chamber gas to collect resistance data. The volume of gas CO 100 ppm to be injected was controlled by the duration. The highest sensitivity sensor value is 41 obtained in the 4 CeO2 doped ZnO by dip coating method. Response time and recovery time is 5.5 seconds and 7 seconds is obtained in ZnO layer sensor which is doped 8 CeO2 with deposition using the dip coating method."
2018
T50691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>