Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Satar
"Perkembangan industri telekomunikasi semakin meningkat pesat demikian juga industri penyewaan menara telekomunikasi sebagai industri pendukung. PT XYZ sebagai salah satu pelaku dan bahkan sebagai pelopor dalam industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia harus mampu memenangkan persaingan dan manjadi yang terbaik dalam industri tersebut sehingga mampu memberikan kinerja yang terbaik dimata pelanggan. Kinerja operasi dan pemeliharaan ditentukan oleh kemampuan team dan kemampuan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat memberikan tingkat kepuasan bagi pelanggan.
Untuk memberikan analisa kinerja operasi dan pemeliharaan maka digunakan data yang terkait dengan pelanggan seperti keluhan pelanggan, respond time, waktu penyelesaian keluhan, kepuasan pelanggan, downtime dan biaya untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan serta team yang secara langsung menangani operasi dan pemeliharaan.
Data yang digunakan adalah data tahun 2007 dan semester I tahun 2008. Analisa kinerja menggunakan metode maintenance scorecard, yang diawali dengan menentukan KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan 6 (enam) perspective didalam maintenance scorecard yaitu productivity, cost efficiency, safety, environment, quality dan learning. Berdasarkan KPI tersebut dilanjutkan dengan melakukan analisa kinerja.
Hasil analisa penilaian kinerja berdasarkan berbagai perspektif tersebut secara umum sudah cukup baik seperti perspektif cost efficiency, safety, environment dan learning tetapi dalam perspektif productivity dan quality yang terkait dengan pelayanan pelanggan harus dilakukan tindakan perbaikan karena masih belum sesuai target yang ditetapkan.

Nowadays, the telecommunication industry is growing rapidly, which also has direct impact to the growth of Tower Leasing Business as a supporting industry in Indonesia. PT. XYZ as a key player and even a pioneer in the Tower Leasing Business, must be able to gain the competitive advantage in the market and be the leader in the industry, hence can provide a quality service to its customer as demanded. The performance of Operation and Maintenance, as one of critical factor for customer satisfaction, is heavily depend upon ability and capability of team, as well as ability to provide an excellent service to customer, to meet their expectation.
In order to conduct performance analysis of Operation & Maintenance, the following data which relate to customer are required, such as : complaints, MTTR (Mean Time to Respond), Mean Time to Repair, customer satisfaction index, Down time per occurrence and cost associated with equipment as well as direct cost of all man power who run the operation & maintenance program.
The data used for this analysis is taken from 2007 and 1st half of 2008. The performance analysis uses Maintenance Scorecard Method, which is started by defining KPI (Key Performance Indicator) based on 6 (six) factors in maintenance scorecard. They are: Productivity, Cost Efficiency, Safety, Environment, Quality and Learning. Once KPI is obtained, then evaluation of performance can start.
The output of performance analysis based on those 6 factors, mostly demonstrate 'above average' point, such as Cost Efficiency, Safety, Environment, and Learning. However, the team still need to do a major improvement program in the area of Productivity and Quality, as the analysis result shows'below average' point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Ratna Uli
"Pemeliharaan merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi fasilitas seperti pada saat awal dan dapat terus berproduksi sesuai dengan kapasitas aslinya. Pemeliharaan secara berkala dan kunjungan pemeriksaan ke semua menara menjadi bagian dari pendekatan pemeliharaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Pemeliharaan menara dan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) yang baik akan menjamin operasional BTS. Namun tetap saja, setiap kegiatan operasional dan pemeliharaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak akan pernah bisa lepas dari risiko yang mungkin terjadi. Manajemen risiko perlu dilakukan untuk mengidentifikasikan, mengukur, dan kemudian menyusun strategi penanganan risiko.
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup pelaksanaan pemeliharaan menara telekomunikasi pada PT X, dimana kegiatan pemeliharaan didefinisikan sebagai seluruh aktivitas yang dilakukan sejak site selesai dibangun. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu kemudian disusun mulai dari risiko yang termasuk kategori tinggi sampai dengan kategori rendah. Risiko yang termasuk dalam peringkat lima besar yang akan masuk dalam tahap analisis alokasi biaya dengan menggunakan OptQuest.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan penanganan untuk setiap risiko dan memperoleh alokasi biaya yang optimal untuk lima risiko teratas. Hasil yang ingin didapatkan dari simulasi tersebut adalah optimasi alokasi biaya yang ada dengan beberapa asumsi dana yang tersedia untuk mengelola resiko.

Maintenance represents activity that company must do to get the facility condition as build and to get the facility original capacities. Periodical maintenance and control visit to all towers become the part of approach maintenance-focused that company done. Good maintenance of tower and Base Transceiver Station infrastructure can guarantee operational of BTS. But every process done by every companies can never be free from risks that may happen. Therefore a risk management need to be accomplished to identificate, measure and then prepare strategy to manage risks as base to build risk management intact.
This research is done in telecommunications tower maintenance at PT X, where maintenance activities defined as all activity conducted since site have been developed. Risk item will be assessed by survey; then compiled the risk from high category up to low category. Risk which include in five biggest enter in phase analyze cost allocation by using OptQuest.
The research`s objectives are to get response planning to each risk and do budget alocation analysis to mitigate the risks. The expected result from the simulation is optimation of budget allocation with several available budget assumptions to manage the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Shally Arifin
"Industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang pesat, hal ini diiringi dengan semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas layanan telekomunikasi dari konsumen. Tower telekomunikasi adalah alat yang menjamin kualitas layanan telekomunikasi tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Aspek yang paling berpengaruh terhadap berfungsinya tower telekomunikasi ini adalah aspek pemeliharaan. Untuk itu, perusahaan harus secara berkala mengukur kinerja pemeliharaannya agar tower telekomunikasi tetap berfungsi dengan baik.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode Balanced Scorecard dengan memperhatikan keempat perspektifnya, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, dan pertumbuhan & pembelajaran. Pengambilan data diperoleh dari data historis maupun wawancara dan observasi di lapangan yang diperoleh sepanjang tahun 2007. Kemudian, penentuan prioritas sasaran strategis adalah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menyatakan kinerja pemeliharaan di perusahaan belum mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, dari metode Balanced Scorecard dihasilkan 17 key performance indicator (KPI) yang dapat digunakan untuk mengontrol dan mengukur kinerja pemeliharaan tower telekomunikasi di masa mendatang.

Telecommunication industry in Indonesia is growing rapidly, thus telecommunication service quality having been demanding higher from customer. Telecommunication tower is the infrastructure that ensures telecommunication service quality being delivered well to the customer. The most crucial aspect regarding this telecommunication tower is the maintenance. Hence, the company should measure maintenance performance regularly so that telecommunication tower could be operated well.
One of the leading methods that can be used is Balanced Scorecard method by focused on its four perspectives, which are financial, customer, internal business process, and learning & growth. Data gathering collected from historical data and interview & observation. Later on, to select the priorities for strategic objectives, we used Analytic Hierarchy Process (AHP).
Lastly, we can conclude that maintenance performance in this company still below the target of the company. Moreover, from Balanced Scorecard there are 17 key performance indicators (KPI) that can be used to control and measure maintenance performance of telecommunication tower in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50389
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miko Bayu aji
"Konsep nilai hasil adalah teknik pengukuran kinerja poyek yang merupakan salah satu bentuk pengendalian biaya dalam suatu sistem manajemen biaya proyek. Konsep ini perlu diterapkan pada pengendalian biaya PT IT mengingat banyaknya status overbudget untuk proyek-proyeknya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan hasil evaluasi kinerja manajemen biaya proyek-proyek PT IT dan analisisnya sehingga dapat dijadikan input oleh PT IT dalam melakukan perbaikan pada proyek-proyek berikutnya.
Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan menara telekomunikasi bertipe greenfield new site yang dimulai pada tahun 2006 dan telah berakhir pada tanggal 30 April 2007. Tahan pengumpulan dan pengolahan data untuk penelitian ini dibagi ke dalam 3 tahap. Pada tahap pertama yaitu tahap pengestimasian biaya, penulis mengumpulkan data estimasi biaya-biaya proyek dari PT IT. Pada tahap kedua yaitu tahap penganggaran, penulis menyusun standar anggaran setiap proyek. Pada tahap ketiga yaitu tahap pengendalian biaya, penulis menggunakan tiga indikator konsep nilai hasil yaitu SPI, CPI, dan CR untuk mengevaluasi kinerja proyek.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara umum kinerja proyek dari sisi manajemen biaya masih buruk. Saat evaluasi dilakukan dengan mengelompokkan proyek menurut area pembangunannya, area Sumatera menjadi satu-satunya area yang memiliki kinerja baik. Saat evaluasi dilakukan dengan mengelompokkan proyek menurut ketinggian menaranya, tidak ada satu kelompok pun yang memiliki kinerja baik.
Dari analisis juga diketahui bahwa kegiatan sewa/beli lahan, penyambungan PLN, ME, serta pagar dan halaman secara umum menguasai lebih dari 80% penyimpangan yang terjadi. Rencana tindakan perbaikan yang sebaiknya dilakukan PT IT adalah melakukan updating data harga tanah secara periodik, melakukan updating data harga per unit material atau per volume pekerjaan untuk kegiatan konstruksi, serta meninjau kembali standar volume pekerjaan konstruksi yang selama ini digunakan.

Earned value technique is a project performance measurement method which is a form of cost control in a project cost management system. This technique is needed by PT IT because it has many projects in overbudget status. The objective of this research is to get the result and analysis of project cost management performance evaluation so that it can be used as PT IT's input to improve it next projects.
The research is implemented in greenfield new site projects which started in 2006 and had ended at April 30th 2007. There are 3 steps in data collecting and processing phase. In the first step, cost estimation, writer collected cost estimation data from PT IT. In the second step, cost budgeting, writer arranged budget for every project. In the last step, cost control, writer used 3 earned value technique's indicator, SPI, CPI, and CR to evaluate project performance.
The result of data processing indicates that in general projects have bad performance. When evaluation done by grouping data according to it development area, Sumatera become the only one that has good performance in CPI. When evaluation done by grouping data according to it tower's height all of the groups have bad performance.
Analysis phase also give information that more than 80% of total variance scattered only in 4 activities: land renting/buying, PLN connection, ME, and fence and yard. Corrective action planning that PT IT should do is periodically update land price, periodically update material price per unit or price per volume of work, and review standard volume of construction work that was used for arranging standard budget.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryono NB
"Setiap proyek adalah penting. Setiap proyek pasti mempunyai risiko. Oleh karena itu, kita perlu mengelola risiko proyek dengan baik. Manajemen risiko telah menjadi bagian utama dari sebuah manajemen proyek. Dalam setiap aktivitas proyek terdapat beberapa risiko yang mempunyai probabilitas dan dampak yang berbeda-beda terhadap pencapaian tujuan proyek. Tim proyek diharapkan dapat mengidentifikasi risiko secara teliti pada setiap aktivitas proyek tersebut.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko proyek adalah dengan mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS). Melalui metode ini kita akan mengetahui risikorisiko yang terdapat pada setiap aktivitas proyek. Kemudian risiko yang teridentifikasi ini perlu diurutkan berdasarkan prioritas penanganan yang diperoleh dari matriks probabilitas - dampak risiko.
Pada umumnya, aktivitas dalam proyek mempunyai urutan pengerjaan yang menghubungkan suatu aktivtas dengan aktivitas lainnya, demikian halnya dengan risiko suatu aktivitas dalam proyek juga mungkin mempunyai keterkaitan dengan risiko pada aktivitas yang lain. Adanya keterkaitan ini memungkinkan sebuah tindakan penanganan risiko dapat sekaligus menangani beberapa risiko atau mempengaruhi risiko yang lain, sebaliknya sebuah risiko memungkinkan untuk ditangani dengan oleh berbagai tindakan penanganan risiko. Oleh karena itu, untuk memperoleh tindakan penanganan risiko yang efektif maka perlu dicari sumber risiko serta hubungan antar risiko melalui analisis keterkaitan risiko atau menggunakan diagram keterkaitan risiko.
Pada akhirnya, melalui analisis jalur kritis proyek serta pendekatan House of Quality (HOQ) dimana risiko merepresentasikan kebutuhan pelanggan dan tindakan penanganan risiko merepresentasikan tanggapan teknis maka akan diperoleh total bobot dari setiap alternatif tindakan penanganan yang akan menentukan prioritas tindakan penanganan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil analisis jalur kritis proyek serta pendekatan HOQ ini maka diperoleh 11 tindakan penanganan utama yang diurutkan berdasarkan prioritas untuk dipilih dan dilakukan.

Every single project is important. Every project has their own risks. That is why we have to manage project risk with great concern. Risk management has become a central part of project management. In every project activity we will find number of risks, each with different probabilities and severity levels prior to the achievement of the project?s goal. Project team is expected to be able to identify carefully and thoroughly every project activity.
One of the methods applicable in identifying project risk is by identifying and grouping project risks using Work Breakdown Structure (WBS). By using this method we can identify existing risks in every single project activity. The identified risks then will be needed to be ranked based on treatment priority list from the probability - severity matrix.
In general, every activity in a project lines in a sequence. This sequence places every activity in a relation with another activity. The condition of interrelated activities in the project leads the research to the possibility of the interrelating risks within different activities. This interrelationship might allow a risk treatment activity to deal with the treatment of more than one existing risks in the project. In contrast, a single risk might be treated by several risk action activities. In order to find the most effective treatment activities to apply to the project risks, the source of the risks along with the risks? interrelationship will need to be defined by using risk interrelationship analysis or risks - risk treatment activity alternatives interrelationship diagram.
Finally we can get a total weight of every treatment activity alternatives from the analysis of the project?s critical path combined with House of Quality (HOQ) approach where the risk represents customer?s needs and risk treatment activities represents technical response. The result will be a priority list that can be used to decide which treatment activities to be realized. Based on the project critical path analysis and the HOQ approach, this research came to the finding of 11 major treatment activities sorted by the priority to be chosen and taken.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Yulia Astari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan dari PT ABC yang menjadi satu-satunya perusahaan publik penyewa menara telekomunikasi yang mengakui menaranya sebagai aset tetap di antara perusahaan sejenis lainnya yang mengakui menara telekomunikasi sebagai properti investasi. Dan melihat bagaimana penerapan akuntansi menara telekomunikasi sebagai properti investasi di PT JKL.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti menara telekomunikasi pada industri penyewaan menara. Apakah memungkinkan diakui sebagai aset tetap. Dan bagaimana perlakuan akuntansi menara telekomunikasi sebagai properti investasi.

The study was conducted to investigate the reasons of ABC CO. whose the only public company that recognizes the telecommunications tower tenant towers as fixed assets of other similar companies that recognize the telecommunications tower as an investment property. And see how the application of accounting telecommunication towers as an investment property in JKL CO. This study aims to examine the telecommunications tower on tower leasing industry. Is it possible recognized as fixed assets. And how the accounting treatment of a telecommunications tower as an investment property."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Tamara Balqis
"Laporan magang ini membahas mengenai proses audit atas PT A Tbk dan Entitas Anak serta prosedur audit yang dilakukan atas menara telekomunikasi milik PT A Tbk, penyajian aset menara telekomunikasi sebelum dan setelah penerapan ISAK 31, dan dampak reklasifikasi menara telekomunikasi terhadap laporan keuangan PT A Tbk secara keseluruhan. PT A Tbk dan Entitas Anak bergerak di bidang penyewaan menara telekomunikasi serta sarana telekomunikasi lainnya. Berdasarkan prosedur audit yang telah dilakukan oleh auditor, aset menara telekomunikasi telah disajikan secara wajar. Selain itu, proses reklasifikasi aset menara telekomunikasi dari properti investasi menggunakan model nilai wajar menjadi aset tetap dengan model revaluasi telah dilakukan sesuai ketentuan ISAK 31 dan PSAK 16: Aset Tetap. Selain itu, penulis menemukan bahwa penerapan ISAK 31 memberikan dampak positif terhadap laba bersih PT A Tbk dan Entitas Anak tahun 2017.

This internship report explains about the audit process of PT A Tbk and Subsidiaries, including the audit procedures of its telecommunication tower asset, as well as the treatment of telecommunication tower before and after the implementation of ISAK 31, and impact analysis of the reclassification of telecommunication tower on financial report as a whole. PT A Tbk and Subsidiaries` core business is renting telecommunication tower and other related telecommunication infrastructure. Based on the audit procedures conducted by the auditors, telecommunication tower asset is fairly stated. Moreover, the reclassification process of the telecommunication tower from investment properties using fair value model to fixed assets using revaluation model has been done in compliance with ISAK 31 and PSAK 16: Fixed Assets. Finally, the implementation of ISAK 31 has a positive impact on PT A Tbk and Subsidiaries rsquo; net income for the year 2017."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Munjida Fitri
"Penelitian ini dilakukan untuk analisis manajemen pengetahuan pada Divisi Project Management & Operation Maintenance dan Divisi Logistik pada sebuah perusahaan tower provider telekomunikasi. Digunakan metode SMARTVision sampai pada tahap konseptual model. Dilakukan identifikasi terhadap infrastruktur teknologi, strategi manajemen pengetahuan yang tepat, budaya knowledge sharing, dan audit pengetahuan. Dilakukan pengambilan data primer berupa kuisioner dan semi structured interview dengan responden pada level manajer dan middle up manajer dalam organisasi.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan pada kedua divisi tersebut masih berbentuk pengetahuan tacit. Penelitian juga menghasilkan 104 jenis pengetahuan dan taksonomi pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk mengetahui knowledge flow dalam organisasi. selain itu, knowledge gap yang ada dalam organisasi juga diidentifikasi. Knowledge gap ini selanjutnya dijadikan dasar dalam membuat prioritas pengembangan pengetahuan.

This research was conducted to analyse knowledge management on Division of Project Management & Operation Maintenance and Division of Logitic at a company providing tower for telecommunication. This research used SMARTVision's methodology which limited to conceptual modeling's procedure. It identified the information technological infrastructure, knowledge management strategy which in line with the organization strategy, knowledge sharing culture, and knowledge audit. Several questionnaires and semi structured interview were used to perform data gathering. The respondents were those in manager and middle up level of manager in the organization.
The result showed that most of knowledge in those divisions were still in tacit knowledge. 104 knowledge was identified. Furthermore a knowledge taxonomy was established to know flow of knowledge. Finally, the existing of knowledge gap was identified and then used as a basis on establishing knowledge development priority.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Mauhidlotul Khoiroh
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi kebijakan penataan dan pembangunan menara telekomunikasi bersama dalam rangka pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB menara telekomunikasi di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran atau diskripsi mengenai implementasi Kebijakan Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama di Kabupaten Bekasi sebagaimana yang telah diatur di dalam Peraturan Bupati No 21 tahun 2010 serta pengaruhnya dalam pemungutan retribusi IMB menara telekomunikasi di Kabupaten Bekasi Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataan dan pembangunan menara telekomunikasi bersama dalam rangka pemungutan retribusi IMB masih belum berjalan dengan efektif karena faktor faktor implementasi kebijakan seperti komunikasi sumber sumber kecenderungan kecenderungan dan birokrasi masih belum berfungsi dan berjalan dengan baik. Pada akhirnya hal ini mendorong banyaknya menara telekomunikasi yang tidak memiliki IMB sehingga retribusi IMB menara telekomunikasi tidak dapat dilakukan secara optimal.

This research focused on implementation of re arangement and re construction of joint tower telecommunication policy for collecting charges of tower telecomunication building permit in Bekasi Regency. The study describe how re arangement and re structirisation of tower telecommunication policy had been implemented in Bekasi Regency as mentioned in the law of Re arangement and Re construction join tower telecommunication policy Number 21 2010 and also how this policy implementation has influenced the collecting charges of tower telecomunication building permit in Bekasi Regency This research report used qualitative method through field study and literature study for data collections.
The result shows that the implementation of re arangement and re structurisation of tower telecommunication policy for Collecting Charges of Tower Telecomunication Building Permit in Bekasi Regency is not effective because implementation factors like communication resource beureaucracy and pasion does not have a maximal funtion or still in adapting proces In the end it has influenced for many tower telecomunications are built without permit from the government so the permit charges of tower telecomunication building in Bekasi Regency could not collected.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pambayun Fitriawan Pideksa
"Pada kapal dengan jenis High Speed Craft yang mampu melaju sampai 25 knots, tingkat reliabilitas sangat diperhitungkan. Dengan tingkat kecepatan tinggi maka dibutuhkan pula tingkat reliabilitas dan unjuk kerja kapal yang prima. Pemeliharaan dan pengoperasian kapal dilakukan untuk menjaga reliabilitas kinerja kapal pada armada PT. PTK. Pemeliharaan kapal yang tidak optimal membuat kinerja kapal yang tidak sesuai sehingga sangat berpengaruh dalam pengoperasian kapal. Penelitian ini bertujuan mendapatkan risiko dalam proses pengoperasian dan pemeliharaan kapal PT. PTK di perairan Indonesia Timur. Pemeliharaan kapal yang baik dapat mempengaruhi pengoperasian kapal untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu analisa berbasis risiko akan dilakukan pada penelitian ini dan diharapkan mendapatkan cara penanganan pemeliharaan dan pengoperasian kapal yang efektif dan efisien.

On the ship type of High Speed Craft are being capable of driving up to 25 knots, the level of reliability must be very calculated. With that high rate of speed, it needs a high excellences level of reliability and performance vessel. Maintenance and operation of the ship is done to maintain the reliability of the performance of vessels in the PT. PTK?s fleet. Maintenance of the ship is not optimal to make the performance of the boat that did not fit so very influential in the operation of the vessel. This study aims to get the risks in the operation and maintenance of PT. PTK?s ships in the eastern Indonesias operating area. Good boat maintenance can affect the operation of the ship to function as it should. Therefore the risk-based analysis will be carried out in this study and is expected to get a way of handling the maintenance and operation of the vessel which is effective and efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>